4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak pada lintang LS LS dan BT. Wilayah tersebut

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

rovinsi alam ngka 2011

Ir. H. Yayan Eka Tavipian, MT MT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU

Sekapur Sirih. Ir. R. Basworo Wahyu Utomo NIP

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIREBON REKAP PESERTA UJIAN NASIONAL SMP TAHUN AJARAN 2012/2013 ** DAFTAR KELAS DAN SAMPUL UJIAN NASIONAL **

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2014

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Itik merupakan salah satu jenis unggas yang dianggap sebagai hewan asli

PENYUSUNAN RANCANGAN KALENDER TANAM BAWANG MERAH DAN CABE

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JANUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Purwadany Samuel Pouw, 2013

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JUNI 2013

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 42 TAHUN 2005 SERI D.25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 656 TAHUN 2003

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Una-una

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berkurang. Hal tersbut sesuai dengan pendapat Sitorus (1995, hlm. 1) :

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

PELUANG PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALAT PENANGKAPAN IKAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KEWILAYAHAN. 6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

Katalog BPS:

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN BERBASIS KOMODITAS POTENSIAL DI TELUK LAMPUNG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

PELUANG PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN BERBASIS KOMODITAS POTENSIAL DI TELUK LAMPUNG 1

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Perikanan. Fishery. Lombok Utara Dalam Angka

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN

Transkripsi:

25 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon 4.1.1 Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur. Pada sektor pertanian Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah produsen beras yang terletak di jalur pantura. Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. Dilihat dari permukaan tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi dua bagian, pertama daerah dataran rendah umumnya terletak di sepanjang pantai utara yaitu Kecamatan Gegesik, Kaliwedi, Kapetakan, Arjawinangun, Panguragan, Klangenan, Gunungjati, Tengahtani, Weru, Astanajapura, Pangenan, Karangsembung, Waled, Ciledug, Losari, Babakan, Gebang, Palimanan, Plumbon, Depok dan Kecamatan Pabedilan. Bagian kedua sebagian lagi termasuk pada daerah dataran tinggi. Kabupaten Cirebon berdasarkan letak geografisnya berada pada posisi 108 o 40-108 o 48 Bujur Timur dan 6 o 30 7 o 00 Lintang Selatan, yang dibatasi oleh: 1) Sebelah utara berbatasan dengan Kota Cirebon dan Laut Jawa 2) Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu 3) Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan 4) Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah Wilayah Kecamatan yang terletak sepanjang jalur pantura termasuk pada dataran rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0 10 m dari permukaan air laut, tetapi wilayah kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11 130 m dari permukaan laut. Faktor iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besar terdiri dari daerah pantai dan perbukitan terutama daerah bagian utara, timur, dan barat, sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah perbukitan. Kabupaten Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di bagian selatan. Sungai-

26 sungai yang ada di Kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain Cisanggarung, Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik, dan Kalijaga. Berdasarkan tata letak geografis dan perbatasan Kabupaten Cirebon dapat disajikan pada Lampiran 3. 4.1.2 Kondisi demografi dan pendidikan Kabupaten Cirebon mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar. Penduduk Kabupaten Cirebon pada tahun 2008 sebanyak 2.144.558 jiwa. Luas wilayah 990,36 km 2 maka rata-rata kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Cirebon sebesar 2.165 jiwa per km 2. Kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon per kecamatan hingga pada tahun 2008 masih menunjukkan kondisi kurang merata seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Secara keseluruhan dari total 424 desa yang ada, 12 diantaranya kelurahan yang kesemuanya terdapat di wilayah Kecamatan Sumber sehingga penduduk terbesar terdapat di Kabupaten Sumber yaitu sebanyak 86.447 jiwa dengan persebaran sebesar 4,03% dan yang terkecil Kecamatan Pasaleman yaitu jumlah penduduk hanya 27.227 jiwa dengan persebaran sebesar 1,27%. Kepadatan penduduk di masing-masing Kecamatan juga menunjukkan ketidakmerataan. Hal ini disebabkan kondisi dan potensi masing-masing wilayah kecamatan yang tidak sama. Makin padatnya penduduk cenderung di pusat kota kecamatan dan daerah perkotaan, dimana banyak terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat di berbagai bidang usaha yang dapat memberikan lapangan pekerjaan seperti perdagangan, industri, pengangkutan, pertanian, pertambangan, pemerintahan, dan jasa-jasa. Tingkat pendidikan di Kabupaten Cirebon sudah cukup merata dan proporsional dengan jumlah penduduk secara umum. Jumlah Sekolah Dasar yang terbanyak terdapat di Kecamatan Sumber dengan jumlah murid 7.661 murid, sedangkan jumlah SLTP (negeri dan swasta) di Kabupaten Cirebon sebanyak 125 sekolah dengan 77.250 murid. 4.2 Keadaan Umum Sektor Perikanan Sektor perikanan yang ada di Cirebon meliputi perikanan budidaya, perikanan tangkap, dan pengolahan hasil perikanan yang terus mengalami

27 peningkatan. Usaha perikanan tangkap di laut merupakan bentuk usaha perikanan yang banyak dilakukan masyarakat pesisir Kabupaten Cirebon dan merupakan sumber utama produksi perikanan di Kabupaten Cirebon. Umumnya jenis ikan hasil tangkapan di laut berupa ikan tongkol, pari, rajungan, cumi-cumi, sontong. Disamping perikanan laut juga ada usaha perikanan tambak, kolam, dan usaha kolam air deras. Usaha perikanan laut memberi kontribusi terbesar terhadap produksi perikanan di Kabupaten Cirebon. Secara lebih rinci produksi dan nilai produksi perikanan di Kabupaten Cirebon dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan produksi perikanan Kabupaten Cirebon 2008-2009 No Kegiatan Perikanan Produksi (Ton) 2008 2009 Kenaikan (%) 1 Penangkapan Laut 25.521,00 35.565,00 39,35 2 Tambak 4.390,90 10.886,60 147,93 3 Kolam 1.245,60 1.690,10 35,68 4 Sawah 6,40 3,30-48,43 5 Sungai 97,40 114,20 17,24 6 Waduk 87,70 78,70-10,26 7 Kolam Air Deras 5,20 - -100 8 Budidaya Laut 10.988,20 7.732,40-29,62 Jumlah 42342,40 56.070,30 32,42 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, 2009 4.2.1 Perikanan budidaya Kegiatan budidaya di Kabupaten Cirebon meliputi budidaya ikan di laut, air payau dan air tawar (perairan umum). Dalam hal ini yang dimaksud budidaya ikan dalam arti luas, termasuk budidaya udang dan kerang-kerangan. Budidaya ikan laut masih sebatas pada jenis budidaya kerang hijau di Kecamatan Mundu. Budidaya air payau yang terdiri dari tambak ikan dan udang tersebar di 7 kecamatan antara lain Kecamatan Losari, Gebang, Pangenan, Mundu, Gunungjati, Suranenggala dan Kapetakan, sedangkan untuk budidaya air tawar tersebar di 34 Kecamatan dari 40 Kecamatan di Kabupaten Cirebon dengan produksi yang dicapai sebesar 1.774,5 ton dengan nilai produksinya Rp15.364.655.000,- serta penyerapan tenaga kerja sebanyak 4.516 RTP.

28 Tabel 2 Potensi perkembangan budidaya di Kabupaten Cirebon 2008 No Jenis Budidaya Potensi Pemanfataan 1 Laut 399,60 km 2 399,60 km 2 2 3 Payau 5.163,50 ha 5163,57 ha a. Budidaya Udang 1.635,12 ha 1635,12 ha b. Budidaya Ikan 3.528,45 ha 3528,45 ha Tawar 20.416,00 ha 766,10 ha a. Budidaya Kolam air tenang 784,00 ha 220,60 ha b. Budidaya Kolam air deras 11.000,00 m 2 45,50 m 2 c. Sawah Minapadi 8.632,00 ha 500,00 ha Sumber: Dinas Perikananan Kabupaten Cirebon, 2008 Berbagai jenis ikan yang dibudidayakan menurut jenis budidaya di Kabupaten Cirebon yaitu: 1) Budidaya laut, komoditas yang dibudidayakan kerang hijau; 2) Budidaya tambak, ikan yang dibudidayakan adalah ikan mujair, bandeng, belanak, kakap, udang windu, udang putih, udang vaname, kerang darah dan rumput laut; 3) Budidaya kolam, ikan yang dibudidayakan adalah ikan mas, ikan tawes, ikan nilem, ikan nila, ikan gurame, ikan sepat siam, ikan tambakan, ikan patin, ikan tambakan, ikan mujair, ikan lele. Tabel 3 Produksi dan nilai produksi perikanan budidaya Kabupaten Cirebon No Kegiatan Perikanan Produksi Nilai Produksi 2006 2007 2008 2006 2007 2008 Jenis Budidaya Ton Ton Ton (Rp 000) (Rp 000) (Rp 000) 1 Tambak 3.382,1 4.182,9 4.390,9 70.636,0 97.612,9 91.354,0 2 Kolam 1.234,2 1.185,6 1.245,6 9.691,6 11.103 15.788,0 3 Sawah 5,1 54,0 6,4 63,9 64,8 96,0 4 Sungai 91,4 52,1 97,4 416,7 151,2 423,4 5 Waduk 127,0 124,8 87,7 665,4 457,3 497,3 6 Kolam Air Deras 3,4 5,0 5,2 48,2 60 62,4 7 Budidaya Laut 10.259,0 10.464,2 10.988,2 6.683,7 6.278 6.592,9 Jumlah 15.102,0 16.068,6 16.821,4 88.162,0 115.727,0 114.814,0 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon, 2008 Berdasarkan Tabel 3 maka jumlah produksi budidaya terbesar yaitu jenis budidaya laut pada tahun 2008 sebesar 10.988,2 ton dengan nilai produksi sebesar Rp 6.592.900,00. Jumlah produksi budidaya terkecil yaitu jenis budidaya kolam air deras pada tahun 2006 sebesar 3,4 ton dengan nilai produksi sebesar Rp 48.200,00.

29 4.2.2 Perikanan tangkap Kegiatan usaha penangkapan ikan di Kabupaten Cirebon tersebar di tujuh kecamatan pantai yaitu Kecamatan Kapetakan, Cirebon Utara, Mundu Pesisir, Astanajapura, Pangenan, Gebang dan Losari. Konsentrasi penangkapan terbesar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Gebang, Kecamatan Mundu Pesisir dan Kecamatan Cirebon Utara. 1) Jenis Alat Tangkap Beberapa jenis alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Cirebon untuk melakukan penangkapan ikan antara lain alat tangkap payang, pukat tarik ikan, dogol, pukat pantai, jaring insang hanyut, jaring lingkar, jaring insang tetap, pukat tarik ikan, bagan tancap, anco, rawai tetap, dan perangkap kerang. Tabel 4 Perkembangan alat tangkap Kabupaten Cirebon 2004-2009 Jenis Alat Tangkap Jumlah Alat Tangkap (unit) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Pukat Tarik Ikan 0 0 549 584 1.362 622 Payang 401 684 167 516 1.522 793 Dogol 373 321 47 13 138 138 Pukat Pantai 4 277 85 70 206 206 Jaring Insang Hanyut 1.864 1.696 388 83 197 472 Jaring Lingkar 221 221 281 163 165 592 Jaring insang tetap 2.634 1.124 544 426 1.256 1.475 Trammel net 2.204 2.336 590 364 1.786 2.014 Bagan Tancap 180 180 35 12 53 192 Rawai Tetap 185 135 19 79 233 233 Pengumpul Kerang 1.080 1.889 227 180 236 277 Anco 0 0 0 8 64 64 Perangkap Lainnya 0 0 0 248 507 667 Jumlah 9.146 8.863 2.932 2.746 7.725 7.745 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon 2009 Berdasarkan Tabel 4 bahwa jumlah alat tangkap perikanan Kabupaten Cirebon jumlah tertinggi terdapat pada tahun 2004 sebesar 9.146 unit sedangkan jumlah terendah terdapat pada tahun 2007 sejumlah 2.746 unit. Pada tahun 2008 mengalami peningkatan kembali hingga tahun 2009 dari 7.725 menjadi 7.745, hal ini di karenakan pada tahun 2007 hingga sekarang mulai diadakan pendataan baru mengenai jumlah alat tangkap di Kabupaten Cirebon.

30 Berdasarkan pada Gambar 2 bahwa perkembangan jumlah alat tangkap Kabupaten Cirebon selama dua tahun yang lalu yaitu tahun 2006 dan tahun 2007 mengalami penurunan yang sangat signifikan, namun pada tahun 2008 sampai 2009 mengalami peningkatan kembali. Alat Tangkap (unit) 10000 8000 6000 4000 2000 0 8.863 9.146 7.725 7.745 2.932 2.746 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Gambar 2 Perkembangan jumlah alat tangkap perikanan Kabupaten Cirebon 2004-2009. Berdasarkan Gambar 3 ternyata ada tiga alat tangkap yang dominan dioperasikan oleh nelayan Kabupaten Cirebon yaitu pukat tarik ikan, dogol, dan payang. Menurut presentasi jumlah per alat tangkap yang dioperasikan di Kabupaten Cirebon untuk pukat tarik ikan sebesar 26%, dogol 19% dan payang 10%. 26% Pukat Tarik Ikan 2% Payang 3% 3% Dogol Pukat Pantai 19% 1% Jaring Insang Hanyut 9% Jaring Lingkar 8% 8% Jaring Insang Tetap Trammel Net 6% 10% Bagan Tancap 3% 2% Rawai Tetap Gambar 3 Presentasi jumlah alat tangkap di Kabupaten Cirebon 2009.

31 Tabel 5 Perkembangan jumlah produksi per alat tangkap di Kabupaten Cirebon 2006-2009 No Jenis Alat Tangkap 2006 2007 2008 2009 Produksi (Ton) 1 Pukat Tarik Ikan 3.998,6 16.534 6.979 2.257 2 Payang 3.724,1 8.275 6.391,3 1.022,8 3 Dogol 13.679,8 1.235 10.640,9 11.888,5 4 Pukat Pantai/Jr Arad 114,6 369-228,9 5 Jaring Insang Hanyut 6.433,5 1.140 9.676,4 547,5 6 Jaring Lingkar 205,3 2.189 86,3 1.898,7 7 Jaring insang tetap 1.438,9 311 840,2 3.236,5 8 Trammel net 1.271,9 926 1.534,2 764,6 9 Bagan Tancap 470,1 48 90,2 206,4 10 Anco - 14-30,4 11 Rawai Tetap 6.399,9 422 4.047,2 849,8 12 Perangkap Kerang 1.692,4 896 3.627,3 2.314,3 13 Perangkap lainnya - 4.570 700,1 1.432,7 Jumlah 39.429,1 36.929 44.613,1 26.678,1 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon, 2009 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa jumlah produksi terbesar pada tahun 2007 terdapat pada alat tangkap pukat tarik ikan dengan jumlah produksi sebesar 16.534 ton dan pada tahun 2008 hingga 2009 jumlah produksi terbesar terdapat pada alat tangkap dogol dengan jumlah produksinya 10.640,9 ton dan 11.888,5 ton. Selain itu juga perkembangan jumlah produksi dari alat tangkap yang ada di Kabupaten Cirebon juga dapat dilihat pada Gambar 4 yang menjelaskan bahwa jumlah produksi setiap tahunnya cenderung meningkat. Produksi (Ton) 50000 40000 30000 20000 10000 0 39.429,1 36.929 44.613,1 2006 2007 2008 2009 26.678,1 Gambar 4 Perkembangan produksi per jumlah alat tangkap Kabupaten Cirebon 2006-2009.

32 Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa terdapat dua alat tangkap yang mempunyai presentasi terbesar pada tahun 2009 yaitu alat tangkap dogol sebesar 45% dan jaring insang tetap sebesar 12%. Hal ini menunjukkan bahwa kedua alat tangkap tersebut yang dominan dioperasikan pada tahun 2009 dengan jumlah produksi yang cenderung meningkat. 0% 3% 3% 1% 12% Gambar 5 Presentasi produksi per jumlah alat tangkap di Kabupaten Cirebon 2009. 2) Nelayan 7% 9% 2%1% 5% 8% 4% Pukat Tarik Ikan Payang 45% Nelayan yang terserap dalam usaha penangkapan ikan di Kabupaten Cirebon terdiri atas nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik adalah nelayan yang memiliki kapal penangkap ikan atau tidak ikut melaut untuk menangkap ikan. Nelayan buruh adalah nelayan yang hanya memiliki faktor produksi tenaga kerja tanpa memiliki kapal penangkap ikan. Dogol Pukat Pantai/Jr Arad Jaring Insang Hanyut Jaring Lingkar Jaring insang tetap Trammel net Bagan Tancap Anco Rawai Tetap Perangkap Kerang Perangkap lainnya Tabel 6 Jumlah nelayan yang beroperasi di Kabupaten Cirebon 2004-2009 RTP Nelayan RTBP Jumlah 2004 5.614 19.886 25.500 2005 4.619 17.192 21.811 2006 5.533 17.207 22.740 2007 5.255 18.095 23.350 2008 4.204 14.476 18.680 2009 5.054 17.371 22.425 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon, 2009

33 Menurut data yang tercantum pada Tabel 6 jumlah nelayan pemilik dan buruh pada tahun 2004 memiliki jumlah yang tertinggi, dimana untuk nelayan pemilik mencapai 5.614 orang dibandingkan dengan tahun berikutnya dan pada nelayan buruh jumlah tertinggi mencapai 19.886 orang. Jumlah nelayan terendah terdapat pada tahun 2007 dengan nelayan pemilik 4.204 orang dan nelayan buruh 14.476 orang. Secara keseluruhan jumlah nelayan Kabupaten Cirebon mengalami penurunan yang sangat kecil setiap tahunnya sehingga tidak begitu mempengaruhi kegiatan usaha penangkapan ikan. Nelayan (Orang) 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 25.500 21.811 22.740 23.350 22.425 19.886 17.192 17.207 18.095 18.680 17.371 14.476 5.614 4.619 5.533 5.255 4.204 5.054 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah Nelayan Total Jumlah Nelayan RTP Jumlah Nelayan RTBP Gambar 6 Perkembangan jumlah tenaga kerja yang beroperasi di Kabupaten Cirebon. Berdasarkan Gambar 6 grafik hubungan tahun dengan jumlah nelayan Kabupaten Cirebon, baik untuk nelayan buruh (RTBP), nelayan pemilik (RTP) dan total jumlah nelayan. Nelayan RTBP mempunyai jumlah yang lebih banyak di bandingkan dengan nelayan RTP, karena di Kabupaten Cirebon hanya pemilik modal besar saja yang menjadi nelayan pemilik dan sebagian besar masyarakat disana menjadi nelayan buruh yang berasal dari daerah tersebut. 3) Armada Penangkapan Armada yang digunakan pada kegiatan penangkapan ikan di laut Kabupaten Cirebon umumnya berupa perahu dan kapal. Perahu yang digunakan menggunakan mesin sebagai tenaga penggeraknya biasanya ditempatkan disamping perahu disebut juga dengan outboard motor, sedangkan sebagai tenaga penggerak kapal digunakan mesin dalam (inboard motor) dimana mesin kapal ditempatkan didalam kapal itu sendiri.

34 Tabel 7 Jumlah armada penangkapan di Kabupaten Cirebon 2004-2009 Jumlah perahu/motor tempel Tanpa motor Motor tempel Kapal Motor Jumlah 2004 0 4.676 41 4.717 2005 0 4.797 41 4.838 2006 21 4.666 18 4.705 2007 37 4.049 7 4.093 2008 37 4.049 7 4.093 2009 37 4.049 7 4.093 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon, 2009 Berdasarkan Tabel 7 mengenai jumlah armada penangkapan bahwa armada penangkapan di Kabupaten Cirebon 2007-2009 memiliki jumlah yang tetap. Hal tersebut disebabkan adanya pendataan baru pada jenis alat tangkap dan sebagian besar armada yang digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan berupa perahu bermotor tempel. Kapal motor kegiatan penangkapan ikan hanya terdapat di dua kecamatan seperti Kapetakan dan Cirebon Utara. 4) Produksi dan Nilai produksi perikanan tangkap Perkembangan produksi dan nilai produksi perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon selama tahun 2004-2009 dapat dilihat pada Tabel 8 bahwa terjadi penurunan produksi dan peningkatan nilai produksi perikanan tangkap. Jumlah produksi terbesar yaitu 40.483 ton pada tahun 2004 sedangkan terendahnya pada tahun 2008 hanya 25.521 ton. Jumlah produksi yang besar memiliki nilai produksi yang sangat rendah yaitu Rp 196.363.000,00 dan jumlah produksi yang rendah memiliki nilai produksi yang sangat besar yaitu Rp 659.434.490,00. Berdasarkan uraian di atas jumlah produksi penangkapan di laut cenderung berlawanan dengan jumlah nilai produksi penangkapan ikan di Kabupaten Cirebon. Produksi menurun karena berkembangnya alat tangkap jaring arad. Sehingga produktivitas hasil tangkapan yang dihasilkan oleh beberapa alat tangkap cenderung mengalami penurunan. Selain itu, alat tangkap jaring arad dapat merusak lingkungan. Nilai produksi mengalami peningkatan karena mengalami kenaikan harga setiap tahunnya yang akibatnya harga jual ikan juga meningkat.

35 Tabel 8 Jumlah produksi dan nilai produksi perikanan tangkap Kabupaten Cirebon 2004-2009 Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp 000) Harga rata-rata (Rp/kg) 2004 40.483 196.363 4.850 2005 40.554 214.639 5.290 2006 39.429 249.817 6.340 2007 39.688 260.494 6.560 2008 25.521 659.434 25.830 2009 35.565 434.433 12.220 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon, 2009 Berdasarkan Gambar 7 mengenai jumlah produksi dan nilai produksi perikanan tahun 2004-2009 diketahui bahwa jumlah produksi perikanan laut di Kabupaten Cirebon mempunyai nilai yang cenderung menurun setiap tahunnya dan nilai produksinya mempunyai nilai yang cenderung meningkat. Hal ini karena berkembangnya alat tangkap arad mengakibatkan produktivitas hasil tangkapan oleh beberapa alat tangkap rendah, sehingga jumlah produksi juga rendah. Selain itu, hubungan tahun dan jumlah produksi perikanan laut di Kabupaten Cirebon tahun 2004-2009 mempunyai nilai produksi yang meningkat. Hal ini karena terjadinya peningkatan harga jual ikan setiap tahunnya yang awalnya hanya Rp 4.850,00 per kg pada tahun 2004 hingga mencapai harga Rp 25.830,00 tahun 2008, dan menurun menjadi Rp 12.220,00 per kg pada tahun 2009. Produksi (Ton) 50000 40000 30000 20000 10000 0 40.483 40.554,7 Gambar 7 Perkembangan produksi dan nilai produksi perikanan tangkap Kabupaten Cirebon 2004-2009. 5) Jenis Komoditas Perikanan Tangkap 39.429,1 39.688 196.363 214.639,01 249.817,1 260.494,23 25.521 659.434 35.565 2004 2005 2006 2007 2008 Produksi (Ton) Nilai produksi (ribuan) 434.433,98 800000 600000 400000 200000 Jenis ikan yang ditangkap di Kabupaten Cirebon dapat dibagi menurut kelompok ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar, ikan demersal, udang, dan 0 Nilai Produksi (ribuan)

36 binatang lunak. Kelompok pelagis kecil yang ditangkap antara lain ikan peperek, ikan selar, ikan japuh, ikan teri, ikan tembang, ikan kembung, ikan sebelah. Kelompok pelagis besar yang ditangkap antara lain ikan kakap merah, ikan kakap putih, ikan tongkol. Kelompok ikan demersal yang ditangkap antara lain ikan bawal putih, ikan manyung, ikan pari, ikan layur. Kelompok udang-udangan yang ditangkap antara lain udang krosok, udang jerbung, udang windu, udang dogol, rajungan. Selain itu, ada kelompok binatang berkulit lunak yang produksinya ditangkap antara lain cumi-cumi, kerang darah dan gurita.