BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN. Langkat, Kecamatan Padang Tualang, sekitar 65 km dari kota Medan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB II PROFIL DESA BESILAM DAN BIOGRAFI TUAN GURU BABUSSALAM. kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata religi bukan merupakan hal baru dalam dunia pariwisata. Pada

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

WISATA RELIGI PESAREAN KH. MOHAMMAD KHOLIL DI BANGKALAN

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan medali tiap cabang olahraga pada SEA GAMES 2011

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Di dalam melakukan penelitian sebuah teori selalu disertai dengan metode.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

ISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN. 18, yaitu pada tahun 1750 berpusat di kota dalam. Setelah Raja Kahar wafat

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah

Universitas Sumatera Utara BAB 1

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Hotel Bintang 5 di Kota Batam TA- 138

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan. kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sya ir Syekh Abdul Wahab juga menulis 44 Wasiat dan 45 Lafaz Munajat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB III METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MADINATUL QUR AN JONGGOL. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan BAB I PENDAHULUAN

Gambar 7 : Interpretasi Tema Sumber : Kbbi.web.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Kegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEDAN ISLAMIC CENTRE

XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN

BAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Tugas Akhir_103 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. Gbr.1 Peta Jalur Sutra (Silk Road)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam harus dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB 3 METODE PERANCANGAN. dalam studi Arsitektur, yang dilakukan secara runtun mulai dari munculnya ide

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Babussalam berada di daerah langkat Sumatera Utara. Daerah yang bernama "Babussalam" atau "Besilam" ini di bangun pada 12 Syawal 1300 H (1883 M) yang merupakan wakaf muridnya sendiri Sultan Musa al-muazzamsyah, Raja Langkat pada masa itu. Babussalam Langkat merupakan pusat penyebaran Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Penghuninya adalah para sufi yang menjalankan tarekat Naqsabandi Qadiriyah. Mereka datang untuk mencari jalan menuju Sang Khalik. Sebuah jalan atau tarekat yang dipercaya akan memupuk cinta manusia pada Allah yang Maha Esa dengan serangkaian didikan agama yang taat dalam pengasingan terhadap kehidupan duniawi. Basilam atau Babussalam (artinya: pintu kesejahteraan) merupakan sebuah perkampungan terpencil dan terisolasi ditengah hutan sekunder, diujung Tanjung Pura, Langkat, Sumut. Dalam tarikh 12 Syawal 1300 H/12 Ogos 1883 M Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan bersama 160 orang pengikutnya dengan menggunakan 13 buah perahu memudiki Sungai Serangan menuju perkampungan peribadatan dengan undang-undang atau peraturannya tersendiri yang dinamakan Babussalam. Pendidikan mengenai keislaman diterapkan setiap hari dan malam, sembahyang berjemaah tidak sekali-kali diabaikan. Tilawah al-quran, selawat, zikir, terutama zikir menurut kaedah Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah dan lain-lain sejenisnya semuanya dikerjakan dengan teratur di bawah bimbingan ``Syeikh Mursyid'' dan ``khalifah-khalifah''nya. ``Syeikh Mursyid'' adalah Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan sendiri. ``Khalifah'' ada beberapa orang, pada satu ketika di antara ``khalifah'' terdapat salah seorang yang berasal dari Kelantan. Beliau ialah khalifah Haji Abdul Hamid, yang masih ada kaitan kekeluargaan dengan Syeikh Wan Ali bin Abdur Rahman Kutan al-kalantani. Pada tahun 1342 H/1923 M Asisten Residen Belanda bersama Sultan Langkat menyematkan ``Bintang Emas'' untuk Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan. Wakil pemerintah Belanda menyampaikan pidatonya pada upacara penyematan bintang itu, ``Adalah Tuan Syeikh seorang yang banyak jasa mengajar agama Islam dan mempunyai

murid yang banyak di Sumatera dan Semenanjung dan lainnya, dari itu kerajaan Belanda menghadiahkan sebuah ``Bintang Emas'' kepada Tuan Syeikh. Seorang sufi sebagai Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan penyematan bintang seperti itu bukanlah merupakan kebanggaan baginya, mungkin sebaliknya bahawa bisa saja ada maksud-maksud tertentu daripada pihak penjajah Belanda untuk memperalatkan beliau untuk kepentingan kaum penjajah yang sangat licik itu. Oleh itu, dengan tegas Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan berkata ketika itu juga, ``Jika saya dipandang seorang yang banyak jasa, maka sampaikanlah pesan (amanah) saya kepada Raja Belanda supaya ia masuk Islam.'' Kampung Basilam mirip dengan sebuah pesantren yang terpencil, teduh, asri,dan damai. Terlihat ada Mesjid utama dan sebuah bangunan berkubah lengkung disebelah masjid, sebuah bagunan utama dari kayu hitam yang besar dengan gaya rumah panggung, serta beberapa bangunan tambahan lainnya. Selain terdapat makam beliau, dikampung ini juga merupakan pusat penyebaran Tharikat Naqsybandiah Babussalam yang sekarang dipimpin oleh tuan Guru Syekh H. Hasyim Al-Syarwani, atau lebih dikenal Tuan Guru Hasyim. Nama lengkap Syeikh Abdul Wahhab bin `Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah Tembusai. Lahir 19 Rabiulakhir 1230 H/28 September 1811 M). Wafat di Babussalam, Langkat, pada hari Jumaat, 21 Jamadilawal 1345 H/27 Desember 1926 M. Ayahnya bernama Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah Tambusei, seorang ulama besar yang 'abid dan cukup terkemuka pada saat itu. Sedangkan ibunya bernama Arbaiyah binti Datuk Dagi bin Tengku Perdana Menteri bin Sultan Ibrahim yang memiliki pertalian darah dengan Sultan Langkat. Syekh Abdul Wahab meninggal pada usia 115 tahun pada 21 Jumadil Awal 1345 H atau 27 Desember 1926 M. Salah satu kekhasan Syekh Abdul Wahab dibanding dengan sufi-sufi lainnya adalah bahwa ia telah meninggalkan lokasi perkampungan bagi anak cucu dan murid-muridnya. Selebihnya adalah rumah penduduk yang jumlahnya hanya berkisar 100 kk. Penduduk ini diijinkan memakai sebagaian kecil tanah Basilam untuk menetap disitu dan membangun rumahnya. Penduduk sekitar merupakan anak turun temurun dari keluarga pendiri dan pengikut setia tarekat Naqsabandi sejak jaman dahulu.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari perancangan Babussalam Langkat Islamic Centre adalah : Merevitalisasi Babussalam Kab.Langkat, sehingga keberadaan kampung bassilam ini menjadi salah satu objek wisata religi oleh para pengujung/wisatawan domestic/internasional. Dapat meningkatkan pendapatan daerah kabupaten langkat sendiri. Membuat kampung Babussalam menjadi satu kesatuan dalam Islamic Centre, dengan mempertahankan bagian bagian yang memiliki nilai historis, dengan menambahkan bangunan baru. Menjadi pusat dari penyebaran dan pembelajaran agama Islam di Kabupaten Langkat. 1.3 MASALAH PERANCANGAN Masalah di seputar pelaksanaan proses perancangan yang berkaitan dengan kasus proyek diuraikan sebagai berikut : Pada kampong besilam, terdapat Rumah Tuan Guru dan makam Syekh Abdul Wahab Rokan. Masalah yang ada yaitu bagaimana menyatukan kedua bangunan tersebut dalam satu kompleks Islamic centre agar tercipta keselarasan dan saling mendukung satu sama lain. Bagaimana mengeterkaitkan antara lingkungan, budaya, gaya regional, karakter masyarakat, sejarah, dll. Bagaimana menerapkan tema Kontekstual terhadap desain perancangan. Bagaimana menciptakan pola hubungan yang baik sehingga fasilitas yang ada dapat berlangsung dengan baik. Menentukan besaran ruang dalam kaitannya dengan kegiatan pada bangunan. Bagaimana menyesuaikan penampilan bangunan agar sesuai dengan fungsinya. Bagaimana menentukan agar bangunan yang akan didirikan pada site kontekstual terhadap lingkungan sekitar site. Mengaitkan masalah-masalah sosial dalam arsitektur. Menentukan besaran ruang dalam kaitannya dengan kegiatan pada bangunan. Mengoptimalkan site terhadap kebutuhan ruang pada kompleks bangunan.

1.4 PENDEKATAN MASALAH Pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap pemecahan permasalahan dalam kasus Babussalam Langkat Islamic Centre ini adalah dengan mengadakan studi kepustakaan, studi banding terhadap proyek-proyek sejenis dan pelaksanaan proses asistensi dengan dosen pembimbing yang bertindak sebagai pengarah agar tujuan yang ditentukan dapat tercapai. Adapun studi pustaka dan studi banding yang dilaksanakan berguna dalam hal hal berikut : Pemahaman terhadap kasus proyek yang akan dilaksnakan. Identifikasi permasalahan yang berkaitan dengan tujuan teoritis kasus proyek. Menetukan dasar dasar teori terhadap pemecahan permasalahan yang ada dalam perancangan. Elaborasi tema Penentuan kaitan tema dengan kasus proyek. 1.5 METODE PENDEKATAN MASALAH Metode metode yang akan diterapkan terhadap pemecahan permasalahan perancangan adalah sebagai berikut : Melaksanakan studi pustaka dengan melaksanakan penelusuran dan pemgumpulan data dan kepustakaan yang tersedia baik dan perpustakaan, dan penelusuran situs web dalam internet yang berkaitan dengan tema dan kasus proyek. Studi banding kasus proyek dengan proyek lain yang telah ada melalui kutipan data-data yang dilakukan pada kepustakaan dan situs web dalam internet. Mengaitkan dan membandingkan data dari kepustakaan dengan data yang didapat dari studi banding. Melaksanakan identifikasi dan analisis perancangan dengan berpedoman pada teori-teori yang telah ada. Pelaksanaan proses asistensi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan untuk mengarahkan proses rancangan serta mengevaluasi rancangan. Menentukan sistematika desain untuk lebih mengarahkan proses rancangan agar tercipta rancangan akhir yang baik.

Sistematika metode pendekatan permasalahan pada rancangan dapat dilihat pada diagram dibawah ini: Kepustakaan Studi Banding Proses asistensi Pemasalahan rancangan Identifikasi Masalah Pemecahan Masalah Mengaitkan data kepustakaan dengan Studi Banding Kepustakaan Analisis 1.6 LINGKUP/BATASAN PERANCANGAN Pada kasus proyek Babussalam Langkat Islamic Centre ini, pembahasan hanya dilakukan dari berbagai aspek berikut : Secara arsitektur, Rumah Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan sebagai eksisting dari Babussalam yang tidak dapat di rancang karena memiliki nilai historis yang tinggi, hanya saja menata kembali beberapa tatanan ruangnya. Konteks kasus proyek yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proyek seperti site ( tapak bangunan ), keadaan iklim dan topografi, kondisi social kemasyarakatan dan lain-lain. Masalah social dan keagamaan yang berkaitan dengan arsitektur dari bangunan. 1.7 ASUMSI Asumsi asumsi diperlukan terutama yang berkaitan dengan hal-hal berikut : Asumsi tapak terutama yang berkaitan dengan kondisi dan topografi Asumsi asumsi penentuan program ruang terutama yang berkaitan dengan pengadaan ruang dan besaran ruang untuk mewadahi kegiatan tertentu. Asumsi pengguna ( user ) dari bangunan.

1.8 KERANGKA BERPIKIR Latar Belakang Kasus Proyek BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Maksud dan Tujuan Batasan Masalah Identifikasi Masalah Perancangan Pendekatan Masalah Analisis Perancangan : Analisis Site Analisis Kegiatan Analisis Ruang Analisis Bentuk dan Langgam Bangunan Konsep Perancangan Alternatif Konsep Desain akhir Babussalam Langkat Islamic Centre

1.9 SISTEMATIKA LAPORAN Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Keterangan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan masalah dan metodenya, ruang lingkup pembahasan, asumsi asumsi perancangan, kerangka berpikir dan sistematika laporan. BAB II DESKRIPSI PROYEK Pembahasan pada bab ini difokuskan pada tinjauan umum, definisi secara umum yang berkaitan dengan kasus proyek dan tinjauan khusu yang menerangkan secara mendetail tentang kasus proyek. Program kegiatan, kebutuhan ruang, dan stud banding proyek sejenis. BAB III ELABORASI TEMA Berisikan uraian tema, interpretasi tema serta studi banding tema sejenis. BAB IV ANALISIS Berisikan analisis-analisis Fungsional (organisasi ruang, program ruang, persyaratan teknis ). Analisis Kondisi Lingkungan ( lokasi, kondisi dan potensi lahan, peraturan, bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain-lain). Kesimpulan. BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan akan diuraikan pada bab ini yang merupakan awal dari proses pengerjaan gambar pra-rancangan dari kasus proyek. BAB VI HASIL RANCANGAN Berupa gambar - gambar hasil rancangan site plan,ground plan,denah-denah, tampak bangunan, potongan, dan detail strukturanl & arsitektural serta foto - foto maket dari hasil rancangan tersebut.