BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini telah mengajukan izin kelayakan penelitian ke Komite Etik FK UII dengan nomor protokol 12/Ka.Kom.Et/70/KE/XII/2015. Hasil penelitian terhadap mencit strain DDY yang diberikan intervensi ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum) selama 90 hari untuk melihat gambaran histopatologi cortex cerebri Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah 60 mencit strain DDY yang berumur 8-10 minggu dengan berat badan gram. Subyek dibagi secara acak menjadi masing-masing 5 kelompok jantan dan betina yaitu kelompok I, II, III, dan IV sebagai kelompok perlakuan yang mendapatkan ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum) dan kelompok V sebagai kontrol yang mendapatkan akuades. Kelompok I mendapatkan dosis 50 mg/kgbb/hari, kelompok II dengan dosis 100 mg/kgbb/hari, kelompok III dengan dosis 200 mg/kgbb/hari, kelompok IV dengan dosis 400 mg/kgbb/hari, dan kelompok kontrol dengan akuades selama 90 hari. Dalam perjalanan penelitian 17 mencit mati karena sakit yaitu mencit IJ (1,2,3,5,6), IIJ (2,3,4), IIIJ (2,4,5), IVJ (1), dan VJ (1,2,3,5,6). Pada akhir penelitian terdapat 2 kelompok mencit yaitu kelompok IJ (4) dan VJ (4) yang masing-masing tersisa 1 mencit yang tidak dapat dilakukan analisis rerata neuron piramidal, rerata ukuran neuron piramidal, dan rerata tebal cortex cerebri bersama dengan kelompok lainnya Hasil Jumlah Neuron Piramidal Sehat Pengamatan jumlah neuron piramidal sehat dilakukan dengan menggunakan kamera Optilab dan mikroskop Olympus CX21 perbesaran 40x. Pada pengamatan preparat, neuron piramidal ditemukan di antara lamina molekularis sampai lamina multiformis. Peneliti mengambil penghitungan rerata jumlah neuron piramidal dari 3 lapang pandang di antara lamina piramidalis

2 eksterna dan lamina piramidalis interna yang didominasi oleh neuron piramidal dengan ukuran sedang sampai besar. Neuron piramidal sehat memiliki ciri berbentuk piramid, memiliki banyak dendrit dan inti sel ditengahnya dengan sebuah akson yang panjang dari badan selnya. Gambar 8. Gambaran Neuron Piramidal Cortex Cerebri Mencit Strain DDY dengan perbesaran 40x pewarnaan HE. Kelompok IB (A) dan kelompok IIB (B) Gambar 9. Gambaran Neuron Piramidal Cortex Cerebri Mencit Strain DDY dengan perbesaran 40x pewarnaan HE. Kelompok IIIB (C) dan kelompok IVB (D)

3 Gambar 10. Gambaran Neuron Piramidal Cortex Cerebri Mencit Strain DDY dengan perbesaran 40x pewarnaan HE, Kelompok VB (E). Hasil perhitungan rerata neuron piramidal sehat pada preparat kelompok I, II, III, IV dan V yang dilihat dalam 3 lapang pandang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Perhitungan Rerata Jumlah Neuron Piramidal Cortex Cerebri Dosis Kelompok Rerata Jumlah Neuron 50 mg/kg 100mg/kg 200 mg/kg 400 mg/kg Akuades * n(mencit)=1 Piramidal Cortex Cerebri SD IB 51,5340 9,69612 IJ * 56,0000 IIB 61, ,92081 IIJ 55, ,15242 IIIB 69, ,08598 IIIJ 65, ,60752 IVB 90, ,50469 IVJ 76, ,00713 VB 54, ,49336 VJ * 67,6700

4 Dari tabel di atas, rerata jumlah neuron piramidal cortex cerebri pada kelompok I, II, III, IV, dan V (betina dan jantan) dideskripsikan dalam Gambar 11. Rerata Jumlah Neuron Piramidal Cortex Cerebri IB IIB IIIB IVB VB IJ IIJ IIIJ IVJ VJ Jumlah rerata Neuron Piramidal Cortex Cerebri Gambar 11. Grafik Rerata Jumlah Neuron Piramidal Cortex Cerebri Hasil Ukuran Neuron Piramidal Pengukuran neuron piramidal dengan mengukur diameter masing-masing 3 neuron piramidal ukuran terbesar dalam μm per lapang pandang dengan total keseluruhan 3 lapang pandang. Hasil rerata ukuran neuron piramidal dapat dilihat pada Tabel 2.

5 Tabel 2. Hasil Rerata Ukuran Neuron Piramidal Cortex Cerebri Dosis Kelompok Rerata Ukuran Neuron Piramidal SD 50 mg/kg IB 5,8200 0,81056 IJ * 5, mg/kg IIB 7,2000 0,51769 IIJ 5,9333 0, mg/kg IIIB 7,9833 1,55102 IIIJ 7,5333 1, mg/kg IVB 7,4000 1,00200 IVJ 7,9200 1,21737 Akuades VB 5,8800 0,66483 VJ * 6,5000 * n(mencit)=1 Dari tabel di atas, rerata ukuran neuron piramidal cortex cerebri pada kelompok I, II, III, IV, dan V (betina dan jantan) dideskripsikan dalam Gambar 12. Rerata Ukuran Neuron Piramidal (μm) IB IIB IIIB IVB VB IJ IIJ IIIJ IVJ VJ Ukuran rata-rata Neuron Piramidal (μm) Gambar 12. Grafik Rerata Ukuran Neuron Piramidal Cortex Cerebri

6 4.1.4 Hasil Tebal Cortex Cerebri Pengukuran tebal cortex cerebri (Gambar 13,14,15) dengan mengukur rerata tebal cortex cerebri dalam μm pada 3 lapang pandang yang diamati antara lapisan molekular sampai lapisan multiformis pada 1 preparat cortex cerebri dengan pewarnaan HE. Hasil rerata tebal cortex cerebri dapat dilihat pada Tabel 3. Gambar 13. Gambaran cortex cerebri mencit Strain DDY (Perbesaran 4x) sediaan HE. Kelompok IB (Gambar A) dan Kelompok IIB (Gambar B). Gambar 14. Gambaran cortex cerebri mencit Strain DDY (Perbesaran 4x) sediaan HE. Kelompok IIIB (Gambar C) dan kelompok IVJ (Gambar D). Gambar 15. Gambaran cortex cerebri mencit Strain DDY (Perbesaran 4x) sediaan HE, kelompok VJ (Gambar E).

7 Tabel 3. Hasil Rerata Tebal Cortex Cerebri Dosis Kelompok Tebal Rerata Cortex Cerebri SD 50 mg/kg IB 578, ,44311 IJ * 768, mg/kg IIB 772, ,78490 IIJ 710, , mg/kg IIIB 790, ,76437 IIIJ 687, , mg/kg IVB 712, ,69174 IVJ 825, ,84166 Akuades VB 625, ,97787 VJ * 968,0300 * n(mencit)=1 Dari tabel di atas, rerata tebal cortex cerebri pada kelompok I, II, III, IV, dan V (betina dan jantan) dideskripsikan dalam Gambar 16. Rerata Tebal Cortex Cerebri (μm) IB IIB IIIB IVB VB IJ IIJ IIIJ IVJ VJ Rata-rata Tebal Cortex Cerebri (μm) Gambar 16. Grafik Rerata Tebal Cortex Cerebri

8 Analisis Data Penelitian Jumlah Neuron Piramidal Berdasarkan hasil analisis data dalam kelompok jumlah neuron piramidal cortex cerebri, didapatkan hasil rerata dalam Tabel 4. Tabel 4. Analisis Rerata Jumlah Neuron Piramidal Perkelompok Kelompok Nilai Nilai Mean SD Minimum Maksimum I (50 mg/kg) 42,33 66,33 51,5340 9,69612 II (100 mg/kg) 41,67 81,00 59, ,39070 III (200 mg/kg) 46,67 87,33 68, ,36654 IV (400 mg/kg) 49,33 159,33 84, ,82615 V (akuades) 32,67 64,33 54, ,49336 Hasil pengamatan rerata jumlah neuron piramidal antara kelompok perlakuan I, II, III, IV, dan kontrol V dilakukan uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk menunjukan bahwa subjek berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal. Sehingga syarat uji One-way ANOVA tidak terpenuhi maka menggunakan uji alternatif yaitu uji Kruskal Wallis. Pada uji Kruskal Wallis, didapatkan nilai p<0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan jumlah neuron piramidal yang signifikan minimal 2 kelompok dari 5 kelompok penelitian. Analisis dilanjutkan dengan uji post-hoc yaitu uji Mann-Whitney untuk menentukan kelompok mana yang memiliki perbedaan yang signifikan. Pada uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan signifikan antara kelompok kontrol V dan kelompok perlakuan IV dengan nilai p<0,05. Perbedaan signifikan lainnya yaitu antara kelompok perlakuan I dan III dengan nilai p<0,05, antara kelompok perlakuan I dan IV dengan nilai p<0,05, dan antara kelompok II dan IV dengan nilai p<0,05.

9 Tabel 5. Nilai uji post-hoc jumlah neuron piramidal Kelompok I II III IV V I - 0,516 0,034 * 0,004 * 0,336 II 0,516-0,185 0,027 * 0,723 III 0,034 * 0,185-0,210 0,238 IV 0,004 * 0,027 * 0,210-0,007 * V 0,336 0,723 0,238 0,007 * - Keterangan : I: dosis 50 mg/kgbb, II: dosis 100 mg/kgbb, III: dosis 200 mg/kgbb, IV: dosis 400 mg/kgbb, V: akuades *perbedaan yang signifikan (p<0,05) Ukuran Neuron Piramidal Berdasarkan hasil analisis data dalam kelompok ukuran neuron piramidal cortex cerebri, didapatkan hasil rerata dalam Tabel 6. Tabel 6. Analisis Rerata Ukuran Neuron Piramidal Perkelompok Kelompok Nilai Minimum Nilai Maksimum Mean I (50 mg/kg) 4,50 6,60 5,8200 0,81056 II (100 mg/kg) 5,50 7,60 6,7778 0,77746 III (200 mg/kg) 6,10 9,70 7,8333 1,52643 IV (400 mg/kg) 6,10 9,20 7,6364 1,08099 V (akuades) 4,90 6,50 5,8850 0,66483 SD Hasil pengamatan ukuran neuron piramidal antara kelompok perlakuan I, II, III, IV, dan kontrol V dilakukan uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas data dengan uji Levene. Uji Shapiro-Wilk menunjukan bahwa subjek berasal dari populasi yang terdistribusi normal (p>0,05). Uji Levene menunjukan subjek berasal dari populasi yang tidak homogen dengan nilai p<0,05. Sehingga syarat uji One-way ANOVA tidak terpenuhi maka menggunakan uji alternatif yaitu uji Kruskal Wallis. Pada uji Kruskal Wallis, didapatkan nilai p<0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan ukuran neuron piramidal yang signifikan minimal 2 kelompok dari 5 kelompok penelitian. Analisis dilanjutkan dengan uji post-hoc yaitu uji Mann-Whitney untuk menentukan kelompok mana yang memiliki

10 perbedaan yang signifikan. Pada uji Mann-Whitney didapatkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok kontrol V dan kelompok perlakuan III (p<0,05) dan antara kelompok kontrol V dan kelompok perlakuan IV (p<0,05). Perbedaan signifikan juga terdapat diantara kelompok I dan III (p<0,05) dan antara kelompok I dan IV (p<0,05). Tabel 7. Nilai uji post-hoc ukuran neuron piramidal Kelompok I II III IV V I - 0,095 0,014 * 0,007 * 1,000 II 0,095-0,288 0,087 0,094 III 0,014 * 0,288-0,879 0,013 * IV 0,007 * 0,087 0,879-0,008 * V 1,000 0,094 0,013 * 0,008 * - Keterangan : I: dosis 50 mg/kgbb, II: dosis 100 mg/kgbb, III: dosis 200 mg/kgbb, IV: dosis 400 mg/kgbb, V: akuades *perbedaan yang signifikan (p<0,05) Tebal Cortex Cerebri Berdasarkan hasil analisis data tebal cortex cerebri dalam kelompok, didapatkan hasil rerata dalam Tabel 8. Tabel 8. Analisis Rerata Tebal Cortex Cerebri Perkelompok Kelompok Nilai Minimum Nilai Maksimum Mean I (50 mg/kg) 507,03 720,23 578, ,4431 II (100 mg/kg) 611,00 962,20 751, ,63496 III (200 mg/kg) 511,66 972,53 756, ,89430 IV (400 mg/kg) 611,23 957,53 763, ,21482 V (akuades) 511,36 735,53 625, ,97787 SD Hasil pengamatan tebal cortex cerebri antara kelompok perlakuan I, II, III, IV, dan kontrol V dianalisis dengan menggunakan uji One Way ANOVA. Sebelum dilakukan uji One Way ANOVA dilakukan uji normalitas data dengan uji Shapiro- Wilk. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas data dengan uji Levene. Uji Shapiro- Wilk menunjukan bahwa subjek berasal dari populasi yang terdistribusi normal

11 (p>0,05). Uji Levene menunjukan subjek berasal dari populasi yang homogen (p>0,05). Pada uji One Way anova dengan menggunakan α = 95%, didapatkan nilai p<0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan tebal cortex cerebri yang signifikan minimal 2 kelompok dari 5 kelompok penelitian. Analisis dilanjutkan dengan uji post-hoc untuk menentukan kelompok mana yang memiliki perbedaan yang signifikan. Pada uji post-hoc didapatkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok kontrol V dan kelompok perlakuan IV (p<0,05). Perbedaan signifikan juga terdapat antara kelompok I dan II (p<0,05), antara kelompok I dan III (p<0,05), dan antara kelompok I dan IV (p<0,05). Tabel 9. Nilai uji post-hoc tebal cortex cerebri Kelompok I II III IV V I - 0,012 * 0,010 * 0,006 * 0,529 II 0,012 * - 0,934 0,817 0,061 III 0,010 * 0,934-0,885 0,052 IV 0,006 * 0,817 0,885-0,035 * V 0,529 0,061 0,052 0,035 * - Keterangan : I: dosis 50 mg/kgbb, II: dosis 100 mg/kgbb, III: dosis 200 mg/kgbb, IV: dosis 400 mg/kgbb, V: akuades *perbedaan yang signifikan (p<0,05) 4.2 Pembahasan Pemberian dosis bertingkat pada kelompok I (dosis 50 mg/kgbb), II (dosis 100 mg/kgbb), III (dosis 200 mg/kgbb), IV (dosis 400 mg/kgbb), dan V (akuades) menyebabkan adanya perbedaan yang signifikan pada jumlah neuron piramidal cortex cerebri, ukuran neuron piramidal, dan tebal cortex cerebri antara kelompok perlakuan dan kontrol. Perbedaan jumlah neuron piramidal signifikan terdapat antara kelompok V (mean=54,9340) dan kelompok IV (mean=84,0000). Perbedaan signifikan ini dengan rerata jumlah neuron piramidal kelompok V lebih rendah dibandingkan rerata jumlah neuron piramidal kelompok IV, yaitu kelompok dengan dosis pemberian ekstrak etanol sirih merah 400 mg/kgbb/hari selama 90 hari. Perbedaan tidak signifikan jumlah neuron piramidal terdapat antara kelompok V dan I, kelompok V dan II, dan kelompok V dan III. Perbedaan ini menujukan bahwa pada pemberian dosis 50 mg/kgbb, 100 mg/kgbb, dan 200

12 mg/kgbb tidak menyebabkan perbedaan signifikan terhadap kelompok kontrol akuades. Selain antara kelompok kontrol V dan kelompok perlakuan IV, perbedaan signifikan rerata jumlah neuron piramidal juga terdapat antar kelompok perlakuan, yaitu kelompok III (mean=68,0756) lebih tinggi dibandingkan kelompok kelompok I (mean=51,5340), dan kelompok IV (mean=84,0000) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok I dan kelompok II (mean=59,6311). Perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan menunjukan dosis perlakuan yang lebih besar memiliki rerata jumlah neuron yang lebih besar dibandingkan dosis perlakuan yang lebih kecil. Utami dan Puspaningtyas (2013) menyebutkan bahwa sirih merah mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, senyawa polifenolat, dan minyak atsiri. Menurut Vauzour et al. (2008), zat flavonoid memiliki kemampuan neuroprotektif terhadap otak melalui modulasi protein kinase dan kaskade sinyal lipid kinase PI3 kinase, protein kinase C dan mitogen activated protein (MAP) kinase yang menyebabkan perubahan pada ekspresi gen dan aktivitas kaspase yang menghambat kerusakan sel saraf yang diinduksi oleh stres oksidatif. Selain itu menekan ekspresi zat yang berperan dalam kematian neuron yaitu COX-2 dan inos, produksi NO, pelepasan sitokin dan aktivasi NADPH oksidase, dan pembentukan ROS. Selain itu flavonoid meningkatkan fungsi endothelial dan aliran darah perifer sehingga meningkatkan aliran darah otak (cerebral blood flow/ CBF). Perubahan ini memicu angiogenesis, pertumbuhan sel saraf baru di hipokampus dan perubahan pada morfologi neuron yang berperan dalam memelihara fungsi optimal neuron. Dalam penelitian yang dilakukan Halim dan Ibrahim (2013) yang melakukan penelitian perubahan inti sel saraf hipokampus pascahipoksia serebri dengan menggunakan ekstrak akar Acalypha indica 500 mg/kgbb didapatkan secara kuantitatif rerata presentase sel jumlah sel normal ditemukan pada kelompok yang mendapatkan ekstrak akar A. indica dibandingkan dengan kontrol akuades dan vitamin B1. Ekstrak akar A. indica mengandung saponin, tannin dan flavonoid yang memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi. Selain itu zat polifenol yang terkandung didalamnya mampu menyerap, menetralisasi, dan membuang radikal bebas karena reaksi redoks yang dapat menghambat peroksidase. Zat yang terkandung dalam ekstrak akar A. indica yaitu saponin, tannin, flavonoid dan polifenol merupakan kandungan zat yang

13 juga terdapat dalam sirih merah. Selain itu dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Zheng et al. (2014) yang meneliti efek protektif zat alkaloid Piper longum pada tikus cedera neuron dopaminergik parkinson s disease yang diinduksi 6- OHDA (hydroxidopamine) yaitu memiliki kemampuan aktivitas antioksidan yang memberikan efek protektif pada sel substansia nigra tikus. Hasil analisis perbedaan rerata ukuran neuron piramidal yaitu terdapat perbedaan signifikan antara kelompok V (mean=5,8850) dengan kelompok III (mean=7,8333) dan IV (mean=7,6364). Perbedaan signifikan tersebut menunjukan rerata ukuran neuron piramidal kelompok III dengan dosis 200 mg/kgbb dan IV dengan dosis 400 mg/kgbb lebih besar dibandingkan dengan rerata ukuran neuron piramidal kelompok V dengan akuades. Perbedaan tidak signifikan ukuran neuron piramidal terdapat antara kelompok V dan I, dan kelompok V dan II. Perbedaan ini menujukan pada dosis 50 mg/kgbb dan dosis 100 mg/kgbb tidak menyebabkan perbedaan signifikan ukuran neuron piramidal terhadap kelompok kontrol akuades. Perbedaan signifikan juga terdapat antar kelompok perlakuan yaitu kelompok III (mean=7,8333) memiliki rerata ukuran neuron piramidal lebih besar dibandingkan kelompok I (mean=5,8200) dan kelompok IV memiliki rerata ukuran neuron lebih besar dibandingkan kelompok I. Perbedaan signifikan tersebut menunjukan bahwa rerata ukuran neuron kelompok III dengan dosis 200 mg/kgbb dan kelompok IV dengan dosis 400 mg/kgbb lebih besar dibandingkan dengan rerata ukuran neuron kelompok I dengan dosis 50 mg/kgbb. Spencer (2009) menjelaskan bahwa konsentrasi flavonoid yang menuju otak mempengaruhi aktivitas farmakologik reseptor, kinase, dan faktor transkripsi. Hal ini melalui berbagai cara antara lain berikatan dengan ATP-sites pada enzim dan reseptor, modulasi aktivitas kinase, mempengaruhi fungsi fosfatase, homeostasis Ca 2+, dan mengatur sinyal kaskade seperti aktivasi faktor transkripsi. Dengan mempengaruhi jalur-jalur ini sehingga flavonoid memiliki kemampuan dalam menginduksi sintesis protein dan perubahan morfologik sehingga berpengaruh dalam akuisisi, konsolidasi, dan penyimpanan memori. Selain itu jalur diatas mengubah sinyal menjadi camp-response elemen-binding protein (CREB) yaitu faktor transkripsi yang berikatan pada bagian promoter yang berkaitan dalam remodeling sinaps, plastisitas sinaps dan memori.

14 Hasil analisis rerata tebal cortex cerebri yaitu terdapat perbedaan signifikan antara kelompok V (mean=625,2900) dan kelompok IV (mean=763,8045). Perbedaan signifikan menunjukan rerata tebal cortex cerebri lebih besar pada kelompok IV dengan dosis 400 mg/kgbb dibandingkan dengan kelompok V dengan akuades. Perbedaan tidak signifikan tebal cortex cerebri terdapat antara kelompok V dan kelompok I, kelompok V dan kelompok II, serta kelompok V dan III. Perbedaan ini menujukkan bahwa pada pemberian dosis perlakuan 50 mg/kgbb, 100 mg/kgbb, dan 200 mg/kgbb tidak menyebabkan perbedaan signifikan tebal cortex cerebri terhadap pemberian kontrol akuades. Perbedaan signifikan juga terdapat antar kelompok perlakuan yaitu kelompok I (mean= 578,3180) memiliki rerata tebal cortex cerebri rendah dibandingkan dengan kelompok II (mean= 751,5811), kelompok III (mean= 756,1578), dan kelompok IV (mean=763,8045). Nilai rerata tersebut menunjukan bahwa dosis ekstrak sirih merah yang lebih besar yaitu 100 mg/kgbb, 200 mg/kgbb, dan 400 mg/kgbb memiliki rerata tebal cortex cerebri yang lebih besar dibandingkan kelompok dengan dosis perlakuan 50 mg/kgbb. Cortex cerebri terdiri dari neuron, neuroglia dan pembuluh darah yang membentuk enam lapisan yaitu lapisan molecular, lapisan granular eksterna, lapisan piramidal eksterna, lapisan granular interna, dan lapisan multiformis (Snell, 2006). Dalam Carlo dan Stevens (2013) bahwa ketebalan dari cortex cerebri dipengaruhi oleh kepadatan dari sel glia dan neuron. Dalam penelitian yang dilakukan Kim et al. (2001), Wogonin yang mengandung flavonoid mampu menghambat inducible nitrit oxide synthase (inos) dan nuclear factor kappa B (NF-kB) yang berperan dalam apoptosis sel glia tikus. Sehingga mempengaruhi jumlah neuroglia tikus. Menurut Vidak et al. (2015), flavonoid dapar menembus Blood Brain Barrier (BBB) melalui difusi transeluler, carrier-mediated trancellular transport atau difusi paraseluler melalui sel endothelial BBB. Efek utamanya dalam mengurangi terjadinya stres oksidatif yang menghasilkan efek neuroprotektif dan efek antikarsinogenik. Selain itu, efek yang ditimbulkan adalah efek proteksi pada sel glia dan neuron dari kejadian inflamasi. Selain itu, sesuai dengan hasil analisis peningkatan jumlah neuron piramidal dan ukuran neuron piramidal pada kelompok sehingga mempengaruhi dari ketebalan cortex cerebri.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia dengan nomor 19/Ka.Kom.Et/70/KE/III/2016.

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian paparan ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum) pada mencit galur DDY selama 90 hari adalah sebagai berikut. 4.1.1 Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi oksidasi nitrat oksida (NO) atau reaksi reduksi senyawa

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1. Sirih Merah (Piper crocatum) a. Taksonomi Menurut Backer (1963), kedudukan taksonomi tanaman sirih merah (Piper crocatum) adalah sebagai berikut : Kingdom

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah 60 ekor mencit strain DDY yang terdiri dari 30 mencit jantan dan 30 mencit betina.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8 BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8 minggu dengan berat mencit 20-30 gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, dan diberikan pakan standar.

Lebih terperinci

BAB V HASIL. masing kelompok dilakukan inokulasi tumor dan ditunggu 3 minggu. Kelompok 1

BAB V HASIL. masing kelompok dilakukan inokulasi tumor dan ditunggu 3 minggu. Kelompok 1 BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit C3H berusia 8 minggu dengan berat badan 20-30 gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, dan diberikan pakan standar. Setelah itu dibagi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai proteksi kerusakan sel-sel ginjal. Bawang putih diperoleh dari Superindo dan diekstraksi di Lembaga Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subyek penelitian ini yaitu tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar, usia 90 hari dengan berat badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis)

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200 62 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil uji pendahuluan Uji pendahuluan pada penelitian ini ada 2 macam, meliputi penentuan waktu yang diperlukan untuk hewan uji mencapai DM setelah diinduksi STZ ip dosis 40 mg/kgbb,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. intervensi), Kelompok II sebagai kontrol positif (diinduksi STZ+NA),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. intervensi), Kelompok II sebagai kontrol positif (diinduksi STZ+NA), BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan tikus jantan strain Sprague dawley dengan berat badan > 150 gram dan umur 2 bulan. Sebanyak 30 tikus diadaptasi selama 3 hari,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 25 BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini viabilitas sel diperoleh dari rerata optical density (OD) MTT assay dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Viabilitas sel (%) = (OD perlakuan / OD kontrol)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian mengenai perbandingan efek Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) dan povidone iodine 10% terhadap penyembuhan luka pada mencit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre Test dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk (Citrus Sinensis) Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian mengenai efektifitas seduhan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap kadar Malondialdehid (MDA) pada tikus Diabetes Melitus yang

Lebih terperinci

Mekanisme penyerapan Ca dari usus (Sumber: /16-calcium-physiology-flash-cards/)

Mekanisme penyerapan Ca dari usus (Sumber: /16-calcium-physiology-flash-cards/) 92 PEMBAHASAN UMUM Berdasarkan bukti empiris menunjukkan bahwa pegagan yang kaya mineral, bahan gizi dan bahan aktif telah lama digunakan untuk tujuan meningkatkan fungsi memori. Hasil analisa kandungan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Tikus jantan galur Sprague dawley yang digunakan dalam penelitian ini berumur 9 minggu sebanyak 18 ekor dibagi menjadi 3 kelompok ( kontrol, P1 dan P2 ), selama penelitian semua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun pelarut dan reagensia (Syabatini, 2008). Dalam dunia kesehatan

I. PENDAHULUAN. maupun pelarut dan reagensia (Syabatini, 2008). Dalam dunia kesehatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut dan reagensia (Syabatini,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Rerata Zona Radikal Penelitian untuk menguji kemampuan daya hambat ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab gingivitis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol 44 BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol umbi bidara upas (Merremia mammosa) terhadap fagositosis makrofag dan produksi nitrit oksida makrofag pada

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre test dan Post test Pemberian Induksi Asap Rokok dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP AKTIVASI Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (VCAM-1) PADA AORTA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET ATEROGENIK SKRIPSI Oleh Lilis Rahmawati

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan konsentrasi 25%, 50%

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan konsentrasi 25%, 50% BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian peredaan efektifitas daya antibakteri ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan konsentrasi 25%, 50% dan 75% terhadap bakteri Enterococcus faecalis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Beban dalam bekerja akan mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN ESKTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH ( Piper crocatum ) SELAMA 90 HARI TERHADAP HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT DDY

PENGARUH PEMBERIAN ESKTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH ( Piper crocatum ) SELAMA 90 HARI TERHADAP HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT DDY PENGARUH PEMBERIAN ESKTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH ( Piper crocatum ) SELAMA 90 HARI TERHADAP HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT DDY Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN, SARANDAN RINGKASAN V. 1. KESIMPULAN. 1. Tidak ada perbedaan kadar TNF-α antara kelompok yang diberikan ekstrak

BAB V. KESIMPULAN, SARANDAN RINGKASAN V. 1. KESIMPULAN. 1. Tidak ada perbedaan kadar TNF-α antara kelompok yang diberikan ekstrak 62 BAB V. KESIMPULAN, SARANDAN RINGKASAN V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tidak ada perbedaan kadar TNF-α antara kelompok yang diberikan ekstrak

Lebih terperinci

Gambar 6. Desain Penelitian

Gambar 6. Desain Penelitian 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dipilih mencit dengan kriteria: - Berat badan 20-30 gram - Jantan - Sehat - Berusia 2-3 bulan Mencit diaklimatisasi selama 7 hari Dari 25 mencit kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, posttest only control group design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada korteks

Lebih terperinci

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP EKSPRESI BAX PADA NEURON PYRAMIDAL CA1 HIPPOCAMPUS TIKUS (Rattus novergicus) YANG DIINDUKSI SODIUM NITRIT SUB AKUT Karya Tulis Ilmiah

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM. 73 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Uji pendahuluan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM. Agar diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori jangka pendek adalah memori yang bertahan selama beberapa detik hingga menit, tanpa disadari memori tersebut sering diaplikasikan dalam aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Deskripsi subjek penelitian Subjek penelitian adalah tikus putih galur Wistar (Rattus Norvegicus) jantan usia sekitar 3 bulan dengan berat badan 120-220 gram.

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2).

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2). 53 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik, progresif dengan hiperglikemia sebagai tanda utama karena

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control 22 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis dengan uji one way ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test membuktikan bahwa adanya perbedaan pengaruh

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 54 BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan 28 ekor tikus strain Sprague Dawley dengan pakan standart diaklimatisasi selama 1 minggu, kemudian diinduksi 1,2- dimethylhidrazine dengan dosis 30

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah 1 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil Uji Pendahuluan 5.1.1 Penentuan DM setelah Induksi Streptozotosin Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu kelainan endokrin yang sekarang banyak dijumpai (Adeghate, et al., 2006). Setiap tahun jumlah penderita DM semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus putih Sprague Dawley yang belum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus putih Sprague Dawley yang belum 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan tikus putih Sprague Dawley yang belum pernah mendapat perlakuan, usia 4-5 bulan, sehat, siap kawin dan bunting. Tikus dipelihara

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Determinasi Bahan Deteminasi dilakukan untuk memastikan kebenaran dari bahan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.). Determinasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN Pengukuran aktivitas spesifik katalase jaringan ginjal tikus percobaan pada keadaan hipoksia hipobarik akut berulang ini dilakukan berdasarkan metode Mates et al. (1999) yang dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME Telah dilakukan penelitian pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control group

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Pemeliharaan dan penelitian dilakukan mulai dari bulan September hingga Oktober 2011 di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Cebior Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. induksi selama 9 bulan didapatkan 18 ekor mencit berhasil tumbuh tumor pada

BAB 5 HASIL PENELITIAN. induksi selama 9 bulan didapatkan 18 ekor mencit berhasil tumbuh tumor pada BAB 5 HASIL PENELITIAN Dua puluh empat ekor mencit jantan strain Swiss yang diadaptasi selama 7 hari tidak didapatkan mencit yang sakit maupun mati. Setelah itu dilakukan induksi sel karsinoma epidermoid

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam aktivitas sehari-hari, setiap orang memerlukan memori yang baik. Pada dasarnya, memori pada manusia terbagi atas 3 jenis, yakni memori jangka pendek, yang merupakan

Lebih terperinci

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet 1 Melvina Afika, 2 Herri S. Sastramihardja,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBASAN BAB IV HASIL DAN PEMBASAN 4.1 Pengaruh Infusa Daun Murbei (Morus albal.) Terhadap Jumlah sel pyramid Hipokampus Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Diabetes Melitus Kronis yang Diinduksi Aloksan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu dibidang Obstetri dan Ginekologi dan Histologi 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu dan lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang sarang semut. Saat ini, di pasaran sarang semut dijumpai dalam bentuk kapsul yang mengandung ekstrak etanol

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam) BAB V PEMBAHASAN 1. Kemampuan fagositosis makrofag Kemampuan fagositosis makrofag yang dinyatakan dalam indeks fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam) lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, dan Jumlah Sperma Mencit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak tujuh plate dengan inkubasi

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak tujuh plate dengan inkubasi 5 BAB V HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan sebanyak tujuh plate dengan inkubasi koloni bakteri Streptococcus mutans sesuai 1 8 CFU/ml dibuat kekeruhan yang setara dengan,5 Mac Farland. Streptococcus

Lebih terperinci

Wibhisono H, Busman H, Susantiningsih T Medical Faculty Lampung University

Wibhisono H, Busman H, Susantiningsih T Medical Faculty Lampung University The Protective Effect of BinahongLeaves(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) to HistopathologicAppearance of Gastric inwhite Rats Variants Sprague dawley Induced by Ethanol Wibhisono H, Busman H, Susantiningsih

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13%. Diperkirakan angka kematian akibat kanker adalah sekitar 7,6 juta pada tahun 2008. Di negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat I. PENDAHULAN A. Latar Belakang Hati merupakan organ yang mempunyai kemampuan tinggi untuk mengikat, memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat kimia yang tidak berguna/merugikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penurunan kadar HsCRP dan tekanan darah antara pemberian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak kacang kedelai hitam (Glycine soja) terhadap jumlah kelenjar dan ketebalan lapisan endometrium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, desain Post-test control group desain. Postes untuk menganalisis perubahan gambaran histopatologi pada organ

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok. 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental pada hewan uji dengan desain posttest only control group design. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum lycopersicum L.) terhadap perubahan histologi kelenjar mammae mencit betina yang diinduksi

Lebih terperinci

Kata kunci: Kolesterol LDL, kolesterol HDL, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), tikus wistar

Kata kunci: Kolesterol LDL, kolesterol HDL, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), tikus wistar ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DAN HDL TIKUS WISTAR JANTAN Ester Farida Manalu, 2014: Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Untuk menjawab tujuan dan membuktikan hipotesis, pada penelitian ini menggunakan 72 ekor hewan, dikelompokkan ke dalam 3 kelompok waktu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan plat resin akrilik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka adalah terputusnya kontinuitas sel dan jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma (Fedi dkk., 2004). Luka dapat disebabkan oleh trauma mekanis, suhu dan kimia (Chandrasoma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group

Lebih terperinci

BAB V HASIL. berat badan gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu,

BAB V HASIL. berat badan gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 18 ekor tikus Wistar berusia 8 minggu dengan berat badan 200-300 gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, dan diberikan pakan standar. Setelah itu dibagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorik dengan metode post-test only with control group design. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan posttest only control group design B. Subjek Penelitian Hewan uji yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan percobaan post test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita

BAB I. PENDAHULUAN. Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita Diabetes Melitus (DM). Sebanyak 15 % dari seluruh populasi penderita DM memiliki komplikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB V HASIL. menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula

BAB V HASIL. menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula BAB V HASIL 5.1. Hasil 5.1.1 Ekstraksi Bawang putih (Allium sativum) Penelitian ini, menggunakan menggunakan 573gram Bawang putih basah (Allium sativum) yang kemudian dikeringkan, diperoleh 208 gram serbuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang THT-KL, Farmakologi, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat badan lahir merupakan berat bayi baru lahir yang diukur dalam satu jam pertama kehidupan. Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman beralkohol telah banyak dikenal oleh masyarakat di dunia, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup tinggi angka konsumsi minuman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray]. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bahan alam berkhasiat obat yang banyak diteliti manfaatnya adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray]. Tanaman kembang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian mengenai Perbedaan Ekstrak Kulit Salak Pondoh (Salacca zalacca) dan Sodium Hipoklorit 0,5% dalam Menghambat Pertumbuhan Candida albicans pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol karena adanya perubahan abnormal dari gen yang berperan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with 43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. dipanaskan selama 24 jam sampai terbentuk filtrat jernih, filtrat yang

BAB VI PEMBAHASAN. dipanaskan selama 24 jam sampai terbentuk filtrat jernih, filtrat yang BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Ekstraksi Bawang putih (Allium sativum) Dua ratus delapan gram bubuk bawang putih kering diekstraksi menggunakan metode sokletasi dengan pelarut ethanol 80% yang dipanaskan selama

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan kematian (Stirban et al., 2012). Merokok telah menjadi gaya hidup tidak sehat hampir di seluruh

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN Tria Pertiwi, 2014 Pembimbing I Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian dunia kini semakin tertuju pada salah satu faktor penyebab menurunnya kualitas hidup seseorang yaitu gangguan pendengaran. Berdasarkan data yang dilansir

Lebih terperinci