PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI GEOMETRI UNTUK SISWA KELAS X DI SMA PGRI 1 PADANG Ahmad Firdaus *, Rahmi **, Lita Lovia ** * Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research has background with geometry subject abstractive and the material that less guided student to apply geometry subject on daily activity. This research has purpose to know validity and practicality module based on contextually to geometry subject that developed in class X SMA PGRI 1 Padang. The kinds of study are research and development by 4-D model. On define section consists of syllabus analysis, text book analysis, literature analysis and observation with teacher and student. Design section is done planning of module based on contextually, then develop section is done exams validity and practicality. The result of exam module validity shows that this module on characteristic which very valid namely 83%. Result of exam practicality by the teacher shows that this module on practice characteristic namely 80% and the result exam practicality by the student shows that this module on characteristic which very practice namely 84%. The conclusion that module based on contextually on geometry subject is develop by valid and practical. Key Words: development module, contextually, geometry, validity, praticality PENDAHULUAN Reformasi pendidikan pada saat sekarang ini mengarah kepada pendidikan matematika yang lebih bermakna dan menjadi arah baru pendidikan matematika di Indonesia. Masyarakat semakin menyadari bahwa belajar matematika itu penting karena dapat melatih kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerjasama. Geometri merupakan salah satu materi yang tercantum dalam pelajaran matematika SMA sesuai dengan kurikulum 2013. Geometri berkaitan dengan bangun ruang dan bangun bidang, yang secara garis besar meliputi kedudukan titik, garis dan bidang, penentuan jarak dan menentukan besar sudut. Materi ini harus dipahami siswa karena bermanfaat dalam kehidupan seharihari seperti dalam menentukan jarak antara dua lokasi dengan 1
menggunakan konsep geometri. Oleh karena manfaat tersebut, diharapkan siswa mengetahui dan memahami semua materi geometri. Berdasarkan wawancara dengan siswa pada tanggal 18-19 Februari 2014 di SMA PGRI 1 Padang diperoleh informasi bahwa materi geometri merupakan materi yang sulit dipahami dan membosankan. Hal ini disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan materi geometri ke dalam situasi kehidupan nyata. Hal lain yang menyebabkan sulitnya materi geometri bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang dimiliki siswa, siswa juga kurang diberikan kesempatan menemukan kembali, serta mengkontruksi kembali ide-ide. Selain itu, guru sering memberikan soal-soal yang rutin kepada siswa. Hal ini menyebabkan siswa lebih mudah menghafal dari pada memahami pengertian dan proses mendapatkan jawaban yang diperoleh. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika, pemahaman siswa terhadap geometri cukup rendah dari tahun ke tahun. Siswa sangat mengalami kesulitan dalam memahami materi geometri karena bersifat abstrak dan membutuhkan imajinasi untuk mengaplikasikan materi tersebut. Sementara bahan ajar yang digunakan belum membantu siswa dalam memahami materi yang bersifat abstrak dan membutuhkan imajinasi yang kuat. Berpangkal tolak dari permasalahan di atas maka perlu mengembangkan bahan ajar berupa modul berbasis kontekstual. Modul dengan pendekatan kontekstual membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Diharapkan dengan modul berbasis kontekstual ini dapat membentuk siswa belajar mandiri dan bermakna, sehingga siswa dapat memahami meteri dan menyelesaikan soal secara mandiri tanpa menunggu penjelasan dari guru. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui validitas dan praktikalitas modul berbasis kontekstual pada 2
materi geometri untuk siswa kelas X di SMA PGRI 1 Padang. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Vega Zayu Farima (2013) dengan judul Pengembangan Modul Matematika Berbasis Kontekstual untuk Siswa SMA Kelas X SMAN 10 Padang. METODE PENGEMBANGAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembagan (Research and Development/R&D) dengan model 4-D. Pada penelitian ini dilakukan tiga tahap yaitu, define, design dan develop. Tahap define dimulai dengan menganalisis silabus, menganalisis buku teks, menganalisis literatur, analisis kebutuhan. Tahap design dilakukan perancangan modul berdasarkan hasil pada tahap define. Selanjutnya, pada tahap develop dilakukan validasi dan praktikalitas modul. Instrumen untuk validasi adalah lembar validasi yang dikembangkan berdasarkan aspek-aspek pada Depdiknas (2008). Sedangkan instrumen untuk praktikalitas adalah angket praktikalitas dan pedoman wawancara yang dikembangkan berdasarkan aspek-aspek pada Sukardi (2008). Skala yang digunakan pada lembar validasi dan angket praktikalitas adalah skala Likert yang merujuk pada Riduwan (2010). Hasil validasi dan hasil praktikalitas dianalisis dengan menggunakan rumus yang merujuk pada Riduwan (2010). Sedangkan hasil wawancara diolah dengan teknik deskriptif yang merujuk pada Iskandar (2009). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengembangan modul berbasis kontekstual melalui tiga tahapan, yaitu tahap define, tahap design dan tahap develop. Hasil yang diperoleh pada tahap define adalah sebagai berikut: 1. Hasil Analisis Silabus Materi geometri tercantum dalam silabus mata pelajaran matematika wajib kelas X SMA pada KD 3.13 dan 4.13. Berdasarkan silabus, materi geometri tergolong materi yang sulit dipahami karena bersifat abstrak.. Oleh karena itu, 3
dibutuhkan bahan ajar berupa modul berbasis kontekstual untuk mempermudah siswa dalam memahami materi geometri. 2. Hasil analisis Buku Teks Buku teks yang diamati adalah Buku Matematika (buku siswa) Kelas X kelompok wajib dengan penerbit Kemendikbud yang memuat materi tentang geometri (Bab 9), buku jelajah Matematika kelas X program wajib dengan penerbit Yudhistira yang memuat materi tentang geometri (Bab 9), buku Matematika SMA dan MA untuk Kelas X semester 2 dengan penerbit Erlangga yang memuat materi tentang geometri (Bab 7). Masing-masing bagian dari buku rujukan yang memuat materi geometri sebagai acuan penyusunan konsep, contoh soal dan latihan-latihan pada modul. 3. Hasil Analisis Literatur Buku-buku yang dianalisis adalah buku prosedur pengembangan model ini menggunakan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan Dkk dalam Trianto (2012: 93). Selain itu peneliti juga manambahkan buku-buku yang berhubungan dengan modul dan buku pembelajaran kontekstual. 4. Hasil Analisis Kebutuhan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika dan siswa SMA PGRI 1 Padang, dibutuhkan bahan ajar berupa modul berbasis kontekstual untuk membantu siswa belajar secara mandiri dan bermakna. Berdasarkan hasil tahap define, dilakukan design modul yang terdiri dari 3 kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 tentang kedudukan titik, garis dan bidang, kegiatan belajar 2 tentang jarak pada bangun ruang, dan kegiatan belajar 3 tentang besar sudut pada bangun ruang. Isi modul dirancang dan dikembangkan mengacu pada prinsip pendekatan kontekstual. Desain modul matematika berbasis kontekstual yang dihasilkan: 1. Cover Modul Cover modul didominasi warna orange yang memberikan kesan menarik dan semangat kepada siswa. 2. Petunjuk Penggunaan Modul 4
Petunjuk penggunaan modul terdapat pada bagian awal modul yang bertujuan untuk memberikan arahan kepada siswa agar tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari isi modul. 3. Materi pembelajaran dirancang sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual yang dirangkum sebagai berikut: a. Konstruktivisme Berupa ilustrasi materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan materi yang dipelajari. b. Menemukan Memuat pertanyaan yang terdapat pada kegiatan aktivitas dan siswa dituntut untuk menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan yang diberikan menuntun siswa untuk menemukan konsep berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. c. Bertanya Berupa pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada awal penjelasan materi. Pertanyaan yang diberikan bertujuan untuk menggali pengetahuan dan pemahaman siswa. d. Masyarakat belajar Pada modul terdapat bagian yang memfasilitasi siswa belajar secara kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang di berikan terkait materi yang dipelajari. e. Pemodelan Penjelasan materi yang diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa. Sehingga membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari. f. Refleksi Berupa latihan yang diberikan kepada siswa di akhir pelajaran terkait materi yang dipelajari. g. Penilaian sebenarnya Pada bagian latihan mandiri terdapat kolom penilaian tentang hasil yang diperoleh siswa dalam mengerjakan latihan tersebut. 3. Simpulan Pada bagian ini modul berisi tentang ringkasan materi tiap kegiatan belajar pada modul. 4. Latihan beserta kunci 5
Soal latihan pada modul dirancang untuk menguji pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari. Kunci jawaban berisi tentang jawaban dari soal latihan sehingga siswa bisa mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi. 5. Umpan balik dan tindak lanjut Pada bagian ini siswa diberi petunjuk untuk mempelajari modul selanjutnya atau kembali mengulang mempelajari modul tersebut. Setelah tahap design modul, dilakukan tahap develop untuk mengetahui validitas dan praktikalitas modul. Hasil validitas modul adalah 82% dengan kriteria sangat valid. Modul yang sudah valid diujicobakan kepada guru matematika dan enam orang siswa SMA PGRI 1 Padang untuk mengeatahui praktikalitas modul. Hasil angket praktikalitas modul oleh guru adalah 80% dengan kriteria praktis. Sedangkan hasil angket praktikalitas oleh enam orang siswa adalah 84% dengan kriteria sangat praktis. Hasil angket praktikalitas diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru dan siswa. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan modul matematika berbasis kontekstual yang dikembangkan telah valid dan praktis. Artinya modul matematika berbasis kontekstual pada materi geometri telah layak digunakan untuk membantu siswa belajar secara mandiri. KEPUSTAKAAN Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pemerintah RI Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Pres. Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta CV. Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Yogyakarta: PT. Bumi Askara. Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bumi Askara. 6
7