BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang menggambarkan kesatuan nilai-nilai kemanusian secara menyeluruh. Menurut Watson (1979 dalam Dwidiyanti 2010) tentang Theory Of Human Care, caring merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan pasien dalam pemberian asuhan keperawatan dengan tujuan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sehingga membantu proses penyembuhan pasien. Leininger (1984 dalam Kozier et., al 2010) menyatakan bahwa caring merupakan tindakan asertif, supportif dan fasilitatif yang diberikan seseorang yang memiliki kebutuhan yang nyata atau telah diantisipasi agar memperbaiki dan meningkatkan kondisi individu. Menurut Miller (1995 dalam Kozier et., al 2010) perilaku caring adalah tindakan yang sengaja dilakukan untuk memberikan kenyamanan baik secara fisik maupun emosional serta adanya keterikatan yang tulus terhadap klien. Sikap caring akan terjalin dengan adanya hubungan saling percaya, belas kasih dan kejujuran. Selain itu sikap caring juga harus memperhatikan aspek biologis, psikologis, sosiologis, kultural dan spiritual. Tronto (1993 dalam Lachman 2012), mengatakan bahwa ada 4 elemen yang terdapat dalam caring yaitu perhatian,
tanggung jawab, kecakapan/kemampuan dan tanggung jawab dari klien sebagai penerima perawatan. Caring adalah bentuk perhatian perawat dengan sepenuh hati terhadap pasien. Kepedulian, empati, komunikasi yang lemah lembut dan rasa kasih sayang perawat terhadap pasien akan membentuk hubungan perawat klien yang terapeutik (Potter & Perry, 2009). Watson (1985 dalam Kozier et.,al 2010) menyatakan bahwa tindakan caring meliputi komunikasi, tanggapan yang positif dan dukungan oleh perawat. Menurut Riemen (1986 dalam Wolf et.,al 1998) mendeskripsikan sikap caring perawat terhadap pasien yaitu merespon pada keunikan pasien, perseptif dan supportif pada pasien, kehadiran fisik, memiliki sikap dan perlakuan untuk membuat pasien merasa bernilai sebagai manusia bukan benda, memberikan kenyamanan dan ketenangan, menggunakan suara dan sikap yang lemah lembut, dan menimbulkan perasaan aman pasien. Menurut Riemen (1986 dalam Wolf et.,al 1998) sikap non caring perawat yaitu perawat hanya melakukan tugasnya, bersikap kasar dan meremehkan pasien, tidak merespon dan menganggap pasien sebagai objek, pasien merasa dipermalukan dan marah. Hal ini didukung oleh penelitian Husein (2006 dalam Abdul, Saleh, Sjattar 2013) didapatkan bahwa 90% pasien mengatakan tidak merasa nyaman berbicara dengan perawat, 84 % dari jumlah tersebut memiliki pengalaman negatif karena perawat tidak memperhatikan kebutuhan pasien, terutama malam hari. Saat ini masyarakat menaruh perhatian terhadap perkembangan dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan masyarakat yang mulai
menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan. Adanya keluhan keluarga dan pasien tentang sikap perawat yang dinilai kurang baik seperti judes, tidak ramah, kasar serta tidak berkomunikasi dengan baik kepada pasien. Kecenderungan sikap dan perilaku perawat yang tidak caring terhadap pasien yang mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan dan berdampak pada tingkat kepuasan pasien. Menurut Tanjung dan Salbiah (2012) dalam penelitian Harapan Pasien Dalam Kepuasan Perilaku Caring Perawat Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam sebanyak 94,3% pasien yang memiliki harapan terhadap perilaku caring perawat. Hal ini menunjukkan perilaku caring perawat merupakan keinginan pasien ketika perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Hal ini diperkuat dengan penelitian Abdul, Saleh, Sjattar (2013) yang mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Namun masih terdapat 6,2% yang kurang puas dengan perilaku caring perawat dan terdapat 3,1% yang mempunyai persepsi kurang baik tentang perilaku caring perawat (kurang caring) namun merasa puas. Oleh karena itu menunjukkan bahwa pentingnya sikap caring dan kepedulian perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Informasi tentang persepsi keluarga pasien terhadap perilaku caring perawat di ruang ICU Rumah Sakit Pirngadi Medan masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengidentifikasi persepsi keluarga pasien terhadap perilaku caring perawat di ruang ICU dengan menggunakan metode kualitatif.
1.2. Perumusan Masalah Dengan demikian masalah penelitian ini adalah bagaimana persepsi keluarga pasien terhadap perilaku caring perawat di ruang ICU Rumah Sakit Dr. Pirngadi, Medan. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi keluarga pasien terhadap caring perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan diruang ICU Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian bermanfaat untuk pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan riset penelitian selanjutnya. 1.4.1. Bagi Praktik Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi perawat untuk menerapkan perilaku caring dalam setiap melakukan asuhan keperawatan. 1.4.2. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi disiplin ilmu keperawatan dalam pengembangan skill perawat untuk melaksanakan caring perawat.
1.4.3. Bagi Riset Penelitian Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian tentang persepsi keluarga terhadap perilaku caring perawat diruang ICU RSUD Dr. Pirngadi.