BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk memperbaiki kualitas dan merupakan prinsip dasar dalam pelayanan pasien

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

Komunikasi penting dalam mendukung keselamatan pasien. Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan profesional antarperawat dan tim kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) menjadi suatu prioritas utama dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

mendapatkan 5,7% KTD, 50% diantaranya berhubungan dengan prosedur operasi (Zegers et al., 2009). Penelitian oleh (Wilson et al.

BAB 1 PENDAHULUAN. keras mengembangkan pelayanan yang mengadopsi berbagai. perkembangan dan teknologi tersebut dengan segala konsekuensinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. oleh tenaga kesehatan melalui program-program yang telah ditetapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara. Dari hasil WHO Multi Center

BAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

BAB I PENDAHULUAN. satu yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit yaitu sistem keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

IDENTIFIKASI NURSING ERRORS DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RUMAH SAKIT Dr. OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. nyata yang sedang dihadapi farmasi klinik saat ini terutama karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keselamatan ( safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. yang berawal ketika Institute of Medicine menerbitkan laporan To Err Is

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. standar professional dan hukum (College of registered nurses of British. pasien, keluarga serta masyarakat (Aditama, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Di RSUD Kota Mataram ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang. parenkim paru-paru. Menurut Kollef et.al.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keselamatan pasien telah menjadi isu global yang sangat penting dilaksanakan oleh setiap rumah sakit, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelamatkan pasien. Untuk menjalankan tujuannya ini, rumah sakit terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Peralatan kedokteran baru banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada pasien (Komisi disiplin ilmu kesehatan, 2002). kebutuhan pasien, tenaga pemberi layanan dan institusi.

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian medication error (kesalahan pengobatan) merupakan indikasi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan modern adalah suatu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu hal yang mendapat perhatian penting adalah masalah konsep keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan rumah sakit menyebabkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Latar Belakang Masalah

DRUG RELATED PROBLEMS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluaran klinik yang diharapkan. Kesalahan pemberian obat (drug administration)

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk

PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Infeksi nosokomial atau disebut juga hospital acquired infection dapat

PENDAHULUAN. merupakan peringkat ke-3 tertinggi di Asia Tenggara. Tahun 2007 AKI Indonesia 228 per

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang Lingkup Keilmuan: Anastesiologi dan Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dimulai pada bulan juni 2013 sampai juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN. isu yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit, yaitu: keselamatan pasien,

KESELAMATAN PASIEN. Winarni, S. Kep., Ns., M. KM

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keselamatan pasien merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

BAB I PENDAHULUAN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan pelayanan keperawatan (Ballard, 2003). Kesalahan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan pasien (patient safety) merupakan langkah kritis pertama untuk memperbaiki kualitas dan merupakan prinsip dasar dalam pelayanan pasien (WHO, 2007). Sistem ini meliputi pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan menindaklanjuti insiden serta implementasi solusi untuk mengurangi timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya (Kemenkes, 2011). Langkah awal untuk memperbaiki pelayanan yang berkualitas adalah keselamatan, sedangkan kunci dari pelayanan yang bermutu dan aman adalah membangun budaya patient safety (Hughes, 2008). Keselamatan pasien menjadi isu terkini dalam pelayanan rumah sakit yang didasarkan makin meningkatnya kejadian yang tidak diharapkan (KTD)/adverse event. Di USA meskipun perhatian untuk memperbaiki pelayanan kesehatan yang aman terus dilakukan, namun angka KTD (yang sebagian besar dapat dicegah) pada 10 rumah sakit yang diteliti tidak menunjukkan penurunan yang bermakna (Landrigan et al., 2010). Penelitian Classen et al., (2011), menyebutkan dari tiga di rumah sakit tersier USA dengan mereview 795 rekam medis, terdeteksi 393 KTD. Di kota New York, KTD (adverse event) sebesar 3,7% dan 13,6% KTD berupa meninggal dunia. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di Amerika adalah 1

2 33,6 juta di tahun 1997, di kota Utah dan Colorado berkisar 44.000, sementara di New York adalah 98.000 per tahun (IOM, 2004). Salah satu KTD yang terjadi di rumah sakit atau pelayanan kesehatan adalah medication/nursing error, yang menjadikan perhatian serius di dunia. Nursing Error merupakan kesalahan atau kegagalan dalam pelaksanaan prosedur keperawatan yang dilakukan oleh perawat selama menjalankan tugasnya di ruangan atau pelayanan kesehatan (Mrayyan, 2007). Error yang terjadi di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) delapan kali lebih besar terjadi kesalahan/kegagalan dibandingkan dengan perawatan orang dewasa (Stravroudis et al., 2010). Penelitian Nawwar et al., (2015), medication errors di ruang NICU yang sering terjadi antara lain salah dosis obat, salah frekuensi, salah konsentrasi/titrasi obat, waktu yang tidak tepat, salah penyimpanan obat, salah persiapan obat dengan kejadian antara 3,4 % sampai dengan 26 %. Sedangkan penelitian Gray & Goldman (2004), menyebutkan error di ruang NICU yang terjadi pada dua rumah sakit di USA adalah 13,3 % yang banyak pada pemberian obat-obatan dan nutrisi secara enteral. Data tentang healthcare errors di Indonesia terutama ruang NICU masih sangat minim. Sebuah studi yang dilakukan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1999 menunjukkan KTD yang sangat bervariasi, yakni 8,0 % hingga 98,2 % untuk diagnostic errors dan 4,1 % sampai 91,6 % untuk medication errors (Utarini et al., 2000). Penelitian Santoso (2012), nursing error

3 di ruang ICU diantara yang terbanyak yaitu endotracheal tube tercabut (26,6 %) dan salah dosis obat (13,3 %). Penyebab terjadinya kekeliruan dalam pelayanan keperawatan biasanya tidak tunggal, melainkan multifaktor yang saling berkaitan. Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang keperawatan yang benar, jumlah staf yang kurang, perencanaan yang tidak tepat, pengaturan shift kerja yang tidak baik, peralatan yang tidak memadai, kurangnya waktu perawatan (misalnya akibat keharusan pendokumentasian yang terlalu banyak), merupakan faktor-faktor yang berkontribusi untuk terjadinya kekeliruan dalam perawatan pasien (Anoosheh et al., 2008). Tingginya beban kerja dan tingkat stress psikologis pada perawat intensif akibat terpapar berulang kali oleh stressor yang ekstrim, seperti melakukan perawatan khusus pada pasien yang kritis, melakukan resusitasi kardiopulmoner, upaya mempertahankan hidup pasien kritis dengan ventilator dapat mempermudah untuk terjadinya kekeliruan yang mengancam keselamatan pasien (Stone et al., 2007). Errors yang bisa terjadi pada bayi di NICU termasuk potensial terjadinya kesalahan dapat menyebabkan length of stay (LOS) meningkat, biaya yang banyak, bahkan kesakitan dan kematian yang tinggi (Stavroudis et al., 2010). Penelitian Wagh & Acharya (2009), menyampaikan rata-rata rawat inap pasien lebih lama 28 % dengan peningkatan biaya terapi hingga 6.000-22.000 poundsterling per pasien akibat pemakaian ventilator pada pasien di ruang kritis dan infeksi pada jalur pembuluh darah sentral.

4 Menurut standar dalam Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) tahun 2008, standar pelayanan di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) rasio perawat-pasien adalah 1:1-2, dengan hanya perawat spesialisasi NICU yang dipekerjakan sebagai staf, residen siap selalu selama 24 jam/hari dan konselor ASI pada setiap tugas jaga. Ruang NICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates merupakan salah satu tujuan rujukan untuk perawatan bayi intensif di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta karena merupakan rumah sakit daerah satu-satunya yang sudah bisa melakukan terapi surfaktan pada bayi-bayi dengan Respirasi Distres Syndrome (RDS) dan alat bantu nafas yang lengkap (ventilator bayi dan neonatus-continous Positive Airway Pressure/n-CPAP). Kapasitas untuk level III ada 8 inkubator dan level II sebanyak 20 boks bayi, dengan jumlah perawat sebanyak 25 orang. Berdasarkan data KTD selama 2 bulan nursing errors yang terjadi di ruang NICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates diantaranya adalah humidifier ventilator atau n-cpap yang lupa dinyalakan, kepatehan/posisi endotracheal tube (ETT) yang kurang, pemasangan mask atau nasal prong pada n-cpap yang kurang erat/pas, waktu pemberian injeksi yang kurang tepat, pemeriksaan GDS pada bayi BBLR yang tidak tepat waktu, kejadian phlebitis atau pemberian ASI yang kurang tepat untuk jam dan jumlahnya (Data Keselamatan Pasien RS Wates, 2016). Rumah Sakit Umum Daerah Wates merupakan rumah sakit milik pemerintah kabupaten Kulon Progo yang mempunyai kategori rumah sakit tipe B pendidikan mempunyai motivasi dan komitmen yang tinggi dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan pasien. Menyadari pentingnya keselamatan

5 pasien yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan besarnya risiko yang bisa terjadi pada nursing error, maka diharapkan penelitian ini dapat membantu mencegah dan membuat kebijakan terkait patient safety oleh manajemen rumah sakit dalam upaya pencapaian budaya keselamatan pada pelayanan keperawatan di ruang NICU. B. Perumusan Masalah Nursing Errors merupakan kejadian yang tidak diharapkan yang dapat terjadi ruang NICU yang banyak melakukan tindakan medis dan keperawatan serta penggunaan alat-alat medis yang digunakan dalam pelayanan. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor risiko terjadinya nursing errors agar keselamatan pasien dapat terjaga dan mutu pelayanan dapat meningkat. Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan yaitu apa saja faktor-faktor risiko dan kejadian nursing errors pada pasien di ruang NICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates? C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Mengetahui faktor-faktor risiko nursing errors di ruang NICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates. Tujuan Khusus : 1. Mengetahui insidensi nursing errors di Ruang NICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates.

6 2. Mengetahui risiko relatif faktor-faktor kejadian nursing errors di ruang NICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates. 3. Mengidentifikasi kategori cedera dari nursing errors yang ditimbulkan di ruang NICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Memberikan gambaran dan informasi tentang faktor-faktor risiko dan insidensi nursing errors dan memperkuat kebijakan dan kualitas pelayanan dalam pengelolaan serta antisipasi nursing errors ruang NICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates. 2. Bagi Pasien/Masyarakat Meningkatkan budaya keselamatan pasien sehingga pasien dan masyarakat mendapatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. 3. Bagi Pendidikan Pemanfaatan secara keilmuan/teoritis terutama bagi peneliti lain yang lingkup penelitiannya tentang nursing errors.

7 E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang nursing errors masih jarang, terutama di ruang NICU yang dilakukan di Indonesia, namun ada beberapa penelitian terkait nursing errors antara lain : Tabel 1. Keaslian Penelitian. Peneliti, Tempat, Tahun Khudazi Aulawi, RSUP DR Sardjito, Yogyakarta, 2007 Judul Penelitian Perbedaan Terjadinya Nursing Errors pada Shift Jaga Perawat Desain Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan Kuantitatif potong lintang Penelitian dilakukan selama 18 hari pada dua ruang perawatan. Jumlah sampel shift yang digunakan masing-masing 36 pada ruang perawatan penyakit dalam 1 dan 2 RSUP Dr Sardjito. Kriteria inklusi perawat penyakit dalam dan mengikuti ketiga macam shift (pagi, siang, dan malam), kriteria eksklusi perawat yang juga bekerja di tempat lain, atau melanjutkan pendidikan. Kejadian Nursing Errors paling banyak pada shift pagi, dan terdapat perbedaan kejadian antar shift jaga perawat (terutama shift pagi dan malam) dengan hasil p value <0,001. Persamaan pada variable terikat yaitu nursing error Perbedaan pada desain penelitian yaitu cohort prospektif, lokasi, alat ukur yang digunakan.

8 Lanjutan tabel. Keaslian penelitian Peneliti, Judul Tempat, Penelitian Tahun Nawwar F, Mohsen L, Aly HA, & Salah M, Sayed Galal & Abu El Rish Monira Hospital, Mesir, 2015 El Medication Errors in Neonatal Care Units Desain Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan Studi kohort prospektif. Jumlah sampel yang digunakan masing-masing sebanyak 350 dengan pre dan post intervensi. Pada tiap rumah sakit sampel diambil 2 minggu sebelum penelitian, kemudian intervensi tentang proses persiapan obat, penyebab errors dan post intervensi pada dokter dan perawat. Dari 350 peresepan yang terbanyak pre intervensi (salah frekuensi, p<0,00), post intervensi (salah konsentrasi, p<0,00) dan dari observasi (salah teknik pemberian obat, p<0,00) Persamaan pada variable terikat yaitu nursing error dan desain penelitian yakni cohort prospektif. Perbedaan pada alat ukur, metode tanpa intervensi, dan lokasi. Tomazoni A, Rocha P K, Kusahara M D, Souza A I, & Macedo T R, Santa Catarina Public Hospital, Brasil 2015 Evaluation of The Patient Safety Culture in Neonatal Intensive Care Kuantitatif potong lintang Sampel dalam penelitian ini sebanyak 141 profesional dengan kriteria inklusi perawat, perawat teknis, dokter, yang telah bekerja lebih dari 2 bulan, dan mengisi data dengan lengkap. Kriteria eksklusi tidak bekerja penuh selama penelitian, kondisi tidak sehat, hamil, atau tidak lengkap dalam pengisian instrument. Sebanyak 54 % semua tenaga professional bekerja kurang dari 10 tahun di nicu, 50 % perawat, dan 43 % mempunyai positif respon terhadap patient safety Persamaan pada variable terikat yaitu nursing error Perbedaan desain penelitian yaitu cohort prospektif, alat ukur dan lokasi

9 Lanjutan tabel. Keaslian penelitian Peneliti, Judul Tempat, Penelitian Tahun Stavroudis T A, Shore A D, Morlock I, Hicks R W, Bundy D & Miller M R, USA Hospital. 2010 NICU medication errors : identifying a risk profile for medication errors in the neonatal intensive care unit. Desain Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan Studi retrospektif potong lintang. Sampel pada penelitian 616 rumah sakit dari 50 negara bagian di Amerika Serikat yang menggunakan sistem pelaporan MEDMARX. Sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko terjadinya medication errors di NICU. Kejadian errors sebanyak 11.260 kejadian dari 616 rumah sakit dari 1 Januari 1999 sampai 31 Desember 2005, yaitu karena faktor manusia 7704 (68,4 %), miskomunikasi 1623 (14,4 %), peralatan 737 (6%). Persamaan pada variable terikat yaitu nursing error Perbedaan pada desain penelitian yaitu cohort prospektif, dan instrument yang digunakan.