LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

dokumen-dokumen yang mirip
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Lamhot Munthe. menawarkan persoalan-persoalan yang sulit, ditambah dengan kurangnya kerjasama antar siswa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Isak Ritonga Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 4 Medan Surel :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA SISWAKELAS 1-B SD NEGERI DELITUA KABUPATENDELI SERDANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJAS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V-B SD NEGERI MULIOREJO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII-B

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Karolina Br Karo Guru SD Negeri Tigaserangkai Surel:

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Martinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI MASALAH SOSIAL MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE TEAM GROUP TUORNAMENT

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 3 No.1, ISSN

Ermina Sembiring Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

Niasni Sinaga Guru SMP Negeri 3 Berastagi

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IX-3 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DI SMP NEGERI 1 PAYUNG T.P. 2015/2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN KELAS VII-II SMP NEGERI 29 MEDAN LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan Email : latipa_hanim@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa saat bekerja dalam kelompok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token selama kegiatan belajar mengajar di kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan tahun pelajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain menulis,membaca (31%), mengungkapkan pendapat (43%), bertanya sesama teman (13%), bertanya kepada guru (10%), dan yang tidak relevan dengan KBM (3%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain menulis, membaca (15%), mengungkapkan pendapat (69%), bertanya sesama teman (10%), bertanya kepada guru (6%), dan yang tidak relevan dengan KBM (0 %). Berpikir kritis siswa dari sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe time token mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe time token Kata kunci : Berpikir Kritis, Model Kooperatif Tipe Time Token PENDAHULUAN Latar Belakang Pembelajaran PKn di SMP Negeri 29 Medan dewasa ini mengalami beberapa permasalahan. Pertama, dari sudut pandang proses pembelajaran perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogianyalah kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru, sehingga pembelajaran tidak memupuk kemampuan berpikir kritis. Jika pembelajaran kooperatif yang diterapkan secara benar memenuhi kelima unsurnya maka mampu memberikan pembelajaran yang berorientasi aktivitas belajar siswa dan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan sikap kritis dalam pembelajaran PKn. Salah satu varian pembelajaran kooperatif yang dianggap sesuai dalam kedua tujuan diatas adalah model pembelajaran kooperatif tipe time token. Melihat keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe time token ini maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token dalam kegiatan pembelajaran PKn melalui penelitian tindakan kelas. Sehingga judul dalam penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran PKn melalui Model Pembelajaran. Identifikasi masalah Berdasarkan judul penelitian, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Pembelajaran belum mampu mengembangkan sikap kritis siswa. 52

2. Pembelajaran masih berorientasi pada kemampuan menghafal sehingga hasil belajar siswa masih rendah. 3. Muncul ketergantungan negatif siswa dalam kelompok atau dominasi siswa tertentu dalam pembelajaran kooperatif. Batasan Masalah Peneliti membatasi permasalahan sesuai dengan kemampuan peneliti antara lain; 1. Menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Time Token selama kegiatan belajar-mengajar. 2. Penelitian dikenakan pada siswa kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Rumusan Masalah Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas, maka yang menjadi rumusan-rumusan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah hasil belajar berupa sikap kritis siswa meningkat setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token selama kegiatan belajar mengajar di kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan tahun pelajaran 2013/2014? 2. Apakah aktivitas siswa saat bekerja dalam kelompok meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token selama kegiatan belajar mengajar di kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan tahun pelajaran 2013/2014? Cara Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah yang ditempuh dalam penelitian ini yakni untuk meningkatakn sikap kritis siswa dalam pembelajaran PKn maka diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar berupa sikap kritis siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token selama kegiatan belajar mengajar di kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan tahun pelajaran 2013/2014. 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa saat bekerja dalam kelompok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token selama kegiatan belajar mengajar di kelas VII- 11 SMP Negeri 29 Medan tahun pelajaran 2013/2014. Manfaat Penelitian 1. Guru-guru SMP Negeri 29 Medan dan guru-guru yang lain untuk menambah wawasan dalam pengembangan profesi guru. 2. Menambah kepustakaan bagi guru-guru dalam modelmodel pembelajaran 3. Khususnya bagi Kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan model tersebut untuk-guru-guru yang lain. KAJIAN PUSTAKA Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan adanya kebutuhan untuk aktif bekerja atau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Lawan aktivitas adalah non- 53

aktivitas yang artinya tidak melakukan aktivitas apapun. Hasil Belajar Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Belajar Berpikir Kritis Berpikir kritis berarti berpikir secara cepat dan rasional sebagai bentuk tanggapan terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat memecahkan masalah dengan baik dan membawa manfaat. Pembelajaran Kooperatif Slavin (2008 : 4), mengatakan bahwa : Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapakan saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu, dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Model pembelajaran Time token Arends merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah. Proses pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subyek. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Medan Jalan Letda Sudjono Ujung Medan. Pelaksanaannya selama empat bulan dari bulan September sampai dengan Desember tahun 2013. Subjek Penelitian Karena keterbatasan peneliti maka penelitian hanya dikenakan pada seluruh siswa kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang seluruhnya berjumlah 22 siswa. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) 2. Lembar Kerja Siswa 3. Tes formatif 4. Lembar Observasi a. Lembar observasi pengelolaan pembelajaran, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran. 54

Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ditempuh dalam 2 (dua) siklus kegiatan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a. Siklus I Kegiatan pada Siklus I meliputi: 1) Perencanaan Tindakan 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 3) Refleksi (Reflective) b. Siklus II Kegiatan pada Siklus II meliputi: 1) Perencanaan Tindakan 2) Penyusunan instrumen 3) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation) 4) Refleksi (Reflective) Teknik Analisis Data 1. Untuk menilai hasil tes formatif Rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan : X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa 2. Untuk ketuntasan belajar Siswa. yang. tuntas. belajar P x100% Siswa 3. Untuk lembar observasi P 1 P X 2 2 Dimana: P 1 = pertemuan 1 dan P 2 = pertemuan 2 b. Lembar observasi aktivitas siswa X % x100% X dengan jumlah. hasil. pengamatan P 1 P2 X jumlah. pengamat 2 Keterangan: % = Persentase pengamatan X = Rata-rata X = Jumlah rata-rata P 1 = Pengamat 1 P 2 = Pengamat 2 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah ketika ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 85%. Atau paling tidak 85% siswa dalam kelas mendapatkan perolehan nilai mencapai KKM PKn kelas VII SMP Negeri 29 Medan sebesar 70. Jadwal Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan September s/d Desember HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sebelum melaksanakan KBM pada Siklus peneliti memberikan uji kemampuan awal melalaui Pretes. Dari tes awal diperoleh nilai terendah untuk pretes adalah 20, dan tertinggi adalah 40. Ketuntasan secara klasikal adalah 0%. Nilai rata-rata kelas adalah 29. Siklus I A. Tahap Perencanan B. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada siklus ini pelaku tindakan atau pengajar adalah peneliti. Untuk observasi dan dokumentasi penelitian, peneliti dibantu dua orang guru sejawat peneliti. 55

C. Tahap Observasi I Tahap observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang meggambarkan dua hal dalam penelitian ini yakni keberhasilan proses dan keberhasilan hasil. Keberhasilan Proses Observasi pada proses dilakukan melalui lembar observasi pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. 1) Data Observasi Pengelolaan Pembelajaran Pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran dilkukan oleh seorang pengamat sepanjang pembelajaran. Dari hasil pengamatan Siklus I selama dua pertemuan pembelajaran diperoleh data pada Merujuk pada Tabel 4.1. di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah menjelaskan langkah pembelajaran, membimbing siswa melakukan kegiatan time token, membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok, memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan, dan pengelolaan waktu. 2) Observasi aktivitas belajar siswa Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada Siklus I disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Aktivitas Siswa Pada Siklus I No Aktivitas Skor Proporsi 1 Membaca dan menulis 19 31% 2 Mengungkap pendapat 26 43% 3 Bertanya pada temans 8 13% 4 Bertanya pada guru 6 10% 5 Yang tidak relevan 2 3% Jumlah 60 100% Merujuk pada Tabel 4.2, pada Siklus I rata-rata aktivitas menulis dan membaca memperoleh proporsi 31%. Aktivitas mengungkap pendapat dalam diskusi mencapai 43%. Aktivitas bertanya pada teman sebesar 13%. Aktivitas bertanya kepada guru 10% dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM sebesar 3%. Keberhasilan Produk Produk diperoleh melalui tes hasil belajar kognitif siswahasil Formatif I disajikan dalam Tabel 4.3. Tabel 4.2 Distribusi Hasil Formatif I Nilai Frekuensi Ketuntasan Rata-rata 100 1 5% 88 6 27% 75 6 27% 50 5-25 4 - Jumlah 22 59% 65 Merujuk pada Tabel 4.3 tersebut, nilai terendah Formatif I adalah 25 dan tertinggi adalah 100 dengan kriteria ketuntasan minimal 70 maka 13 dari 22 siswa mendapat nilai mencapai KKM atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 59%. sehingga dapat dikatakan KBM Siklus I belum berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 65 juga di bawah KKM. Ketuntasan masih menyisakan 9 siswa (41%) tidak tuntas nilainya dalam pembelajaran. D. Tahap Refleksi I Dalam tahap ini peneliti menganalisa, mensintesa, hasil dari catatan selama kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar pengamatan, dokumentasi dan tes. 1. Siklus II A. Tahap Perencanaan dan Perbaikan Tindakan Adapun revisi tindakan yang direncanakan pada pelaksanaan Siklus II antara lain: a. Guru perlu memperbaiki kemampuan mengelola 56

pembelajaran terutama dalam langkah kooperatif time token dan pengelolaan waktu. b. Untuk membantu siswa yang kesulitan merumuskan dan memfokuskan pembicaraanya maka di tampilkan media Chart yang berhubungan dengan materi pembelajaran, sehingga sambil mengungkapkan pendapatnya siswa dapat melihat media yang dipasang guru. c. Membantu siswa beradaptasi dengan alur pembelajaran, dimana setiap pendapat siswa dihargai dengan pujian bagus atau meminta siswa lain bertepuk tangan. d. Guru menganalisis kemungkinan-kemungkainan kesulitan siswa dalam Siklus II dan segera merencanakan tindakan yang dapat dilakukan langsung dalam pembelajaran. B. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I untuk pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 21 Oktober 2013 dengan diikuti 22 siswa. Materi yang dibahas adalah sifat dan fungsi konstitusi pertama. Pertemuan II dilaksanakan pada Senin, 28 Oktober 2013 dengan diikuti 22 siswa. C. Tahap Observasi II Keberhasilan Proses Observasi pada proses dilakukan melalui lembar observasi pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. 1) Data Observasi Pengelolaan Pembelajaran Dari hasil pengamatan Siklus II selama dua pertemuan pembelajaran diperoleh data pada 2) Observasi aktivitas belajar siswa Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada Siklus II disajikan dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 Aktivitas Siswa Pada Siklus II No Aktivitas Skor Proporsi 1 Membaca dan menulis 9 15% 2 Mengungkap pendapat 42 69% 3 Bertanya pada teman 6 10% 4 Bertanya pada guru 4 6% 5 Yang tidak relevan 0 0% Jumlah 60 100% Merujuk pada Tabel 4.5, pada Siklus II rata-rata aktivitas menulis dan membaca mengalami penurunan proporsi menjadi 15%. Aktivitas mengungkap pendapat dalam diskusi naik mencapai 69%. Aktivitas bertanya pada teman turun sebesar 10%. Aktivitas bertanya kepada guru turun menjadi 6% menunjukkan kemandirian kelompok meningkat dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM turun menjadi 0%. Secara keseluruhan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan kualitas yang menuju perbaikan. Hasil Formatif II disajikan dalam Tabel 4.6. Tabel 4.6 Distribusi Hasil Formatif II Nilai Frekuensi Ketuntasan Ratarata 100 2 9% 86 17 77% 57 3 - Jumlah 38 86% 83 Merujuk pada Tabel 4.6 tersebut, nilai terendah Formatif II adalah 57 dan tertinggi adalah 100 dengan kriteria ketuntasan minimal 70 maka 19 siswa mendapat nilai mencapai KKM atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 87%. Dengan mengacu pada ketuntasan klasikal minimum sebesar 85% maka nilai ini berada pada kriteria keberhasilan 57

sehingga dapat dikatakan KBM Siklus II berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas yang memuaskan. Nilai rata-rata kelas adalah 83 juga di atas KKM. D. Tahap Refleksi II Hasil observasi yang didapat dari pengamatan, bahwa peneliti dalam melaksanakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe time token dalam pembelajaran sudah berhasil dan termasuk dalam kategori baik. Data menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada Siklus II lebih baik dari pada Siklus I, penurunan aktivitas individual seperti menulis dan membaca terjadi pada Siklus II. Aktivitas yang tidak relevan dengan KBM pada Siklus II menyusut hingga 0%. Sehingga secara keseluruhan terjadi peningkatan kualitas aktivitas belajar siswa. Pembahasan Masih terdapat beberapa siswa memperoleh nilai yang di bawah kriteria ketuntasan minimum. Baru pada Siklus II diperoleh hasil rata-rata 83 dengan persentase ketuntasan 86%. Kedua nilai baik rata-rata dan ketuntasan klasikal telah mencapai kriteria atau Siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai ketuntasn klasikal menunjukka sikap kritis siswa telah tumbuh. Pada Siklus I belum tercapai ketuntasan belajar siswa dikarenakan selama pengamatan terhadap kegiatan siswa Siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan Sehingga harus dilakukan tindakan perbaikan yang direncanakan pada pelaksanaan Siklus II dari hasil refleksi di atas antara lain: Guru perlu memperbaiki kemampuan mengelola pembelajaran terutama dalam langkah kooperatif time token dan pengelolaan waktu. Untuk membantu siswa yang kesulitan merumuskan dan memfokuskan pembicaraanya maka di tampilkan media Chart yang berhubungan dengan materi pembelajaran, sehingga sambil mengungkapkan pendapatnya siswa dapat melihat media yang dipasang guru. Membantu siswa beradaptasi dengan alur pembelajaran, dimana setiap pendapat siswa dihargai dengan pujian bagus atau meminta siswa lain bertepuk tangan. Guru menganalisis kemungkinan-kemungkainan kesulitan siswa dalam Siklus II dan segera merencanakan tindakan yang dapat dilakukan langsung dalam pembelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada Formatif I menunjukkan rata-rata 65 dengan ketuntasan kalsikal 59% dan pada Formatif II menunjukkan rata-rata 83 dengan ketuntasan klasikal 86% atau terjadi peningkatan 27%, data tersebut menunjukkan tuntas sesuai dengan KKM Pendidikan Kewarganegaraan. Peningkatan ini menunjukkan 58

kemampuan berpikir kritis siswa meningkat. 2. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada siklus I aktivitas membaca dan menulis 31%, mengungkapkan pendapat dalam diskusi 43%, bertanya sesama teman 13%, bertanya kepada guru 10%, dan yang tidak relevan dengan KBM 3%. Sedangkan pada siklus II aktivitas membaca dan menulis 15%, mengungkapkan pendapat dalam diskusi 69%, bertanya sesama teman 10%, bertanya kepada guru 6%, dan yang tidak relevan dengan KBM 0%. Saran 1. Perlu motivasi diberikan pada awal pertemuan agar selama bekerja dalam kelompok aktivitas siswa sangat baik. 2. Di awal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seharusnya menjelaskan tujuan pembelajaran serta aplikasinya pada kehidupan masyarakat sesuai dengan konsep materi pembelajaran. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe Time Token, dapat diterapkan dengan sempurna pada kelompok kecil (< 30 orang perkelas) 4. Selama kerja kelompok perlu aturan-aturan di informasikan kepada siswa sesuai dengan tujuan berkelompok, agar tujuan berkelompok dapat tercapai dan dapat dilihat pada tes hasil belajar secara indivdu. 5. Aktivitas siswa perlu diperhatikan dan direkap selama KBM dan direfleksikan baik hasil kelompok belajar, aktivitas siswa selama bekerja dan sikapnya selama bekerja. RUJUKAN Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Dimyati, dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah,S.B dan Aswan, Z. 2006. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Lie, A. 2008. Cooperative learning. Jakarta : PT Gramedia Majid, A. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Rosda. Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grasindo Persada. Sarjana, A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Erlangga Sinulingga, B. 2008. Impelementasi Cooperatif Learning Tipe STAD dalam Memperbaiki Aktivitas Pembelajaran 59

Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 29 Medan. (tidak dipublikasikan). Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset,dan Praktik. Bandung : Nusa Media. 60