BAB III TEORI TENTANG BIMBINGAN KARIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TEORI TENTANG BIMBINGAN KARIR"

Transkripsi

1 BAB III TEORI TENTANG BIMBINGAN KARIR A. Pengertian Bimbingan Karir Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris guidane kata guiden adalah bentuk masdar (kata benda) yang berasal dari kata kerja to guide artinya menunjukan, membimbing, atau membantu orang lain kejalan yang benar. 1 Jadi bimbingan adalah bantuan kepada seseorang dalam sebuah proses pemahaman dan penerimaan pada dirinya sendiri serta memperhitungkan penilaian terhadap lingkungan sosio-ekonomiya saat sekarang dan masa mendatang dan bagaimana mengintegrasikan keduanya melalui pemilihan serta penyesuaian-penyesuaian diri yang membawa kepada kepuasan hidup pribadinya. 2 Karir adalah pekerjaan, profesi. 3 Dibawah ini beberapa pendapat menurut para ahli tentang bimbingan karir yaitu sebagai berikut: Pertama menurut Rochman Natawidjaja bimbingan karir merupakan proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di 1 M. Arifin, pokok-pokok pikiran tentang bimbingan dan penyuluhan agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), p Samsul Munir Amin, bimbingan dan konseling islam, (Jakarta: Amzah, 2010), p. 5 3 Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi & Karir), (Yogyakarta: Andi, 2010), p

2 24 luar dirinya, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan dunia kerja itu. 4 Kedua menurut P.M. Hatari bimbingan karir membantu siswa dalam proses pengambilan mengenai karir atau pekerjaan utama yang memengaruhi kehidupannya di masa depan. 5 Ketiga menurut Donald D. Super, seperti yang dikutip oleh Yeni Karneli, mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal penting. Pertama, proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan Kedua, memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Oleh sebab itu, hal penting dalam bimbingan karir adalah pemahaman dan penyesuaian diri, baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut, misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial ekonomi orang tua. 6 Keempat menurut Winkel bimbingan karir merupakan bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan 4 Ruslan A. Gani, Bimbingan Karir Sebuah Paduan Pemilihan Karir yang Terarah,(Bandung: CV Angkasa, 2012), p Ruslan, Bimbingan Karir Sebuah Paduan, p Anas Salahudin, M.Pd., Bimbingan & Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), p. 116

3 25 lapangan pekerjaan atau jabatan (profesi) tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. Berdasarkan pengertian diatas, bimbingan karir bias bermakna suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (siswa) dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah karir. Bimbingan karir juga bermakna jenis bimbingan yang membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut karir tertentu. 7 Kewajiban setiap manusia untuk saling membantu atau tolong menolong terdapat dalam Al-Qur an surat Al-Maidah ayat 2 Hendaknya kalian, wahai orang-orang mukmin, saling menolong dalam berbuat baik dan dalam melaksanakan semua bentuk ketaatan dan jangan saling menolong dalam berbuat kemaksiatan dan melanggar ketentuan-ketentuan Allah. Takutlah hukuman dan siksa Allah, karena siksa-nya amat kejam bagi orang-orang yang menentang-nya. (QS. Al-Maidah (5):2) 7 Drs. Tohirin, M. Pd., Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), p. 133, p. 134

4 26 Ayat ini, mewajibkan orang-orang mukmin tolong menolong sesama mereka dalam berbuat kebaikan dan bertakwa untuk kepentingan dan kebahagiaan mereka. Dilarang tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran serta memerintahkan supaya tetap bertakwa kepada Allah agar terhindar dari siksaan-nya yang sangat berat. 8 Bimbingan karir atau jabatan ( vocational guidance) merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang. Bimbingan karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan, tetapi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu memberikan bimbingan agar siswa dapat memasuki kehidupan, tata hidup, dan kejadian dalam kehidupan, dan mempersiapkan diri dari kehidupan sekolah menuju dunia kerja. Di samping itu, bimbingan jabatan memiliki kisaran usaha bimbingan kepada peserta didik dalam jasa pertimbangan untuk berkerja atau tidak, dan jika perlu segera bekerja, baik parttime maupun fulltime, memiliki lapangan kerja yang cocok dengan ciri-ciri pribadi, menentukan lapangan pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bimbingan karir merupakan suatu program yang disusun untuk membantu perkembangan siswa agar ia memahami dirinya, 8 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2010), p. 352

5 27 mempelajari dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman yang akan membantunya dalam membuat keputusan dan mendapatkan pekerjaan. 9 Bimbingan karir di sekolah adalah upaya untuk membantu individu atau siswa untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan, dan pribadi yang mereka miliki atau mereka dapat mengembangkan sebagai suatu bentuk bantuan yang sistematis untuk dapat memperoleh penyesuaian baik terhadap sekolah, siswa, maupun kehidupannya. 10 Persepsi merupakan sebuah istilah yang sudah sangat familiar didengar dalam percakapan sehari-hari. Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris perception, yang diambil dari bahasa Latin perception yang berarti menerima atau mengambil. Dalam Kamus Inggris Indonesia, kata perception diartikan dengan penglihatan atau tanggapan. 11 Menurut pendapat Kartini Kartono persepsi adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang subyek dan obyeknya belum terbedakan satu dari yang lainnya (baru ada pros es memiliki tanggapan). Sedangkan menurut Bimo Walgito persepsi adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan aktivitas yang integrated dalam diri. 9 Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), p Munadir, Program Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: B3PTKSM, 1996), p Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p. 117

6 28 Dan menurut Jalaluddin Rakhmat persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 12 B. Tujuan Bimbingan Karir Tujuan bimbingan karir, berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa tujuan pelayanan bimbingan karir di sekolah dan madrasah adalah: (a) agar siswa memperoleh informasi tentang karir atau jabatan atau profesi tertentu, (b) agar siswa memperoleh pemahaman tentang karir atau pekerjaan atau profesi tertentu secara benar, (c) agar sisw a mampu merencanakan dan membuat pilihanpilihan karir tertentu kelak setelah selesai dari pendidikan, (d) agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karir yang akan dipilihnya kelak, (e) agar siswa mampu mengembangkan karir setelah selesai dari pendidikan. Selain tujuan di atas, bimbingan karir di sekolah dan madrasah juga bertujuan untuk: (a) mengenal berbagai jenis jabatan yang terbuka baginya dan sekaligus bermakna serta memuaskan, dan menghayati nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat yang berorientasi pada karir, (b) mampu membantu keputusan-keputusan rasional sehubungan tujuantujuan yang ingin diperjuangkan dalam bidang karir tertentu, (c) melaksanakan keputusan-keputusan tersebut dalam bentuk 23 Oktober diakses pada tanggal

7 29 mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam karir serta sikapsikap yang dituntut dalam berkarir. 13 Adapun tujuan bimbingan karir, bahwa bimbingan karir ini tidak bersifat Teacher Center, melainkan sebaliknya bersifat Pupil Center. Bahwa para siswalah yang paling aktif mengenali dirinya, memahami dan menemukan dirinya, memahami gambaran dunia kerja, dan para siswa itu sendiri yang akan memilih dan memutuskan pilihannya. Adapun para guru/pembimbing, hanya memberikan bantuan, pengarahan, dan bimbingan. Sekalipun demikian tujuannya hanya satu yaitu agar siswa: 1. Dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potensi-potensi dasar, minat, sikap, dan kecakapan. 2. Mempelajari dan mengetahui tingkat kepuasan yang mungkin dapat dicapai dari suatu pekerjaan. 3. Mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dan minatnya. 4. Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja. Artinya siswa dapat memberikan penghargaan yang wajar terhadap setiap jenis pekerjaan. 5. Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada di lingkunganya. 6. Mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pendidikan atau latihan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu. 13 Tohirin, Bimbingan dan Konseling, p. 134, p. 135

8 30 7. Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat. 8. Sadar dan akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan pada masyarakat. 9. Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan lingkungannya, dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut. 10. Akan sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya yang berkembang. 11. Dapat merencanakan masa depannya sehingga dia dapat menemukan karir dan kehidupannya yang serasi. 14 Sedangkan tujuan bimbingan karir menurut salah satu guru BK, yaitu bertujuan agar peserta didik memahami apa yang ada dalam dirinya dengan baik dan mengetahui pekerjaan apa saja yang ada dan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam pekerjaan tersebut, sehingga terbentuk perpaduan yang serasi antara pekerjaan yang dipilih dengan potensi yang dimiliki. 15 C. Fungsi Bimbingan Karir Sebelumnya telah dijelaskan bahwa bimbingan karir ini merupakan salah satu aspek dari bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Oleh karena itu, kurang bijaksana apabila pelaksanaan bimbingan karir tersebut terlepas dari bimbingan secara menyeluruh Ruslan, Bimbingan Karir, p. 13, p Wawancara dengan Bpk Chandra Kusmana, guru BK kelas XI, 26 Januari

9 31 sehingga bimbingan yang lain jadi terbengkalai. Saat ini, bimbingan karir memang sedang mendapatkan tempat tersendiri sehingga lebih sering dilakukan. Bimbingan karir ini perlu dan penting untuk diberikan kepada para siswa, baik SMP maupun SMA dengan alasan sebagai berikut: 1. Para siswa di tingkat SMA pada akhir semester 2 perlu menjalani pemilihan program studi atau penjurusan, apakah memilih program A1, A2, A3, atau A4. Kenyataan menunjukkan bahwa program A5 secara praktis belum atau tidak dapat berlangsung. Walaupun ada kata memilih, namun sebenarnya telah adanya batas tertentu dalam pengambilan program karena ada persyaratan yang terkait dengan prestasi akademik dari siswa yang bersangkutan. Penjurusan itu jelas akan menentukan masa depan siswa. Dalam pemilihan ini, diperlukan kecermatan, serta perhitungan yang matang dan tepat. Oleh karena itu, siswa memerlukan adanya bimbingan. 2. Kenyataan menunjukan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari SMA akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung terjun ke dunia kerja tentu memerlukan bimbingan karir ini agar siswa dapat bekerja dengan senang dan baik. 3. Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial. Merekalah yang akan menentukan bagaimana keadaan negara yang akan datang. Mereka merupakan sumber daya manusia dalam pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang sebaik-baiknya untuk menghadapi masa

10 32 depan, serta menyiapkan dengan baik pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan yang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. Untuk mempersiapkan hal tersebut, diperlukan bimbingan karir. 4. Pada kenyataannya, para siswa SMA sedang berada dalam masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada umumnya, mereka belum dapat mandiri sehingga masih memerlukan bantuan dari orang lain untuk menuju kemandirian. Sehubungan dengan itu, mereka memerlukan bimbingan, termasuk bimbingan karir untuk menyiapkan kemandirian dalam hal pekerjaan. 5. Siswa SMP juga membutuhkan bimbingan tersebut, baik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan karena sesuatu sebab tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Dengan demikian, jelaslah manfaat bimbingan karir ini. Pada pembahasan educational guidance dan vocational guidance, masalah pekerjaan pada tingkatan SMP mulai tampak sehingga perlu adanya vocational guidance, di samping educational guidance. 16 D. Prinsip Bimbingan Karir Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan karir. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi 16 Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi & Karir), (Yogyakarta: Andi, 2010), p. 203, p. 204

11 33 pemberian layanan bantuan atau bimbingan karir, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut: 1. Bimbingan karir ditujukan bagi semua individu. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan karir diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dengan demikian, bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan atau layanan yang berkelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup seseorang; bukan merupakan peristiwa yang terpilah satu sama lainnya. 2. Bimbingan karir merupakan bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) yang sedang dalam proses berkembang. Dengan demikian, ciri-ciri dan tugas-tugas perkembangan pada tahap tertentu hendaknya dijadikan dasar pertimbangan dalam setiap kegiatan bimbingan karir. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan karir lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik atau pendekatan dalam setting (adegan) kelompok daripada perseorangan (individual). Pendekatan prventif adalah layanan bimbingan untuk mencegah individu/klien agar tidak terjerumus kepada masalah dalam proses pengembangan dirinya. Pendekatan pengembangan adalah layanan bimbingan untuk memfasilitasi laju perkembangan individu/klien. Pendekatan kuratif adalah layanan bimbingan untuk menyembuhkan

12 34 individu/klien dari masalah psikologis atau model pencarian jalan keluar dari masalah yang dihadapi individu. 3. Bimbingan karir bersifat individual. Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan karir individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok. 4. Bimbingan karir menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan karir karena bimbingan karir dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan itu, bahwa dalam hal ini bimbingan karir sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan pengembangan kekuatan dalam diri dan kesuksesan, karena bimbingan karir merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang. 5. Bimbingan karir merupakan usaha bersama. Bimbingan karir bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai tim kerja terlibat dalam proses bimbingan karir. Program bimbingan karir akan berlangsung efektif apabila ada upaya kerja sama antar personel sekolah, juga dibantu oleh personel dari luar sekolah, seperti orang tua siswa atau para spesialis.

13 35 6. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan karir. Bimbingan karir diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan karirnya. Bimbingan karir berperanan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu. Hal itu sangat penting baginya dalam mengambil keputusan karirnya. Kehidupan karir individu diarahkan oleh tujuan karirnya, dan bimbingan karir memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan karir melalui pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan itu. Kemampuan individu untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Oleh karena itu, bimbingan karir tidak sekadar memperhatikan hak individu untuk menentukan pilihan atau mengambil keputusan sendiri, tetapi juga membantu individu agar memperoleh keterampilan dalam mengembangkan cara-cara pemenuhan pilihan/putusan itu secara bertanggung jawab. 7. Bimbingan karir berlangsung dalam berbagai latar kehidupan. Pemberian layanan bimbingan karir tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat. Bidang layanan bimbingan karir pun bersifat

14 36 multi-aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, dan pendidikan yang terkait dengan karir. 17 E. Paket-paket Bimbingan Karir Paket-paket bimbingan karir yang dikeluarkan oleh Departemen pendidikan dan kebudayaan dalam rangka realisasai bimbingan karir tersebut terdiri dari 5 paket, antara lain: 1. Pemahaman diri (paket I) Paket pemahaman diri merupakan suatu paket yang dimaksudkan untuk membantu siswa agar dapat mengetahui dan memahami siapa sebenarnya dirinya. Para siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami potensi, kemampuan, minat, bakat, dan cita-citanya. Oleh karena itu, paket I ini terdiri dari: a. Pengantar pemahaman diri b. Bakat, potensi, dan kemampuan c. Cita-cita/gaya hidup d. Sikap Dalam pelaksanaan, siswa dituntut untuk dapat mencapai hal tersebut sehingga dapat mengetahui dan memahami keadaan dirinya. Pertanyaan siapa saya? akan dapat dijawab. 2. Nilai-nilai (paket II) Dengan paket ini, siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada 17 diakses pada tanggal 23 Oktober 2015

15 37 dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu, paket II ini mencakup: a. Nilai kehidupan b. Saling mengenal dengan nilai orang lain c. Pertentangan nilai-nilai dalam diri sendiri d. Pertentangan nilai-nilai sendiri dengan orang lain e. Nilai-nilai yang bertentangan dengan kelompok atau masyarakat f. Bertindak atas nilai-nilai sendiri 3. Pemahaman lingkungan (paket III) Dengan paket ini, siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami keadaan lingkungan. Dengan mengetahui dan memahami lingkungan, siswa dapat mengambil langkah dengan tepat. Paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan: a. Informasi pendidikan b. Kekayaan daerah dan pengembangannya c. Informasi jabatan 4. Hambatan dan mengatasi hambatan (paket IV) Dengan paket ini, siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami hambatan-hambatan apa yang ada dalam rangka pencapaian tujuan (karir yang cocok) dan setelah mengeta hui hambatannya maka akan mencoba cara pemecahan atas hambatan yang ada. Paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan: a. Faktor pribadi b. Faktor lingkungan c. Manusia dan hambatan

16 38 d. Cara-cara mengatasi hambatan 5. Merencanakan masa depan (paket V) Setelah siswa memahami apa yang ada dalam dirinya, keadaan dirinya, nilai-nilai yang ada (dalam dirinya sendiri atau dalam masyarakat), lingkungan (informasi mengenai pendidikan atau pekerjaan), dan hambatan-hambatan yang ada (dalam diri sendiri atau di luar) maka siswa diharapkan mampu merencanakan masa depannya. Oleh karena itu, paket V ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan: a. Menyusun informasi diri b. Mengelola informasi diri c. Mempertimbangkan alternative d. Keputusan dan rencana e. Merencanakan masa depan Semua itu akan menjadi ideal apabila seluruh paket tersebut dapat diselesaikan pada semester pertama dan kedua sehingga siswa telah mantap pada saat pemilihan program. Hal tersebut tentu dapat membantu para siswa dalam memilih program. 18 F. Peran Konselor Sekolah di dalam Pengembangan Karir Siswa Karena gerakan karir di sekolah sudah dilihat sebagai proses primer perkembangan dan pendidikan, konselor sekolah sekurangkurangnya memiliki kesempatan untuk berfungsi dalam kapasitas 18 Walgito, Bimbingan + Konseling, p. 206, p. 207

17 39 perkembangan dan di satu pengertian kemampuan preventif. Meskipun guru jelas-jelas pribadi kunci dari tim pendidikan karir, konselor sekolah, berdasarkan pemahaman dan keahlian khususnya. Dapat membuat kontribusi yang bernilai bagi upaya total sekolah. Kontribusi ini dapat dikategorikan berdasarkan aktivitas berikut: 1. Koseling karir Program pendidikan karir dirancang untuk menyiapkan individu bagi pemilihan karir secara bijak, namun banyak remaja dan para dewasa muda tidak mampu mengatasi secara adekuat pengambilan keputusan yanga sangat kritis ini tanpa bantuan konselor profesional. 2. Asesmen karir Salah satu aspek penting program pendidikan karir menyediakan siswa-siswa peluang untuk menilai karakteristik pribadi mereka terkait perencanaan karir dan pengambilan keputusannya. 3. Sumber daya individu dan konsultan Konselor sekolah tradisional secara aktif dalam memperoleh bahan-bahan yang tepat bagi perencanaan dan pembuatan keputusan karir. Konselor juga menyadari program, media dan bahan-bahan audiovisual informasi terkomputerisasi. 4. Agen perantara Yang jelas, konselor akan semakin dituntut aktif dalam upayaupaya kolaboratif bukan hanya dengan para guru dan pihak lain

18 40 di lingkup sekolah, namun juga dengan lembaga komunitas dan pekerja Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), p. 485, p. 486, p. 487

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dan mengembangkan kepribadian dan potensi (bakat, minat

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 Hak cipta Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Catharina

Lebih terperinci

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir Konselor Volume 5 Number 2 June 2016 ISSN: Print 1412-9760 Received April 19, 2016; Revised May 19, 2016; Accepted June 30, 2016 Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir Amrina Asfarina, Indra

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya 22 BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Kata layanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara melayani atau sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dari persepsi siswa terhadap Bimbingan dan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dari persepsi siswa terhadap Bimbingan dan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dari persepsi siswa terhadap Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah 4 Banjarmasin dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Mayoritas siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) membawa pengaruh yang luas dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat termasuk pendidikan dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi perkembangan peserta didik dalam menjalani pengalaman pembelajaran di sekolah, dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam memotivasi pemeluknya untuk selalu meningkatkan kualitas keilmuan dan pengetahuan. Dalam ajaran Islam pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu

Lebih terperinci

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI LAYANAN PENGEMBANGAN PRIBADI MAHASISWA Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang

Lebih terperinci

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN MENGIKUTI PELAJARAN PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan dan modal untuk menentukan masa depan bangsa. Pendidikan juga erat kaitannya dengan bagimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan konseling merupakan bagian terpadu dari proses pendidikan yang memiliki peranan dalam meningkatkan sumber daya manusia, potensi, bakat, minat, kepribadian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR 95 BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR A. Analisis tentang Pola Bimbingan Karir bagi Santriwati Pondok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: DEWI ENDAH PUSPITA RINI NPM:

SKRIPSI OLEH: DEWI ENDAH PUSPITA RINI NPM: PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 PLOSOKLATEN TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Proposal Seminar

Lebih terperinci

Oleh : Dra Siti Masruroh ( SMP Negeri 4 Surakarta )

Oleh : Dra Siti Masruroh ( SMP Negeri 4 Surakarta ) 1 ARTIKEL JURNAL UPAYA PENGUBAHAN PERSEPSI SISWA TERHADAP BIMBINGAN KONSELING (BK) MELALUI LAYANAN INFORMASI BAGI SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 4 SURAKARTA SEMESTER GASAL TAHUN 2009 / 2010 Oleh : Dra Siti

Lebih terperinci

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh) Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi12/01/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. 310-316 USAHA

Lebih terperinci

PROSIDING Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling dan Konsorsium Keilmuan BK di PTKI Batusangkar, November 2015

PROSIDING Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling dan Konsorsium Keilmuan BK di PTKI Batusangkar, November 2015 PENGEMBANGAN MODUL LAYANAN INFORMASI KARIER DI SMK UNTUK PERSIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA Oleh: Dra. Rafsel Tas adi, M.Pd. Sisrazeni, S.Psi.I., M.Pd. (Pogram Studi BK Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar)

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMP TERHADAP BIMBINGAN KONSELING MELALUI LAYANAN INFORMASI. Siti Masruroh SMP Negeri 4 Surakarta

PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMP TERHADAP BIMBINGAN KONSELING MELALUI LAYANAN INFORMASI. Siti Masruroh SMP Negeri 4 Surakarta PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMP TERHADAP BIMBINGAN KONSELING MELALUI LAYANAN INFORMASI Siti Masruroh SMP Negeri 4 Surakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengupayakan mengubah persepsi siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Tentang Bimbingan Karir Di Sekolah. 1. Pengertian Bimbingan Karir Di Sekolah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Tentang Bimbingan Karir Di Sekolah. 1. Pengertian Bimbingan Karir Di Sekolah 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Tentang Bimbingan Karir Di Sekolah 1. Pengertian Bimbingan Karir Di Sekolah Menurut Wetik Bimbingan karir adalah program pendidikan berupa layanan terhadap siswa agar ia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya kurikulum 1975 yang menyatakan bawa bimbingan dan penyuluhan

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya kurikulum 1975 yang menyatakan bawa bimbingan dan penyuluhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah sejak berlakunya kurikulum 1975 yang menyatakan bawa bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR

MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR Diajukan Kepada Dosen Mata Kuliah Kajian Teknologi dan Vokasi Pendidikan Teknologi Agroindustri Ibu Dr. Sri Handayani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman kini, manusia dituntut untuk menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman kini, manusia dituntut untuk menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan zaman kini, manusia dituntut untuk menunjukkan dirinya dalam bidang yang dikuasainya. Menunjukkan diri dengan tampil didepan orang lain dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia pekerjaan. Bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah*

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah* Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 8-13 8 MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah* ABSTRAK Pokok persoalan dalam penelitian adalah 1) Apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tatang, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.13. Ibid., hlm.15.

BAB I PENDAHULUAN. Tatang, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.13. Ibid., hlm.15. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam diri manusia dalam rangka menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin modern dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Peranan Guru BK Pada dasarnya layanan bimbingan dan konseliing dalam seting sekolah, ditujuhkan pada semua siswa, baik yang sifatnya preventif, kuratif maupun pengembangan. Prinsip

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP ARAH PILIHAN KARIR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP ARAH PILIHAN KARIR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP ARAH PILIHAN KARIR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

PEMBAHASAN. A. Pengertian Bimbingan dan Konseling PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance berasal dari kata kerja to guide yang berarti menunjukkan, membimbing, menuntun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan hidup. Di dalam masyarakat secara luas terdapat berbagai jenis pekerjaan, tetapi pekerjaan-pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dari kehidupan individu. Pada fase ini terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui, untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Layanan Informasi Karir 1. Pengertian Layanan Informasi Karir Informasi yaitu berbagai keterangan, fakta dan ide mengenai karir yang disajikan dalam bentuk kuantitatif, kualitatif

Lebih terperinci

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, PT.Renaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm 94

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, PT.Renaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm 94 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan bimbingan adalah hal yang universal, tidak terbatas pada masa kanak-kanak dan remaja. Bimbingan sangat diperlukan dalam mengadakan pilihan-pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen utama dalam membangun suatu negara yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan mengemban tugas untuk menyiapkan dan menghasilkan guru serta tenaga kependidikan lainnya

Lebih terperinci

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46)

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh PEMILIHAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960 dan baru mulai 1975 secara resmi memasuki sekolah-sekolah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013 IMPELEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 Disampaikan bagi Koordinator Bimbingan dan Konseling DKI Jakarta, 4 Juni 2013 Oleh Prof. Dr. Uman Suherman AS., M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling yang dahulu dikenal dengan nama Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah sistem pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana manusia menghadapi tantangan dalam berkembang pesatnya globalisasi. Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas SDM. Dengan pendidikan diharapkan seseorang atau anak didik akan memperoleh berbagai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2 PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2 Abstrak: Bimbingan karir merupakan salah satu bentuk bimbingan yang terpadu pelaksanaannya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN

PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN Rismawati. Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Email

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kerangka Teoritis 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Pada pembahasan kerangka teoritis ini ada beberapa teori yang dianggap relevan untuk menjelaskan permasalahan sekitar judul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat merupakan salah satu karya manusia sebagai pemimpin di bumi ini. Memecahkan misteri alam, menemukan sumber energi baru, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Hakikat Bimbingan dan Konseling Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan adalah layanan konseling individual. Hal ini berbeda jauh saat pelaksanaannya. Terkadang, pada saat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan adalah layanan konseling individual. Hal ini berbeda jauh saat pelaksanaannya. Terkadang, pada saat A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau Konselor adalah salah satu pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam proses pendidikan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wardati dan Muhammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Prestasi Putrakaraya, Jakarta, 2011, hlm. 137.

BAB I PENDAHULUAN. Wardati dan Muhammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Prestasi Putrakaraya, Jakarta, 2011, hlm. 137. BAB I PENDAHULUAN Pengembangan manusia seutuhnya itu tidaklah mudah. Berbagai rintangan dan kegagalan dijumpai dalam upaya pengembangan tersebut. Pendidikan yang pada dasarnya mengupayakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menggalangkan berbagai usaha membangun manusia Indonesia seutuhnya dan hal ini ditempuh dengan secara bertahap dengan berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kualitas tenaga kerja merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya bahwa kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari seperempat angkatan muda Indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketrampilannya (underemployed)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas didasarkan bukanlah semata terletak ada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Kemampuan Perencanaan Karier

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Kemampuan Perencanaan Karier BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2.1.1. Definisi Kemampuan Perencanaan Karier Menurut Badudu & Sutan kemampuan memiliki arti kesanggupan, kekuatan. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah pasti akan menghadapi penjurusan sesuai dengan yang ada di sekolahnya masingmasing. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karir merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan dewasa, oleh karena itu perlu adanya persiapan saat seseorang berada pada usia remaja yaitu, terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, maka seseorang

Lebih terperinci

Oleh: Juni Prasetiyono. Abstrak

Oleh: Juni Prasetiyono. Abstrak UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGUBAH PERSEPSI NEGATIF SISWA TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BUNTOK KABUPATEN BARITO SELATAN Oleh: Juni Prasetiyono Abstrak Dalam memasuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, dewasa, dan juga berprestasi maka setiap siswa diharapkan untuk mempersiapkan diri agar dapat menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan yang harus dilalui baik pendidikan keluarga maupun

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan yang harus dilalui baik pendidikan keluarga maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke dunia ini tidak serta merta dibekali dengan ilmu pendidikan atau dengan kata lain dirinya menjadi pandai dan mampu menciptakan perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempersiapkan masa depan, terutama karir merupakan salah satu tugas remaja dalam tahap perkembangannya (Havighurst, dikutip Hurlock, 1999). Pada masa ini remaja

Lebih terperinci

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan bimbingan dan konseling memiliki bidang bimbingan dan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dilakukan sebagai wujud nyata penyelanggaraan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa SMA secara psikologis sedang memasuki perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut Hurlock (2009: 207)

Lebih terperinci

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD Nama : Deawishal Wardjonyputri NIM : 1600201 Kelas : 2A-PGSD Dosen Pengampu : Arie Rakhmat Riyadi M.Pd. KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD Moh surya (1988:12) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. Beberapa diantaranya mungkin merasa sangat bersemangat dengan pekerjaannya dan selalu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Layanan Bimbingan Karir. 1. Pengertian Layanan Bimbingan Karir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Layanan Bimbingan Karir. 1. Pengertian Layanan Bimbingan Karir BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Layanan Bimbingan Karir 1. Pengertian Layanan Bimbingan Karir Secara umum bimbingan adalah istilah yang mencakup pengertian umum proses layanan bantuan kemanusian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut perubahan sangat pesat, serta muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun BAB I PENDUHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun 2003 tentang sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cita-cita bangsa Indonesia yang disebutkan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 70 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Metode yang dimaksud adalah berkaitan dengan pendekatan lokasi dan subjek penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan harus didukung oleh peningkatan profesionalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada konsep al-nas lebih ditekankan pada statusnya sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dilihat sebagai makhluk yang memiliki dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu cita-cita nasional yang harus terus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Anak-anak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang berilmu. Hal ini dapat diartikan bahwa selama kita hidup ilmu itu harus dicari, ilmu tidak datang

Lebih terperinci

KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Andika Ari Saputra 1), Agus Saputra 2), Indah Permatasari 3) Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dari, untuk, dan oleh manusia, berisi hal-hal yang menyangkut perkembangan dan kehidupan manusia serta diselenggarakan dalam hubungan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : Taufik Yusuf * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi

Lebih terperinci

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Pendidikan bertanggungjawab mengembangkan kepribadian siswa sebagai upaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan antara siswa satu dengan lain, memiliki potensi untuk tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan antara siswa satu dengan lain, memiliki potensi untuk tumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan. Diadakannya layanan bimbingan dan konseling di sekolah bukan karena adanya

Lebih terperinci

STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR

STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR 1 STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR Moh Khoerul Anwar Khoerul29@gmail.com Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Yulia Rahmatika Aziza

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling adalah petunjuk atau penjelasan yang diberikan oleh orang yang ahli kepada seseorang dengan metode psikologis sehingga seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PEMILIHAN PEKERJAAN SISWA KELAS XI SMK BHAKTI MULIA PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PEMILIHAN PEKERJAAN SISWA KELAS XI SMK BHAKTI MULIA PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PEMILIHAN PEKERJAAN SISWA KELAS XI SMK BHAKTI MULIA PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci