BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Seiring dengan kebutuhan untuk menyerap dan. kehidupan, khususnya sebagai seorang pembelajar

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. respon terhadap stres adalah hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak dilakukan oleh kelompok umur lansia (Supardi dan Susyanty, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Kejadian ulkus lambung berkisar antara 5% - 10% dari total populasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus putih Sprague Dawley yang belum

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fluorida adalah salah satu senyawa kimia yang terbukti dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBASAN

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. faktor keturunan. Faktor-faktor tersebut dapat beraksi sendiri ataupun saling

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

Mekanisme penyerapan Ca dari usus (Sumber: /16-calcium-physiology-flash-cards/)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan untuk terlihat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyaring dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme juga zat-zat toksik

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V. KESIMPULAN, SARANDAN RINGKASAN V. 1. KESIMPULAN. 1. Tidak ada perbedaan kadar TNF-α antara kelompok yang diberikan ekstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

PENDAHULUAN. Pemeliharaan itik dipeternakan rakyat tergolong sulit karena kondisi kandang

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2).

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. cukup luas di masyarakat, mulai dari produk makanan ringan hingga masakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perkembangan zaman berdampak pada perubahan pola makan yang lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian Potensi Beberapa Bentuk Sediaan Pegagan (Centella

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) termasuk salah satu penyakit. tidak menular yang sering terjadi di masyarakat

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB V PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Etanol Pegagan terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. STZ merupakan bahan toksik yang dapat merusak sel ß pankreas secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. pada individu yang telah mengalami stres dramatis (Wang et al., 2010; Han et al.,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Di zaman yang modern sekarang ini radikal bebas tersebar di mana mana,

2007, prevalensi minum alkohol di Indonesia pada laki-laki dan perempuan

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. fast food atau makanan cepat saji. Makanan ini telah populer di masyarakat karena

BAB 6 PEMBAHASAN. lengkap baik dari segi farmakologi maupun fitokimia. Pemanfaatan Phaleria macrocarpa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Senyawa kimia sangat banyak digunakan untuk mengendalikan hama. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetap terjadi perubahan dalam morfologi, biokimia, dan metabolik yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi oksidasi nitrat oksida (NO) atau reaksi reduksi senyawa nitrat (NO - 3 ) di dalam tubuh. Sodium nitrit (NaNO 2 ) merupakan garam natrium (sodium) yang terbentuk dari nitrit tersebut (Lunberg et al, 2008). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI NO.1168 tahun 1999 tentang Bahan Tambahan Pangan, sodium nitrit biasanya digunakan sebagai bahan tambahan pengawet makanan. Menurut Archer et al. (2008), sodium nitrit berperan dalam menghambat pertumbuhan Clostridium botulinum pada daging sehingga menghambat pembusukan. Menurut Gahle (2013), Sodium nitrit terdapat pada hotdogs, lunch meat, bacon, dan ham. Selain sebagai bahan pengawet antimikroba, sodium nitrit berfungsi sebagai pewarna, pemberi aroma, dan cita rasa. Konsumsi sodium nitrit dalam jumlah banyak dapat memberikan efek kurang baik bagi tubuh. Petrova (2011) menjelaskan bahwa sodium nitrit dapat mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin di dalam darah sehingga dapat menginduksi terjadinya hipoksia jaringan. Hal ini terjadi karena methemoglobin tidak dapat mengikat oksigen. Pada keadaan hipoksia, kadar reactive oxygen species (ROS) dalam jaringan akan meningkat sehingga memicu terjadinya apoptosis yang ditandai dengan degradasi membran lipid, enzim, dan kerusakan DNA. Hipoksia menyebabkan aktifitas protein antiapoptosis Bcl-2 terhambat sehingga mengaktifkan peran dari protein Bax yang meningkatkan permeabilitas membran mitokondria. Keadaan ini meningkatkan pelepasan sitokrom C yang selanjutnya berikatan dengan apoptosis protease activating factor-1 (APAF-1) dan membentuk apoptosom. apoptosom mengaktifkan kaspase 9 yang selanjutnya akan mengaktifkan kaspase 3 sehingga terjadi proses apoptosis (Mahriani, 2006). Di samping itu, hipoksia juga menyebabkan sintesis hypoxia-inducible factor I (IHF-1) dan brainderived neurotrophic factor (BDNF) yang bersifat neuroprotektif (Petrova, 2011).

Menurut Tortora (2009), otak merupakan bagian utama yang mendapat vaskularisasi. Jaringan neuron otak menghasilkan ATP melalui suplai glukosa dan oksigen saja. Hal ini menyebabkan jaringan otak rentan terhadap jejas hipoksik. Menurut Zaini (2010), selama hipoksia aktivitas elektrik otak menghilang terutama di hippocampus. Hippocampus berperan penting dalam proses pembelajaran dan memori. Lebih spesifik, Gadahad (2008) menjelaskan, regio cornu ammonis (CA) merupakan struktur pada hippocampus yang berperan dalam proses pembelajaran dan memori. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu agen neuroprotektif untuk melindungi sebanyak mungkin sel saraf pada otak dari kerusakan akibat hipoksia (Halim et al, 2013). Pegagan (Centella asiatica) adalah tanaman liar yang tumbuh di Pulau Jawa dan Madura. Tumbuhan pegagan bersifat antioksidan karena mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid pada batang stolon dan akarnya (Hussin et al, 2007). Flavonoid dan metabolitnya dapat berperan sebagai antioksidan langsung atau modulator enzim yang membatasi pembentukan ROS. Flavonoid dapat melindungi otak dari jejas yang diinduksi oleh neurotoksin dan menekan neuroinflamasi serta berpotensi meningkatkan memori (fungsi kognitif dan pembelajaran) dalam penyakit neurodegeneratif. Hal tersebut berkaitan dengan mekanisme kerja flavonoid yang memodulasi protein kinase dan kaskade sinyal lipid kinase, seperti P13 kinase, protein kinase C dan mitogen activated-protein (MAP) kinase sehingga terjadi perubahan ekspresi gen dan aktivitas kaspase. Penghambatan terhadap aktivasi kaspase menyebabkan flavonoid mampu menghambat kerusakan sel saraf yang diinduksi oleh stress oksidatif. Flavonoid menekan ekspresi COX-2 dan inos, produksi NO, pelepasan sitokin, aktivasi NADPH oksidase dan pembentukan ROS sehingga dapat mencegah neuroinflamasi. Selain berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi, flavonoid meningkatkan fungsi endotelial dan aliran darah perifer sehingga meningkatkan aliran darah otak (cerebral blood flow/cbf) (Halim et al, 2013). Bahan aktif dari ekstrak pegagan adalah terpenoid yang mengandung Asiatikosid.

Asiatikosid memiliki sifat antioksidan yang dapat menurunkan peroksidase lipid dan melindungi kerusakan DNA akibat stres oksidatif serta melidungi neuron kortikal dari eksositosis gutamat-induced in vitro sehingga dapat menghambat stres oksidatif pada cortex cerebri tikus yang diinduksi sodium nitrit (Gnanapragasa et al, 2004). Berdasarkan hal-hal diatas, peneliti tertarik menguji pengaruh pemberian ekstrak etanol daun pegagan terhadap ekspresi bax pada neuron pyramidal CA1 hippocampus yang di induksi sodium nitrit sub akut. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah pengaruh pemberian ekstrak etanol daun pegagan (centella asiatica) terhadap ekspresi bax pada neuron pyramidal CA1 hippocampus tikus (rattus novergicus) yang diinduksi sodium nitrit sub akut? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun pegagan (centella asiatica) terhadap ekspresi bax pada neuron pyramidal CA1 hippocampus tikus (rattus novergicus) yang diinduksi sodium nitrit sub akut. 1.4. Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti Hasil karya tulis penelitian dapat digunakan sebagai syarat kelulusan pendidikan sarjana kedokteran peneliti. 2. Bagi pemerintah Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian yang berkaitan dengan pengembangan tanaman tradisional sebagai agen neuroprotektif. 3. Bagi masyarakat Hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang khasiat dari daun pegagan sebagai agen neuroprotektif.

4. Bagi institusi Hasil penelitian dapat dijadikan data universitas atau fakultas dalam rangka mengembangkan ilmu kedokteran. 1.5. Keaslian penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun pegagan (centella asiatica) terhadap ekspresi bax pada neuron pyramidal CA1 hippocampus yang diinduksi sodium nitrit sub akut. Sebelum penelitian ini, terdapat penelitian yang membahas centella asiatica. Pada tahun 2013, Hemamalini dan Rao M.S. melakukan penelitian dengan judul anti stress effect of Centella asiatica leaf Extract on hippocampal CA3 neurons quantitative study menyatakan ekstrak daun pegagan memiliki efek neuroprotektif terhadap atrofi neuronal yang diinduksi stress. Penelitian ini menggunakan CA3 hippocampus sebagai objek pemeriksaan. Selain itu, dalam penelitian lain yang ditulis oleh Kumar et al, pada tahun 2009 membahas tentang efek neuroprotektif Centella asiatica dalam melawan kerusakan kognitif dan stres oksidatif yang diinduksi colchicine. Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan moris water maze dan plus-maze performance test untuk menilai kognitif tikus. Penelitian lain Barbosa N.R. et al, pada tahun 2008 membahas tentang efek Centella asiatica dalam menghambat ipla2 dan cpla2. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Centella asiatica memiliki efek neuroprotektif pada atrofi neuronal yang diinduksi stres. Hal ini dilihat dari jumlah sel dendritik dari temuan histopatologis. Selain itu, penelitian lain oleh Zeenat F. Zaidi yang berjudul effect of Natrium Nitrite-induced Hypoxia on Cerebellar Purkinje Cells in Adult Rats meneliti tentang efek sodium nitrit terhadap induksi hipoksia sel purkinje serebelum. Penelitian ini menunjukan adanya hubungan penggunaan sodium nitrit dengan kematian sel purkinje serebelum. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih fokus menilai efek neuroprotektif Centella asiatica terhadap neuron CA1 hippocampus yang diinduksi

sodium nitrit. Selain menilai peran neuroprotektif Centella asiatica, penelitian ini juga melihat efek sodium nitrit terhadap ekspresi bax sebagai penanda apoptosis pada neuron pyramidal CA1 hippocampus. Penelitian ini menggunakan gambaran histopatologis sebagai media untuk menilai penurunan atau peningkatan jumlah ekspresi bax pada neuron pyramidal CA1 hippocampus.