BAB I PENDAHULUAN. dari dunia sekolah ke dunia kerja, hanya sedikit sekali dari peserta didik yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENYAJIAN DATA. Pesantren Teknologi Riau. Adapun data yang penulis sediakan adalah data

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

KAUNSELING BIMBINGAN KERJAYA

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Sinar Grafika, 2008, h. 2

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB SATU PENGENALAN. Bab pertama mengandungi perkara-perkara asas yang perlu ada dalam setiap kajian

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi adalah unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk

PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Program Bimbingan islam terhadap anak-anak yatim dan miskin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman kini, manusia dituntut untuk menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia saat ini, tergantung

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

Pentaksiran Psikometrik LEMBAGA PEPERIKSAAN KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dana pembangunan sektor ekonomi, yang satu dan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB I PENDAHULUAN. menuju masa dewasa, secara psikologis siswa SMA berada pada remaja

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), data yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi sosial yang telah melembaga sejak sejarah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Bimbingan sebagai bagian dari pendidikan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laju pendidikan di sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMP dan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. segala sisi. Hal tersebut tidak terlepas dari peran masing-masing lembaga. mudah dalam mencapai perkembangan yang optimal.

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Terdapat sepuluh (10) butir pemikiran yang diajukan oleh Hoppockbahwa: a. Pekerjaan dipilih dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

Kawalan PENGENALAN HASIL PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB III TEORI TENTANG BIMBINGAN KARIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang

PROSIDING Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling dan Konsorsium Keilmuan BK di PTKI Batusangkar, November 2015

Manusia hidup di dunia ini tidak hanya cukup

BAB 5 RUMUSAN DAN CADANGAN. menjawab persoalan-persoalan kajian dan mengusulkan cadangan-cadangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus di bentuk untuk

BAB III METODE PENELITIAN. data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu paradoks dalam pelaksanaan bimbingan karir di Indonesia adalah meskipun keberhasilannya sudah teruji dalam memfasilitasi transisi dari dunia sekolah ke dunia kerja, hanya sedikit sekali dari peserta didik yang memiliki akses akan bimbingan karir dan pendidikan yang berarti dan relevan. Hasil Survei Pasar Pekerja Muda Indonesia dan Dampak dari Putus Sekolah di Usia Muda dan Pekerja Anak yang dilakukan oleh ILO-IPeC menunjukkan bahwa di bagian timur Indonesia, 88 persen dari responden tidak pernah menerima bimbingan karir, sementara 80 persen dari yang mendapatkannya merasakan bimbingan itu berguna dalam mencari pekerjaan. 1 Ini bermaksud baki dari 88 persen responden yang tidak pernah mendapatkan bimbingan karir itu di survei lagi dan hasilnya, 80 persen yang merasakan bimbingan itu bermanfaat. Pemuda Indonesia harus dapat membuat keputusan berkenaan dengan pendidikan dan pekerjaan mereka yang sesuai dengan cita-cita dan kompetensi mereka, serta permintaan dari pasar kerja. Sayangnya sering kali peserta didik tidak mendapatkan layanan bimbingan dan konseling yang 1 Mungin Eddy Wibowo, Kons dkk, Panduan Pelayanan Bimbingan Karir ILO-ABKIN, http://www.ilo.org/jakarta/whatwedo/publications/wcms_165903/lang--en/index.htm, diakses pada jam 3.53p.m, tanggal 17 Januari 2014. 1

optimal, termasuk bimbingan karir dari Guru BK2/Konselor di sekolah. Selain itu, Guru BK/Konselor juga memiliki keterbatasan terkait bahan referensi yang terbaru dan praktis dalam melakukan tugasnya. Selain itu, era globalisasi mengharuskan setiap komponen dari masyarakat untuk berpacu, meningkatkan kompetensi hingga mampu menjawab tantangan zaman. 3 Bimbingan Karir atau sering disebut dengan Konseling Karir atau bimbingan pekerjaan pula termasuk dalam program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Sejatinya adalah salah satu bentuk upaya untuk memaksimalkan pengembangan diri dari siswa ataupun sesorang yang membutuhkan bimbingan sehingga mampu berkembang sesuai dengan kemampuan dan terarah menuju hal yang diharapkan. Islam menuntut supaya seseorang itu mengambil berat tentang kemahiran dan pengetahuan dalam bidang pengurusan agar kerja yang dilakukan itu dapat dilakukan dengan baik dan sistematik. Setelah memiliki pengetahuan, kemahiran dan pengalaman individu perlulah tahu tentang cara dan kaedah untuk melaksanakan pekerjaan itu. Dalam hal ini individu yang 2 BK adalah singkatan Bimbingan dan Konseling. 3 Rahman, Hibana S, Bimbingan dan Konseling Pola 17, cet. Ke-2 (Jakarta : UCY Press. 2003), hal. 4. 2

terlibat mestilah mempunyai strategi tertentu di samping kemahiran dalam bidang teknologi agar kerja yang dihasilkan itu berkualitas. 4 Penelitian mengenai pelaksanaan bimbingan karir ini sebenarnya berlatar belakangkan diri peneliti sendiri. Peneliti sendiri merasakan sedikitnya informasi dan layanan yang didapatkan mengenai karir sewaktu di sekolah. Seterusnya peneliti juga menghadapi masalah sewaktu pemilihan bidang studi ditingkat SMA. Kesannya keputusan bagi ujian nilai akhir tidak memuaskan. Seandainya peneliti berhasil mendapatkan nilai yang bagus, peneliti masih akan bingung, karena belum tahu dengan pasti pekerjaan apa yang akan dipilih dan tidak pasti apakah realitas kerja yang sebenarnya. Semua pengamatan dan pengalaman yang didapati secara langsung atau tidak langsung menyadarkan tentang hebatnya masalah yang melingkari seseorang yang dinamakan siswa yang masih menuntut di sekolah menengah sama ada SMP atau SMA dan juga yang sama tingkat dengannya. Ia menjadi suatu masalah karena kurangnya pengetahuan, informasi, pengenalan, pencerahan, dan hambatan-hambatan dari lingkungan. 5 Inilah perkara yang menjadi persoalan kuat dalam diri siswa. Apakah cita-cita siswa, apa yang siswa minati, apa potensi dan bakat siswa, apa kemauan orang tua siswa dan sebagainya. 4 Sidek Mohd Noah, Perkembangan Kerjaya : Teori & Praktis, Universitas Putra Malaysia hal. 43. 5 Ibu Fitri Aini (Guru Bimbingan Konseling), Wawancara, Tgl. 14 Jun 2013 3

Lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan di Pondok Pesantren Teknologi Riau. Berdasarkan observasi awal, sekolah ini mempunyai fasilitas pelayanan Bimbingan dan Konseling dan mempunyai kelas aliran IPA dan IPS seperti sekolah lainnya. Berdasarkan pengamatan peneliti, institusi bimbingan dan konseling di madrasah tersebut sudah ada sejak penubuhan madrasah yaitu pada tahun 2003. Ini bermakna program Bimbingan dan Konseling sudah lama bertapak di madrasah itu. Sampai saat ini guru yang pernah bertugas untuk Bimbingan dan Konseling sudah 4 orang. 6 Guru BK yang bertugas saat ini adalah ibu Fitri Aini yang telah bertugas dari bulan Juli 2011 hingga saat ini. Antara gejala-gejala peneliti dapatkan dari observasi, laporan dan wawancara adalah yang pertama; ada santri yang masih bingung dengan pilihan karirnya, kedua; ada santri yang bingung dengan pemilihan bidang studi sama ada IPA atau IPS 7, ketiga; masih ada santri yang tidak pernah mengikuti konseling karir dan keempat; masih ada santri yang tidak mengerti apa tujuan mempelajari sesuatu bidang matapelajaran seperti Geografi dan lain-lain. Apakah disebabkan oleh faktor kekurangan di dalam pelayanan BK atau faktor daripada santri itu sendiri. Jadi ini adalah sesuatu yang menarik perhatian peneliti untuk mengetahui apa dan bagaimanakah implementasi bimbingan dan konseling 6 Bpk. Miftahuddin, (Mantan Kepala Madasah Aliyah Ummatan Wasathan), Wawancara, Tgl. 31 Oktober 2013. 7 IPA adalah Ilmu Pengetahuan Alam dan IPS adalah Ilmu Pengetahuan Sosial. 4

karir di madrasah yang sudah lama mempunyai program bimbingan dan konseling didalamnya. Oleh itu, berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan satu penelitian yang dinukilkan dalam bentuk ilmiah dengan judul Implementasi Bimbingan dan Konseling Karir Pada Santri Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan Pondok Pesantren Teknologi Riau di Pekanbaru, Indonesia. B. Alasan Pemilihan Judul Penulis sangat berminat terhadap penelitian ini karena didasari dengan beberapa alasan seperti berikut : 1. Peneliti telah melihat langsung kondisi siswa Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan. 2. Penelitian ini belum di lakukan oleh peneliti lain. 3. Untuk mengetahui wawasan anak santri Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan di Pondok Pesantren Teknologi Riau. 4. Permasalahan ini sesuai dengan disiplin ilmu peneliti yaitu Bimbingan dan Konseling Islam. 5

C. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman dan penyimpangan dalam memahami judul penelitian ini, penulis perlu memberi penegasan dan penjelasan terhadap beberapa istilah yang digunakan pada judul penelitian ini, yaitu : 1. Implementasi : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan, penerapan: pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk tentang hal yang disepakati dulu. 8 Dalam Oxford Advance Learner Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah put something into effect (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak). 2. Bimbingan dan konseling karir : Bimbingan karir adalah usaha untuk membantu siswa dalam proses mengambil keputusan mengenai karir atau pekerjaan utama yang mempengaruhi kehidupannya di masa depan. 9 D. Permasalahan Berdasar latar belakang masalah yang dikemukakan, pokok permasalahan yang dapat penulis teliti adalah seperti berikut : 8 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hal. 427. 9 Ruslan Abdul Ghani, Bimbingan Karir, (Bandung: Angkasa, 1996), hal. 10 6

1. Bagaimanakah implementasi bimbingan karir yang dijalankan oleh Guru Bimbibgan Konseling di Madarasah Aliyah Ummatan Wasathan, Pondok Pesantren Teknologi Riau? 2. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling Karir di Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan, Pondok Pesantren Teknologi Riau? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: i. Untuk mengetahui cara implementasi layanan bimbingan karir dalam program Bimbingan dan Konseling Islam yang diberikan kepada siswa Pondok Pesantren Teknologi Riau. ii. Untuk mengetahui apa saja faktor yang menghambat dan yang mendukung siswa dalam pemilihan dan perencanaan karir di Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah: 7

i. Untuk menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti. ii. Menjadi bahan rujukan di masa depan dalam rangka mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam melakukan proses Bimbingan dan Konseling Islam agar lebih terarah dan efektif. iii. Sebagai bahan masukan bagi Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan dalam mempertingkatkan pelaksanaan bimbingan dan konseling karir. iv. Kegunaan akademis, sebagai syarat meraih gelar Strata Satu pada jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Uin Suska Riau. F. Landasan Teoritis dan Konsep Operasional 1. Landasan Teoritis Pembahasan landasan teoritis ini bertujuan untuk memaparkan atau menjelaskan konsep-konsep teori yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian pelaksanaan bimbingan karir yang dijalankan di Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan dalam usaha membantu proses perencanaan karir siswa di pesantren tersebut. Istilah konseling karir mengacu pada konseling apabila klien atau konseli mengekspresikan perhatian dan atau minatnya dalam 8

memperbincangkan tentang masa depan karirnya. Karena karir (career) adalah suatu istilah yang mempunyai pengertian yang cukup luas, pembahasan dapat menjangkau mulai dari rencana pendidikan sampai pada pemilihan jabatan, gaya hidup, rencana kawin, pekerjaan paruh waktu. Selanjutnya Vernon G. Zunker, mendefenisikan bahwa konseling karir termasuk semua aktivitas konseling yang dihubungkan dengan pemilihan karir individu sepanjang hidup. 10 Sedangkan Dr. H. Moh Surya, menyebutkan bahwa penyuluhan karir ( career counseling) merupakan teknik bimbingan karir melalui pendekatan individual dalam serangkaian wawancara penyuluhan (counseling interview). Penyuluhan ini merupakan pengkhususan kegiatan penyuluhan dalam masalah khusus yaitu masalah karir. Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada di sekolah-sekolah. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi. 10. Vernon G. Zunker, 2010, Career Counseling: A Holistic Approach, Seventh (7th) Edition. hal. 2. 9

Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan / karir yang dipilihnya. 11 Menurut Blum dan Balinsky, bimbingan pekerjaan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu untuk memilih suatu jabatan (p ekerjaan), mempersiapkan, memangku, dan mempersiapkan diri dalam pekerjaan tersebut. Menurut Super, konseling pekerjaan adalah suatu proses memberi bantuan kepada individu untuk mendapatkan, menerima, mengerti, dan menggunakan fakta-fakta yang relevan tenang dirinya terhadap faktafakta yang bersangkutan dengan dunia kerja. 12 11 Ruslan A. Ghani, 1996 Bimbingan Karier, Bandung, Angkasa hal. 11. 12 Dino Rozano Bimbingan Karir Di Sekolah. Buku Ajar S1 Jurusan Ilmu Pendidian Program Studi Bimbingan Konseling, Fakltas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pancasakti Tegal. hal. 34. 10

Pengertian konseling karir diatas adalah mengacu pada layanan bimbingan karir. Karena pada dasarnya hakekat bimbingan karir tidak hanya dilaksanakan melalui pendekatan kelompok, tetapi melalui pendekatan individual. Karena pada saat tertentu masalah karir dalam hal ini siswa disekolah dapat diselesaikan melalui cara bersama-sama melalui pendekatan kelompok, tetapi pada saat yang lain masalahmasalah karir yang bersifat pribadi dan terlalu individual tidak bisa dipecahkan melalui pendekatan kelompok, untuk itulah masalahmaslah karir yang bersifat individual perlu dipecahkan konselor melalui serangkaian wawancara konseling karir. 13 Menurut Hibana S. Rahman, bimbingan karir adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia kerja. 14 Bimbingan karir juga merupakan suatu proses membentuk seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja itu untuk akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya dan membina karir dalam 13 Ibu Fitri Aini, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara. Tgl. 14 Juni 14 S. Rahman,Hibana, Bimbingan dan Konseling Pola 17, cet. Ke-2 (Jakarta : UCY Press. 2003), hal. 42. 11

bidang tersebut. 15 Apabila informasi tentang karir dan profesi sudah dipahami sejak dini, maka siswa akan memiliki kenyakinan dalam memilih program studi dan Perguruan Tinggi sehingga tidak lagi terjadi kebingungan atau salah memilih jurusan karena bekal dan referensi yang cukup sudah didapat sejak dini. Secara umum, tujuan diselenggarakannya Bimbingan Karir di sekolah ialah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya. Tujuan khusus dari diselenggarakannya bimbingan karir adalah 16 : i. Meningkatkan pemahaman diri siswa. ii. iii. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang dunia kerja. Membina sikap yang serasi terhadap partisipasi dalam dunia kerja dan usaha dalam mempersiapkan diri dari suatu jabatan. iv. Meningkatkan kemahiran berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan dan melaksanakan keputusan itu. 13 Syamsu Yusuf L.N, Landasan Bimbingan & Konseling, Rosda, 2005, hal.14. 16 Dewa Ketut Sukardi, Tes dalam Konseling Karir. Surabaya: Usaha Nasional, 1994, hal.23. 12

v. Mengembangkan nilai-nilai sehubungan dengan gaya hidup yang dicita-citakan, termasuk jabatan. vi. Menopang kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama Fungsi bimbingan karir di sekolah: i. Memberikan kemantapan pemilihan jurusan pada siswa, karena penjurusan akan mempersiapkan siswa dalam bidang pekerjaan yang diinginkan kelak. ii. Memberikan bekal pada siswa yang tidak melanjutkan sekolah untuk dapat siap kerja sesuai dengan keinginannya. iii. Membantu kemandirian siswa yang ingin maupun harus belajar sendiri sambil bekerja. Pelaksanaan Program Bimbingan Karir Pelaksanaan program Bimbingan Karir di sekolah meliputi beberapa aspek, sebagaimana dijelaskan oleh Sukardi. 17 : a. Layanan informasi kepada siswa di sekolah, dengan mengacu kepada kebutuhan individu siswa, di antaranya: (i) menyediakan berbagai macama sumber informasi pekerjaan, jabatan atau karir misalnya buku klasifikasi jabatan Indonesia, buku penuntun 17 Ibid. hal 14. 13

jabatan, leaflet jabatan, booklet jabatan, jurnal jabatan, bulletin jabatan, selebaran, kliping tentang lowongan tenaga kerja; (ii) menyediakan papan media bimbingan untuk memberikan informasi tentang berbagai sumber informasi jabatan atua pekerjaan; (iii) menyediakan sumber informasi jabatan berupa rekaman suara, film, video, slide untuk memberikan gambaran tentang proses memasuki pekerjaan. b. Pengaturan jadwal kegiatan pelaksanaan tugas siswa sehingga siswa di sekolah tetap dapat melakukan tugas-tugas intrakurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler, di samping melaksanakan tugas-tugas dalam melaksanakan bimbingan karir. c. Ceramah dari nara sumber atau tokoh-tokoh berkarir berupa layanan informasi tentang pengalaman, usaha, hambatan, keberhasilan dari tokohtokoh berkarir. d. Kunjungan pengumpulan informasi berupa kegiatan mendapatkan berbagai keterangan yang bersangkut paut dengan kehidupan dan dunia kerja dari instansi atau perusahaan yang dikunjungi. e. Mengumpulkan informasi jabatan pekerjaan dan aspek jabatan, misalnya nama jabatan, tugas-tugas pokoknya, persyaratan pendidikan dan latihan, kondisi lingkungan dan pekerjaan, persyaratan kualitatif, kesempatan promosi, prospek pekerjaan, tempat lokasi pekerjaan, jenis jabatan/ pekerjaan serta suka dukanya, dan aspek lainnya. 14

f. Membuat peta dunia kerja yaitu seperangkat kegiatan untuk mengenal berbagai macam pekerjaan, jabatan, atau karir yang terdapat di lingkungan sekitarnya dan menyusunnya secara sistematis sehingga mudah dipahami. g. Konsultasi dan konseling karir yaitu proses pemberian bantuan kepada siswa secara individual agar dapat memilih karirnya secara tepat, dilaksanakan melalui pendekatan individual dalam rangkaian interviu konseling. Konseling karir ini merupakan pengkhususan kegiatan konseling dalam masalah pekerjaan, jabatan atau karir. h. Membuat sosiodrama yaitu suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendramatisasi sikap, tingkah laku pengahayatan seseorang seperti yang dilakukannya dalam dalam reaksi sosial seharihari di masyarakat sehubungan dengan pekerjaan dan karirnya. Kegiatan-Kegiatan Bimbingan Karir Kegiatan Bimbingan Karir dapat diwujudkan dalam tiga kegiatan pokok di kelas, ruang bimbingan, dan di luar sekolah. Sukardi menjelaskan sebagai berikut, 18 dalam kegiatan Bimbingan Karir di kelas, usaha-usaha yang bisa dilakukan berupa : 299. 18Dewa Ketut Sukardi, Tes dalam Konseling Karir. Surabaya: Usaha Nasional, 1994, hal. 15

(a) memberikan informasi secara luas kepada para siswa tentang pelaksanaan kurikulum dengan program yang harus diikutinya, (b) memberikan informasi tentang klasifikasi jabatan, (c) identifikasi data individu (d) memberikan informasi dan membantu siswa dalam memilih kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan Bimbingan Karir di ruang bimbingan diwujudkan dalam beberapa bentuk kegiatan, 19 di antaranya: (a) mengadakan rapat koordinasi tentang pelaksanaan Bimbingan Karir, (b) mengadakan konsultasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Bimbingan Karir, (c) mengolah data yang diperlukan untuk pelaksanaan Bimbingan Karir, (d) menyusun program Bimbingan Karir, (e) mengadakan konseling karir. Menurut Sukardi lagi, kegiatan-kegiatan Bimbingan Karir di luar kelas atau sekolah dapat diwujudkan dengan: 19Ibid, hal. 319. 16

(a) Mengumpulkan informasi tentang berbagai pekerjaan, jabatan, atau karir yang ada dan tersebar di masyarakat, (b) Mengumpulkan informasi tentang keadaan, kekayaan dan rencana perkembangan daerah, (c) Menyampaikan kepada orang tua siswa, instansi dan masyarakat tentang hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan Bimbingan Karir, (d) Mengadakan orientasi atau latihan kerja bagi siswa di beberapa instansi dalam masyarakat, (e) Monitoring terhadap siswa yang melakukan orientasi atau latihan kerja, dan terhadap tamatan Sekolah Menengah Kejuruan yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan yang terjun ke dunia kerja. (f) Mendayagunakan sumber yang telah tersedia di masyarakat. 20 Teori Karir Islam Teori Karir Islam ini telah coba dibangunkan oleh Sidek Mohd Noah. 21 Teori ini melihat karir sebagai satu kepentingan material dalam aktiviti kehidupan manusia di muka bumi. Tanpa asas karir yang mantap dan kukuh, mungkin keseimbangan antara fitrah alami manusia sama ada dari segi jasmani dan rohani atau antara mental dan emosi akan terganggu. 320. 20 Dewa Ketut Sukardi,Tes dalam Konseling Karir. Surabaya: Usaha Nasional, 1994, hal. 21 Sidek Mohd Noah, Perkembangan Kerjaya, Serdang, UPM, 2002, hal. 29. 17

Allah disamping menyuruh manusia beribadah kepada-nya dengan tekun dalam masa yang sama menyeru manusia berusaha mencari rezeki yang halal. Berkarir adalah sunnah para Rasul terdahulu tanpa mengira taraf pekerjaan tetapi yang penting ianya adalah pekerjaan yang halal. Berkarir dalam Islam adalah salah satu ibadah dan merupakan amal soleh dengan syarat pekerjaan itu tidak melibatkan perkara yang haram atau maksiat, ia dilakukan dengan niat yang suci mengandung matlamat dan objektif yang diredhoi Allah, dilakukan dengan tekun dan cekap, dilakukan dengan mematuhi piawaian syariah Islam dan tidak mengabaikan kewajiban ibadah khusus seperti solat dan lain-lain. Dua elemen asas dalam karir Islam yang tidak dipunyai oleh teoriteori karir Barat ialah kemantapan rohani dan pengetahuan. Kemantapan rohani dibentuk melalui cara niat yang baik, keazaman yang kuat, kesabaran yang tinggi, bertawakkal kepada Allah dan istiqamah dalam pekerjaan. Elemen pengetahuan pula menuntut setiap individu yang bekerja mencari ilmu pengetahuan yang berkaitan kerana ilmu pengetahuan dikaitkan dengan darjat dan kualitas kerja seseorang. 18

Islam menuntut supaya seseorang itu mengambil berat tentang kemahiran dan pengetahuan dalam bidang pengurusan agar kerja yang dilakukan itu dapat dilakukan dengan baik dan sistematik. Setelah memiliki pengetahuan, kemahiran dan pengalaman individu perlulah tahu tentang cara dan kaedah untuk melaksanakan pekerjaan itu. Dalam hal ini individu yang terkait mestilah mempunyai strategi tertentu di samping kemahiran dalam bidang teknologi agar kerja yang dihasilkan itu berkualitas. Mengenai faktor-faktor pemilihan karir, pengkaji berpendapat Islam tidak menolak faktor-faktor yang telah dikemukakan oleh para pengkaji Barat. Faktor yang boleh diterima Islam ialah seperti faktor genetik, pendidikan, pembelajaran dan persekitaran. Apa yang tidak menjadi pertimbangan para pengkaji Barat ialah faktor agama. Justeru, pemilihan karir Islam meletakkan faktor agama sebagai penentu akhir perkembangan dan pemilihan karir individu. Faktor agama menentukan sama ada sesuatu pekerjaan itu halal, haram dan syubhah. Disamping itu, teori karir Islam memberi penekanan yang seimbang antara kejayaan dan kepuasan duniawi dan akhirat, bukan semata-mata kejayaan di dunia sahaja seperti mana yang ditekankan oleh teori karir Barat. 19

Sidek Mohd Noah, telah mencadangkan enam personaliti individu yang boleh dipadankan dengan pekerjaan tertentu, iaitu: i. Realistik atau agresif- sesuai dengan kerja-kerja berat yang memerlukan kemahiran dan maskulin. Individu realistik biasanya akan memilih karir yang akan membenarkan mereka mengekspresi segala ciri yang dimiliki oleh mereka. Karir yang mereka pilih adalah seperti mekanis, teknisi, tukang kayu dan lain-lain. Ciri-ciri yang dimiliki mereka ialah tidak sosial, akur, jujur, tulen, keras kepala, materialistik, keras hati, tidak menyendiri dan lainlain. ii. Investigatif atau intelektual - sesuai dengan pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran dari perbuatan seperti ahli kimia, doktor dan lain-lain. Individu investigatif mempunyai ciri-ciri analitikal, berhati-hati, kritikal, kompleks, ingin tahu, rasional, menyisih diri, pendiam dan lain-lain. iii. Artistik atau imaginatif - artis, sama ada dalam bidang muzik atau seni. Individu artistik menyukai aktiviti-aktiviti yang kabur, bebas dan tidak sistematik yang memerlukan mereka memanipulasi bahan-bahan dan perkataan, disamping menghindari 20

aktiviti-aktiviti yang eksplisit, sistematik dan berperaturan. Ciri-ciri yang mereka miliki ialah rumit, tunggang tebalik, emosional, ekspresif, idealistik, imaginatif, bebas, intuitif dan lain-lain. iv. Sosial - individu sosial akan memilih aktiviti-aktiviti yang berkaitan dengan memanipulasi orang lain seperti memberitahu, melatih, mendidik, memperkembang dan mengubati disamping menghindari aktiviti-aktiviti eksplisit, berstruktur dan aktiviti yang melibatkan bahan, peralatan dan mesin. Mereka mempunyai ciri-ciri seperti berpengaruh, berkerjasama, sabar, peramah, pemurah, suka menolong, idealistik, empati, baik hati dan lain-lain.mereka meminati karir seperti pendidik, ahli psikologi, pegawai kebajikan dan kaunselor. v. Enterprising atau extrovert - individu enterprising menyukai aktiviti-aktiviti memanipulasi orang lain seperti mengarah, membujuk dan memimpin untuk mencapai matlamat organisasi dan keuntungan ekonomi disamping menghindari aktiviti-aktiviti pemerhatian, simbolik dan sistematik. Mereka mempunyai ciri-ciri seperti sukakan pencapaian, suka mengembara, mudah bersetuju, bercita-cita tinggi, angkuh, bertenaga, suka menunjuk, menggembirakan, berusaha, yakin 21

diri dan lain-lain. Karir yang mereka pilih ialah seperti ahli politik, pengurus, eksekutif dan perniaga. vi. Konvensional atau praktikal - individu conventional memiliki minat, kecekapan, persepsi diri dan mempunyai ciri-ciri seperti berhati-hati, akur, teliti, defensif, cekap, sukar dilentur, memendam rasa, tabah hati, praktikal, cermat dan lain-lain. Mereka memilih karir seperti kerani, sekretaris atau operator. 22 2. Konsep Operasional Untuk memudahkan pengukuran data terhadap masalah yang akan diteliti terlebih dahulu dioperasionalkan konsep mengenai Implementasi Bimbingan Karir Pada Santri Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan dari abstrak kepada bentuk yang lebih jelas sehingga dapat dilihat kebenarannya secara konkrit. Adapun indikatorindikator tersebut adalah : a. Adanya program pelaksanaan bimbingan karir yang meliputi waktu bimbingan. b. Jenis layanan yang sesuai dengan masalah perencanaan studi dan karir siswa. c. Mempunyai tempat serta kegiatan yang dilakukan. Antara aspek kegiatannya adalah: 22 Sidek Mohd Noah, Perkembangan Kerjaya, Serdang, UPM, 2002, hal. 30. 22

i. Mengumpulkan informasi jabatan pekerjaan dan aspek jabatan. ii. Adanya kunjungan pengumpulan informasi atau karyawisata. iii. iv. Membuat sosiodrama Adanya ceramah dari nara sumber atau tokoh-tokoh karir. G. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan, Pondok Pesantren Teknologi Riau. 2. Subjek dan Objek Penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Guru Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan sedang objek penelitian adalah implementasi bimbingan dan konseling karir pada santri Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan. 3. Sumber penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Sumber data yang digunakan adalah data primer (utama) yaitu data yang diperoleh 23

secara langsung dari responden dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur dan dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini. 4. Populasi dan sampel penelitian Adapun yang menjadi populasi yang dipilih adalah guru Bimbingan dan Konseling, Ibu Fitri Aini, Kepala Sekolah yaitu Bapak Irnanda, mantan Kepala Sekolah yaitu Bapak Miftahuddin. Seterusnya peneliti mengambil sampel dari setiap kelas untuk di wawancara yaitu sebanyak 3 orang santri. 5. Teknik pengumpulan data Dalam rangka untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan cara/teknik sebagai berikut: i. Observasi, diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 23. ii. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan jalan tanya jawab secara sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan 23 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Jakarta,Rineka Cipta, 2007,hal. 158. 24

berdasarkan pada tujuan penelitian. 24 Informan yang di wawancara adalah guru pembimbing, Ibu Fitri Aini, Kepala Madrasah yaitu Bapak Irnanda, mantan-mantan guru dan beberapa orang siswa. iii. Dokumentasi, yaitu penelitian bersumber bahan-bahan tulisan. 25 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah, struktur organisasi, sarana prasarana dan laporan tentang bimbingan karir. 6. Analisa Data Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Peneliti akan membahaskan setiap data yang dikumpulkan melalui observasi lokasi, hasil wawancara terhadap guru dan siswa dan data-data yang diambil dari dokumen sekolah serta hasil rekaman, foto dan sebagainya. Data yang dikumpulkan ini diedit dan disusun, seterusnya dibahas dalam bentuk kalimat untuk menggambarkan realitas program layanan bimbingan karir di Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan tersebut. 24 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset 2(Yogyakarta: Yayasan Fakultas Psikologi UGM, 1978.), hal. 193. 25 Ibid, hal. 136. 25

Sistematika Penulisan Penulisan ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan dengan satu sama lainnya, untuk lebih jelasnya diuraikan lagi seperti berikut: BAB I : PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, penegasan istilah, permasalahan, kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konsep operasional, metode penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, yang terdiri daripada sejarah penubuhan Pondok Pesantren Teknologi Riau, struktur kepengurusannya, jumlah siswa, sarana dan prasarana. BAB III : PENYAJIAN DATA, yang berisikan implementasi Bimbingan Karir yang diberikan kepada siswa Madrasah Aliyah Ummatan Wasathan, data-data yang dikumpulkan seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. BAB IV : ANALISIS DATA, mengandung pembahasan tentang hasil data yang telah diperoleh di penyajian data. BAB V : PENUTUP, berisikan kesimpulan dan saran-saran. 26