BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak dilakukan oleh kelompok umur lansia (Supardi dan Susyanty, 2010).

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini masyarakat tertarik pada usaha untuk mengobati diri sendiri ketika merasa mengalami keluhan kesehatan yang bersifat ringan. Dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2006, persentase masyarakat yang memanfaatkan obat herbal untuk pengobatan sendiri meningkat dari 15,2% menjadi 38,3% dan menariknya banyak dilakukan oleh kelompok umur lansia (Supardi dan Susyanty, 2010). Tercatat bahwa sekitar 80% penduduk dunia menggunakan obat-obatan herbal, dimana persentase tersebut bisa berubah menjadi 95% seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan (Robinson dan Zhang, 2011 dalam Rivera et al., 2013). Hasil penelitian tersebut menyajikan fakta bahwa penggunaan obat herbal di lingkungan masyarakat dapat dikategorikan sebagai tindakan yang bersifat lazim. Pengawasan terhadap penggunaan obat-obatan herbal perlu dilakukan agar masyarakat terhindar dari efek samping penggunaan obat herbal. Untuk itu diperlukan kajian tentang informasi klinis berbagai macam tanaman herbal agar dapat menjadi sumber informasi valid untuk masyarakat. Centella asiatica atau pegagan adalah salah satu tanaman herbal yang banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan India. Berdasarkan berbagai hasil penelitian, pegagan memiliki berbagai manfaat klinis yaitu, anticemas, antiinflamasi, penyembuhan tukak lambung, antihipertensi, pencegahan kerusakan kulit, kardioprotektif, dan imunomodulator (DOAI, 2010). Fakta tersebut menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan pegagan dalam 1

2 2 penyembuhan beberapa jenis penyakit. Oleh karena penggunaan pegagan yang semakin meluas, diperlukan pengujian efek penggunaan pegagan pada organorgan vital manusia, terutama hepar sebagai organ yang menjalankan fungsi metabolisme berbagai zat dalam tubuh. Salah satu faktor yang menginduksi kerusakan hepar adalah stres. Stres menyebabkan inflamasi pada hepar melalui stimulasi pelepasan glucocorticoid (GC) dan katekolamin ke dalam sirkulasi serta pengaruhnya fungsi sel-sel imun (Vere et al., 2009). Kadar GC serum yang tinggi dapat meningkatkan ekspresi Death Receptor (DR) dan ligannya sehigga dapat mengaktifkan gen Bcl-2- associated-x-protein (BAX) untuk memulai kaskade apoptosis melalui direct pathway (Chida et al., 2006). GC dapat secara langsung meningkatkan aktivitas BAX untuk meningkatkan permeabilitas Mitochondrial Outer Membrane (MOM) agar dapat mengeluarkan protein pro-apoptosis menuju sitosol (Westphal et al., 2011). Selain itu, GC dapat menyebabkan apoptosis sel melalui peningkatan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) (Djordjevic et al., 2010) dan penurunan produksi antioksidan Superoxide Dismutase-1 (SOD-1) (Tang et al., 2013). Akumulasi ROS akan menyebabkan peningkatan permeabilitas MOM yang memicu apoptosis indirect pathway (Canbay et al., 2004). Stimulasi stres pada tikus dengan sengatan listrik pada kaki menunjukkan peningkatan kadar GC serum sehingga diharapkan dapat memicu kondisi apoptosis (Chida et al., 2005). Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui efek hepatoprotektif pegagan terhadap hepar. Tikus akan diberi sengatan listrik pada kakinya untuk memberikan efek stres sehingga dapat menginduksi terjadinya stres oksidatif dan

3 3 apoptosis sel hepar melalui peningkatan ekspresi gen BAX dan produksi ROS. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban terkait efek pegagan dalam proteksi hepar melalui pengamatan terhadap ekspresi BAX dan SOD-1. B. Rumusan Masalah 1) Bagaimana pengaruh ekstrak etanol pegagan terhadap ekspresi gen BAX pada hepar tikus pascastres listrik kronis? 2) Bagaimana pengaruh ekstrak etanol pegagan terhadap ekspresi gen SOD-1 pada hepar tikus pascastres listrik kronis? C. Tujuan Penelitian 1) Mengkaji efek ekstrak etanol pegagan terhadap ekspresi gen BAX pada hepar tikus pascastres listrik kronis. 2) Mengkaji efek ekstrak etanol pegagan terhadap ekspresi gen SOD-1 pada hepar tikus pascastres listrik kronis. D. Keaslian Penelitian Penelitian serupa yang pernah dilakukan antara lain sebagai berikut. 1) Penelitian mengenai efek hepatoprotektif dari asiaticoside pada cedera hepar akut akibat lipopolisakarida/d-galaktosamin pada mencit (Zhang et al., 2010). Hasil penelitian menunjukkan adanya efek antiapoptosis hepatosit dari asiaticoside. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah pemberian asiaticoside dilakukan satu kali sehari selama 3 hari dengan dosis 5, 10, dan 20 mg/kg/hari, penggunaan lipopolisakarida/d-galaktosamin sebagai stresor, penggunaan mencit sebagai subjek penelitian, dan parameter yang diukur. Beberapa parameter

4 4 yang diukur pada penelitian ini adalah Alanine Aminotransferase (ALT), Aspartate Aminotransferase (AST), Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-α), dan caspase-3. 2) Penelitian mengenai efek hepatoprotektif dari Centella asiatica (L.) pada cedera hepar akibat pemberian Carbon Tetrachloride (CCl4) pada tikus (Antony et al., 2006). Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pegagan mencegah terjadinya perubahan parameter biokimiawi (enzim penanda serum dan protein serum) dan histologis (degenerasi hidropik, steatosis hepatik, dan nekrosis). Perbedaan penelitian ini terletak pada pemberian ekstrak pegagan diberikan selama 3 bulan dengan dosis 20 dan 40 mg/kg/hari, pemberian injeksi CCl4 1 ml/kg sebagai stresor, penggunaan metode histologis dan biokimiawi dalam menguji hasil perlakuan. 3) Penelitian tentang efek hepatoprotektif ekstrak daun pegagan pada hepar tikus setelah pemberian injeksi dimetilnitrosamin sebagai stresor (Choi et al., 2016). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kandungan bahan aktif daun pegagan dapat meningkatkan kadar protein SOD-1 pada hepar tikus. Perbedaan penelitian ini terletak pada dosis pemberian ekstrak daun pegagan (100 dan 200 mg/kg), jenis stimulus stres yang diberikan pada tikus (dimetilnitrosamin), dan parameter yang diukur (kadar protein SOD-1).

5 5 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan mampu memberi sumbangan pemikiran dan informasi ilmiah terkait penelitian lebih lanjut penggunaan tanaman-tanaman herbal sebagai obat, utamanya pegagan. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan menurunkan tingkat penyalahgunaan tanaman herbal sebagai obat dan menjadi sumber informasi terkait penggunaan pegagan.