ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi data keseimbangan uap-cair: 1. Penentuan kondisi jenuh, seperti uap jenuh dan cair jenuh. 2. Penentuan jumlah stage pada Menara Distilasi.

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI

PMD D3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Materi kuliah OTK 3 S1 Sperisa Distantina

TRANSFER MASSA ANTAR FASE. Kode Mata Kuliah :

Materi kuliah OTK 3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods)

BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia?

Before UTS. Kode Mata Kuliah :

PMD D3 Sperisa Distantina

BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI

BAB V. CONTINUOUS CONTACT

OTK 3 S1 Sperisa Distantina

PMD D3 Sperisa Distantina

PERANCANGAN PACKED TOWER. Asep Muhamad Samsudin

NME D3 Sperisa Distantina BAB V NERACA PANAS

BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS

BAB II. KESEIMBANGAN

KOLOM BERPACKING ( H E T P )

PENGANTAR TRANSFER MASSA

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA

BAB I DISTILASI BATCH

MATERI : MENARA DISTILASI CAMPURAN BINER

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB)

BAB III. PERHITUNGAN STAGE SEIMBANG

Lebih Jauh tentang Absorpsi Gas dan Pembahasan CONTOH: Soal #2

Salah satu aplikasi data keseimbangan uap-cair adalah analisis flash distillation. FLASH DISTILATION

ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T.

SATUAN OPERASI-2 ABSORPSI I. Disusun Oleh:

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

Wusana Agung Wibowo. Prof. Dr. Herri Susanto

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 2 EQUILIBRIUM STILL

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

FISIKA 2. Pertemuan ke-4

Kata kunci : Absorber, Konsentrasi Benfield, Laju Alir Gas Proses, Kadar CO 2, Reboiler Duty, Aspen Plus

ANALISA PROSES ABSORBSI LARUTAN COSORB SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PEMURNIAN GAS CO. Fahriya P.S, Shofi M.S, Hadiyanto

PENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan

a. Pengertian leaching

PARTIALLY MISCIBLE EXTRACTION

c. Kenaikan suhu akan meningkatkan konversi reaksi. Untuk reaksi transesterifikasi dengan RD. Untuk percobaan dengan bahan baku minyak sawit yang

PACKED BED ABSORBER. Dr.-Ing. Suherman, ST, MT Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Edisi : Juni 2009

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

Leaching (Ekstraksi Padat-Cair)

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

PERANCANGAN ALAT PROSES ABSORBER. Oleh : KELOMPOK 17

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II Kolom Berpacking (HETP) BAB I PENDAHULUAN

KRISTALISASI. Amelia Virgiyani Sofyan Azelia Wulan C.D Dwi Derti. S Fakih Aulia Rahman

Fugasitas. Oleh : Samuel Edo Pratama

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

Ruang Lingkup. 1. Pemilihan Tipe Kolom 2. Penentuan Kondisi operasi 3. Perancangan Tray Tower 4. Perancangan Packed Tower

MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

TUTORIAL III REAKTOR

PERANCANGAN TRAY TOWER. Asep Muhamad Samsudin

Pada proses pengeringan terjadi pula proses transfer panas. Panas di transfer dari

NERACA MASSA TANPA REAKSI Pertemuan ke 2 s/d 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES

SIMULASI ABSORPSI MULTIKOMPONEN HIDROKARBON DENGAN VISUAL BASIC 6.0 METODE BURNINGHAM-OTTO SUM RATES

BAB II DESKRIPSI PROSES

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

PENDINGINAN KOMPRESI UAP

NME D3 Sperisa Distantina BAB III NERACA MASSA DENGAN REAKSI KIMIA

III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

PENGARUH KENAIKKAN REFLUX RATIO TERHADAP KEBUTUHAN PANAS PADA KOLOM DISTILASI DENGAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS)

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PROSES PEMISAHAN FISIK

PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

Jaringan Pertukaran Massa dengan 2-Rich Stream dan 2-Lean Stream pada Kolom Absorber Terintegrasi Sweetening COG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENENTUAN KARAKTERISTIK PENGERINGAN BAWANG PUTIH(ALLIUM SATIVUM L.) (Variabel Bentuk Bahan dan Suhu Proses)

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

REDUKSI AMONIUM NITROGEN (NH 3 -N)PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI BUMBUMASAKDENGAN METODE STRIPPING UDARA

BAB III PERANCANGAN PROSES

OPTIMALISASI PEMISAHAN UAP AIR DALAM NATURAL GAS (GAS ALAM) Lilis Harmiyanto. SST* ) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan

Sulistyani M.Si

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

SIMULASI PROSES EVAPORASI NIRA DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Instruksional Khusus I.4 Manfaat Percobaan

BAB III PERANCANGAN PROSES

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

Matematika Teknik Kimia III (Process Modeling and Simulation)

packing HETP meningkat dengan beban (loading) dalam structured packing

Transkripsi:

PMD D3 Sperisa Distantina ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER Silabi D3 Teknik Kimia: 1. Prinsip dasar alat transfer massa absorber dan stripper. 2. Variabel-variabel proses alat absorber dan stripper. 3. Hubungan arus-arus di sekitar alat. 4. Hubungan arus-arus di dalam alat menara plat. Sumber Pustaka : Geankoplis, C.J., 1985, Transport Processes and Unit Operation, Prentice Hall, Inc., Singapore. Wankat, P.C., 1988, Equilibrium Staged Separation, Prentice Hall, New Jersey. Perry, R.H abd Green, D., Perry s Chemical Engineers Handbook, 6 th ed., 1984, McGraw-Hill Book Co., Singapore. PENGANTAR Di industri kimia maupun dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai operasi pemisahan suatu bahan atau lebih dari campurannya menggunakan dasar transfer massa antar fase (difusi antar fase), misalnya : 1. transfer solut dari fase gas ke fase cair, dijumpai pada absorpsi, dehumidifikasi, distilasi, 2. transfer solut dari fase cair ke fase gas, dijumpai pada desorpsi, humidifikasi, 3. transfer solut dari cairan satu ke cairan lain yang tidak saling larut, dijumpai pada ekstraksi cair-cair, 4. transfer solut dari padatan ke fase cair, dijumpai pada drying dan leaching, 5. transfer solut dari cairan ke permukaan padatan, dijumpai pada adsorpsi dan ion exchange. Absorber dan Stripper Absorber dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen yang dipisahkan dari campurannya sedangkan pelarut (solvent ; sebagai separating agent) adalah cairan atau gas yang melarutkan solut. Karena perbedaan kelarutan inilah, transfer massa solut dari fase satu ke fase yang lain dapat terjadi. Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase cair, yaitu dengan mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair (solven / absorben ) yang tidak menguap. Stripping adalah operasi pemisahan solut dari fase cair ke fase gas, yaitu dengan mengontakkan cairan yang berisi solut dengan pelarut gas ( stripping agent) yang tidak larut ke dalam cairan. Ada 2 jenis absorbsi, yaitu kimia dan fisis. Absorbsi kimia melibatkan reaksi kimia antara pelarut cair dengan arus gas dan solut tetap di fase cair. Dalam absorbsi fisis, solut dalam gas mempunyai kelarutan lebih besar dalam pelarut cairan, sehingga solut berpindah ke fase cair. Absorbsi dengan reaksi kimia lebih menguntungkan untuk pemisahan. Meskipun demikian, absorbsi fisis menjadi penting jika pemisahan dengan reaksi kimia tidak dapat dilakukan. Absorber dan stripper seringkali digunakan secara bersamaan. Absorber digunakan untuk memisahkan suatu solut dari arus gas. Stripper digunakan untuk memisahkan solut dari cairan sehingga diperoleh gas dengan kandungan solut lebih pekat. Hubungan absorber dan stripper ditunjukkan dalam gambar 1.

Gambar 1. Diagram alir proses absorbsi-stripping Pekerjaan seorang teknik kimia dalam mengevaluasi suatu alat adalah mengevaluasi kinerja alat. Catatan kuliah ini hanya akan membahas bagaimana mengevaluasi kinerja suatu alat. Menara vertikal dipilih untuk operasi ini, dan dirancang sedemikian sehingga diperoleh kontak yang baik antara kedua fase tersebut. Tujuan utama perancangan alat transfer massa secara sederhana adalah menentukan tinggi kontak kedua fase itu. Berdasarkan cara kontak antar fase, alat transfer massa difusional dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1. proses keseimbangan dimana operasi dengan keseimbangan antar fase, yaitu alat dengan kontak bertingkat ( stage wise contact / discreet ), misalnya menara menggunakan plat atau tray. 2. proses dikontrol kecepatan transfer massa, yaitu alat dengan kontak kontinyu ( continuous contact ), misalnya menara sembur, gelembung atau menggunakan bahan isian (packing). Keseimbangan Menurut teori lapisan film, jika dua fase dikontakkan, di batas antar fase terdapat keseimbangan fase. Oleh karena itu, korelasi atau data-data di lapisan batas fase ini sangat perlu diketahui. Data-data keseimbangan telah banyak tersedia, meskipun penelitian tentang hal ini masih perlu dilakukan. Beberapa buku, terutama termodinamika telah menyajikan data keseimbangan untuk sistem tertentu, misal data kelarutan gas di Perry ( 6 th ed., pp. 3-101 3-103, 13-16 -13-22 ). VARIABEL-VARIABEL EVALUASI Di dalam mengevaluasi absorber atau stripper, sesorang harus mengetahui dan menentukan : 1. kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida umpan, komposisi, dan tekanan 2. banyak solut yang harus dipisahkan, 3. jenis solven yang akan digunakan, 4. suhu dan tekanan alat,

5. kecepatan arus solven, 6. Diameter absorber, 7. Jenis absorber, 8. Jumlah stage ideal dan tinggi menara, Evaluasi yang dilakukan adalah membandingkan jumlah stage teoritis dengan jumlah stage terpasang. Kecepatan arus fluida dan komposisi umpan Komposisi gas umpan ( absorber ) atau cairan umpan ( stripper ) dan kecepatannya biasanya telah diketahui, seperti fluida yang berasal dari alat sebelumnya. Demikian pula suhu dan tekanan fluida umpan ini. Banyaknya solut yang dipisahkan Jumlah solut yang akan dipisahkan biasanya ditentukan oleh perancang. Jumlah ini disesuaikan dengan persyaratan kemurnian produk atau persyaratan sebagai umpan alat lain. massa solut terserap % recovery of solute = 100% massa solut dalam umpan Jenis solven Sifat-sifat solven yang dipilih antara lain : a. memiliki kelarutan yang besar untuk solut, b. untuk absorber, solven cair tidak mudah menguap agar dapat mengurangi solven yang hilang, c. untuk stripper, solven gas tidak larut dalam cairan, d. memiliki viskositas yang rendah agar perbedaan tekanan dalam menara kecil, e. tidak beracun, f. tersedia dan tidak mahal. Suhu dan Tekanan alat Pada dasarnya, tekanan dan suhu akan mempengaruhi sifat fisis fluida. Pada suhu rendah, kelarutan bahan dalam gas semakin tinggi, sebaliknya kelarutan bahan di dalam gas semakin kecil jika suhu sistem semakin tinggi. Pada umumnya tekanan operasi absorber dirancang tinggi dan suhunya rendah. Hal ini dapat memperkecil jumlah stage dan kebutuhan solven cair, serta memperkecil volum menara yang menampung aliran gas. Sedangkan stripper dirancang beroperasi pada tekanan rendah dan temperatur tinggi, agar jumlah stage sedikit dan memperkecil kebutuhan solven gas. Buku ini hanya membahas pemisahan pada kondisi isothermal dan isobaris. Diamater menara Diameter menara dapat diprediksi dengan banyak cara, biasanya diturunkan dari korelasi bilangan Sherwood. Beberapa cara penentuan diameter telah dipublikasi di buku-buku (seperti di Wankat, chapter 12 & 13). Jenis absorber Menara packing biasanya dipilih terutama jika : a. diameter menara kurang dari 2 ft, b. diinginkan tekanan rendah atau operasi vakum, c. fluida bersifat korosif, dan packing yang digunakan tahan korosif seperti keramik atau bahan polimer. d. waktu tinggal cairan singkat.

Ada 4 (empat) konsep teknik kimia yang diperlukan dalam merancang alat transfer massa, yaitu : 1. neraca massa dan neraca panas, yang mengikuti hukum konservasi massa dan energi, 2. keseimbangan di batas antar fase, 3. kecepatan transfer massa, dan 4. kecepatan transfer momentum, yang digunakan untuk menentukan penurunan tekanan di dalam menara. MENENTUKAN JUMLAH STAGE TEORITIS MENARA PLAT ABSORBER ISOTERMAL Jenis-jenis tray/plate dapat dilihat di buku Geankoplis, 3 th ed., p.611 atau Wankat, chapter 12. Umumnya, menara plat kontak gas-cair menggunakan aliran berlawanan arah ( countercurrent ). Gambar 2. Skema kontak gas-cair dalam menara plat. Ditinjau sebuah absorber countercurrent: Gas C membawa B dan B larut dalam pelarut cair S. Skema: Y1 Xo Y2 1 X1 2 Y3 X2 J Yj+1 Xj Gambar 3. Skema neraca massa solut ( B) dalam menara plat.

Asumsi: 1. Gas C dan pelarut S tidak saling larut, 2. pelarut S adalah komponen non volatil, 3. Operasi isothermal, isobaris, dan adiabatis. 4. di setiap stage keadaan seimbang telah tercapai. Berdasarkan asumsi di atas, maka : kecepatan gas C bebas solut ( G ) adalah tetap,dan kecepatan pelarut S bebas solut ( L ) adalah tetap. Kadar solut dinyatakan perbandingan ( rasio ) banyaknya solut dan banyaknya bahan bebas solut. Banyaknya bahan dapat dinyatakan dalam satuan massa atau satuan mol. Contoh: mol B X =, mol solut/(mol cairan bebas solut) mol S mol B Y =, mol solut/( mol gas bebas solut). mol C Jika data yang tersedia adalah fraksi mol atau fraksi massa, maka data itu harus dirubah menjadi rasio mol atau rasio massa. x X = 1 x y Y = 1 y dengan, x = fraksi mol ( atau massa ) di fase cair, mol solute/(mol cairan total). y=fraksi mol di fase gas, mol solute/( mol gas total). Neraca eksternal Hubungan arus-arus di sekitar menara dinyatakan dengan neraca massa solut di sekitar menara ( loop A ), yaitu : kecepatan solut masuk = kecepatan solut keluar L. Xo + G. Y N+1 = L. X N + G. Y 1 (1)

Neraca internal Hubungan arus-arus keluar dari setiap stage dinyatakan dengan hubungan keseimbangan solut, yaitu : Y1 = f ( X1, fungsi keseimbangan ). Yj = f ( Xj, fungsi keseimbangan ). (2) Y1 Y2 Xo 1 X1 2 Y3 X2 Hubungan arus-arus di antara stage yang berurutan dinyatakan dengan neraca massa solut di sekitar stage ke j sampai bagian atas menara (loop B ) atau sampai bagian atas menara ( loop C ). Jika dipilih loop B maka neraca massa solut adalah : Yj+1 J Xj Loop B G.Y j+1 + L.Xo = G. Y 1 + L Xj L L Yj+ 1 = Xj + ( Y1 Xo ) (3) G G Loop A Di dalam grafik YX, persamaan (3) di atas merupakan persamaan garis operasi. Nilai j= 1 sampai dengan N. Persamaan-persamaan di atas berlaku juga untuk stripper. Hubungan ketiga persamaan di atas, dapat dilihat dari grafik YX ( diagram McCabe Thiele ) sebagai berikut : ( X 1, Y 2 ) G o p a b so rb e r B O T T O M G a ris k e se im b a n g a n T O P ( X o, Y 1 ) ( X o, Y 1 ) T O P ( X 1, Y 1 ) GOP Stripper B O T T O M ( X N, Y N + 1 ) Gambar 4. Hubungan persamaan garis operasi dengan garis keseimbangan. X

Menentukan jumlah stage ideal/teoritis Perhitungan jumlah stage ideal dapat dilakukan jika semua persamaan di atas telah diketahui. Jumlah stage ideal dapat dihitung secara grafis atau analitis (persamaan aljabar), cara ini dikenal sebagai metode Sorel. Secara grafis ( metode McCabe-Thiele), perhitungan jumlah stage ideal dapat dilakukan dari atas ke bawah menara atau dari bawah ke atas. Y1 Y2 GOP keseimbangan GOP keseimbangan Xo 1 X1 2 Contoh untuk j=1, telah diketahui Y 1, X 1 berkeseimbangan dengan Y 1, maka X1 dicari dengan membuat perpotongan garis Y = Y 1 dengan kurva keseimbangan. Selanjutnya Y 2 dapat ditentukan dari X 1 menggunakan korelasi garis operasi. Secara grafis, Y 2 dicari dengan membuat perpotongan garis X= X 1 dengan garis operasi, demikian seterusnya. Y3 J X2 Perhitungan stage by stage menggunakan persamaan garis keseimbangan dan persamaan garis operasi secara bergantian sampai konsentrasi bagian bawah menara seperti yang diinginkan. Jumlah stage ditunjukkan dengan banyaknya titik potong pada garis keseimbangan, seperti yang ditunjukkan di gambar 4. Yj+1 GOP Xj Menentukan efisiensi stage. Efisiensi keseluruhan ( overall = Eo ). jumlah stage ideal Eo = (7) jumlah stage aktual Ringkasan langkah-langkah penentuan jumlah stage ( metode McCabe Thiele ): 1. sket sistem yang dilengkapi asumsi yang diambil serta data kualitatif dan kuantitaif yang diketahui. 2. susun NM disekitar alat, 3. susun pers. GOP, 4. susun pers. keseimbangan, 5. tentukan jumlah stage ideal ( stage by stage ), 6. tentukan efisiensi stage,

Contoh : penentuan jumlah stage ideal. Kasus: Suatu arus gas dengan kecepatan 1 mol/jam berisi 90% mol N 2 dan 10% mol CO 2. Diinginkan menyerap CO 2 menggunakan air. Air murni pada suhu 5 0 C diumpankan. Menara penyerap dirancang isotermal dan tekanan operasi pada 10 atm. Jika digunakan air dengan kecepatan 134 mol/j, berapa jumlah stage ideal yang dibutuhkan untuk menyerap 92% CO 2. Jika terpasang 7 stage, berapakah efisiensi alat ini. Penyelesaian : 1. Sket CO 2 diserap menggunakan air dalam absorber. asumsi : a. kelarutan N 2 dalam air diabaikan, b. tidak ada air yang menguap. c. isotermal 5 0 C dan isobar 10 atm. Berdasarkan asumsi di atas, maka: L = kecepatan air konstan = 134 mol/j, G = kecepatan N 2 konstan = 0,9 mol/j. Data yang tersedia adalah fraksi mol CO 2, sehingga perlu dinyatakan dalam rasio mol: X0=0; CO 2 dalam gas input : Y N+1 =0,1111 ; 92% CO 2 terserap = 92%. ( CO 2 dalam gas umpan ) = 92%. ( 10%. 1 mol/j ) = 0,092 mol CO 2 /j rasio mol CO 2 dalam gas keluar =( 0,1 0,092 )/( 90%.1 )=0,008/0,9 Y1 = 0,008888 mol C0 2 /mol N 2. 2. Hubungan arus-arus di sekitar menara : NM CO 2 di sekitar menara: L. Xo + G. Y N+1 = L. X N + G. Y 1 134.0 +0,9.0,1111 = 134. XN +0,9. 0,0089 XN= 0,00069 3. Hubungan arus-arus di antara 2 stage berurutan = GOP : NM CO 2 di bagian atas menara : L L Yj+ 1 = Xj + ( Y1 Xo ) G G GOP : Yj + 1 = 134 Xj + ( 0,008888 134.0 ) Yj+1 = 134 Xj + 0,008888

4. Hubungan arus-arus keluar setiap stage : keseimbangan CO 2 di kedua fase: Konstanta Henry untuk CO 2 di air ( Perry) pada suhu 5 o C ; 10 atm : H = 876 atm/fraksi mol maka, H = ( PC0 2 di fase gas ) / (fraksi mol CO2 di fase cair ) H = ( y. Ptot ) / ( x ) H x 876 y = = x = 87,6 x Ptot 10 maka data keseimbangan : x X y=87,6 x Y 0 0 0 0 0,0001 0,0001 0,00876 0,00884 0,0004 0,0004 0,00350 0,0363 0,0006 0,0006 0,0701 0,0754 0,0010 0,0010 0,0876 0,0960 0,0012 0,0012 0,10512 0,1175 atau dinyatakan dalam persamaan : y = 87,6x atau, Y X = 87,6 1+ Y 1+ X 87,6X Y = 1+ (1 87,6)X Y X = 87,6 + (87,6 1)Y 5. Menentukan jumlah stage ideal ( stage by stage ): Persamaan keseimbangan, Yj+ 1 Xj + 1 = 87,6 + (87,6 1)YJ+ 1 Plot GOP dan Pers keseimbangan: 0,14 0,12 0,1 GOP Bottom (X N, Y N+1 ) Y 0,08 0,06 Grs keseimbangan 0,04 Top (Xo, Y1) 0,02 0 0 0,0002 0,0004 0,0006 0,0008 0,001 0,0012 0,0014 Perhitungan stage dimulai dari j=0. Secara grafis, titik ( X 0,Y 1 ) dan ( X N, Y N+1 ) terletak di GOP. Dari gambar 9, diperoleh jumlah stage ideal =3, 75. 6. Menentukan efisiesi stage: Efisiensi stage = (3,75 / 7) = 53,57% X

Soal latihan. 1. Solut Q dalam arus minya akan diserap menggunakan udara di dalam kolom stripper. Umpan cairan 100 mol/j terdiri atas 20% mol Q dan 80% minyak. Arus umpan udara tidak mengandung Q dan kecepatannya 100 mol/j. Diketahui pada kondisi alat itu (60 o C; 1 atm) hubungan keseimbangan Q adalah sbb.: (fraksi mol Q di dalam gas) = 1,5. (fraksi mol Q di fase cair). Atau, y = 1,5 x Diinginkan konsentrasi Q dalam minyak mennjadi 1% mol Q. Tentukan jumlah stage ideal yang dibutuhkan. 2. Amonia dalam udara diabsorbsi menggunakan air di dalam menaraplat pada suhu 68 o F dan tekanan atmosferis. Gas dan cairan dikontakkan secara berlawanan arah. Kecepatan gas total masuk menara 1540 ft 3 /j dan kecepatan air bebas ammonia 75 lb/j. Apabila konsentrasi ammonia berkurang dari 3,52% menjadi 1,29% volum, tentukan jumlah stage ideal yang dibuuhkan. Data keseimbangan ammonia dalam air dan dalam udara pada 68 o F; 1 atm adalah sbb.: X lbmol NH3 : 0,0164 lbmol H2O 0,0252 0,0349 0,0455 0,0722 Y lbmol NH3 : 0,021 lbmol udara 0,032 0,042 0,053 0,08