Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 ANALISIS KEMAMPUAN CARING PERAWAT ANAK DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Manuskrip Oleh : Bekti Wahyuning Tias NIM : G2A PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016

2 1

3 ANALISIS KEMAMPUAN CARING PERAWAT ANAK DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG ANALYSIS ABILITY TO PROVIDE CHILD CARING NURSE IN NURSING CARE AT ROEMANI HOSPITAL MUHAMMADIYAH SEMARANG Bekti Wahyuning Tias 1, Mariyam 2, Dera Alfiyanti 3 1. Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS, bektiputri39@gmail.com 2. Dosen Keperawatan Fikkes UNIMUS, mariyam@unimus.ac.id 3. Dosen Keperawatan Fikkes UNIMUS, deraituaku@yahoo.com ABSTRAK Penilaian baik buruknya kualitas pelayanan keperawatan anak tergantung pada cara perawat anak mengaplikasi kiat dan perilaku caring pada saat memberikan asuhan keperawatan. Kemampuan menerapkan perilaku caring seorang perawat anak dalam memberikan pelayanan baik pada pasien maupun keluarganya diharapkan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan anak sehingga dampak ataupun hal hal yang tidak diinginkan selama proses hospitalisasi tidak terjadi. Tujuan penelitian untuk menggambarkan kemampuan caring perawat anak dalam memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskripitif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat anak di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang yang berjumlah 30 perawat. Sampel penelitian menggunakan total sampling. Analisis data dengan menggunakan deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan perawat anak di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang sebanyak 96,7% menerapkan perilaku caring. Diharapkan perawat perlu untuk membudidayakan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan. Kata Kunci : Caring, Perawat Anak, Asuhan Keperawatan ABSTRACT Quality of pediatric nursing care depends on caring ability of pediatric nurses on giving the nursing care for children. Nurses ability on applied caring attitude while giving the nursing care will improving quality of care during hospitalization in also supposed the family can increase care quality nursing child so that impact and or undesirable matters during process hospitalisasi can not happen. The purpose of this research was to describe ability caring child nurse in give nursing care at Roemani hospital Muhammadiyah Semarang. The design of this research was descripitive quantitative. Population in this research entire child nurses at Roemani hospital Muhammadiyah Semarang that numbers 30 nurses. Total sampling methode was applied in this research. Research result showed that pediatric nurses caring ability at Roemani Hospital Muhammadiyah Semarang 96,7% apply behaviour caring. Necessary to civilizing behaviour caring nursing care Keywords : Caring, Pediatric Nurses, Nursing Care 1

4 PENDAHULUAN Keperawatan merupakan suatu profesi yang berlandaskan pada kode etik, dimana fungsi dan tugas perawat adalah untuk melaksanakan asuhan keperawatan secara holistik untuk mencapai tujuan keperawatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional, dimana bentuk pelayanan ini merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasar pada kiat dan ilmu keperawatan (Hidayat, 2008). Pelayanan yang profesional tentu saja akan meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan. Keperawatan anak merupakan pemberian asuhan keperawatan yang aman dan efektif bagi anak (neonatus, bayi, balita, pra sekolah, usia sekolah dan remaja) dalam kontek keluarga sesuai dengan tingkat perkembanganya baik sehat maupun sakit secara langsung maupun tidak langsung dengan menerapkan beberapa teori, konsep dan prinsip keperawatan anak dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan anak. Penilaian baik buruknya kualitas pelayanan keperawatan anak tergantung pada cara perawat anak mengaplikasi kiat dan perilaku caring pada saat memberikan asuhan keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan anak adalah sikap profesional perawat anak yang memberikan kenyamanan dan perlindungan bagi setiap pasien yang sedang menjalani masa penyembuhan dan merupakan kompensasi sebagai pemberi pelayanan yang diharapkan memberi rasa puas pada pasien (Purwanto, 2007). Perpaduan antara profesionalisme keperawatan anak dengan ketrampilan intelektual, tehnikal dan ketrampilan interpersonal dalam pelaksanaannya harus mencerminkan sikap caring. Penerapan perilaku caring berdampak pada keberhasilan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh peran perawat anak dalam memberikan asuhan keperawatan yang bermutu, sehingga diharapkan perawat anak mau mengembangkan diri serta meningkatkan kognitif dan perilaku yang mencerminkan sikap caring. Perawat anak yang sudah menunjukkan kemampuan berperilaku caring terhadap pasien dan keluarganya, akan lebih mudah menjalin hubungan therapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh. Perawat anak dalam memberikan asuhan keperawatan harus membina hubungan saling percaya sehingga tercapai sebuah komunikasi therapeutik yang tercermin dalam sikap caring. Teori yang dikemukakan oleh Potter dkk, (2009) bahwa caring adalah bentuk perhatian perawat dengan sepenuh hati terhadap pasien, kepedulian, empati, komunikasi yang lemah lembut dan rasa kasih sayang perawat terhadap pasien akan membentuk hubungan perawat klien yang therapeutik. Watson dalam Theory Of Human Care mengungkapkan bahwa caring adalah sebagai jenis hubungan yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan melindungi pasien, yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan pasien untuk sembuh. Sentuhan caring merupakan bentuk komunikasi non verbal yang dapat mempengaruhi kenyamanan pasien, meningkatkan harga diri pasien, memperbaiki orientasi tentang kenyataan (Watson, 1994) dalam Potter dkk, (2009). Masyarakat mempersepsikan perawat profesional apabila perawat memiliki etik dan caring dalam pelayanan keperawatan (Liu, Moke& Wong, 2006). Perilaku caring sudah diteliti oleh beberapa peneliti seperti Dedi, dkk. (2008) menerangkan bahwa sudah sebagian besar perawat pelaksana menunjukkan kemampuan perilaku caring dan penelitian ini merekomendasikan perlunya untuk membudayakan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan. Begitu juga Penelitian oleh Prabowo, dkk. (2014) 2

5 menunjukkan bahwa perawat yang memiliki tingkat kognitif baik tentang caring, maka akan menunjukkan kemampuan perilaku caring yang baik pula. Penelitian yang lain oleh Wicaksono, dkk. (2012) bahwa keperawatan yang baik dan sesuai harapan dalam sebuah rumah sakit meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan penerapan kiat caring perawat dan melakukan supervisi secara berkala sesuai standar untuk mengevaluasi kinerja perawat. Model asuhan keperawatan profesional yang lebih efisien dan efektif sehingga mampu memberikan kepuasan baik dari pihak pasien, keluarga, perawat maupun tim kesehatan lain. Penelitian lain juga dikemukakan oleh Meliyana (2013) mendapatkan hasil bahwa caring perawat terkait hospitalisasi anak dapat menurunkan kecemasan anak juga orang tua pasien. Kemampuan menerapkan perilaku caring seorang perawat anak dalam memberikan pelayanan baik pada pasien maupun keluarganya diharapkan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan anak sehingga dampak ataupun hal hal yang tidak diinginkan selama proses hospitalisasi tidak terjadi. Kemampuan perilaku caring dapat mendorong tumbuhnya citra seorang perawat anak sebagai tenaga keperawatan yang profesional. Citra seorang perawat anak sampai saat ini belum terbangun dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya komplain tentang kurang maksimalnya perhatian tenaga kesehatan khususnya perawat anak dalam memberikan asuhan keperawatan (Blacius Dedi, 2008). Diruang perawatan anak khususnya, bagaimana seorang perawat anak memberikan asuhan keperawatan secara profesional tidak hanya untuk pasien tapi juga untuk keluarganya, sehingga meminimalkan dampak trauma akibat hospitalisasi. Hal ini merupakan tantangan bagi seorang perawat anak dalam melakukan asuhan keperawatan, dimana perawat anak harus mampu menunjukkan prilaku caring secara profesional. Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang pada bulan Oktober 2015, khususnya di ruang perawatan anak menunjukkan bahwa pada tiga bulan terakhir, dengan cara observasi dengan menggunakan lembar kuesioner dan pencatatan di buku laporan didapatkan data bahwa 50% tuntutan keluarga adalah agar pasien diberi pelayanan dengan cepat, efek hospitalisasi terkait tingkat kecemasan anak dan keluarga masih tinggi sesuai dengan penelitian yang dilakukan diruang anak rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang oleh Hananingsari (2015) yang menyatakan bahwa enam dari lima belas anak menunjukkan perilaku takut, menarik diri, menangis dan memeluk orang tua selama proses hospitalisasi, dan dalam tiga bulan terakhir didapatkan ada sembilan komplain keluarga pasien terkait dengan pelayanan keperawatan serta citra perawat anak yang masih belum terbangun sebagai tenaga profesional. Standar prosedur operasional tentang pelaksanaan pelayanan keperawatan pada anak dengan menerapkan perilaku caring yang belum diterapkan di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan caring perawat anak di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perawat anak di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang yang berjumlah 30 perawat. Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan total sampling sehingga jumlah sampel 30 perawat anak. Penelitian dilakukan di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Alat pengumpul data dengan kuesioner dan lembar observasi. Peneliti menganalisa variabel yang ada secara deskriptif. Skor kemampuan prilaku caring berbentuk data kategorik yang dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi. 3

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden berdasarkan umur didapatkan rata-rata umur responden 34 tahun (tabel 1). Pendidikan didapatkan sebagian besar pendidikan responden adalah D3 (tabel 2). Lama kerja perawat didapatkan rata-rata lama kerja 4,5 tahun (tabel 3). Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2016 Variabel Mean Standar deviasi Min Max Umur 33,53 6, Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2016 Pendidikan Frekuensi Persentase (%) D ,7 S1 2 6,7 Ners 2 6,7 Total Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2016 Karakteristik Median Standar deviasi Min Max Lama Kerja 4,50 3, Tabel 4 Distribusi Kemampuan Caring Perawat Anak di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2016 Kemampuan Caring Perawat Anak Frekuensi Persentase (%) Kurang Mampu 1 3,3 Mampu 29 96,7 Total Tabel 4 diketahui bahwa perawat anak sebagian besar memiliki kemampuan caring kategori mampu sebanyak 29 perawat (96,7%) dan hanya 1 perawat (3,3%) yang kurang mampu mengaplikasikan caring dalam memberikan asuhan keperawatan. PEMBAHASAN Kemampuan caring perawat anak dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan alat ukur yang dikembangkan oleh Watson dan Lea (1997) menunjukkan bahwa terdapat 29 (96,7%) perawat masuk dalam kategori mampu dan 1 (3,3%) perawat masuk dalam kategori kurang mampu dalam memberikan asuhan keperawatan diruang perawatan anak rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Perawat dinilai mampu berperilaku caring karena telah melaksanakan minimal 23 dari 25 item Caring Dimensions Inventory, penelitian ini didapatkan 27 perawat melaksanakan 23 item CDI dan 2 perawat melakukan 25 item CDI. Perawat yang masuk kategori kurang mampu dalam penelitian ini melaksanakan 19 item dari 25 item CDI. 4

7 Caring dilihat dari aspek pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat anak dalam penelitian ini meliputi tindakan membantu pasien dalam aktivitas dan latihan, membuat catatan keperawatan, menjelaskan prosedur klinik, melaporkan kondisi pasien, menjelaskan prosedur klinik, duduk dengan pasien, bersama pasien dalam prosedur klinik, konsultasi dengan dokter, mengukur tanda vital dan mengobservasi efek medikasi, sedangkan tindakan yang tidak dilakukan oleh perawat anak dari aspek asuhan keperawatan adalah melakukan sharing dengan pasien dan keluarga. Caring dilihat dari profesionalisme keperawatan yang dilaksanakan perawat anak pada penelitian ini meliputi memberikan informasi, mengorganisasi pekerjaan, bersikap kompeten, memberikan jaminan prosedur klinik, bersikap gembira, berpakaian rapi, mendahulukan kebutuhan pasien, mendengarkan pasien dan memberikan privacy, sedangkan tindakan yang tidak dilaksanakan dilihat dari aspek profesionalisme keperawatan adalah merasa bersalah atau menyesal. Caring dilihat dari aspek dokumentasi adalah membuat catatan keperawatan, dan pada penelitian ini semua perawat anak sudah melaksanakannya. Proses penelitian ini menemukan 1 perawat yang masuk kategori kurang mampu dalam pelaksanaan caring dimana ada 6 item yang tidak dilaksanakan meliputi duduk dengan pasien, merasa bersalah atau menyesal, melakukan sharing, mengorganisasi pekerjaan, mendengarkan pasien dan mendahulukan kebutuhan pasien. Teori yang dikemukakan oleh Potter dkk, (2009) bahwa caring adalah bentuk perhatian perawat dengan sepenuh hati terhadap pasien, kepedulian, empati, komunikasi yang lemah lembut dan rasa kasih sayang perawat terhadap pasien akan membentuk hubungan perawat klien yang therapeutik. Watson dalam Theory Of Human Care, mengungkapkan bahwa caring adalah sebagai jenis hubungan yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan melindungi pasien, yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan pasien untuk sembuh. Sentuhan caring merupakan bentuk komunikasi non verbal yang dapat mempengaruhi kenyamanan pasien, meningkatkan harga diri pasien, memperbaiki orientasi tentang kenyataan (Watson, 1994) dalam Potter dkk,(2009). Masyarakat mempersepsikan perawat profesional apabila perawat memiliki etik dan caring dalam pelayanan keperawatan (Liu, Moke& Wong, 2006). Kemampuan caring perawat anak adalah kapasitas atau penilaian seorang perawat anak dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien berdasarkan nilai kemanusiaan, dan mendahulukan kesejahteraan orang lain, dalam hal ini pasien dan keluarganya dengan memperhatikan prinsip family center care dan atraumatic care. Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan pada anak tergantung pada kemampuan caring perawat anak.caring merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena dan pengalaman human caring. Transpersonal caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan yang terdapat pada lingkaran caring dari individu pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia dan pada alam semesta (Watson, 2004). Hasil penelitian 96,7% perawat telah memiliki kemampuan caring, namun masih terdapat perawat yang tidak memiliki kemampuan caring. Terdapat 28 perawat (93,3%) yang tidak merasa bersalah atau menyesal jika tindakan tidak dapat dilakukan secara maksimal dengan menunjukkan sikap empati. Hal ini merupakan salah satu perilaku yang tidak baik, karena perilaku seorang perawat pada pasien akan berdampak dalam proses pemberian asuhan keperawatan selama pengobatan dirumah sakit. Alasan bahwa perawat merasa tindakannya sudah dilakukan dengan maksimal sehingga tidak perlu melakukan penyesalan dan menunjukkan empati adalah perilaku yang tidak mencerminkan sikap caring. 5

8 Terdapat 1 perawat (3,3%) yang menyatakan tidak duduk dengan pasien. Hal ini dapat terjadi karena perawat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat menyempatkan waktu untuk duduk bersama pasien.terdapat 1 perawat (3,3%) yang menyatakan tidak mampu mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk kesehatan pasien. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengalaman perawat, informasi terbaru tentang pengorganisasian dan pendelegasian dengan perawat lain dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, dan dapat juga karena perawat belum paham tentang metode keperawatan yang digunakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga perawat tidak mampu mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk kesehatan pasien. Terdapat 1 perawat (3,3%) yang menyatakan tidak mampu mendengarkan keluhan pasien. Hal ini dapat terjadi karena kesibukan perawat sehingga tidak mempunyai cukup waktu untuk mendengarkan keluhan semua pasien. Terdapat 1 perawat (3,3%) yang menyatakan tidak mendahulukan kebutuhan pasien atau tidak menempatkan kebutuhan pasien sebelum kebutuhan pribadi. Hal ini dapat terjadi karena perawat merasa kebutuhan pribadinya lebih utama, lagi pula kebutuhan pasien juga dapat ditangani oleh perawat lain atau bahkan keluarganya. Terdapat 29 perawat (96,7%) yang menyatakan tidak melakukan sharing mengenai masalah yang dihadapi pasien atau keluarga. Hal ini dapat terjadi karena kesibukan perawat sehingga tidak mempunyai cukup waktu untuk melakukan sharing mengenai masalah yang dihadapi pasien atau keluarga. Peningkatan pelayanan yang berdasar perilaku caring harus diterapkan dan dibiasakan, salah satunya dengan melakukan sharing baik masalah kesehatan maupun pribadi, karena seorang perawat juga harus menggali berbagai aspek biopsiko, sosial dan kultural dari setiap pasien untuk menunjang tindakan yang akan diberikan selama pemberian asuhan keperawatan. Dilihat dari karakteristik responden sebagian besar perawat anak di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang sebagian besar berpendidikan Diploma III yaitu sebanyak 26 responden (86,7%) dan lama kerja terbanyak < 5 tahun yaitu sebesar 50%. Hal ini dapat berdampak pada kurangnya informasi atau pengetahuan tentang ilmu keperawatan terbaru terutama aplikasi tentang caring dalam asuhan keperawatan. Pengalaman perawat dalam melakukan caring juga berdampak pada kebiasaan perawat menerapkan perilaku caring dalam melaksanakan tindakan. Meskipun tidak selalu tingkat pendidikan dan pengalaman berpengaruh pada pengetahuan dan pengalaman perawat dalam melakukan caring, namun informasi terbaru dan kebiasaan perilaku caring dapat mendukung keberhasilan dalam penerapan perilaku caring dalam perawatan. Teori menurut Watson (2004) bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku caring meliputi: pembentukan nilai-nilai humanistik-atruistik, pemantapan harapan kepercayaan, penanaman sensitifitas terhadap diri seseorang dan terhadap orang lain, pengembangan hubungan percaya, peningkatan dan penerimaan ekspresi perasaan positif dan negatif, penggunaan secara sistematik metode penyelesaian masalah ilmiah dalam pengambilan keputusan, peningkatan belajar-mengajar interpersonal, menyediakan dukungan, perlindungan, fisik, sosiokultural, dan lingkungan dan atau korektif mental, spiritual, membantu dengan pemuasan kebutuhan manusia, mendukung untuk kekuatan eksistensial-fenomenologikal. Citra seorang perawat anak sampai saat ini belum terbangun dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya komplain tentang kurang maksimalnya perhatian tenaga kesehatan khususnya perawat anak dalam memberikan asuhan keperawatan (Blacius Dedi, 2008). Diruang perawatan anak khususnya, bagaimana seorang perawat anak memberikan asuhan keperawatan secara profesional tidak hanya untuk pasien tapi juga untuk keluarganya, 6

9 sehingga meminimalkan dampak trauma akibat hospitalisasi. Hal ini merupakan tantangan bagi seorang perawat anak dalam melakukan asuhan keperawatan, dimana perawat anak harus mampu menunjukkan perilaku caring secara profesional. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dedi (2008) yang menyatakan bahwa sebagian besar perawat pelaksana sudah menunjukkan kemampuan perilaku caring dan penelitian ini merekomendasikan perlunya untuk membudayakan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan. Begitu juga Penelitian oleh Prabowo, dkk. (2014) yang menyatakan bahwa perawat yang memiliki tingkat kognitif baik tentang caring, maka akan menunjukkan kemampuan perilaku caring yang baik pula. Penelitian ini perawat anak di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang sudah sebagian besar membudidayakan perilaku caring, hal ini karena di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang sedangmenerapkan prosedur pelayanan keperawatan berdasarkan pada standar prosedur operasional, dan peningkatan asuhan keperawatan dengan memperhatikan mutu pelayanan dengan pemenuhan terhadap hak pasien dan keluarga, pendidikan pasien dan keluarga, serta pelayanan yang berorientasi pada keselamatan pasien dan keluarga. Perawat anak dalam penelitian ini sebagian besar (29 perawat) sudah mampu melaksanakan perilaku caring, hal ini harus dijadikan kebiasaan ataupun standar dalam pemberian asuhan keperawatan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal dengan penerapan perilaku caring. KESIMPULAN Hasil penelitian kemampuan caring perawat anak di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang didapatkan 29 (96,7%) perawat mampu melakukan perilaku caring dan 1 (3,3%) perawat kurang mampu melakukan perilaku caring. Perawat anak mampu melakukan minimal 23 item dari CDI meliputi perawat membantu pasien dalam ADL, membuat catatan keperawatan, memberikan informasi, menjelaskan prosedur klinik, berpakaian rapi, mengidentifikasi gaya hidup pasien, melaporkan kondisi pasien, bersama pasien dalam prosedur klinik, bersikap manis pada pasien, konsultasi dengan dokter, menganjurkan tentang aspek self-care, memberikan pengetahuan pada pasien, mengukur tanda vital, bersikap kompeten, melibatkan pasien dalam perawatan, memberikan jaminan prosedur klinik, memberikan privacy, bersikap gembira dan mengobservasi efek medikasi. kemampuan caring perawat anak tidak merasa bersalah atau menyesal sebesar 93,3%, perawat duduk dengan pasien, perawat mampu mengorganisasi pekerjaan dan perawat mampu mendengarkan pasien, perawat tidak melakukan sharing dan perawat mendahulukan kebutuhan pasien masingmasing sebesar 96,7% SARAN Mengingat masih terdapat perawat yang tidak berperilaku caring, maka diharapkan perawat anak perlu membudayakan perilaku caring dalam proses pemberian pelayanan keperawatan anak yang profesional terutama kemampuan caring perawat anak seperti perawat merasa bersalah atau menyesal jika tindakan tidak dapat dilakukan secara maksimal dengan menunjukkan sikap empati, menyempatkan waktu duduk dengan pasien, mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk kesehatan pasien, mendengarkan keluhan pasien, melakukan sharing dan mendahulukan kebutuhan pasien sebelum kebutuhan pribadi. Diharapkan pasien dan keluarga untuk menyampaikan keluhan kepada rumah sakit apabila menemui ketidakpuasan terhadap perawat terutama dalam hal perilaku caring perawat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi rumah sakit dalam menyusun kebijakan rumah sakit khususnya mengenai pelayanan keperawatan pada anak dan sebagai dasar untuk meningkatkan kinerja bagi tenaga keperawatan sehingga meminimalkan dampak hospitalisasi 7

10 dan komplain, serta meningkatnya mutu asuhan keperawatan anak dengan membudidayakan perilaku caringmelalui pendidikan berkelanjutan, seminar, pelatihan, supervisi, dan pengarahan intensif. Bagi pendidikan keperawatan dapat menambahkan sumber kepustakaan tentang perilaku caring perawat dan pentingnya caring dalam keperawatan. Diharapkan adanya tindak lanjut dari peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode dan variabel yang berbeda sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik, misalnya dengan menggunakan metode wawancara mendalam untuk menggali informasi dari responden dan disarankan dapat menggunakan variabel yang berbeda misalnya dengan menambah variabel lain seperti:dukungan keluarga, budaya dan faktor lingkungan. KEPUSTAKAAN Dedi, B. (2008). Perilaku Caring Perawat Pelaksana Di Sebuah Rumah Sakit Di Bandung: Studi Grounded Theory. jurnal keperawatan Indonesia, 12(2) Hananingsari, D. (2015). Gambaran Tingkat Kecemasan Anak Usia Toddler Akibat Hospitalisasi Yang Dilakukan Modifikasi Seragam Perawat Di Ruang Ismail 2 RS. Roemani Muhammadiyah Semarang. Hidayat, (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Liu,J.E., Moke, E., & Wong, T. (2006). Caring in nursing. diperoleh 15 Februari Meliyan, E. (2013). Hubungan caring perawat dengan tingkat kecemasan orang tua terkait hospitalisasi anak Di Ruang Melati RSUD Kota Bekasi Bekasi: publikasi online jurnal Keperawatan. Diakses pada Potter & Perry. (2009). Fundamental of Nursing. Jakarta: Salemba Medika. Prabowo. (2014). Hubungan tingkat Kognitif Perawat Tentang Caring Dengan Aplikasi Praktek Caring di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. jurnal Pustaka Kesehatan, 2(1). Purwanto, S. (2007). Kualitas Pelayanan Keperawatan. 12/28/kualitas-pelayanan-keperawatan/. Diakses tanggal 22 Nopember Jam WIB Wicaksono,et al.(2012). Kiat keperawatan (Caring) Dalam Meningkatkan Mutu Asuhan Keperawatan : Publikasi Online Jurnal Kesehatan STIKES RS Baptis Kediri. Diakses pada 2 Desember Watson, Jean. (2004). Theory of human caringhttp://www2.uchsc.edu/son/caring. 8

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Caring merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan yang diperlukan antara pemberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan dan keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan pusat pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya terbanyak di rumah sakit dan yang paling sering berinteraksi lansung dengan klien, sehingga kontribusi perawat cukup besar dalam mutu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 Suriani Ginting Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Caring adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Caring Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam

Lebih terperinci

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO Abdul Muhith *, Sulusul Hasanah ** *Dosen Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERILAKU EMPATI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN ABSTRAK

PENTINGNYA PERILAKU EMPATI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN ABSTRAK Pentingnya Perilaku Empati Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan PENTINGNYA PERILAKU EMPATI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN THE IMPORTANCE OF NURSE S EMPATHY BEHAVIOR IN IMPLEMENTING

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKA PUTRI UMAYAH 201310201019 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari temuan penelitian yang telah di lakukan dan saran terkait hasil temuan tersebut. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang berasal dari dalam pasien. Tujuan pasien memilki motivasi sembuh adalah untuk meningkatkan kemauan pasien

Lebih terperinci

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN 54 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 3. (1) Januari 2017 ISSN. 2407-7232 GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC

Lebih terperinci

KIAT KEPERAWATAN (CARING) DALAM MENINGKATKAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN TIPS OF NURSING (CARING) TO IMPROVE QUALITY OF NURSING CARE ABSTRAK

KIAT KEPERAWATAN (CARING) DALAM MENINGKATKAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN TIPS OF NURSING (CARING) TO IMPROVE QUALITY OF NURSING CARE ABSTRAK Jurnal STIKES Volume 5, No. 2, Desember 2012 KIAT KEPERAWATAN (CARING) DALAM MENINGKATKAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN TIPS OF NURSING (CARING) TO IMPROVE QUALITY OF NURSING CARE Denys Yanuar Wicaksono Dian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Anindiansari Pratiwi STIKES Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT Atraumatic care is the important

Lebih terperinci

CARING DIMENSIONS INVENTORY DALAM TATANAN PELAYANAN KEPERAWATAN

CARING DIMENSIONS INVENTORY DALAM TATANAN PELAYANAN KEPERAWATAN CARING DIMENSIONS INVENTORY DALAM TATANAN PELAYANAN KEPERAWATAN Renny Triwijayanti* *Prodi Magister Keperawatan Universitas Diponegoro Email: Renny.reiqisasiy@gmail.com ABSTRAK Peningkatan mutu pelayanan

Lebih terperinci

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3 PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual

Lebih terperinci

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL 98 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2. (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232 KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL CHILD ANXIETY TODDLER VIEWS FROM THE HOSPITAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang diberikan perawat atau caring, dalam asuhan. pasiennya. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang diberikan perawat atau caring, dalam asuhan. pasiennya. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan yang diberikan perawat atau caring, dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasiennya. Caring secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial dan perkembangan atau spiritual seseorang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN (Analysis Of Nursing Documentation Application Standard With The Quality Of Service

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Sri Hartutik, Erika Dewi Noor Ratri STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com ABSTRAK Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Anak merupakan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hospitalisasi atau rawat inap merupakan suatu keadaan tidak menyenangkan pada anak saat sakit dan dirawat di rumah sakit sehingga harus menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan padanya. Rumah sakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang mengalami tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan biologis, psikologis dan spiritual yang harus dipenuhi. Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang menggambarkan kesatuan nilai-nilai kemanusian secara menyeluruh. Menurut Watson (1979 dalam Dwidiyanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asuhan yang bersifat humanistik, profesional, dan holistik berdasarkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. asuhan yang bersifat humanistik, profesional, dan holistik berdasarkan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan atau asuhan yang bersifat humanistik, profesional, dan holistik berdasarkan ilmu dan kiat, memiliki standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan pekerjaan staf tersebut sesuai dengan posisinya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan pekerjaan staf tersebut sesuai dengan posisinya dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program orientasi kerja merupakan suatu upaya mensosialisasikan pekerjaan dan organisasi kepada pegawai baru untuk meningkatkan kontribusi pegawai baru tersebut menjadi

Lebih terperinci

PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KOMPETENSIKEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG. Manuscript. Oleh: Reni Pancawati NIM: G2A009088

PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KOMPETENSIKEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG. Manuscript. Oleh: Reni Pancawati NIM: G2A009088 PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KOMPETENSIKEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Manuscript Oleh: Reni Pancawati NIM: G2A009088 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring sebagai suatu proses. merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring sebagai suatu proses. merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik keperawatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperwatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Paradigma baru pelayanan kesehatan mengharuskan

Lebih terperinci

BAB 1. derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat

BAB 1. derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan cara

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING MENURUT JEAN WATSON DI AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA TAHUN 2016/2017 Leo Rulino*, Denny Syafiqurahman** *Dosen Akademi

Lebih terperinci

PERILAKU CARING PERAWAT MENINGKATKAN KEPUASAN IBU PASIEN (Nurse Caring Behaviour Improve the Satisfaction of Patient s Mother)

PERILAKU CARING PERAWAT MENINGKATKAN KEPUASAN IBU PASIEN (Nurse Caring Behaviour Improve the Satisfaction of Patient s Mother) PERILAKU CARING PERAWAT MENINGKATKAN KEPUASAN IBU PASIEN (Nurse Caring Behaviour Improve the Satisfaction of Patient s Mother) ABSTRACT Yuni Sufyanti Arief*, Ertawati**, Durrotul Laili* Introduction: Satisfaction

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH (Games Therapy Towards to Psychologic Adaptation in School Age Children) Retno Twistiandayani*, Siti Mahmudah** * Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat sebagai suatu profesi, memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dalam memberikan

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Ayuningtyas Trisnawati,Wahyu Purnamasari,Emi Nurlaela,Rita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan nilai integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan, sehingga jelas pelayanan keperawatan di Rumah sakit (RS) merupakan pelayanan yang terintegrasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEPUASAN PASIEN PASCA OPERASI RAWAT INAP DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEPUASAN PASIEN PASCA OPERASI RAWAT INAP DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEPUASAN PASIEN PASCA OPERASI RAWAT INAP DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN 5 ABSTRAK Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013. Jurnal Ilmu keperawatan ISSN: 2338-6371 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013 Correlation between Therapeutic

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO

HUBUNGAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO HUBUNGAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SUDARMI 201210201202 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN Manuscript Oleh : HERNIK PRIHETI NIM. G2A212014 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp. HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG Ibrahim N. Bolla, S.Kp.,MM Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Perawat perlu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir selalu diharapkan dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut

Lebih terperinci

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK Jurnal STIKES Vol. 6 No. 2, Desember 2013 RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS M. Saiful Anwar Selvia David

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lain (Crips &Taylor, 2001). Caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh hati

BAB 1 PENDAHULUAN. lain (Crips &Taylor, 2001). Caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh hati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana seseorang berfikir, merasakan dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain (Crips &Taylor, 2001).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB II TINJAUAN TEORISTIS BAB II TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Perilaku Caring 2.1.1 Pengertian Caring Perawat Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Nursalam, 2008). Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Nursalam, 2008). Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caring adalah memberikan perhatian atau penghargaan kepada seorang manusia. Caring juga dapat diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Caring Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang Niken.sukesi@yahoo.co.id Abstrak Latarbelakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi tuntutan masyarakat, baik dalam layanan kesehatan pada umumnya maupun keperawatan pada khususnya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Panji Pratama Putra, Syaifudin Disusun Oleh : PANJI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN JIWA DI IRJ RSJD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN JIWA DI IRJ RSJD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014 JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 8, No 4, September 2014 : 186-191 HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN JIWA DI IRJ RSJD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014 Tyan Sera 1, Triyoso 1, Prima

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Amallia Wijiwinarsih 201510104007 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbaikan mutu dan kinerja pelayanan klinis pada umumnya dimulai oleh perawat melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti gugus kendala mutu, penerapan standar keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan. Pemecahan masalah dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan. Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan. Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan. Keperawatan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktek keperawatan di indonesia saat ini masih dalam suatu proses profesionalisme yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan global dan lokal. Masalah yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan kesehatan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak mungkin tercapai tanpa adanya pelayanan keperawatan

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT A. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK COMMUNICATION WITH IMPACT OF NURSE HOSPITALISASI IN CHILDREN

KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK COMMUNICATION WITH IMPACT OF NURSE HOSPITALISASI IN CHILDREN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK COMMUNICATION WITH IMPACT OF NURSE HOSPITALISASI IN CHILDREN Desi Liana Sari 1 ;Imelda 2 1 Mahasiswa Prodi Fakultas Keperawatan Universitas Syiah

Lebih terperinci

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit SEPTO PAWELAS ARSO, SKM, MARS Materi Kuliah Organisasi Manajemen Rumah Sakit Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat UNIVERSITAS DIPONEGORO Persyaratan RS Minimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caring adalah salah satu tindakan keperawatan yang dinlakukan setia hari secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi (Watson,2011).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang kita hadapi dibidang kesehatan, menimbulkan secercah harapan akan peluang meningkatnya pelayanan kesehatan. Hal ini juga berdampak dan menuntut

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN

Lebih terperinci

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN Desri Natalia Siahaan*, Mula Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan yang memegang peran penting dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelayanan kesehatan. Salah satu upaya pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelayanan kesehatan. Salah satu upaya pemerintah untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setia porang. Semua orang ingin dilayani dan mendapatkan kedudukan yang sama dalam pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF. SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF. HB. SAANIN PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan Jiwa E Z

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan yang memiliki peran dalam peningkatan derajat kesehatan kepada masyarakat (Sumijatun, 2009).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan mempertahankan sikap terhadap objek-objek, penilaian moral

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan mempertahankan sikap terhadap objek-objek, penilaian moral BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Nilai adalah keyakinan terhadap suatu ide, tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkah laku (Rokeach, 1973 dalam Potter

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA SKRIPSI

PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA SKRIPSI PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA SKRIPSI Oleh Desi Darmawati 111121096 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat menimbulkan dampak, baik terhadap fisik maupun psikologis diantaranya kecemasan, merasa asing akan lingkungan

Lebih terperinci

PERSIAPAN IBU DALAM PERAWATAN ANAK DI RUMAH SAKIT DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RSUD KOTA SEMARANG Manuscript Oleh Saiba G2A009092 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perawat adalah salah satu unsur vital yang berada di rumah sakit. Perawat, dokter, dan pasien merupakan satu berinteraksi, saling membutuhkan antara satu

Lebih terperinci

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA Fiora Ladesvita*, Nabella Khoerunnisa** *Dosen Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Jakarta **Mahasiswa

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE Work Motivation Relationship with Nurse Satisfaction in Inpatient Units of Majene General Hospital

Lebih terperinci

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan yang dialami pasien dan keluarga biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa

Lebih terperinci