UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1

dokumen-dokumen yang mirip
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

Suster-suster Notre Dame

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

Pokok-Pokok. Iman. Gereja. Pendalaman Teologis Syahadat. Emanuel Martasudjita, Pr

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA

RESENSI BUKU Keselamatan Milik Allah Kami - bagi milik

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

GEREJA MUSAFIR SEBAGAI ANTISIPASI HIDUP ESKATOLOGIS. Fabianus Selatang 1

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

Suster-suster Notre Dame

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM

Haec Dies! Warta 20 April 2014 Tahun V - No.16

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

Lesson 6 for November 11, 2017

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Pelajaran Enam. Yesus Adalah Kebenaran. mendengar kepalsuan, kesalahan, atau kebohongan; kita tidak mau hidup atau

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kel 17 : 3-7 Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum. Bacaan diambil dari Kitab Keluaran:

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

Tahun C Minggu Tri Tunggal Maha Kudus LITURGI SABDA

Daftar lsi. 1. GEREJA BERDIALOG HISTORISITAS h. Pidato Penutupan KV II oleh Paulus VI c. Deklarasi Akhir KV II...

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN

HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

B. RINGKASAN MATERI 1. Gereja yang satu 2. Gereja yang kudus 3. Gereja yang katolik 4. Gereja yang apostolic

Belajar dari Kristus

TATA GEREJA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

Cara Berdoa Novena 3 Salam Maria

The State of incarnation : Exaltation

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus pergi ke rumah perwira Kornelius.

KALENDER DOA DESEMBER 2016

Misiologi David Bosch

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

Written by Tim carmelia.net Published Date

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Transkripsi:

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA Fabianus Selatang 1 Abstrak Konsep keselamatan dalam Katolik jelas berbeda dengan pengertian keselamatan dalam agama-agama lain. Konsep keselamatan yang diwartakan oleh Yesus mampu dipahami oleh umat Katolik. Akan tetapi, bagi umat non Katolik, konsep keselamatan Yesus Kristus tidaklah mudah diterima apalagi diakui. Pertanyaannya ialah bagaimana mungkin umat non Katolik bisa menerima Yesus yang datang ke dunia, mengalami penderitaan, sengsara dan wafat di salib dapat menyelamatkan semua orang? Bagi umat Katolik, unisitas karya keselamatan Yesus bersumber pada persekutuan keallahan, pada hidup dan karya Tritunggal. Pengakuan orang Katolik terhadap unitas dan universalitas keselamatan Yesus merupakan bentuk pengakuan eksplisit. Bagaimana dengan konsep universalitas keselamatan Yesus bagi orang beragama bukan Katolik yang tidak secara eksplisit menyatakan iman akan Dia sebagai Sang penyelamat. Letak universalitas keselamatan Yesus sebagai kebenaran iman Katolik, bahwa kehendak penyelamatan universal Allah yang Satu dan Tritunggal disajikan dan dicapai sekali untuk selamanya dalam misteri inkarnasi, wafat dan kebangkitan Putera Allah. Misteri inkarnasi, wafat dan kebangkitan Yesus serta melalui komunikasi Roh Kudus, orang bukan agama Katolik menerima universalitas keselamatan Yesus. Kata kunci: unisitas, universalitas, keselamatan, pluralitas agama. 1. Pengantar Gereja Katolik adalah Gereja yang berasal dari Yesus. Artinya gereja Katolik mempunyai dasar dalam apa yang disebut komunitas awali, komunitas para rasul. Yesuslah yang membentuk para rasul sebagai batu dasar bagi terbentuknya komunitas awali. Yesus menjelaskan maksud kedatangan-nya ke dunia di hadapan para rasul dan mewartakan Kerajaan Allah. Para rasul inilah sebagai penerus untuk mewartakan kerajaan Allah yang dibawa oleh Yesus. Komunitas awali ini diyakini sebagai cikal bakal lahirnya Gereja sekarang. Oleh karena itu, Gereja merupakan locusdi mana Kerajaan Allah, kerajaan keselamatan menjadi nyata. Gereja Katolik 1 Penulis merupakan dosen STP-IPI Malang JURNAL JUMPA Vol. IV, No. 1, April 2016 5

sekarang melanjutkan dan meneruskan misi Yesus serta menyerukan bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang. Persoalan yang muncul adalah bagaimana konsep keselamatan dalam agama Katolik diterima dan diakui oleh orang-orang yang beragama lain. Semua agama, baik Katolik maupun yang non Katolik, yang kuno maupun modern, yang teistik maupun non-teistik, tentu mempunyai dasar iman dan keyakinannya sendiri dan juga mempunyai kebenaran iman yang sifatnya mutlak. Jikalau demikian, masih relevankah konsep keselamatan universal yang diajarkan oleh Yesus Kristus dalam agama Katolik di tengah pluralisme agama? Dalam konteks negara Indonesia yang di dalamnya terdapat beberapa agama, pertanyaan di atas pantas untuk diangkat dan dicuatkan ke permukaan. Oleh karena kepentingan inilah, maka penulis mencoba mengangkat tema: Unisitas dan Universalitas Keselamatan Yesus Dalam Konteks Pluralitas Agama di Indonesia. 2. Unisitas dan Universalitas Keselamatan dalam Yesus Dalam agama Katolik sangat jelas konsep keselamatan yang diajarkan oleh Yesus. Konsep keselamatan ini mempunyai pendasaran biblis yang kuat dan kokoh. Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (Bdk. Mrk 16:15-16). Misi universal Gereja lahir dari perintah Yesus ini. Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang. Gereja Katolik mempunyai dasar yang kuat akan corak pewartaannya mengenai keselamatan. Dasar yang kuat akan pewartaannya dapat ditemukan dalam pokok-pokok isi fundamental iman Kristiani yakni rumusan Credo.Dari teks di atas di dalamnya terkandung tiga kebajikan teologis dalam agama Katolik yakni iman, harap dan kasih. Ketiga kebajikan teologis di atas mau melengkapi manusia dalam dialog religius dengan Allah. Karena itu, manusia tidak bisa dibenarkan dan diselamatkan tanpa kebajikan iman, harapan dan kasih. 2.1. Yesus Kristus, Allah-manusia yang Menyelamatkan 2 Gereja Katolik mengimani bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Melalui penjelmaan menjadi manusia, 2 Yohanes Paulus II, Gereja Di Asia diterjemahkan oleh R. Hardawiryana (Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2000), hlm. 30. JURNAL JUMPA Vol. IV, No. 1, April 2016 6

Yesus mengambil rupa kemanusiawian manusia. Dia adalah Pribadi manusia yang autentik. Ia mengalami dan merasakan apa yang dialami dan dirasakan oleh manusia. Yesus yang diwartakan oleh Gereja Katolik adalah Yesus yang mengajar dan berjalan keliling dari desa ke desa dan dari kota ke kota. Yesus yang diakui ini adalah satu-satunya penyelamat manusia. Karya penyelamatan Yesus bersumber pada persekutuan ke-allah-an dan membuka jalan bagi siapa saja yang mengimani Dia untuk memasuki kemesraan persekutuan dengan Allah Tritunggal. 3 Persekutuan ini telah dimulai di dunia melalui Yesus dan Keselamatan dari Allah itu pertamatama direalisasikan dalam realitas dunia dan realitas sejarah. Lalu bagaimana dengan konsep keselamatan dalam Yesus? Apakah dengan demikian Gereja dan agama dilihat sebagai sarana keselamatan? Agama dan Gereja bukanlah keselamatan itu sendiri, melainkan sakramen dari keselamatan yang direalisasikan oleh Allah dalam dunia ciptaan ini melalui manusia dalam konteks hidup tertentu dan terbatas. 4 Gereja adalah tanda. Tanda eksplisit dan pemenuhan tertinggi dari keselamatan. Gereja hidup dengan berakar dalam keselamatan yang dilaksanakan Allah. Dengan demikian, pewartaan Gereja mengenai keselamatan yang dibawa oleh Yesus, memiliki dasar yang kuat pada ajaran Yesus sendiri. 2.2. Sifat Unisitas dan Universal Keselamatan dalam Yesus 5 Yesus adalah Putera kekal yang berasal dari Bapa. Dalam Dialah segala harapan mencapai kepenuhan. Ia sudah ada sebelum dunia dijadikan dan seluruh alam ciptaan mencapai kepenuhan dalam Dia. Yesus yang diwartakan oleh Gereja sekarang adalah kepenuhan alam ciptaan, seluruh sejarah. Para bapa sinode mengatakan bahwa Yesuslah satu-satunya perantara universal. 6 Persoalannya, agama lain tidak mengimani Yesus. Bagaimana mungkin Yesus sebagai satu-satunya perantara universal? Bagaimana konsep keselamatan dalam agama Katolik diterima dan diakui oleh orang-orang yang beragama lain? Ternyata pertanyaan-pertanyaan di atas mendapat jawabannya bahwa bagi mereka yang tidak secara eksplisit 3 Ibid., hlm. 33. 4 Melintas majalah Fakultas filsafat Universitas Parahyangan (Bandung: fakultas filsafat Parahyangan, 1988), hlm. 20. 5 Ibid., hlm. 37. 6 Loc. Cit. JURNAL JUMPA Vol. IV, No. 1, April 2016 7

menyatakan iman akan Dia sebagai Sang penyelamat, keselamatan turun sebagai rahmat dari Yesus Kristus melalui komunikasi Roh Kudus. 7 Roh Kuduslah yang menaburkan benih-benih sabda yang hadir dalam pelbagai adat istiadat dan kebudayaan, sementara mempersiapkan mereka demi kematangan sepenuhnya dalam Kristus. 8 Jadi letak universalitas keselamatan Yesus sebagai kebenaran iman Katolik, bahwa kehendak penyelamatan universal Allah yang Satu dan Tritunggal disajikan dan dicapai sekali untuk selamanya dalam misteri inkarnasi, wafat dan kebangkitan Putera Allah. 9 Unisitas karya keselamatan Yesus bersumber pada persekutuan ke- Allah-an, pada hidup dan karya Tritunggal. 10 Persekutuan ke-allah-an ini membuka jalan bagi orang yang beragama lain untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah Tritunggal. Yesus mengambil kodrat manusia dan menderita sengsara dan wafat di salib, Ia ingin merebut manusia dari kuasa dosa untuk diselamatkan. Di sinilah sangat tampak perwujudan rencana Allah, sebab Dia datang untuk melaksanakan rencana Bapa-Nya dan untuk menyelamatkan semua manusia. Ini hanya tercapai dalam persatuan dan persekutuan-nya dengan Allah Tritunggal. Jadi, rencana karya keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus tidak terlepas dari rencana Allah Tritunggal dan hanya dalam persatuan inilah kita dapat melihat unisitas karya keselamatan Yesus bagi agama-agama lain. 3. Pluralitas Agama Sebelum masuk dalam pembahasan mengenai pluralitas agama, penulis mencoba melihat paham pluralisme agama. Sifat unisitas dan universal keselamatan Yesus hanya bisa dipahami dalam paham pluralisme. Pluralisme merupakan istilah ekuivok artinya menunjuk pada kesuburan ajaran Katolik kita dengan memelihara identitas isi yang tulus dan mendalam dan tetap setia pada realitas yang univok, pada satu iman yang 7 Loc. Cit. 8 Yohanes Paulus II. Dominus Iesus (Yesus Tuhan) diterjemahkan oleh R. Hardawiryana (Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2001), hlm. 32. 9 Ibid., hlm. 34. 10 Yohanes Paulus II, Op.Cit.,hlm. 33. JURNAL JUMPA Vol. IV, No. 1, April 2016 8

dibicarakan rasul Paulus dengan amat jelas dan penuh wibawa. 11 Menurut Smith, pluralisme agama merupakan tahapan baru yang sedang dialami pengalaman dunia menyangkut agama. 12 Pluralisme agama secara mudah adalah istilah bagi hubunganhubungan damai antara agama atau pluralisme agama menggambarkan pandangan bahwa agama seseorang bukanlah satu-satunya dan secara eksklusif menjadi sumber kebenaran, dan karenanya pluralisme agama meyakini bahwa kebenaran itu tersebar di agama-agama yang lain. Jadi, paham pluralisme agama mempunyai makna yang luas. Makna yang luas itu berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar. Jadi, berbicara mengenai pluralitas agama sesungguhnya kita berbicara mengenai penerimaan konsep kebenaran dalam agama-agama lain. Kebenaran suatu agama tidak dapat menjadi standar nilai iman bagi agama lain. Sifat unisitas dan universalitas keselamatan Yesus berada pada poin yakni bagaimana kebenaran iman ini didialogkan dengan agama-agama lain. Di samping paham pluralisme agama, muncul pula paham relativisme. Aliran ini berpandangan bahwa kebenaran itu relatif, tergantung siapa yang melihatnya. Dalam kaitan dengan konsep keselamatan dalam Yesus yang sifatnya unisitas dan universal, sesungguhnya keselamatan itu sifatnya relatif. Bahaya yang bakal muncul dalam paham seperti ini ialah apa yang disebut sebagai kebenaran suatu agama hanya ditentukan oleh cara pandang orang. Itu berarti dalam pandangan ini mau mereduksi konsep kebenaran menjadi sifatnya pribadi. Aliran ini sangat tampak dalam erapostmodernisme dan cukup populer di kalangan orang yang mengaut aliran relativisme. Masing-masing agama benar menurut penganutnyakomunitasnya. Kita tidak berhak menghakimi iman orang lain. Akhirnya, kita selayaknya berkata Agamamu benar menurutmu, agamaku benar menurutku, kita sama-sama benar. Persoalan ini sangat menggugah hati 11 Pluralisme. (Seri dokumen gerejawi No. 86), diterjemahkan oleh R. P. Piet Go (Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2008), hlm. 14 12 Http://islamlib.com/id/artikel/pluralitas-makna-pluralisme-agama/, minggu 11-10-2015. JURNAL JUMPA Vol. IV, No. 1, April 2016 9

dan iman kita. Gema keselamatan yang diwartakan oleh Yesus yang sifatnya universal, lagi-lagi dipertanyakan. 4. Relevansi sifat Unisitas dan Universalitas Keselamatan dalam Yesus Bertitik tolak dari pandangan pluralisme dan relativisme di atas, maka baiklah kita melihat dan menggali secara mendalam dimanakah persis sumbangan konsep keselamatan dalam agama Katolik bagi agama-agama lain? Masih relevankah konsep keselamatan Katolik dalam konteks pluralitas agama di Indonesia? Di manakah letak keuniversalitasan keselamatan Yesus bagi agama-agama yang lain? Munculnya pertanyaan di atas sesungguhnya mengantar kita untuk mengungkapkan iman sesuai dengan konteks zaman. Yesus dalam hidup- Nya mewartakan kebenaran Allah, bukan hanya bagi orang Yahudi, tetapi juga orang bukan Yahudi yang percaya pada Yesus. Konteks kehidupan umat manusia yang dihadapi-nya sangatlah kompleks. Dalam kekompleksitas umat manusia inilah Yesus mewartakan kebenaran Allah. Itu berarti keselamatan itu ditawarkan kepada semua orang. Yesus sendiri bersabda: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (Bdk. Mrk 16:15-16). Sabda-Nya tentu disampaikan sesuai dengan konteks pada saat itu. Jadi, pewartaan Gereja Katolik mengenai keuniversalitas keselamatan dalam Yesus, tidak bisa tidak harus berangkat dari realitas kekinian, yakni keberadaan agama-agama lain. Di bawah ini ada beberapa tokoh yang mencoba melihat sumbangan konsep keselamatan Yesus yang sifatnya unisitas dan universal bagi dunia dewasa ini. Pertama; 13 Rahner berpendapat bahwa penganut agama lain mungkin menemukan karunia Yesus melalui agama mereka sendiri tanpa harus masuk menjadi penganut Kristen. Inilah yang oleh Rahner kemudian dikenal sebagai orang Kristen Anonim (anonymous Christian). Yesus, dalam pandangan Rahner masih menjadi norma di mana kebenaran berada dan jalan di mana keselamatan dapat diperoleh. Akan tetapi, orang tidak harus secara eksplisit masuk menjadi penganut agama Kristen agar 13 Ibid. JURNAL JUMPA Vol. IV, No. 1, April 2016 10

mendapatkan kebenaran dan memperoleh keselamatan itu. Oleh karena itu, Rahner mengatakan bahwa agama lain adalah sebenarnya bentuk implisit dari agama yang kita anut. Kedua, John Harwood Hick mengatakan bahwa semua agama sesungguhnya merepresentasikan banyak jalan menuju satu realitas tertinggi dan tunggal (Tuhan) yang membawa kebenaran dan keselamatan. 14 Dari pernyataannya ini menjadi jelas bahwa tidak ada ruang bagi agama mana pun untuk mengatakan bahwa agama mereka yang benar dan kebenaran dalam agamanya juga dapat berlaku bagi agama lain. Realitas tertinggi dan tunggal itu dicari oleh semua agama. Maka, jalan dialog sangat diharapkan di sini. Dialog yang dimaksudkan bukan menggantikan apa yang ada dalam agama Katolik dengan agama lain, melainkan lebih tepat untuk mendampingi ke arah misteri kesatuan. Oleh karena itu semua orang yang diselamatkan, kendati melalui berbagai cara, ikut serta menghayati satu misteri keselamatan dalam Yesus Kristus melalui Roh-Nya. 15 Berbicara mengenai misteri keselamatan berarti kita berbicara pada ranah iman. Smith mencoba dengan menjabarkan iman akan Yesus. Iman akan Yesus berakar dalam Injil. Ia mencoba mengangkat dan memberikan contoh pada bangsa Israel. Nowhere in Israel have I found such faith. 16 Smith meminta kita untuk melihat Yesus dan para pengikutnya. Oleh karena itu, iman menurut dia adalah kesatuan dan sikap dasar manusia. Pernyataan Rahner dan John Harwood Hick di atas senada dengan pernyataan Konsili Vatikan II dalam dokumen Dominus Iesus. Di dalam dokumen ini dinyatakan bahwa: Gereja Katolik tidak menolak apapun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat dan tulus Gereja merenungkan caracara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah dan ajaran-ajaran yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran yang menerangi semua orang. 17 14 Ibid. 15 Dies Domini diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, Op. Cit., hlm. 19. 16 S. Mark Heim. Salvation Truth and difference in Religion. (New York, Orbis books, 1995). hlm. 61. 17 Dies Domini diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, Op. Cit., hlm. 19. JURNAL JUMPA Vol. IV, No. 1, April 2016 11

Sumbangan yang paling nyata mengenai pernyataan bahwa Yesus adalah satu-satunya penyelamat, ini dapat dilihat bagaimana keterlibatan Gereja dalam masalah-masalah konkret dewasa ini. Nilai universalitas keselamatan Yesus, terungkap dalam keberpihakan Gereja dalam masalah keadilan, kebebasan manusia sebagai citra Allah, solidaritas kepada yang miskin dan menderita, cinta kasih kepada sesama. Ini semua menemukan kepenuhannya dalam Yesus. Konsili Vatikan II menyatakan: Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga. Tiada satu pun yang sungguh manusiawi yang tak bergema di hati mereka. 18 Selanjutnya, Konsili Vatikan II mengajarkan dalam Konstitusi Lumen Gentium, bahwa: Di luar gereja Katolik itu ada terdapat banyak unsur pengudusan dan kebenaran, dan bahwa mereka yang bukan karena kesalahan sendiri tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati yang jujur mencari Allah serta-karena terdorong oleh rahmat dengan perbuatannya berusaha memenuhi kehendak Allah yang dikenal karena suara hati, bahwa mereka itu dapat memperoleh keselamatan abadi. 19 Dari argumentasi yang dikemukakan oleh Konsili Vatikan II di atas, menjadi jelas bahwa keselamatan Yesus dalam agama Katolik tidak bersifat mutlak. Meskipun demikian, Gereja Katolik masih terbuka terhadap semua agama untuk melihat kebanaran iman yang ada dalam masing-masing agama. Keikutsertaan umat lain dalam keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus Kristus terletak pada kesetiaan mereka untuk mencari Allah dan memenuhi kehendak-nya dengan jujur. Oleh karena itu, sifat unisitas dan universal keselamatan Yesus dalam agama Katolik tidak bertentangan dengan konsep pluralisme agama, karena dalam pluralisme tetap mengakui bahwa di setiap agama mempunyai kebenaran tersendiri dan tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kebenaran yang sifatnya mutlak dan menjadi patokan bagi agama yang lain. Semua agama, yang teistik maupun non-teistik, dapat dianggap sebagai ruang atau jalan yang bisa memberi keselamatan, kebebasan, dan 18 Gereja di Asia diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, Op.Cit., hlm. 85. 19 Nico Syukur Dister. Teologi Sistematika 2, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hlm. 282. JURNAL JUMPA Vol. IV, No. 1, April 2016 12

pencerahan. Semuanya valid, karena pada dasarnya semuanya merupakan respons autentik yang beragam terhadap the Real (hakikat ketuhanan) yang sama. 20 5. Penutup Gereja Katolik meyakini bahwa hanya ada satu pengantara keselamatan yakni Yesus. Yesus melalui penjelmaan (inkarnasi), sengsara, wafat dan bangkit membawa manusia kepada keselamatan. Keselamatan ini menjadi nyata lewat Gereja. Sebab Gereja adalah Tubuh-Nya sendiri. Melalui, bersama dan dalam Gereja, Yesus ingin mengerjakan keselamatan manusia. Jadi, dalam Gereja, Kristus mau merangkul semua orang dan mengangkat mereka untuk mengalami persatuan yang utuh dan penuh dalam dan bersama Bapa dalam kemuliaan-nya. Keselamatan yang diwartakan oleh Yesus, tidak mengenal ruang dan waktu. Ruang dan waktu bagi Yesus adalah seluruh dunia. Ruang dan waktu bukan lagi tergantung pada letak geografis, agama mana, orangnya seperti apa dan siapa, tetapi ruang dan waktu bagi Yesus adalah eksistensi terdalam manusia yang mengharapkan keselamatan. Dengan kata lain, ruang dan waktu adalah pribadi Yesus sendiri. Dalam Dialah seluruh waktu dan ruang mencapai kepenuhan, maka keselamatan pun mencapai kepenuhan dalam Yesus Kristus. Sejak semula umat beriman telah mengakui dalam Yesus nilai keselamatan sedemikian rupa, sehingga Dia seorang diri sebagai Putera Allah yang menjadi manusia, disalibkan dan bangkit, berkat misi yang diterima dari Bapa dan dalam Kuasa Roh Kudus, berkenan mengaruniakan pewahyuan dan hidup Ilahi kepada seluruh umat manusia dan kepada setiap orang. 21 Unisitas dan universalitas keselamatan dalam Yesus Kristus mempunyai relevansi dan nilai bagi umat manusia dewasa ini, dalam konteks pluralitas agama. Isi dan muatan keselamatan Yesus tidak bermaksud meniadakan dan mengesampingkan konsep keselamatan yang 20 Http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=article&id =1405:pluralisme-klaim-kebenaran-yang-erbahaya&catid=68:opini&Itemid=68, Minggu 11 Okt 2015 (bdk. S. Mark Heim. Salvation Truth and difference in Religion, (New York: Orbis, 1995), hlm, 27. 21 Dies Domini diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, Op. Cit., hlm. 35. JURNAL JUMPA Vol. IV, No. 1, April 2016 13

ada dalam setiap agama, melainkan untuk memberikan ciri unik Kristus dan makna yang mutlak serta universal dari keselamatan-nya bagi semua manusia. DAFTAR RUJUKAN Mark Heim, S., Salvation Truth and difference in Religion. New York: Orbis, 1995. Syukur Dister, Nico,Teologi Sistematika 2. Yogyakarta: Kanisius, 2004. Yohanes Paulus II,Church in Asia (Gereja Di Asia), terj. R. Hardawiryana. Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2000.,Dominus Iesus (Tuhan Yesus), terj. R. Hardawiryana. Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2001. Pluralisme, terj. R. P. Piet Go. Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2008. Melintas majalah Fakultas Filsafat universitas Parahyangan. Bandung: Fakultas Filsafat Parahyangan, 1988. http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=article &id=1405:pluralisme-klaim-kebenaran-yang-berbahaya& catid=68:opini&itemid=68. Minggu 11 Oktober 2015. http://islamlib.com/id/artikel/pluralitas-makna-pluralisme-agama/, Minggu 11-10-2015. JURNAL JUMPA Vol. IV, No. 1, April 2016 14