BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui pengaruh self-efficacy dan openness terhadap readiness for organizational change Universitas Mercu Buana menjadi world class university. Adapun penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui, penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan dengan penelitian deskriptif, penelitian hubungan/korelasi, penelitian kuasi- eksperimental, dan penelitian eksperimental (Margono, 1997). Menurut Arikunto (2009) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabelvariabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel. 3.2 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2012),variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat : 35
36 1) Variabel Independen atau Variabel Bebas Variabel independen menurut Sugiyono (2012) adalah variabel yang mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen (X) meliputi : Variabel independen pertama (X1) adalah Selfefficacy yang terdiri dari 3 dimensi yaitu level, strenght dan generality of selfefficacy. Variabel independen kedua (X2) adalah openness alasannya karena agar lebih spesifik dan fokus, maka pada penelitian ini hanya menggunakan satu dimensi dari big five teori Costa & McCrae meliputi: (O) Openness, (C) Conscientiousness, (E) Extraversion, (A) Agreeableness dan (N) Neurotisme. 2) Variabel Dependen atau Variabel Terikat Variabel dependen menurut Sugiyono (2012), merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) yaitu readiness for organizational change yang terdiri dari empat dimensi yaitu (1) afektif; (2) kognisi; (3) behavior. 3.3 Alat Ukur 1) Readiness for organizational change (Y) Adapun pada penelitian ini, peneliti mengukur variabel readiness for organizational change yang diukur dengan skala readiness for organizational change yang terdiri dari afeksi, kognisi, dan behaviordari Dunham (1989) yang sudah digunakan pada sampel di asia tenggara yaitu oleh Md. Zabid et.al.
37 (2004) dan mempunyai reliabilitas yang baik, yaitu 0,89 Cronbach Alpha. Skala ini menggunakan likert scale menggunakan skala satu sampai limayang menunjukkan persepsi sangat tidak setuju sampai sangat setuju. a) Uji Validitas Teknik pengujian validitas instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah content validity dan construct validity. Content validity diperoleh melalui expert judgement oleh dua dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana yang bergerak dalam bidang pendidikan. Sedangkan construct validity diperoleh dengan perhitungan konsistensi internal (internal consistency), yaitu mengukur derajat homogenitas suatu tes dan relevansinya dengan validitas konstruk (Anastasi & Urbina, 1997). Perhitungan konsistensi internal dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total (item-total correlation). Menurut Sevilla et al. (1993), koefisien korelasi 0,30 ke atas merupakan indikasi dari item-item yang baik. b) Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan Cronbach s Alpha dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 22. Kriteria penilaian alpha yaitu α >0,90sangat baik, 0,90> α 0,80 baik, 0,80> α 0,70 dapat diterima, 0,70> α 0,60 dipertanyakan, 0,60 > α 0,50 buruk, 0,50> α tidak dapat diterima (Kaplan & Saccuzzo, 2005).
38 2) Self-efficacy (X1) Self-efficacy diukur dengan menggunakan kuisioner self-efficacy yang diadaptasi dari New General Self-efficacy scale yang di adaptasi dari Chen et al.,2001. Alat ukur telah diadaptasi di Indonesia dan digunakan oleh Nugraheni yang memiliki reliabititas yang baik yaitu 0.928 Cronbach Alpha. 3) Openness (X2) Penelitian ini menggunakan NEO-Five Factor Inventory (NEO-FFI) versi singkat (short form) (Costa & McCrae, 1992) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dahlan (2005) dan diuji reliabilitas dan validitasnya (α = 65). NEO-FFI adalah alat ukur kepribadian yang mewakili tiap dimensi kepribadian - extraversion, conscientiousness, agreeableness, emotionalstability / neuroticism, dan openness. 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti (Haryadi Sarjono, 2013). Dengan kata lain populasi adalah himpunan keseluruhan objek yang diteliti. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dan dosen Universitas Mercu Buana yang berjumlah 718 orang.
39 3.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi secara keseluruhan, menurut Sekaran (2006) dijelaskan bahwa populasi mengacu kepada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin diketahui peneliti, sedangkan sampel adalah sub kelompok atau bagian dari populasi. Subyek yang memenuhi karakteristik diatas akan diambil sebagai sampel dengan menggunakan salah satu metode pengambilan sampel non-probabilistik, yaitu Purposive sampling. Dalam metode ini, tidak semua subyek dalam populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk diambil sebagai sampel. Sampel diambil berdasarkan pertimbangan tertentu dan faktor kemudahan dan ketersediaannya di lapangan (Kerlinger& Lee, 2000). Teknik pengambilan sampel ini dipilih karena beberapa kelebihan, antara lain kepraktisannya dalam hal waktu dan rendahnya biaya yang dibutuhkan. Sebagai sebuah penelitian yang bersifat kuantitatif, jumlah sampel yang diambil juga harus berjumlah cukup besar agar bisa dianalisis secara akurat dengan menggunakan metode statistik yang ada. Tidak ada jumlah sampel maksimal yang ditentukan, namun Guilford dan Fructer (1978) menyebutkan bahwa hasil dari analisis secara kuantitatif akan semakin baik apabila jumlah subyeknya juga semakin banyak. Perhitungan ukuran sampel dalam penelitian ini yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin menurut Sugiyono (2011). Slovin mengatakan untuk menentukan sampel menggunakan rumus :
40 Keterangan : n = ukuran sampel atau jumlah responden N = ukuran populasi e = jumlah presentase kelonggaran, ketelitian, kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir; e = 0, 1 (populasi jumlah besar); e = 0,2 (populasi jumlah kecil) 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di kampus Universitas Mercu Buana Meruya Jakarta. Waktu pada penelitian ini dilakukan pada bulan februari sampai dengan bulan maret 2017 waktu pukul 12:00 saat karyawan sedang istirahat. 3.5.2 Metode Pengumpulan Data 1) Kuesioner (persepsi individu) 2) Riset kepustakaan (buku, jurnal, website) 3.5.3 Tahap Penelitian 1) Peneliti meminta izin kepada pimpinan SDM kampus Universitas Mercu Buana Meruya Jakarta untuk memulai penelitian dan memberikan surat izin untuk di tanda tangani. 2) Kemudian peneliti mulai membagikan kuesioner kepada responden.
41 3) Setelah responden selesai mengisi dan mengembalikan kuesioner yang tersebar, peneliti memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner tersebut. 3.6 Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam penelitian ini, analisis data dibantu dengan software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 22 yang biasa digunakan dalam penelitian sosial. Analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini meliputi : 3.6.1 Analisis Deskriptif Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan menggunakan jenis analisis data deskriptif. Analisis data deskriptif merupakan salah jenis analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam analisis deskriptif ini, karakteristik responden ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dan jabatan. Selain itu juga dideskripsikan variabel-variabel penelitian yaitu sef-efficacy, openness, dan readiness for organizational change dalam bentuk tabel frekuensi dan perhitungan statistik seperti jumlah sampel (n), rata-rata skor (mean), skor maksimum, skor minimum dan standar deviasi (σ) untuk masing-masing variabel.
42 3.6.2 Uji Kualitas Data 3.6.2.1 Uji Normalitas Residual Uji normalitas residual data digunakan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel dependen dan variabel independen, atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau mendekati normal (Ghozali 2013). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji One-sample Kolmogorov-Smirnov Test yaitu pengujian yang dilakukan dengan melihat besaran nilai asymp signification. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut: jika nilai asymp signification yang muncul dalam output uji kolmogorov smirnov menunjukkan asymp. sig. (2-tailed) lebih besar atau sama dengan a (0,05) maka data berdistribusi normal, dan jika nilai asymp signification yang muncul dalam output uji kolmogorov smirnov menunjukkan asymp. sig. (2- tailed) lebih kecil dari a (0,05) maka data tidak berdistribusi normal. 3.6.3 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik perlu dilakukan dalam penelitian agar model tersebut valid dan tidak bias (Ghozali 2013). Pengujian asumsi klasik terdiri dari beberapa jenis, yaitu: 3.6.3.1 Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga modal regresi baik
43 (Ghozali 2013). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastistas atau tidak terjadi heteroskedastistas. Ada beberapa metode pengujian heteroskedastisitas yang bisa digunakan antara lain adalah dengan uji koefisien Korelasi Spearman, Uji Park, Uji Glesjer, melihat pola grafik ScatterPlot. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik plot. Dasar Analisanya adalah sebagai berikut : Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola yang ada serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.6.3.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode (t-1). Autokorelasi muncul karena observasi yangberurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lain. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, salah satunya adalah dengan uji Durbin Watson (DW test). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan pendapat menurut Singgih Santoso (2001) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu: 1. Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
44 2. Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. 3. Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. 3.6.4 Uji Hipotesis 3.6.41 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Menurut Ghozali (2013) pengujian koefisien determinasi (R 2 ) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel-variabel independen, menguji besarnya variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen, sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya diluar model penelitian. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) adalah antara 0 dan 1. Jika nilai R 2 yang diperoleh mendekati angka 1, maka variasi variabel-variabel independen terhadap variasi variabel dependen besar, sebaliknya jika nilai R 2 yang diperoleh menjauhi angka 1, maka variasi variabelvariabel independen yang terhadap variasi variabel dependen kecil. Untuk mengevaluasi model regresi terbaik sebaiknya menggunakan nilai Adjusted R 2 karena nilai tersebut dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model, tidak seperti R yang pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali 2013).