UPAYA MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN KELAS VII-II SMP NEGERI 29 MEDAN LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan Email : latipa_hanim@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa saat bekerja dalam kelompok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token selama kegiatan belajar mengajar di kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan tahun pelajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain menulis,membaca (31%), mengungkapkan pendapat (43%), bertanya sesama teman (13%), bertanya kepada guru (10%), dan yang tidak relevan dengan KBM (3%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain menulis, membaca (15%), mengungkapkan pendapat (69%), bertanya sesama teman (10%), bertanya kepada guru (6%), dan yang tidak relevan dengan KBM (0 %). Berpikir kritis siswa dari sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe time token mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe time token Kata kunci : Berpikir Kritis, Model Kooperatif Tipe Time Token PENDAHULUAN Latar Belakang Pembelajaran PKn di SMP Negeri 29 Medan dewasa ini mengalami beberapa permasalahan. Pertama, dari sudut pandang proses pembelajaran perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogianyalah kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru, sehingga pembelajaran tidak memupuk kemampuan berpikir kritis. Jika pembelajaran kooperatif yang diterapkan secara benar memenuhi kelima unsurnya maka mampu memberikan pembelajaran yang berorientasi aktivitas belajar siswa dan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan sikap kritis dalam pembelajaran PKn. Salah satu varian pembelajaran kooperatif yang dianggap sesuai dalam kedua tujuan diatas adalah model pembelajaran kooperatif tipe time token. Melihat keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe time token ini maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token dalam kegiatan pembelajaran PKn melalui penelitian tindakan kelas. Sehingga judul dalam penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran PKn melalui Model Pembelajaran. Identifikasi masalah Berdasarkan judul penelitian, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Pembelajaran belum mampu mengembangkan sikap kritis siswa. 52
2. Pembelajaran masih berorientasi pada kemampuan menghafal sehingga hasil belajar siswa masih rendah. 3. Muncul ketergantungan negatif siswa dalam kelompok atau dominasi siswa tertentu dalam pembelajaran kooperatif. Batasan Masalah Peneliti membatasi permasalahan sesuai dengan kemampuan peneliti antara lain; 1. Menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Time Token selama kegiatan belajar-mengajar. 2. Penelitian dikenakan pada siswa kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Rumusan Masalah Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas, maka yang menjadi rumusan-rumusan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah hasil belajar berupa sikap kritis siswa meningkat setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token selama kegiatan belajar mengajar di kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan tahun pelajaran 2013/2014? 2. Apakah aktivitas siswa saat bekerja dalam kelompok meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token selama kegiatan belajar mengajar di kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan tahun pelajaran 2013/2014? Cara Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah yang ditempuh dalam penelitian ini yakni untuk meningkatakn sikap kritis siswa dalam pembelajaran PKn maka diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar berupa sikap kritis siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token selama kegiatan belajar mengajar di kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan tahun pelajaran 2013/2014. 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa saat bekerja dalam kelompok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token selama kegiatan belajar mengajar di kelas VII- 11 SMP Negeri 29 Medan tahun pelajaran 2013/2014. Manfaat Penelitian 1. Guru-guru SMP Negeri 29 Medan dan guru-guru yang lain untuk menambah wawasan dalam pengembangan profesi guru. 2. Menambah kepustakaan bagi guru-guru dalam modelmodel pembelajaran 3. Khususnya bagi Kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan model tersebut untuk-guru-guru yang lain. KAJIAN PUSTAKA Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan adanya kebutuhan untuk aktif bekerja atau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Lawan aktivitas adalah non- 53
aktivitas yang artinya tidak melakukan aktivitas apapun. Hasil Belajar Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Belajar Berpikir Kritis Berpikir kritis berarti berpikir secara cepat dan rasional sebagai bentuk tanggapan terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat memecahkan masalah dengan baik dan membawa manfaat. Pembelajaran Kooperatif Slavin (2008 : 4), mengatakan bahwa : Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapakan saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu, dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Model pembelajaran Time token Arends merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah. Proses pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subyek. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Medan Jalan Letda Sudjono Ujung Medan. Pelaksanaannya selama empat bulan dari bulan September sampai dengan Desember tahun 2013. Subjek Penelitian Karena keterbatasan peneliti maka penelitian hanya dikenakan pada seluruh siswa kelas VII-11 SMP Negeri 29 Medan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang seluruhnya berjumlah 22 siswa. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) 2. Lembar Kerja Siswa 3. Tes formatif 4. Lembar Observasi a. Lembar observasi pengelolaan pembelajaran, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran. 54
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ditempuh dalam 2 (dua) siklus kegiatan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a. Siklus I Kegiatan pada Siklus I meliputi: 1) Perencanaan Tindakan 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 3) Refleksi (Reflective) b. Siklus II Kegiatan pada Siklus II meliputi: 1) Perencanaan Tindakan 2) Penyusunan instrumen 3) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation) 4) Refleksi (Reflective) Teknik Analisis Data 1. Untuk menilai hasil tes formatif Rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan : X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa 2. Untuk ketuntasan belajar Siswa. yang. tuntas. belajar P x100% Siswa 3. Untuk lembar observasi P 1 P X 2 2 Dimana: P 1 = pertemuan 1 dan P 2 = pertemuan 2 b. Lembar observasi aktivitas siswa X % x100% X dengan jumlah. hasil. pengamatan P 1 P2 X jumlah. pengamat 2 Keterangan: % = Persentase pengamatan X = Rata-rata X = Jumlah rata-rata P 1 = Pengamat 1 P 2 = Pengamat 2 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah ketika ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 85%. Atau paling tidak 85% siswa dalam kelas mendapatkan perolehan nilai mencapai KKM PKn kelas VII SMP Negeri 29 Medan sebesar 70. Jadwal Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan September s/d Desember HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sebelum melaksanakan KBM pada Siklus peneliti memberikan uji kemampuan awal melalaui Pretes. Dari tes awal diperoleh nilai terendah untuk pretes adalah 20, dan tertinggi adalah 40. Ketuntasan secara klasikal adalah 0%. Nilai rata-rata kelas adalah 29. Siklus I A. Tahap Perencanan B. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada siklus ini pelaku tindakan atau pengajar adalah peneliti. Untuk observasi dan dokumentasi penelitian, peneliti dibantu dua orang guru sejawat peneliti. 55
C. Tahap Observasi I Tahap observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang meggambarkan dua hal dalam penelitian ini yakni keberhasilan proses dan keberhasilan hasil. Keberhasilan Proses Observasi pada proses dilakukan melalui lembar observasi pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. 1) Data Observasi Pengelolaan Pembelajaran Pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran dilkukan oleh seorang pengamat sepanjang pembelajaran. Dari hasil pengamatan Siklus I selama dua pertemuan pembelajaran diperoleh data pada Merujuk pada Tabel 4.1. di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah menjelaskan langkah pembelajaran, membimbing siswa melakukan kegiatan time token, membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok, memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan, dan pengelolaan waktu. 2) Observasi aktivitas belajar siswa Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada Siklus I disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Aktivitas Siswa Pada Siklus I No Aktivitas Skor Proporsi 1 Membaca dan menulis 19 31% 2 Mengungkap pendapat 26 43% 3 Bertanya pada temans 8 13% 4 Bertanya pada guru 6 10% 5 Yang tidak relevan 2 3% Jumlah 60 100% Merujuk pada Tabel 4.2, pada Siklus I rata-rata aktivitas menulis dan membaca memperoleh proporsi 31%. Aktivitas mengungkap pendapat dalam diskusi mencapai 43%. Aktivitas bertanya pada teman sebesar 13%. Aktivitas bertanya kepada guru 10% dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM sebesar 3%. Keberhasilan Produk Produk diperoleh melalui tes hasil belajar kognitif siswahasil Formatif I disajikan dalam Tabel 4.3. Tabel 4.2 Distribusi Hasil Formatif I Nilai Frekuensi Ketuntasan Rata-rata 100 1 5% 88 6 27% 75 6 27% 50 5-25 4 - Jumlah 22 59% 65 Merujuk pada Tabel 4.3 tersebut, nilai terendah Formatif I adalah 25 dan tertinggi adalah 100 dengan kriteria ketuntasan minimal 70 maka 13 dari 22 siswa mendapat nilai mencapai KKM atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 59%. sehingga dapat dikatakan KBM Siklus I belum berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 65 juga di bawah KKM. Ketuntasan masih menyisakan 9 siswa (41%) tidak tuntas nilainya dalam pembelajaran. D. Tahap Refleksi I Dalam tahap ini peneliti menganalisa, mensintesa, hasil dari catatan selama kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar pengamatan, dokumentasi dan tes. 1. Siklus II A. Tahap Perencanaan dan Perbaikan Tindakan Adapun revisi tindakan yang direncanakan pada pelaksanaan Siklus II antara lain: a. Guru perlu memperbaiki kemampuan mengelola 56
pembelajaran terutama dalam langkah kooperatif time token dan pengelolaan waktu. b. Untuk membantu siswa yang kesulitan merumuskan dan memfokuskan pembicaraanya maka di tampilkan media Chart yang berhubungan dengan materi pembelajaran, sehingga sambil mengungkapkan pendapatnya siswa dapat melihat media yang dipasang guru. c. Membantu siswa beradaptasi dengan alur pembelajaran, dimana setiap pendapat siswa dihargai dengan pujian bagus atau meminta siswa lain bertepuk tangan. d. Guru menganalisis kemungkinan-kemungkainan kesulitan siswa dalam Siklus II dan segera merencanakan tindakan yang dapat dilakukan langsung dalam pembelajaran. B. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I untuk pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 21 Oktober 2013 dengan diikuti 22 siswa. Materi yang dibahas adalah sifat dan fungsi konstitusi pertama. Pertemuan II dilaksanakan pada Senin, 28 Oktober 2013 dengan diikuti 22 siswa. C. Tahap Observasi II Keberhasilan Proses Observasi pada proses dilakukan melalui lembar observasi pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. 1) Data Observasi Pengelolaan Pembelajaran Dari hasil pengamatan Siklus II selama dua pertemuan pembelajaran diperoleh data pada 2) Observasi aktivitas belajar siswa Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada Siklus II disajikan dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 Aktivitas Siswa Pada Siklus II No Aktivitas Skor Proporsi 1 Membaca dan menulis 9 15% 2 Mengungkap pendapat 42 69% 3 Bertanya pada teman 6 10% 4 Bertanya pada guru 4 6% 5 Yang tidak relevan 0 0% Jumlah 60 100% Merujuk pada Tabel 4.5, pada Siklus II rata-rata aktivitas menulis dan membaca mengalami penurunan proporsi menjadi 15%. Aktivitas mengungkap pendapat dalam diskusi naik mencapai 69%. Aktivitas bertanya pada teman turun sebesar 10%. Aktivitas bertanya kepada guru turun menjadi 6% menunjukkan kemandirian kelompok meningkat dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM turun menjadi 0%. Secara keseluruhan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan kualitas yang menuju perbaikan. Hasil Formatif II disajikan dalam Tabel 4.6. Tabel 4.6 Distribusi Hasil Formatif II Nilai Frekuensi Ketuntasan Ratarata 100 2 9% 86 17 77% 57 3 - Jumlah 38 86% 83 Merujuk pada Tabel 4.6 tersebut, nilai terendah Formatif II adalah 57 dan tertinggi adalah 100 dengan kriteria ketuntasan minimal 70 maka 19 siswa mendapat nilai mencapai KKM atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 87%. Dengan mengacu pada ketuntasan klasikal minimum sebesar 85% maka nilai ini berada pada kriteria keberhasilan 57
sehingga dapat dikatakan KBM Siklus II berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas yang memuaskan. Nilai rata-rata kelas adalah 83 juga di atas KKM. D. Tahap Refleksi II Hasil observasi yang didapat dari pengamatan, bahwa peneliti dalam melaksanakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe time token dalam pembelajaran sudah berhasil dan termasuk dalam kategori baik. Data menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada Siklus II lebih baik dari pada Siklus I, penurunan aktivitas individual seperti menulis dan membaca terjadi pada Siklus II. Aktivitas yang tidak relevan dengan KBM pada Siklus II menyusut hingga 0%. Sehingga secara keseluruhan terjadi peningkatan kualitas aktivitas belajar siswa. Pembahasan Masih terdapat beberapa siswa memperoleh nilai yang di bawah kriteria ketuntasan minimum. Baru pada Siklus II diperoleh hasil rata-rata 83 dengan persentase ketuntasan 86%. Kedua nilai baik rata-rata dan ketuntasan klasikal telah mencapai kriteria atau Siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai ketuntasn klasikal menunjukka sikap kritis siswa telah tumbuh. Pada Siklus I belum tercapai ketuntasan belajar siswa dikarenakan selama pengamatan terhadap kegiatan siswa Siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan Sehingga harus dilakukan tindakan perbaikan yang direncanakan pada pelaksanaan Siklus II dari hasil refleksi di atas antara lain: Guru perlu memperbaiki kemampuan mengelola pembelajaran terutama dalam langkah kooperatif time token dan pengelolaan waktu. Untuk membantu siswa yang kesulitan merumuskan dan memfokuskan pembicaraanya maka di tampilkan media Chart yang berhubungan dengan materi pembelajaran, sehingga sambil mengungkapkan pendapatnya siswa dapat melihat media yang dipasang guru. Membantu siswa beradaptasi dengan alur pembelajaran, dimana setiap pendapat siswa dihargai dengan pujian bagus atau meminta siswa lain bertepuk tangan. Guru menganalisis kemungkinan-kemungkainan kesulitan siswa dalam Siklus II dan segera merencanakan tindakan yang dapat dilakukan langsung dalam pembelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada Formatif I menunjukkan rata-rata 65 dengan ketuntasan kalsikal 59% dan pada Formatif II menunjukkan rata-rata 83 dengan ketuntasan klasikal 86% atau terjadi peningkatan 27%, data tersebut menunjukkan tuntas sesuai dengan KKM Pendidikan Kewarganegaraan. Peningkatan ini menunjukkan 58
kemampuan berpikir kritis siswa meningkat. 2. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada siklus I aktivitas membaca dan menulis 31%, mengungkapkan pendapat dalam diskusi 43%, bertanya sesama teman 13%, bertanya kepada guru 10%, dan yang tidak relevan dengan KBM 3%. Sedangkan pada siklus II aktivitas membaca dan menulis 15%, mengungkapkan pendapat dalam diskusi 69%, bertanya sesama teman 10%, bertanya kepada guru 6%, dan yang tidak relevan dengan KBM 0%. Saran 1. Perlu motivasi diberikan pada awal pertemuan agar selama bekerja dalam kelompok aktivitas siswa sangat baik. 2. Di awal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seharusnya menjelaskan tujuan pembelajaran serta aplikasinya pada kehidupan masyarakat sesuai dengan konsep materi pembelajaran. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe Time Token, dapat diterapkan dengan sempurna pada kelompok kecil (< 30 orang perkelas) 4. Selama kerja kelompok perlu aturan-aturan di informasikan kepada siswa sesuai dengan tujuan berkelompok, agar tujuan berkelompok dapat tercapai dan dapat dilihat pada tes hasil belajar secara indivdu. 5. Aktivitas siswa perlu diperhatikan dan direkap selama KBM dan direfleksikan baik hasil kelompok belajar, aktivitas siswa selama bekerja dan sikapnya selama bekerja. RUJUKAN Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Dimyati, dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah,S.B dan Aswan, Z. 2006. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Lie, A. 2008. Cooperative learning. Jakarta : PT Gramedia Majid, A. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Rosda. Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grasindo Persada. Sarjana, A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Erlangga Sinulingga, B. 2008. Impelementasi Cooperatif Learning Tipe STAD dalam Memperbaiki Aktivitas Pembelajaran 59
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 29 Medan. (tidak dipublikasikan). Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset,dan Praktik. Bandung : Nusa Media. 60