PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN BANGKALAN DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. ditentukan sesuai dengan SNI nomor :1994 yang dianalisis dengan

APLIKASI SIG DALAM MENENTUKAN LOKASI TPA DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting

Syarat Penentuan Lokasi TPA Sampah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Prinsip Pemilihan TPA

BAB I PENDAHULUAN I-1

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SNI

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

METODE PENELITIAN Kerangka Pendekatan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya jumlah penduduk Indonesia diikuti oleh tingkat pertumbuhan

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1

STUDI PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DENGAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KOTA TEBING TINGGI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI KABUPATEN KENDAL

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

STUDI PEMANTAUAN LINGKUNGAN EKSPLORASI GEOTHERMAL di KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO dengan SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

Gambar 1.1 Wilayah cilongok terkena longsor (Antaranews.com, 26 november 2016)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

ABSTRAK PENDAHULUAN. Desi Etika Sari 1, Sigit Heru Murti 2 1 D3 PJ dan SIG Fakultas Geografi UGM.

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat untuk Hutan Aceh Berkelanjutan Banda Aceh, 19 Maret 2013

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

RANCANGAN POLA PENGEMBANGAN IRIGASI POMPA DANGKAL BERDASARKAN DATA GEOSPASIAL PADA DAERAH IRIGASI POMPA III NAGARI SINGKARAK

PENGEMBANGAN MODEL SIG PENENTUAN KAWASAN RAWAN LONGSOR SEBAGAI MASUKAN RENCANA TATA RUANG Studi Kasus; Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR

Analisis Spasial Untuk Menentukan Zona Risiko Bencana Banjir Bandang (Studi Kasus Kabupaten Pangkep)

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

LOGO Potens i Guna Lahan

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dengan menggunakan tkenik serta alat-alat tertentu ( Surakhmad, 1994, 8).

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

KAJIAN KAWASAN RAWAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS TAMALATE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

ANALISIS DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA) MENGGUNAKAN ArcGis 9.3

OP-014 STUDI KELAYAKAN LOKASI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan adanya kondisi geologi Indonesia yang berupa bagian dari rangkaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN WONOSOBO TUGAS AKHIR

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu

III. BAHAN DAN METODE

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

HASIL PENELITIAN ANALISIS SPASIAL KESESUAIAN LAHAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DENGAN SIG (STUDI KASUS: KECAMATAN TUTUYAN)

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

Transkripsi:

PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN BANGKALAN DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Siti Maulidah 1, Yuswanti Ariani Wirahayu 2, Bagus Setiabudi Wiwoho 2 Jl. Semarang 5 Malang 65145 Telp. (0341) 551312 Psw.251/255 Email : sitimaulidah64@gmail.com ABSTRAK Tersedianya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang memadai merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu daerah, termasuk Kabupaten Bangkalan. Kabupaten Bangkalan hanya memiliki satu lokasi TPA Sampah yaitu TPA Buluh di Kecamatan Socah yang sudah mengindikasikan diperlukannya lokasi TPA baru. Pemilihan lokasi TPA akan terbantu dari segi waktu, biaya dan tenaga dengan proses yang efektif dan efisien serta hasil yang optimal dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) jika dibandingkan dengan menggunakan metode pengukuran langsung lapangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan rekomendasi lokasi TPA Sampah di Kabupaten Bangkalan dengan bantuan SIG. Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai pertimbangan pembangunan lokasi TPA baru oleh dinas terkait Kabupaten Bangkalan. Metode yang digunakan yaitu skoring yang dibantu oleh aplikasi SIG untuk mencari daerah layak sebagai lokasi TPA. Proses pemilihan lokasi TPA sampah terdiri dari 3 tahap yaitu tahap regional dengan bantuan ArcGIS 9.3, tahap penyisih dan tahap penetapan. Pada tahap regional, analisis variabel umum menggunakan bantuan SIG pada teknik overlay. Peta yang disiapkan yaitu peta administrasi, peta kawasan lindung, peta hidrologi, peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, peta penggunaan lahan, dan peta RTRW Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 tahun 2009-2029. Tahap penyisih merupakan kelanjutan dari tahap regional. Analisis tahapan penyisih ini dilakukan berdasarkan variabel umum dengan menggunakan metode skoring berdasarkan hasil penilaian dan pembobotan menggunakan data wawancara, observasi maupun data sekunder yang didapat. Hasil penelitian menunjukkan penilaian kelayakan dan calon lokasi TPA. Pada tahap regional dengan menggunakan aplikasi SIG, didapat enam calon lokasi TPA dengan nilai tertinggi hasil overlay. Enam calon lokasi TPA Kabupaten Bangkalan tersebut tersebar di Kecamatan Kamal, Kecamatan Socah, Kecamatan Labang, dan Kecamatan Kwanyar. Dua lokasi di Kecamatan Kamal, satu lokasi di Kecamatan Socah, satu lokasi diantara Kecamatan Kamal Kecamatan Socah, satu lokasi diantara Kecamatan Kamal dan Kecamatan Labang, dan lokasi di Kecamatan Kwanyar. Dari keenam calon lokasi tersebut, dilanjutkan pada tahap penyisih sehingga didapat satu lokasi yang nilainya paling tinggi dari yang lain. Rekomendasi lokasi yang sesuai untuk TPA Sampah di Kabupaten Bangkalan menggunakan bantuan SIG adalah di Lokasi V yaitu berada di Desa Pandabah Kecamatan Kamal dengan Desa Sendanglaok dan Desa Sendangdajah Kecamatan Labang dengan luas 0,18954 Km 2 atau 189,54 Ha didasarkan pada SK SNI T-11-1991- 03 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA. Hasil penelitian bersifat pengenalan (reconnaissance) karena input peta yang digunakan berskala 1:210.000. Untuk tahap detail, dilakukan penelitian lanjutan dengan skala detail. Kata Kunci : Pemilihan lokasi, TPA, SIG. 1) Mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang 2) Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

Permasalahan sampah disebabkan karena dampaknya yang begitu luas, terutama dalam kaitannya dengan masalah lingkungan. Selain sampah dapat menimbulkan bahan cemaran yang akan menyebabkan pencemaran lingkungan juga dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap kesehatan, keamanan dan kenyamanan serta keamanan hidup. Sebenarnya sampah bukan merupakan salah satu sumber utama permasalahan lingkungan hidup, hanya karena faktor pengelolaannya yang kurang seperti pengangkutan ke TPA tidak efektif, sarana prasarana sampah kurang memadai, personel pengangkut sampah kurang dan sulitnya penanganan sampah sehingga dapat menjadi permasalahan yang berlarutlarut dan menjadi salah satu sumber yang dapat mengganggu kenyamanan hidup. Sampah adalah istilah umum yang sering diguakan untuk menyatakan limbah padat. Limbah sendiri terdiri dari tiga bentuk yaitu limbah padat, cair, dan gas. Kualitas dan kuantitas sampah sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat, beberapa faktor yang penting yang mempengaruhi sampah yaitu jumlah penduduk, keadaan sosial ekonomi, kemajuan teknologi (Santoso, 2008). Selain bau yang ditimbulkan cukup kuat, sampah juga menghasilkan lindi yang dapat mengkontaminasi tanah maupun air sumur yang ada di sekitar pembuangan sampah. Dengan adanya bau sebagai polusi udara dan pengkontaminasian tanah tentunya akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap akhir dalam pengelolaannya, diawali dari sumber, pengumpulan, pemindahan atau pengangkutan, serta pengolahan dan pembuangannya. TPA merupakan tempat sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan kerusakan atau dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan penyediaan fasilitas dan penanganan yang benar agar pengelolaan sampah tersebut dapat terlaksanan dengan baik. Penentuan tempat akhir pembuangan (TPA) sampah harus mengikuti persyaratan dan ketentuanketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Diharapkan dengan mengikuti kriteria-kriteria penentuan lokasi TPA hendaknya dapat meminimalisir dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan di sekitar lokasi TPA karena semuanya ditetapkan memperhatikan banyak aspek lingkungan, kesehatan, dan kebersihan, seperti kondisi geologis, mata air, lokasi pemukiman, dan lokasi lahan yang masih produktif. Menurut Imam Safri, Kasubid Kebersihan BLH Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bangkalan hanya memiliki satu lokasi TPA Sampah yaitu TPA Buluh yang berada di Kecamatan Socah. Lahan di TPA Sampah Buluh Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan tersebut seluas 2,25 hektar dengan intensitas sampah yang di buang ke TPA Socah sebesar 214,03 meter 3 per hari Kapasitas lahan yang digunakan untuk TPA sampah di Kabupaten Bangkalan semakin menyempit dan berkurang karena total timbunan sampah yang masuk ke TPA tidak sepenuhnya terkelola serta sudah diperlukannya lokasi baru TPA. Tabel 1 Rincian Timbunan Sampah TPA Buluh No Jenis Intensitas Dikelola 1 Sampah Domestik non Pasar 190,03 m 3 /hari 162,28 m 3 /hari 2 Sampah Pasar 24 m 3 /hari 24 m 3 /hari Total 214,03 m 3 /hari 186,28 m 3 /hari Belum dapat dikelola 27,75 m 3 /hari Sumber: BLH Bangkalan Tahun 2011 2

Survei dan pemilihan lokasi yang sesuai untuk TPA sampah jelas rumit apabila harus melalui sesi pengukuran lapangan dan pengecekan tiap indikator secara langsung. Dengan menggunakan aplikasi Sisten Informasi Geografis (SIG), yaitu memanfaatkan data berupa peta terkait kriteria lahan penentuan lokasi TPA dapat diekstraksi dengan harapan kegiatan pemilihan lahan yang sesuai lokasi TPA menjadi lebih mudah dikerjakan dengan hasil yang lebih optimal dari segi waktu, biaya dan tenaga. Pemrosesan atau manipulasi data spasial dengan menggunakan peta merupakan salah satu kemampuan SIG dalam menghasilkan informasi baru secara lebih cepat dan efisien. Penelitian ini mempunyai cakupan wilayah yang cukup luas sehingga dengan adanya software SIG yang digunakan yakni ArcGIS 9.3 sangat membantu dalam melakukan fungsi analisis data. METODE Penelitian Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Evaluasi dan Penentuan Lokasi TPA Sampah Di Kabupaten Bangkalan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan atau melukiskan fenomena yang diteliti secara sistematis, faktual, dan akurat. Melalui metode ini peneliti menganalisis objek penelitian dalam bentuk uraian, pengertian, ataupun penjelasan. Analisa data secara deskriptif kualitatif tersebut diperoleh dari data primer maupun data sekunder.objek dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bangkalan, provinsi Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan lokasi rujukan untuk TPA baru di Kabupaten Bangkalan. Untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan penelitian maka digunakan data primer yang meliputi observasi lapangan pada lokasi penelitian dan data sekunder yang berupa: peta administrasi Kabupaten Bangkalan, peta hidrogeologi Kabupaten Bangkalan, peta jenis tanah Kabupaten Bangkalan, peta topografi Kabupaten Bangkalan, dan peta penggunaan lahan Kabupaten Bangkalan. Pemilihan tempat akhir pembuangan (TPA) sampah mengikuti persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Tata cara ini memuat tentang persyaratan dan ketentuan teknis dan dapat dijadikan acuan atau pegangan perencana untuk menentukan lokasi TPA sampah. Terdapat tiga tahapan analisis penentuan lokasi TPA, yaitu tahap regional, tahap penyisih dan tahap penetapan. Aplikasi SIG dipakai pada tahap regional yaitu menggunakan metode scoring dan aplikasi SIG yang dianggap sebagai alat screening dalam proses seleksi lokasi untuk mempersempit jumlah calon lokasi kemudian mengarah ke satu atau lebih lokasi TPA di Kabupaten Bangkalan. Sehingga yang semula objek penelitian adalah seluruh kabupaten Bangkalan, dapat diseleksi mana yang mendapat nilai paling baik untuk kemudian didapat calon lokasi yang akan diteruskan melalui tahap penyisih. 1. Analisis Tahapan Regional Analisis tahapan regional merupakan analisis fisik lahan yang dilakukan untuk mengetahui karakteritik lahan yang ada di wilayah studi berdasarkan enam variabel dari analisis tahapan regional. Enam variabel tersebut adalah geologi, hidrologi, jenis tanah, topografi, daerah lindung/cagar alam/cagar budaya, serta jarak terhadap pemukiman. Proses analisisnya menggunakan scoring berdasarkan hasil penilaian dan pembobotan dari tiap-tiap variable. 3

Analisis tahapan ini menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis pada teknik overlay. Alat yang disiapkan dalam melakukan analisis SIG: laptop, perangkat lunak arc gis, gps dan kamera. Sedangkan bahan yang disiapkan yaitu Peta Administrasi Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Geologi Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Hidrologi Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Jenis Tanah kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Potensi Bencana Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 2009, Peta Penggunaan lahan kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 2009, Peta RTRW Kabupaten Bangkalan skala 1:200.000 Tahun 2009-2029. Secara garis besar konsep analisis ini menerapkan teknik overlay dengan enam variabel analisis tahapan regional tersebut. Langkah-langkah analisis menggunakan SIG ini yaitu: a. Layer peta Membuat layer peta enam variabel analisis tahapan regional dengan Project Coordinat System - WGS 1984 UTM Zone 49S. b. Rektifikasi/Georeferensing Memasukkan koordinat dan arah pada peta enam variabel analisis tahapan regional agar koordinatnya sama dan benar. c. Digitasi On Screen Mengkonversi peta enam variabel analisis tahapan regional (data analog) ke dalam format digital. d. Mengolah Data Atribut Pemberian keterangan nama dan nilai pada tiap-tiap layer peta enam variabel analisis tahapan regional. e. Overlay Menggabungkan layer peta enam variabel analisis tahapan regional untuk memperoleh data grafis baru yang memiliki satuan pemetaan. Tool yang digunakan : ArcToolbox Analisis Tools Overlay Intersect f. Buffer Membuat jarak minimal pada layer mata air, pemukiman, cagar alam, dan cagar budaya. Tool yang digunakan : ArcToolbox Analisis Tools Proximity Buffer. g. Layout Peta Tatanan hasil akhir pada peta sehingga peta menjadi menarik dan mudah dibaca. 2. Analisis Tahapan Penyisih Analisis tahapan penyisih merupakan kelanjutan dari analisis tahapan regional. Analisis tahapan penyisih ini dilakukan berdasarkan 8 (delapan) variabel kemudian dilakukan analisis secara menyeluruh yaitu dengan menggunakan metode scoring berdasarkan hasil penilaian dan pembobotan dengan menggunakan data wawancara, observasi maupun data sekunder yang didapat. Dasar seleksi calon lokasi TPA pada tahap penyisih dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: 4

Tabel 2 Dasar Seleksi lokasi TPA Tahap Penyisih Dasar Menentukan Lokasi TPA Daerah yang gersang cocok sebagai calon lokasi TPA Lahan yang tidak produktif Kapasitas lahan yang luas Tanah berstatus milik negara Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap lokasi TPA TPA memerlukan lokasi yang mudah dalam hal pembebasan dan pengelolaan Jumlah pohon yang cukup Zona penyangga yang cukup Tersembunyi dari pandangan langsung Sumber: Puspitasari 3. Analisis Tahapan Penetapan Lokasi terpilih ditentukan dengan penjumlahan dari hasil mengalikan masing-masing nilai dengan bobot variable regional dan penyisih. Setelah hasil perhitungan tahap regional dan tahap penyisih selesai, akan didapat lokasi dengan bobot nilai tertinggi. Lokasi dengan nilai tertinggi inilah yang menjadi lokasi rekomendasi untuk perencanaan pembangunan lokasi TPA. HASIL Penentuan lokasi TPA melalui tiga tahap, yaitu tahap regional, tahap penyisih, dan tahap penetapan. Tahap regional dan tahap penyisih menggunakan nilai dan pembobotan sesuai indikator variabel yang ada. Tahap regional menggunakan bantuan SIG, sedangkan tahap penyisih menggunakan data wawancara dan observasi. 1. Tahap Regional Parameter yang dijadikan kriteria dalam analisis lokasi kelayakan merupakan parameter persyaratan lokasi penimbunan sampah yang berkaitan dengan aspek geologi. Hasil dari overlay daerah rawan bencana, hidrologi, jenis tanah, topografi, dan daerah lindung/cagar alamdan jarak terhadap pemukiman yang menghasilkan peta lokasi daerah layak dan tidak layak TPA dengan nilainilai yang bervariasi. Peta hasil nilai overlay pemilihan lokasi TPA Kabupaten Bangkalan tahap regional dapat dilihat pada Gambar 1. Dari Gambar 1, diketahui bahwa terdapat 79 nilai berbeda. Nilai tersebut didapat dari skor masing-masing variabel yang sudah dikalikan bobot nilai. Nilai paling rendah yaitu 125 dan nilai paling tinggi yaitu 300 pada tahap regional. 2. Tahap Penyisih Terdapat enam kawasan yang bernilai 300, yang kemudian akan disebut sebagai Lokasi I, Lokasi II, Lokasi III, Lokasi IV, Lokasi V, dan Lokasi VI. Posisi enam calon lokasi TPA tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah tahap regional, keenam calon lokasi TPA diseleksi dengan tahap penyisih untuk mendapatkan satu lokasi TPA rekomendasi untuk Kabupaten Bangkalan. Pada tahapan penyisih ini merupakan batasan penilaian yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik dari beberapa calon lokasi TPA. Penjelasan untuk masing-masing penilaian variabel tahapan penyisih dapat dilihat pada tabel 3. 5

Gambar 1 Peta Hasil Overlay Tahap Regional Kabupaten Bangkalan Gambar 2 Peta Lokais TPA Tahap Regional Kabupaten Bangkalan 6

Tabel 3 Skoring Tahap Penyisih Masing-Masing Lokasi Klasifikasi Penilaian Lokasi I Lokasi II Lokasi III Lokasi IV Lokasi V Lokasi VI Curah Hujan 50 50 50 40 50 50 Utilitas Jalan Menuju Lokasi 25 25 50 50 50 25 Lalu Lintas 30 30 24 24 24 30 Lingkungan Biologi 30 30 30 30 30 15 Kondisi Tanah Produktifitas 3 3 3 15 15 3 Ketersediaan Tanah Penutup 20 20 20 20 20 20 Status Tanah 9 9 9 9 9 9 Demografi 15 15 15 15 15 21 Batas Administrasi 50 50 50 50 50 5 Kebisingan dan Bau 2 2 2 10 10 2 Estetika 3 3 3 15 15 3 Jumlah 237 237 256 278 288 183 3. Tahap Penetapan Setelah hasil perhitungan tahap regional dan tahap penyisih selesai, akan didapat lokasi dengan bobot nilai tertinggi. Lokasi dengan nilai tertinggi inilah yang menjadi lokasi rekomendasi untuk perencanaan pembangunan lokasi TPA. PEMBAHASAN Dari Gambar Peta Hasil overlay, diketahui bahwa terdapat 79 nilai berbeda dengan total 740 lokasi. Nilai tersebut didapat dari skor masing-masing variabel yang sudah dikalikan bobot nilai. Semua nilai pada tiap lokasi dapat dilihat pada lampiran tabel 8. Nilai paling rendah yaitu 125 berarti lokasi dengan nilai tersebut adalah lokasi yang paling tidak layak untuk perencanaan TPA tahap regional. Begitupun sebaliknya, nilai paling tinggi yaitu 300 berarti lokasi dengan nilai tersebut adalah lokasi yang paling layak untuk perencanaan TPA tahap regional. Semakin kecil nilai overlay, semakin tidak layak lokasi tersebut untuk perencanaan TPA. Begitupun sebaliknya, Semakin besar nilai overlay, semakin layak lokasi tersebut untuk perencanaan TPA. Nilai overlay tertinggi tahap regional ini merupakan calon lokasi TPA yaitu 300, yang berarti calon lokasi TPA tersebut mendapat nilai sempurna tertinggi dari tiap-tiap variabel. Jadi tiap calon lokasi TPA adalah kawasan tidak rawan bencana, akuifer air tanah rendah dan berjarak minimal > 1 Km dari mata air, jenis tanah alluvial, kemiringan lereng 0-5% (datar), tidak berpengaruh terhadap daerah lindung (berjarak minimal 500 m), dan berjarak minimal 500 meter dari pemukiman. Nilai pada tiap-tiap calon lokasi tahap regional dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: 7

Tabel 4 Jumlah Bobot Penilaian Tahap Regional Lokasi TPA Penilaian Klasifikasi Skor Karakter Fisik Dasar pada TPA Geologi Kawasan tidak Rawan Bencana 50 Hidrogeologi Akuifer rendah 50 >500 m jarak terhadap Mata Air 50 Jenis Tanah Alluvial, Glei, Planosol, Hidromorf, Laterik 30 Topografi 0-5% 30 Daerah Lindung/Cagar Alam Jarak > 1 Km dari cagar alam Jarak > 1 Km dari cagar budaya 20 20 Jarak terhadap pemukiman Jarak > 500 m 50 lokasi TPA Kabupaten Bangkalan tersebut tersebar di Kecamatan Kamal, Kecamatan Socah, Kecamatan Labang, dan Kecamatan Kwanyar. Dua lokasi di Kecamatan Kamal, satu lokasi di Kecamatan Socah, satu lokasi diantara Kecamatan Kamal Kecamatan Socah, satu lokasi diantara Kecamatan Kamal dan Kecamatan Labang, dan lokasi di Kecamatan Kwanyar. Untuk lebih jelasnya, keenam calon lokasi TPA Kabupaten Bangkalan dijabarkan pada Tabel 5. Tabel 5 Lokasi TPA Tahap Regional Kabupaten Bangkalan Lokasi I II III IV V VI Daerah Penggunaan Lahan RTRW Kecamatan Kamal - Desa Banyuajuh (214900 m 2 ) - Desa Gilibarat (420800 m 2 ) Kecamatan Kamal - Desa Gilibarat (223000 m 2 ) - Desa Gilianyar (6600 m 2) Kecamatan Kamal - Desa Telang (629300 m 2 ) Kecamatan Socah - Desa Buluh (330900 m 2 ) Kecamatan Socah - Desa Jaddih (173200 m 2 ) Kecamatan Kamal - Desa Pendabah (1389400 m 2 ) Kecamatan Labang - Desa Sendanglaok (296900 m 2 ) - Desa Sendangdajah (209100 m 2 ) Kecamatan Kwanyar - Desa Batah Barat (46800 m 2 ) - Persawahan - Perairan Darat - Persawahan - Perairan Darat - Persawahan - Perairan Darat - Pertanian Tanah Kering Semusim - Pertanian Tanah Kering Semusim Luasan Km 2 Ha - Tambak Ikan - Pantai 0.6357 63.57 - Sawah Irigasi - Pemukiman Kota 0,2296 22,96 - Sawah Irigasi - Pemukiman Kota - Pemukiman Desa - Tegalan - Pemukiman Desa - Tegalan - Sawah Irigasi - Pemukiman Kota - Persawahan - Sawah Tadah Hujan 0,9602 96,02 0,1732 17,32 0,18954 189,54 0,78064 78,064 8

- Desa Pandanan (212400 m 2 ) - Desa Duwekbuter (521440 m 2 ) Masing-masing dari enam calon lokasi tersebut dinilai dan dikalikan bobot dari delapan variable umum tahap penyisih. Setelah keenam calon lokasi tersebut dinilai, akan didapat satu lokasi dengan nilai tertinggi. Lokasi itulah yang layak menjadi lokasi rekomendasi untuk lokasi baru TPA Kabupaten Bangkalan. Tabel 6. Perhitungan Tahap regional dan Tahap Penyisih CALON LOKASI TAHAP REGIONAL TAHAP PENYISIH TOTAL SKOR Lokasi I 300 237 537 Lokasi II 300 237 537 Lokasi III 300 256 556 Lokasi IV 300 278 578 Lokasi V 300 288 588 Lokasi VI 300 183 483 Hasil penilaian dari tahap regional dan tahap penyisih pada Tabel 6, diperoleh nilai yang paling tinggi yaitu 588, yaitu calon lokasi V. Lokasi V berada di terusan Desa Pandabah Kecamatan Kamal dengan Desa Sendanglaok Desa Sendangdajah Kecamatan Labang dengan luas 0,18954 Km 2 atau 189,54 Ha. Hanya saja perlu adanya pertimbangan lanjut mengingat Lokasi Rekomendasi berada pada kawasan rencana pemukiman desa dan pemukiman kota pada RTRW Kabupaten Bangkalan 2009-2029 Rekomendasi lokasi TPA adalah satu nilai lokasi tertinggi dari keenam calon lokasi yang telah melalui tahap regional dan tahap penyisih. Rekomendasi lokasi TPA Kabupaten Bangkalan yaitu Lokasi V. Profil Lokasi V sebagai Rekomendasi lokasi TPA Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada Tabel 7. 9

Tabel 7 Profil Rekomendasi Lokasi TPA Kabupaten Bangkalan Lokasi V Tempat Kecamatan Kamal - Desa Pendabah (1389400 m 2 ) Kecamatan Labang - Desa Sendanglaok (296900 m 2 ) - Desa Sendangdajah (209100 m 2 ) Luas 0,18954 Km 2 atau 189,54 Ha. Posisi Geografis 112 45'08" - 112 46'36" BT 7 06' 28" - 7 07'36" LS Jenis Tanah Hidromorf Kemiringan 0 5 % Ketinggian < 25 mdpl Curah Hujan 11 mm/hari Kecepatan dan Arah Angin 30 km/jam arah timur Jumlah Penduduk 2563 jiwa Kepadatan Penduduk 946 jiwa/km Penggunaan Lahan Sekarang Padang rumput dan Pertanian Tanah Kering Semusim RTRW Bangkalan 2009-2029 Sawah Irigasi, Tegalan, Pemukiman Desa Lokasi V ini merupakan lokasi terbaik untuk perencanaan pembangunan TPA setelah melalui perhitungan tahap regional dan tahap penyisih. Dari jumlah bobot penilaian kesesuaian lahan Lokasi V di Kabupaten Bangkalan, termasuk dalam kategori kelas layak sehingga Lokasi V tidak ada permasalahan pada karakter fisik dasar, maupun karakteristik umum TPA sehingga cocok untuk perencanaan pembangunan TPA Sampah di Kabupaten Bangkalan. Gambar 3 Peta Lokasi Rekomendasi TPA Baru Kabupaten Bangkalan 10

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan tujuan penelitian, hasil, dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi yang sesuai untuk TPA Sampah sebagai masukan TPA baru di Kabupaten Bangkalan menggunakan aplikasi SIG adalah di Lokasi V yaitu berada di terusan Desa Pandabah Kecamatan Kamal dengan Desa Sendanglaok dan Desa Sendangdajah Kecamatan Labang dengan luas 0,18954 Km 2 atau 189,54 Ha didasarkan pada SK SNI T-11-1991-03 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA. SIG pada penelitian ini berguna dalam pemrosesan penilaian dan pembobotan variabel fisik agar objek penelitian yang luas kemudian mempersempit jumlah calon lokasi dan mengarah ke satu atau lebih lokasi Lokasi TPA di Kabupaten Bangkalan. Saran yang diberikan terkait dengan Arahan Penentuan Lokasi TPA di Kabupaten Bangkalan adalah pembuatan TPA baru di lokasi yang telah didapat dari hasil studi yaitu di Lokasi V (terusan Desa Pandabah Kecamatan Kamal dengan Desa Sendanglaok dan Desa Sendangdajah Kecamatan Labang), karena TPA Buluh Kecamatan Socah tidak mampu menampung volume sampah di wilayah studi. Hasil penelitian bersifat pengenalan (reconnaissance) karena input peta yang digunakan berskala 1:210.000. Untuk tahap detail, dilakukan penelitian lanjutan dengan skala detail DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan. 2010. Bangkalan Dalam Angka 2011. Kabupaten Bangkalan: BPS. Badan Lingkungan Hidup. 2012. Laporan Pengelolaan Sampah Kabupaten Bangkalan Tahun 2012. Kabupaten Bangkalan: BLH. Hariwibowo, Ivan. 2011. Sistem Informasi Geografi : ARCGIS Dasar. Puspitasari, Kresno Putri Handayani. 2012. Arahan Penentuan Lokasi TPA Di Kabupaten Jombang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Brawijaya. Sastrawijaya, A. Tresna, M.S.C. 1997. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. 11