BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

PERENCANAAN KEGIATAN PUSKESMAS PARSOBURAN (POA) Pasien yang berobat 2 kali. Pasien yang berobat 8 kali. Pasien yang berobat 1 kali

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

BAB 1 : PENDAHULUAN. health coverage di tahun Universal health coverage berarti setiap warga di

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan memandirikan masyarakat untuk

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam mewujudkan

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

JAMINAN KESEHATAN SUMATERA BARAT SAKATO BERINTEGRASI KE JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS KESEHATAN

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN. Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian. daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah

PERKESMAS 2. RUANG LINGKUP 3. URAIAN UMUM

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah elemen terpenting dalam kehidupan manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan. iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes, RI., 2013).

BAB IV PENUTUP. wilayah kerjanya. Sejak didirikan tahun 1976, Puskesmas ini bernama. Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Semarang Timur, berubah

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi. Terlebih sekarang ini masyarakat kurang peduli dengan bagaimana mencegah penyakit dibandingkan mengobati penyakit yang telah diderita bahkan fasilitas-fasilitas kesehatan lebih mementingkan upaya kuratif dibandingkan upaya promotif dan preventif. oleh karena itu pembangunan kesehatan merupakan hal yang terpenting untuk ditingkatkan demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes RI, 2010). Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan demikian kesehatan selain sebagai hak asasi manusia, kesehatan juga merupakan sebuah investasi. 1

2 Meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu, angka kematian neonatal, angka kematian bayi, dan angka kematian balita tidak terlepas dari peran pemerintah yang telah berhasil pada aspek penyediaan sarana pelayanan kesehatan membangun puskesmas di setiap kecamatan. Pelayanan kesehatan dasar harus terselenggara atau tersedia untuk menjamin hak asasi semua orang untuk hidup sehat. Penyelenggaraan atau penyediaan pelayanan kesehatan dasar ini harus secara nyata menunjukkan keberpihakannya kepada kelompok masyarakat risiko tinggi termasuk di dalamnya kelompok masyarakat miskin. Bahkan lebih jauh lagi, ruang lingkup pelayanan kesehatan dasar tersebut harus mencakup setiap upaya kesehatan yang menjadi komitmen komunitas global, regional, nasional maupun lokal (Depkes RI, 2010) Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Adapun upaya kesehatan masyarakat tersebut: 1) pelayanan promosi kesehatan; 2) pelayanan kesehatan lingkungan; 3) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; 4) pelayanan gizi; 5) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: 1) rawat jalan; 2) pelayanan gawat darurat; 3) pelayanan satu hari (one day care); 4) home care; dan/atau 5) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014)

3 Dalam Peraturan Menteri No 71 Tahun 2013 pasal 13 tentang pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional dinyatakan bahwa setiap peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medi habi pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan. Manfaat pelayanan promotif dan preventif sebagaimana dalam Peraturan Presiden No.28 Tahun 2016 tentang Jaminan Kesehatan meliputi pemberian pelayanan penyuluhan kesehatan perorangan, imunisasi dasar, keluarga berencana, dan skrining kesehatan. Upaya promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan untuk meningkatkan status atau derajat kesehatan yang optimal, baik kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sedangkan, Upaya preventif adalah suatu kegiatan pencegahan suatu masalah kesehatan/penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat(undang-undang No 36 Tahun 2009). Dalam Permenkes No 75 Tahun 2014 disebutkan bahwa upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Adapapun upaya kesehatan masyarakat tersebut adalah pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit, sedangkan upaya kesehatan perorangan tersebut antara lain: rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care) home care; dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

4 Berdasarkan profil Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematang Siantar Tahun 2015 ada dua kelurahan sebagai wilayah kerja, dengan jumlah penduduk sebanyak 5.615 jiwa atau jumlah kepala keluarga sebanyak 1303 dan puskesmas ini merupakan puskesmas yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dengan tujuan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Parsoburan ada beberapa yakni; kegiatan promosi kesehatan, pelayanan KIA/KB, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan gizi masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Dan kegiatan untuk upaya kesehatan perorangan antara lain kegiatan home visit/kunjungan rumah, konseling kesehatan. Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti banyak program promotif dan preventif yang tidak terlaksana dengan baik karena banyak faktor yang memengaruhi baik dari petugas kesehatan puskesmas itu sendiri maupun masyarakat bahkan faktor pendukung terlaksananya kegiatan promotif dan preventif. Program promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Parsoburan adalah kegiatan penyuluhan baik penyuluhan ke masyarakat atau anak sekolah, kegiatan posyandu serta pembinaan masyarakat ber-phbs akan tetapi kegiatan ini belum maksimal baik dari promotif dan preventifnya hal tersebut dilihat dari kegiatan posyandu yang dilaksanakan tidak sesuai dengan rencana dan juga belum adanya kegiatan bentuk pelatihan-pelatihan dan pemberdayaan kepada masyarakat, dilihat juga dari rendahnya jumlah rumah tangga yang berperilaku hidup bersih sehat (PHBS) hanya sebanyak 27 RT dari 363 RT yang dipantau atau

5 hanya sebanyak 7,4% (Profil Puskesmas Parsoburan Tahun 2015). Menurut penelitian Kawulur (2014) mengatakan bahwa program promosi kesehatan belum berjalan dengan baik dilihat dari persentase perilaku hidup bersih sehat (PHBS) yang belum mencapai target. Upaya promotif dan preventif program KIA/KB yang dilaksanakan oleh Puskesmas Parsoburan adalah penyuluhan di posyandu kepada ibu-ibu, pemantauan terhadap ibu hamil,kegiatan imunisasi,pemasangan alat-alat KB. Dalam kegiatan ini pelaksanannya juga belum maksimal karena kegiatan misalnya kegiatan penyuluhan di posyandu masih banyak masyarakat yang belum mengikutinya dan kadang-kadang tidak berjalan karena tenaga kesehatan lebih fokus untuk pasien yang berobat di puskesmas, melihat juga rendahnya pelayanan imunisasi dan dari data salah satu kelurahan binaan Puskesmas Parsoburan belum mencapai target UCI (universal child Immunization) serta cakupan kunjungan ibu hamil K1 (54,4%) dan K4 (48%) dengan target 100% dan KN1 dan KN3 masih 55% dengan target 100%(Profil Puskesmas Parsoburan Tahun 2015). Upaya promotif dan preventif program kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh Puskesmas Parsoburan adalah melaksanakan penyuluhan tentang hidup bersih sehat dan mengajak serta melaksanakan kegiatan gotong-royong, pemantauan kualitas air bersih. Kegiatan promotif dan preventif ini juga belum maksimal karena menurut survei awal yang dilakukan peneliti lingkungan masyarakat masih kumuh hal tersebut kegiatan gotong-royong belum rutin dilaksanakan oleh puskesmas.

6 Upaya promotif dan preventif program Pelayanan gizi yang dilaksanakan oleh Puskesmas Parsoburan berupa kegaiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi, konseling, pemberian vitamin A kepada bayi dan balita, pemberian tablet Fe kepada ibu hamil dan Upaya promotif dan preventif program pencegahan dan pengendalian penyakit Puskesmas Parsoburan melaksanakan kegiatan Posbindu Penyakit tidak menular, penyuluhan tentang P2M kepada masyarakat, penyuluhan kesehatan reproduksi kepada remaja di sekolah, pemberantasan vektor nyamuk (pencegahan penyakit DBD). Sedangkan program Puskesmas Parsoburan untuk upaya promotif dan preventif dalam upaya kesehatan perorangan adalah kegiatan home visit/kunjungan rumah, konseling perorangan/pemberian konsultasi kepada pasien Berdasarkan program-program di atas yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas Parsoburan masih rendah dilihat dari kegiatan-kegiatan tersebut belum berjalan secara maksimal baik dari segi upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Hasil survei pendahuluan juga, Puskesmas Parsoburan ini lebih banyak masyarakat untuk tindakan kuratif dimana setiap bulannya puskesmas menangani pasien rata-rata sebanyak 942 jiwa(pemegang kartu jaminan kesehatan), hal ini menunjukkan program promitif dan preventif masih rendah. Menurut survei pendahuluan dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di puskesmas ini ada dua yaitu di dalam gedung dan di luar gedung, dimana di dalam gedung sesuai dengan perencanaan dilaksanakan secara langsung kepada masyarakat yang mengunjungi

7 puskesmas dan yang di luar gedung misalnya kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada jadwal posyandu. Akan tetapi perencanaan akan kegiatan tersebut maih belum berjalan dengan maksimal karena beberapa kegiatan ada yang tidak dilaksanakan misalnya upaya preventif untuk penyakit HIV/AIDS, dan juga pada kegiatan posyandu masyarakat belum semua mengikuti dan membawa bayi dan balitanya hal ini menunjukkan kegiatan pelayanan Kesehatan ibu dan anak masih belum maksimal. Sumber biaya untuk pelayanan promotif dan preventif adalah bantuan operasional (BOK). Setelah adanya JKN terjadi perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas yaitu pemerintah akan bertanggung jawab untuk pemenuhan upaya kesehatan mayarakat, sementara upaya kesehatan perorangan didukung oleh dana kapitasi dari BPJS (Kemenkes RI, 2013). Dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan, sebelum era Jaminan Kesehatan Nasional dana yang digunakan adalah Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sebesar Rp 184.000.000,. Akan tetapi dana dari JKN masih kurang sehingga sampai saat ini sistem pembiayaan masih dari BOK dan JKN. Dengan dana JKN sebanyak 60% dan BOK 40 %. Dana dari dari JKN lebih cenderung untuk kegiatan upaya kesehatan perorangan dan dana dari BOK untuk kegiatan upaya kesehatan masyarakat,.. Salah satu upaya preventif di Puskesmas Parsoburan sebagai tambahan di era JKN yaitu Prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) adalah sebuah program yang dirancang untuk memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif bagi masyarakat berupa olahraga atau senam yang pada

8 perencanaan dilakukan sekali seminggu lebih tepatnya pada hari jumat di halaman puskesmas ini, akan tetapi kegiatan tersebut sering tidak berjalan sesuai perencanaan dan kegiatan promotif atas kegiatan tersebut misalnya penyuluhan juga tidak berjalan. Padahal kegiatan ini diadakan untuk peserta jaminan kesehatan saja dan kegiatan ini didanai oleh BPJS Kesehatan dan sebenarnya program Prolanis inilah yang menjadi satu bentuk keluaran di Desa/Kelurahan dari pelayanan promotif dan preventif. Pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam puskesmas juga memiliki kendala-kendala yang menghambat kelancaran dari kegiatan tersebut yaitu tidak adanya pengawasan dari dinas kesehatan, sarana dan prasarana yang masih belum lengkap dilihat dari pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif belum difasilitasi dengan sarana dan prasana, misalnya pada penyuluhan, pemberian informasi dan edukasi tentang kesehatan yang dilaksanakan di dalam gedung maupun luar gedung belum ada alat seperti in focus atau bahan kepada mayarakat. Menurut penelitian Konli (2014) menyatakan bahwa sarana dan prasana diperlukan dalam pemberian pelayanan kesehatan agar masyarakat dapat puas atas pelayanan yang diberikan. Kendala lainnya adalah dari segi tenaga kesehatan yang masih kurang dalam kegiatan promotif dan preventif ini terutama sarjana kesehatan masyarakat dan pengetahuan akan tenaga kesehatan untuk kegiatan ini masih belum maksimal. Disertai perilaku masyarakatnya yaitu kesadaran dan kemauan masyarakat yang belum timbul dari diri sendiri untuk memanfaatkan dan menganggap upaya promotif dan preventif itu penting demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

9 Saat ini masih ditemukan puskesmas yang masih berfokus pada pendekatan kuratif dari pada promotif dan preventif. Selain itu, persepsi masyarakat yang masih menganggap puskesmas hanya sebagai penyedia pengobatan bagi orang sakit atau fasilitas orang sakit daripada fasilitas menjadi sehat. Paradigma sehat yang selalu mengutamakan pendekatan promotif dan preventif masih sangat sukar dipahami dan diadopsi masyarakat dan penyedia layanan di puskesmas (Australia Indonesia Partnership for health System Strengthing, 2013) Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematang Siantar Tahun 2017. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah bagaimana implementasi program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat tahun 2017? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk menganalisis implementasi prgram promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2017. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengidentifikasi apa-apa saja kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Tahun 2017 2. Untuk mengidentifikasi bagaimana kebijakan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Tahun 2017

10 3. Untuk mengidentifikasi bagaimana kompetensi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Tahun 2017 4. Untuk mengidentifikasi bagaimana ketersediaan dana dalam melaksanakan kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Tahun 2017 5. Untuk mengidentifikasi bagaimana perlengkapan sarana, prasarana dan peralatan dalam melaksanakan kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Tahun 2017. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya tentang pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif. 2. Memberikan hasil kajian sebagai masukan kepada seluruh penanggungjawab puskesmas khususnya di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat dalam membangun mutu dan kualitas pelayanan kesehatan. 3. Dapat dijadikan sebagai referensi kepada pihak-pihak di bidang kesehatan masyarakat khususnya di bidang Ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.