MANUAL MUTU PENGABDIAN Lembaga pengabdian masyarakat Universitas negeri gorontalo Tahun 2012
MANUAL MUTU PENGABDIAN Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh PUSAT JAMINAN MUTU DISETUJUI OLEH Revisi ke Tanggal
KATA PENGANTAR Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu dharma dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Negeri Gorontalo dapat dilakukan kegiatan-kegiatan aplikasi Ipteks dalam rangka meningkatkan potensi masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi. Sejalan dengan visi Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Negeri Gorontalo sebagai pusat pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya untuk kepentingan pembangunan dan kemasyarakatan dalam mengukuhkan UNG sebagai Leading University. Sebagai suatu kegiatan, maka pengabdian masyarakat dipandang perlu untuk adanya penjaminan mutu kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berupa buku pedoman manual mutu. Hal ini sangat berguna bagi pencitraan kualitas pengabdian masyarakat LPM Universitas Negeri Gorontalo,bagi masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta. Manual mutu ini dimaksudkan agar kegiatan pengabdian masyarakat memenuhi standar mutu minimal dari sasaran yang telah ditetapkan. Dalam buku ini berisi tentang kebijakan, sistem, konsep, penerapan dan organisasi jaminan mutu yang dilaksanakan di lingkungan perguruan tinggi. Buku manual mutu ini diharapkan kiranya dijadikan pedoman bagi penyusunan manual prosedur dan standar opersional prosedur (SOP) dari setiap kegiatan pengabdian pada masyarakat. Mudah-mudahan Manual mutu ini bermanfaat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelaksanaan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo, demi terwujudnya SINERGITAS PENGABDIAN UNTUK PUBLIK.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR -------------------------------------------------- DAFTAR ISI --------------------------------------------------------- BAB I KERANGKA KEBIJAKAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ------------------------------------------------------- 1 1.1. Misi, Tujuan dan Sifat Kegiatan ----------------------------------------- 1 1.2. Asas Penyelenggaraan----------------------------------------------------- 1 1.3. Arah Kebijakan dan Pengembangan Program ------------------------- 2 1.4. Pengelolaan Sumberdaya ------------------------------------------------ 2 1.5. Evaluasi Program ---------------------------------------------------------- 3 1.6. Kelembagaan --------------------------------------------------------------- 3 1.7. Struktur Organisasi Penjaminan Mutu ---------------------------------- 3 BAB II PROSEDUR PENJAMINAN MUTU KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ----------------------------------------------- 5 2.1. Arah dan Jenis Kegiatan Pengabdian ----------------------------------- 5 2.2. Manajemen Penjaminan Mutu Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ----------------------------------------------------------------- 6 2.3. Mekanisme Pemenuhan Standar ---------------------------------------- 7 2.4. Pengendalian Mutu Kegiatan--------------------------------------------- 8 BAB III PENUTUP -------------------------------------------------- 10 DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------- 11 i ii
BAB I KERANGKA KEBIJAKAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1.1. Misi, Tujuan dan Sifat Kegiatan a. Misi Program Pengabdian Masyarakat adalah melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui penerapan IPTEKS, penerapan hasil-hasil penelitian bidang sosial, budaya, agama, eksakta yang inovatif dan pemberdayaan ekonomi kemasyarakatan menuju ketahanan ekonomi berbasis kerakyatan serta menjalin kerjasama kemitraan secara sinergitas dan berkelanjutan. b.tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi berupa implementasi dalam kepedulian perguruan tinggi dalam membantu pemerintah dan masyarakat dalam mencarikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan. c. Sifat kegiatan pengabdian kepada masyarakat seharusnya dapat memberi manfaat, problem solving, akuntabel bagi masyarakat, perguruan tinggi dan sivitas akademika. 1.2. Asas Penyelenggaraan Penyelenggaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh sivitas akademik. Institusi harus memenuhi beberapa azas: a. Asas manfaat. Azas manfaat pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan agar dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, perguruan tinggi, dan sivitas Akademika. b. Asas akuntabilitas. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat harus dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, terukur dan terarah yang sesuai dengan perkembangan IPTEKS terkini. c. Asas transparansi. Kegiatan pengabdian diselenggarakan secara terbuka, didasarkan pada tatanan dan aturan yang jelas dengan semangat saling mempercayai sehingga terbentuk suasana kondusif untuk melaksanakan kegiatan. d. Asas kualitas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat diselenggarakan dengan senantiasa mengedepankan kualitas input, proses, output dan outcomes. e. Asas koherensi dan integritas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat diselenggarakan secara terpadu (interdisipliner), terarah,terstruktur, dan sistematik berbasis pada visi dan misi perguruan tinggi untuk efektivitas dan efisiensi. f. Asas kerakyatan. Penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bersifat dinamis dan harus mampu menjamin terakomodasinya segenap kepentingan rakyat secara lebih luas tanpa harus mengorbankan idealisme ilmiah. g. Asas hukum. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan kegiatan harus taat pada hukum yang berlaku yang penegakannya dijamin oleh negara.
1.3. Arah Kebijakan dan Pengembangan Program 1.3.1. Arah Kebijakan Pengabdian Masyarakat Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) sebagai salah unit kerja di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo, yang secara implementatif melaksanakan salah satu fungsi Tridharma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian kepada Masyarakat. Dalam menjalankan salah satu fungsi Tridharma tersebut, LPM Universitas Negeri Gorontalo (UNG) perlu melakukan reorientasi terhadap eksistensi dari Pusat-Pusat yang secara operasional memiliki tugas pokok dan fungsi dalam menjalankan visi dan misi LPM UNG. Kebijakan yang sangat esensial dilaksanakan oleh LPM ialah membenahi organisasi secara internal dengan menata ulang struktur organisasi berdasarkan pertimbangn efisiensi, efektifitas dan keberlanjutan program sesuai kondisi riil yang dihadapi. Secara operasional tugas kelembagaan LPM tersebut dijabarkan ke dalam tugas pokok dan fungsi masing-masing Pusat dalam lingkup koordinasi LPM serta Bagian Ketatausahaan. Dengan demikian penetapan Pusat-pusat yang ada di dalam lingkup koordinasi LPM didasarkan pada kebutuhan stake holder dan pengembangan pemberdayaan masyarakat dan Penerapan IPTEKS. Program Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat oleh dosen dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu: (1) PkM internal UNG melalui sumber dana DIPA PNBP-UNG, (2) PkM eksternal melalui sumber dana DP2M DIKTI dalam beberapa SKIM seperti : IbM, IbK, IbIKK, IbPE, IbW, IbW-CSR dan KKN-PPM serta pengabdian kerjasama dengan BUMN, BUMD, Swasta dan stake holder. Adapun kebijakan-kebijakan pengabdian kepada masyarakat sebagai berikut : 1. Pengembangan Program kemitraan dalam mendukung penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun dan buta aksara. 2. Program pengembangan manajemen desa binaan. 3. Program pengkajian, disseminasi serta penerapan teknologi dan hasil-hasil penelitian bidang eksakta, sosial dan budaya,
4. Program pengembangan manajemen dan mutu KKS. 5. Peningkatan kuantitas dan kualitas dosen dalam melaksanakan pengabdian pada masyarakat baik bersifat mandiri, kerjasama, kompetisi, maupun institusional. 6. Meningkatkan kualitas output KKS yang berguna bagi Pemerintah Daerah. 7. Pengembangan program pendampingan dan konsultasi bisnis bagi UMKM-UMKM yang ada di Provinsi Gorontalo. 8. Meningkatkan kinerja LPM dalam mengembangkan jaringan dengan lembaga-lembaga penyandang dana. 9. Optimalisasi kemitraan antara LPM dengan Yayasan Damandiri dalam rangka penguatan Program Posdaya, baik di masyarakat maupun mahasiswa KKS Posdaya. 10. Peningkatan program pelatihan soft skill dosen dalam penyusunan proposal pengabdian masyarakat.. 11. Mengoptimalisasi program pembinaan LPM UNG terhadap desa binaan. 12. Optimalisasi pengembangan bisnis dan DUDI serta ekonomi kerakyatan. 13. Optimalisasi bursa kerja On-Line. 14. Meng-upgrade perangkat perlengkapan administrasi secara komputerisasi. 1.3.2. Pengembangan Program Pengabdian Masyarakat Pengembangan 2010-2014 Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Negeri Gorontalo, dititik beratkan pada pencapaian visi LPM dalam mendorong partisipasi masyarakat khususnya masyarakat kampus. Secara khusus pengembangan program LPM adalah: 1. Program kemitraan dalam mendukung penuntasan Buta Aksara 9 Tahun dan Wajar Dikdas 9 Tahun. 2. Program kemitraan dengan Perguruan Tinggi dan stake holder dalam mendukung pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. 3. Program pengembangan manajemen dan mutu desa binaan dan sekolah binaan.
4. Program pengkajian, diseminasi serta penerapan teknologi dan hasil-hasil penelitian bidang eksakta, sosial dan budaya. 5. Program pengembangan manajemen dan mutu KKS. 6. Program pengembangan KKN-PPM Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat. 7. Program pengembangan pos pemberdayaan keluarga. 8. Peningkatan kuantitas dan kualitas dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat baik bersifat mandiri, kerjasama, kompetisi, maupun institusional. 9. Program informasi bisnis dan bursa tenaga kerja. 10. Program optimalisasi jardiknas dengan publikasi program-program LPM UNG. 11. Program pengembangan kecakapan hidup ( life skill ). 12. Optimalisasi program-program PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan sekolah binaan bersama desa-desa binaan yang memiliki kelompok-kelompok PAUD. 1.4. Pengelolaan Sumberdaya a.sumber daya kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah sivitas akademika institusi dan masyarakat sasaran. b.dalam melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, aspek manfaat harus dikedepankan. Hal ini dilakukan dengan secara aktif menggali dan memilah kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan peran serta masyarakat. c. Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika disyaratkan melaksanakan kerja praktek lapangan atau kegiatan yang setara, bersifat mengikat sebagai bagian dari persyaratan akademik, bertujuan sebagai wahana pembelajaran dan peningkatan kepedulian terhadap masyarakat.
1.5. Evaluasi Program a. Kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus selalu dievaluasi dan dikaji secara terus menerus untuk menjamin agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat dan permasalahan yang ditangani tetap aktual. b.kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus mencerminkan kontribusi nyata perguruan tinggi pada kesejahteraan, sehingga perguruan tinggi harus akomodatif terhadap usulan-usulan kegiatan dan perubahanperubahan yang terjadi di masyarakat. 1.6. Kelembagaan a. Pimpinan Perguruan Tinggi melalui Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat merencanakan, mengkoordinasi dan melaksanakan kegiatan layanan kepada masyarakat baik yang ada di pedesaan, perkotaan dan ataupun kelompok-kelompok masyarakat lain yang memerlukan peran Perguruan Tinggi secara nyata dan bermakna. b. Pelayanan dapat dilakukan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat atau komponen yang ada di Institusi dengan berkoordinasi dengan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. 1.7. Struktur Organisasi Penjaminan Mutu Struktur organisasi penjaminan mutu kegiatan pengabdian masyarakat ditampilkan pada diagram pohon dibawah ini :
a. Penjamin mutu kegiatan pengabdian kepada masyarakat terdiri atas Pimpinan Perguruan Tinggi dibantu oleh Pusat Jaminan Mutu (PJM) atas dasar ketentuan norma-norma, baku mutu dan kebijakan yang ditetapkan oleh senat perguruan tinggi. b. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat sebagai perancang, pelaksana dan pengelola kegiatan pengabdian kepada masyarakat agar Pusat Jaminan Mutu melakukan audit atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan. c. Untuk keperluan monitoring internal, Lembanga Pengabdian Kepada Masyarakat dapat dibantu oleh Pusat Jaminan Mutu Pusat Jaminan.
BAB II PROSEDUR PENJAMINAN MUTU KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2.1. Arah dan Jenis Kegiatan Pengabdian a. Arah kegiatan pengabdian kepada masyarakat ditentukan dengan mengacu pada visi dan misi Perguruan Tinggi serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun sasaran yang ingin dicapai. b. Sejalan dengan perkembangan institusi, maka: 1) Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Institusi adalah pengabdian kepada masyarakat berbasis Riset. Dengan demikian, pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat diharapkan terjadinya transfer pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan dari hasil riset perguruan tinggi. Disamping itu, perlu dikembangkan sinergi sumber daya manusia di perguruan tinggi dengan masyarakat yang menjadi subjek kegiatan dengan mengedepankan potensi unggulan yang ada pada masyarakat tersebut. 2) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan agar mengacu pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan kualitas dan kemandirian masyarakat, dan peningkatan pendapatan asli daerah. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa kegiatan perintisan dan kegiatan penunjang. Kegiatan perintisan merupakan kegiatan yang merintis hal-hal baru dalam mengatasi suatu permasalahan, termasuk di dalamnya merintis tumbuh kembangnya suatu sistem pelaksanaan kegiatan baru. Kegiatan penunjang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menunjang berbagai kegiatan pihak lain dengan tujuan mempercepat dan meningkatkan kualitas proses pembangunan serta keberhasilan pencapaian tujuan-tujuannya. Kegiatan penunjang ini dibedakan atas kegiatan komplementer, apabila kegiatan pengabdiannya menunjang keberhasilan kegiatan yang dilakukan bersama-sama pihak lain, dan kegiatan suplementer, apabila kegiatan pengabdian tersebut dalam prosesnya memperkuat atau
meningkatkan kualitas jalannya proses yang dilakukan pihak lain, meskipun dalam pelaksanaannya masing-masing berjalan sendiri-sendiri. c. Pengabdian kepada masyarakat dikembangkan dalam bentuk pendidikan kepada Masyarakat, pelayanan kepada Masyarakat, pengembangan wilayah, Kaji Tindak (Action research). d. Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama yang serasi dengan melibatkan kepakaran perguruan tinggi, kewenangan pemerintah dan masyarakat. 2) Penciptaan wahana scientific-based entrepreneurship, terutama masyarakat yang ekonominya lemah atau pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan ketrampilan hasil penelitian. 3) Penyelenggaraan kerjasama perguruan tinggi dengan daerah untuk mendukung pengembangan usaha kecil. 4) Penyelenggaraan kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam penerapan ilmu dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5) Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus yang melibatkan sivitas akademika dan almuni (e.g. UJI, inkubator bisnis). 6) Mengembangkan suatu sistem informasi- dan layanan teknologi. 2.2. Manajemen Penjaminan Mutu Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Manajemen penjaminan mutu dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat meliputi perencanaan standar mutu, pengendalian mutu dan peningkatan mutu. a. Perencanaan standar mutu meliputi proses identifikasi kebutuhan masyarakat sasaran secara objektif dan setepat mungkin serta mewujudkannya dalam
program. Dengan demikian, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang akan dilakukan hendaknya didahului dengan survei langsung terhadap permasalahan di masyarakat. Dari hasil survei dan masukan-masukan masyarakat, direncanakan kegiatan pengabdian, target sasaran dan kualitas kegiatan pengabdian. b. Pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-langkah (prosedur) yang telah direncanakan agar terkendali dan taat prosedur, sehingga semua berlangsung sebagaimana mestinya. Dalam kaitan dengan kegiatan pengabdian, maka setiap item kegiatan harus taat prosedur dan perubahan item kegiatan dilakukan setelah evaluasi yang cermat. Dengan demikian mutu kegiatan yang direncanakan tercapai dan terjamin. c. Peningkatan mutu kegiatan pengabdian meliputi evaluasi untuk menemukan kelemahan dan permasalahan dari informasi sebelumnya, yakni perencanaan standar mutu, pengendalian mutu, dan informasi tentang implementasi di lapangan. Dari hasil evaluasi, kemudian direncanakan standar mutu dan metode pengendalian mutu yang baru. Standar mutu pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi perlu ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan ditetapkan dengan mengacu pada visimisi perguruan tinggi dan kebutuhan masyarakat pengguna. Keberhasilan penjaminan mutu kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator sebagai berikut: a. Relevansi, yakni kegiatan pengabdian dengan kebutuhan masyarakat pengguna yang menjadi target kegiatan. b. Efisiensi, yakni kehematan penggunaan sumber daya dana, tenaga, waktu, untuk produksi dan penyajian jasa pengabdian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna. c. Efektivitas, yakni kesesuaian perencanaan dengan hasil yang dicapai, atau ketepatan sistem, metode, dan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan jasa yang direncanakan.
d. Akuntabilitas, yakni dapat tidaknya kinerja dan jasa pengabdian tersebut dipertanggungjawabkan. e. Kreativitas, yakni kemampuan lembaga mengadakan inovasi, pembaharuan, atau menciptakan sesuatu yang sesuai dengan perkembangan zaman, termasuk kemampuan evaluasi diri. f. Empati, yakni kemampuan para pengelola pengabdian memberikan pelayanan sepenuh dan setulus hati kepada semua khalayak sasaran. g. Ketanggapan, yakni kemampuan para pengelola kegiatan pengabdian memperhatikan dan memberikan respons terhadap keadaan serta kebutuhan masyarakat pengguna dengan cepat dan tepat. h. Produktivitas, yakni kemampuan lembaga dan seluruh staf pengelola untuk menghasilkan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna menurut rencana yang telah ditetapkan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 2.3. Mekanisme Pemenuhan Standar Mekanisme pemenuhan standar terdiri atas penentuan kebijakan dan implementasi atas kebijakan: 2.3.1. Tahap penentuan kebijakan meliputi: a. Perguruan Tinggi menentukan program pengabdian jangka panjang dan mensosialisasikan kepada sivitas akademika. b. Perguruan Tinggi menjabarkan program jangka panjang dalam rencana tahunan, program-program unggulan dan indikator kinerjanya. c. Institusi perlu memiliki Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat, meliputi pengajuan proposal, seleksi proposal, pendanaan, prosedur pelaksanaan, penjaminan mutu, supervisi dan monitoring kegiatan serta sistem pelaporan. d. Perguruan Tinggi perlu membentuk unit pelaksana teknis yang dapat melaksanakan fungsi pengelolaan inovasi teknologi, termasuk menfasilitasi perlindungan paten dan komersialisasnya.
2.3.2. Tahap implementasi kegiatan meliputi: a. Tahap persiapan, meliputi: penetapan judul kegiatan pengabdian dan penerapan Ipteks yang akan dilakukan, penetapan tim dan tugas pokok, penetapan kelompok sasaran dan review kepustakaan terkait ipteks yang akan diabdikan. b. Survei awal ke lapangan dan analisis situasi. Tahapan ini meliputi pengumpulan data dari masyarakat menyangkut kondisi dan potensi wilayah (fisik, sosial, ekonomi, lingkungan yang relevan dengan kegiatan), pengumpulan data dari Kelompok Sasaran. c. Identifikasi dan perumusan masalah, perumusan tujuan dan manfaat kegiatan, penetapan kerangka pemecahan masalah, penetapan waktu dan metode kegiatan, penyusunan anggaran kegiatan dan rancangan evaluasi kegiatan. d. Penulisan dan pengajuan proposal yang dilanjutkan dengan review dan perbaikan proposal. e. Pembuatan kontrak bagi yang lolos seleksi. f. Pelaksanaan kegiatan, analisis hambatan-hambatan di lapangan dan cara mengatasinya. g. Evaluasi dan pelaporan. 2.4. Pengendalian Mutu Kegiatan 2.4.1. Pengendalian Standar Pada Tahap Proposal. a. Evaluasi selama berlangsungnya proses penyusunan proposal dan perbaikan langsung dilakukan jika terjadi kesalahan. b. Tahapan seleksi proposal dilakukan melalui desk evaluation oleh tiga reviewer internal yang kompeten. Pada proses tersebut, berbagai kelemahan rancangan pengabdian kepada masyarakat yang dibuat diinventarisasi dan dianalisis, serta dapat langsung dilakukan perbaikan. Dengan demikian hanya pengusul yang mampu melalui seleksi ini dengan baik, maka programnya akan disetujui.
2.4.2. Pengendalian Standar Pada Tahap Hasil Akhir Pengabdian. a. Evaluasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat secara menyeluruh terhadap proses, penyajian, dan hasil pengabdian kepada masyarakat. Evaluasi kegiatan di lapangan dengan menyebarkan angket berisi daftar pertanyaan evaluasi kepuasan target/sasaran dan dampak yang mereka rasakan sebelum dan setelah kegiatan dilaksanakan (pretest dan post-test). b. Inventarisasi terhadap kelemahan kegiatan, sebab dan faktor penghambat untuk menemukan akar masalah. c. Menyusun rencana mengatasi hambatan dalam rangka peningkatan Mutu.
BAB III PENUTUP Pada buku manual mutu prosedur pengabdian kepada masyarakat ini bersifat umum dan menjadi acuan manual prosedur yang lebih teknis. Manual prosedur pada level implementasi kegiatan hendaklah dibuat dengan memperhatikan kondisi real dan kemampuan masing-masing unit pelaksana berdasarkan analisis dan evaluasi diri yang mereka lakukan. Banyak tantangan yang akan dihadapi dalam upaya menerapkan penjaminan mutu dalam setiap kegiatan pengabdian dan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, penyusunan standar mutu haruslah merupakan kesepakatan di antara stakeholders. Hal ini penting untuk menghindari ketidak-sepahaman dalam pengajuan, penilaian, dan seleksi proposal, serta evaluasi proses di lapangan dan hasil kegiatan yang telah dicapai.
DAFTAR PUSTAKA 1. Directorat Pendidikan General of Higher Education, 2003, Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2003-2010. 2. Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Edisi IX, 2013, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 3. Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 4. Pedoman Akedemik Universitas Negeri Gorontalo, 2010 s.d 2014. 5. Praktek Baik Dalam Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi, Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departmen Pendidikan Nasional, 2005. 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.