ANALISIS MANAJEMEN PERAWATAN UNTUK PERHITUNGAN AVAILABILITAS SISTEM AC TOSHIBA RPU 4003X PADA KERETA API ARGOGEDE DI PT KAI

dokumen-dokumen yang mirip
INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

3 BAB III LANDASAN TEORI

OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA *

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG UNTUK MEMPEROLEH JADUAL PERAWATAN PREVENTIF

Optimasi Preventive Maintenance pada Mesin Tuber. JurusanStatistika ITS

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

JADWAL PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN DYEING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT. NOBEL INDUSTRIES*

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL DAN TOTAL TIME ON TEST PLOTTING DI PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA *

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312

Willmott Peter, McCharty Dennis, 2001, TPM A-Route to World Class Perfomance, London, Butterworth Heinmann.

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA

PENJADWALAN PERAWATAN PENCEGAHAN KOMPONEN KOPLING DAN REM PADA MOBIL PANCAR DI DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG *

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK *

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING

USULAN PERAWATAN MESIN BERDASARKAN KEANDALAN SPARE PART SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA PERAWATAN PADA PT. XYZ

BAB II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

Universitas Bina Nusantara

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif

JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN KERUSAKAN KOMPONEN OIL SEAL PADA MESIN BALL MILL DENGAN KRITERIA MINIMISASI TOTAL ONGKOS *

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

Perencanaan Jadwal Perawatan Pencegahaan untuk Mengurangi Laju Biaya Pemeliharaan Komponen Bearing C3

Usulan Penentuan Jumlah Pemesanan Optimal Komponen Menggunakan Model Persediaan Q di PT. X *

ANALISIS SISTEM PERAWATAN KOMPONEN GENERATOR STARTER PADA MESIN PESAWAT DI PT XYZ

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003:

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. X

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang

KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM PARALEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Kukuh Prabowo

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING

KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL. Riana Ayu Andam P. 1, Sudarno 2, Suparti 3

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

REKAM JEJAK KERUSAKAN TRAKSI MOTOR LOKOMOTIF UNTUK MENENTUKAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN BERDASARKAN KEANDALAN (RELIABILITAS)

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN TUBER DAN BOTTOMER DENGAN METODE ANALISIS RELIABILITAS DI PT X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA

ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA

ANALISIS TINGKAT KENDALAN DAN PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN MESIN POMPA DISTRIBUSI PADA PDAM TIRTA MUARE ULAKAN SAMBAS

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdasarkan teori teori yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. data

KAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN SIX SIGMA. Victoria Dwi Murti 1, Sudarno 2, Suparti 3

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL

PENJADWALAN PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN MOLLINS DENGAN ANALISA KEANDALAN (Studi Kasus Pada PR. 369-BOJONEGORO) SKRIPSI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Perawatan

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

Transkripsi:

ANALISIS MANAJEMEN PERAWATAN UNTUK PERHITUNGAN AVAILABILITAS SISTEM AC TOSHIBA RPU 4003X PADA KERETA API ARGOGEDE DI PT KAI Ade Suryatman Margana Mona Linda Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung Jalan Gegerkalong Hilir, Ds Ciwaruga, Bandung, Telp/Fax(022) 2013789/2013889 Email : adesmargana@yahoo.com ABSTRAK Air Conditioning (AC) adalah keseluruhan sistem yang mengkondisikan udara di dalam suatu ruangan dengan mengatur besaran termal seperti temperatur dan kelembaban udara, serta kesegaran dan kebersihannya sedemikian rupa sehingga diperoleh kondisi ruangan yang nyaman. Manajemen perawatan di PT KAI khususnya pada sistem AC kereta api masih harus ditingkatkan, mengingat bahwa kerusakan pada sistem AC cukup besar dan yang lebih fatal lagi adalah waktu perbaikan Time To Repair (TTR) yang lebih lama dibandingkan waktu kerusakan Time To Failure (TTF) akibat aksi perbaikan yang terlalu lama sehingga sangat berpengaruh pada fungsi keandalan maupun availabilitas sistem AC tersebut, karena jika tingkat ketersediaan (availabilitas) sistem AC baik maka sistem dapat beroperasi dengan memuaskan dan berdampak positif bagi sistem AC itu sendiri Berdasarkan perhitungan availabilitas sistem AC kereta api pada bulan ke-10 mencapai 100 %. Hal ini menunjukkan tingkat ketersediaan sistem cukup sempurna dimana prosentase kerusakan hanya 18%, akan tetapi harga β lebih besar dari 1 yaitu 2.64 pada kurva bath tube harga β > 1 berada pada daerah wear out (Region C). Hal mengindikasikan bahwa beberapa komponen sudah mulai rusak atau korosi, ketika ini terjadi corrective maintenance perlu ditingkatkan. Keywords: Time To Repair, Time To Failure, Availabilitas, bath tube, corrective maintenance. 1. PENDAHULUAN Kereta api adalah salah satu jenis alat transportasi yang cukup penting. Meskipun kereta api merupakan kendaraan umum tetapi dalam operasionalnya kereta api membutuhkan suatu alat yang dapat menciptakan rasa nyaman pada setiap pengguna jasa kereta api. Untuk mendapatkan kenyamanan pada kereta api dibutuhkan suatu pengkondisi udara atau yang biasa disebut AC (Air Conditioner). Faktor beban pendinginan terbesar pada kereta api adalah dari panas matahari dan beban kalor yang dilepaskan orang,juga sumber utama perolehan kalor dari dalam adalah lampu-lampu,penghuni, dan peralatan-peralatan yang dioperasikan di dalam ruang kereta api,termasuk unit AC itu sendiri. Kondisi inilah yang membuat rasa tidak nyaman pada tubuh penumpang sehingga AC pada kereta api akan mampu meminimalisasi temperatur udara di dalam ruangan kereta api yang terlalu tinggi. Unit AC sendiri harus memiliki jadwal perawatan yang sesuai dan efektif. karena seiring dengan berjalannya waktu selama itu pula alat atau komponen pada sistem mengalami degradasi dan akan menyebabkan sistem tidak dapat beroperasi sehingga perlu dilakukan teknik dan manajemen perawatan yang lebih baik karena manajemen perawatan bukan hanya memperbaiki peralatan dengan cepat, tetapi menjaga fungsi peralatan pada kapasitas tinggi dan meningkatkan efisiensi dan availabilitas dari unit AC itu sendiri. Penelitian dilakukan pada AC Toshiba RPU 4003X OSHIBA RPU 4003X Kereta Api Argo Gede PT KAI 2. METODOLOGI Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktifitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya. Dimana aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian peralatan, bahan, pekerjaan, cara penanganan dari peralatan yang digunakan untuk proses produksi adalah hasil dari perawatan. Analisa kerusakan merupakan dasar dari teknik perawatan dan keandalan. Analisa kerusakan suatu peralatan atau mesin dapat dibagi dalam 2 cara, yaitu : 1. Cara Teknikal Menentukan sebab-sebab kerusakan berdasarkan aspek-aspek teknik dari peralatan. 2. Cara statistikal Menekankan pada ketergantungan mekanisme 98

kerusakan terhadap waktu tanpa memperhatikan sebab-sebab kerusakan peralatan. Dalam penelitian ini digunakan cara statistikal yang mana digunakan probabilitas kemungkinan mesin akan mengalami kerusakan. Dalam penelitian ini digunakan cara statistikal yang mana digunakan probabilitas kemungkinan mesin akan mengalami kerusakan. Pembahasan probabilitas kemungkinan masalah perawatan melibatkan bentuk distribusi waktu kerusakan biasanya mengikuti suatu pola tertentu, yang mana distribusi tersebut dapat memperlihatkan frekuensi kemampuan (performance) mesin tersebut. Distribusi waktu kerusakan biasanya dikembangkan dari suatu distribusi waktu berjalan (running time) sebelum mengalami kerusakan (breakdown) dan inipun tergantung pada keadaan peralatan tersebut. Didalam analisa kerusakan suatu mesin atau peralatan faktor yang diperlukan adalah laju kerusakan (failure rate) alat pada setiap saat selama masa operasinya. Distribusi yang sering digunakan adalah : 1. Distribusi eksponensial 2. Distribusi hiper eksponensial 3. Distribusi normal dan 4. Distribusi Weibull Pada gambar 1.1 menunjukkan bahwa waktu akan sangat berpengaruh terhadap fungsi kerusakan. Gambar 1.1 : Hubungan waktu dengan fungsi distribusi kerusakan Distribusi yang digunakan dalam bahasan ini adalah distribusi Weibull, Fungsi kepadatan kemungkinan F (t) = β / α ( t / α ) β-1 exp [ -( t / α ) β Dengan batasan : t 0, α 0, β 0 Dimana : β adalah parameter bentuk α adalah parameter skala t adalah waktu Fungsi keandalan R (t) = 1 F(t) = exp [ -( t / α ) β Fungsi laju kegagalan h (t) = f(t) / R(t) = β / α ( t / α ) β-1 Fungsi distribusi kumulatif F(t) = 1 R(t) = 1 - exp [ -( t / α ) β Fungsi laju kegagalan pada distribusi weibull bersifat tingkat kegagalan akan naik bila β > 1 dan tingkat kegagalan akan turun bila β < 1. Distribusi Weibull merupakan distribusi yang paling berguna untuk menganalisa data kerusakan hal ini dapat terjadi karena dapat memenuhi beberapa jenis distribusi statistik yang terjadi yang tergantung dari nilai parameter β. β<1 : mengikuti distribusi eksponensial dengan tingkat kegagalan tetap. β=1 : mengikuti distribusi eksponensial dengan tingkat kegagalan tetap. β=2 : mengikuti distribusi Rayleigh. β=3 : mengikuti distribusi log-normal dengan phasa operasi yang melebihi umur produk. 3<β<4 : mendekati distribusi normal. Perhitungan nilai parameter distribusi Weibull pada dasarnya menggunakan prinsip regresi linier, yaitu membuat fungsi distribusi kumulatif menjadi bentuk linier, yang dinyatakan sebagai berikut : β F ti = 1 exp ti/α ln ln ln 1 1/β ( ) [ ( ) β = exp[ ( ti/α) [ 1 = ti/α ln [ ( ) β β [ ln[ 1 = ln [( ti/α) [ 1 = β ln [( ti/α) [ ln[ 1 = β[ ln( ti) ln( α) [ ln[ ln[ 1 = ln ( ti) ln ( α) [ ln[ ln[ 1 + ln () α = ln () ti 1/β Untuk mempermudah perhitungan maka persamaan ini dapat dinyatakan sebagai berikut : Yi = a + b Xi dimana : Yi = ln (ti) a = ln (α) b = 1/β Xi = ln [ ln [ 1 F(ti) -1 Xi merupakan varibel bebas dan dapat dihitung dengan menaksir fungsi distribusi kumulatif [ F(t) dari persamaan berikut : i 0.3 = n + 0.4 Fungsi ini didapat dari pendekatan dengan metoda harga tengah atau median (50%). Metoda ini cocok untuk percobaan dimana ukuran sampelnya kecil, data kurang lengkap, atau distribusi kerusakan tidak 99

simetris. Metoda ini lebih banyak digunakan dalam menaksir fungsi keandalan berdistribusi Weibull. Dengan menggunakan metoda Least Square, nilai konstanta a dan b dapat diperoleh dari persamaan : N N N N Xi Yi Xi Yi i b = 2 2 N Xi Xi Yi Xi a = i = 1 b i = 1 Dengan diketahuinya nilai kedua konstanta a dan b, maka parameter distribusi Weibull dapat diperoleh dari : β = 1 / b α = exp a Data Penelitian Adapun data yang telah diperoleh dibawah ini didapat dari data pribadi milik PT KAI yang sudah disederhanakan untuk mengawasi keadaan mesin maupun sistem AC karena selama kereta api itu beroperasi maka sistem AC pun beroperasi dan data ini sangat penting sebagai antisipasi untuk melakukan aksi perbaikan saat kereta mengalami kerusakan atau tidak beroperasi. Kereta api Argogede memiliki jenis nomor kereta sebanyak 25 kereta api.maka untuk menghitung waktu operasi dari unit AC tidak dihitung per kereta melainkan dihitung secara keseluruhan kereta api yaitu 25 kereta api. Data down time active diperoleh dari lembar operasi kereta api, down time active dihitung saat sistem AC berhenti atau kereta api tidak beroperasi dan dapat digunakan kembali setelah diperbaiki. Berikut jumlah waktu operasi, waktu down time, Time To Failure (TTF) dan Time To Repair (TTR) dari 25 kereta api Argogede. Tabel 1.1. waktu operasi, waktu down time, Time To Failure (TTF) dan Time To Repair (TTR) No Bulan Waktu operasi (hari) Waktu down time (hari) Time To Failure (TTF) Time To Repair (TTR) 1 01/07 760 11 2 9 2 02/07 668 31 29 2 3 03/07 665 47 16 31 4 04/07 634 55 23 32 5 05/07 617 96 32 64 6 06/07 581 109 32 77 7 07/07 607 106 13 93 8 08/07 680 33 32 1 9 09/07 602 88 50 38 10 10/07 641 18 18 0 11 11/07 582 78 30 48 12 12/07 593 86 25 63 13 01/08 618 64 34 87 14 02/08 517 121 17 47 Jumlah 8765 943 Availability Intrinsic Jenis metoda yang digunakan dalam bahasan ini adalah Availability Intrinsic. Intrinsic Availability adalah probabilitas dalam memprediksi tingkat keadaan komponen dalam sistem, dengan memperhitungkan waktu operasi dan down time active. Metoda ini digunakan karena terbatasnya data yang diperoleh di lapangan dengan tujuan agar lebih mudah dipahami dan bisa diperoleh tingkat keadaan sistem AC yang didasarkan pada perhitungan waktu berhenti. Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.3 terlihat kondisi dari sistem AC dan berikut perhitungan Availability sistem AC tersebut : Perhitungan diatas menunjukkan bahwa availability dari sistem AC tersebut masih kurang baik yakni dibawah standar minimum yang diizinkan yaitu sebesar 95 % dengan tingkat keakuratan yang dikehendaki adalah 10 %. ( Referensi dari Maintainability Series Editor, penulis ; Benjamin S Blanchard ). Pada perolehan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan yang telah dilakukan masih kurang masih kurang mencukupi kebutuhan dari komponen sistem tersebut, yang diakibatkan oleh tingginya kerusakan sistem. 3. Analisa data Berikut salah satu contoh perhitungan Availabilitas Sistem AC dan perhitungan nilai parameter yang lainnya dapat dihitung dengan menggunakan program Excel. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat di tabel 1.2 dan tabel 1.3. Tabel 1.2. Perhitungan nilai parameter data TTF dan TTR (Time To Failure dan Time To Repair). Bulan TTF TTR (ti) Yi f (ti) Xi Xi 2 Xi.Yi 01/07 2 9 0.693 0.048-3.012 9.072-2.087 02/07 29 2 3.360 0.118-2.074 4.301-6.969 03/07 16 31 2.770 0.187-1.571 2.468-4.352 04/07 23 32 3.130 0.257-1.213 1.471-3.797 05/07 32 64 3.460 0.326-0.930 0.865-3.218 06/07 32 77 3.460 0.395-0.688 0.473-2.380 07/07 13 93 2.560 0.465-0.470 0.221-1.203 08/07 32 1 3.460 0.534-0.270 0.073-0.934 09/07 50 38 3.910 0.604-0.076 0.006-0.297 10/07 18 0 2.900 0.673 0.111 0.012 0.322 11/07 30 48 3.400 0.743 0.306 0.094 1.040 12/07 25 63 3.210 0.812 0.513 0.263 1.647 01/08 34 87 3.520 0.881 0.755 0.570 2.658 02/08 17 47 2.830 0.951 1.100 1.210 3.113 Jumlah ( ) 42.663-7.519 21.100-16.458 100

b = N N N N Xi Yi Xi Yi i N 2 2 N N Xi Xi = 14. ( -16.458 ) ( -7.519 ) ( 42.663 ) 14. ( 21.100 ) ( -7.519 ) 2 = -230.412 ( -320.78 ) 295.4 ( 56.535 ) = 0.378 b = 1 / β β = 1 / b = 1 / 0.378 = 2.64 Yi Xi i 1 i 1 a = = b = = 42.663-2.64 ( -7.519 ) 14 14 = 3.047 ( -0.203 ) = 3.242 a = ln (α) α = exp a = exp 3.242 = 25.58 R (ti) = exp [ - ( t / α ) β = exp [ - (18 / 25.58) 3.242 = 0.673 F(t) = 1 - R(t) = 1 - exp [ -( t / α ) β = 1 - exp [ -(18 / 25.58) 3.242 = 0.327 Ai = TTF / ( TTF + TTR ) = 18 / ( 0+18 ) = 1 atau 100 Tabel 1.4. Perhitungan Realability, Failureability dan availabilitas Bulan TTF Avail- TTR R (ti) F (ti) (ti) abilitas 01/07 2 9 0.998 0.002 0.182 02/07 29 2 0.248 0.752 0.935 03/07 16 31 0.748 0.252 0.340 04/07 23 32 0.470 0.530 0.418 05/07 32 64 0.164 0.836 0.333 06/07 32 77 0.164 0.836 0.294 07/07 13 93 0.845 0.155 0.123 08/07 32 1 0.164 0.836 0.970 09/07 50 38 0.003 0.997 0.568 10/07 18 0 0.673 0.327 1.000 11/07 30 48 0.218 0.782 0.385 12/07 25 63 0.390 0.610 0.284 01/08 34 87 0.120 0.880 0.281 02/08 17 47 0.711 0.289 0.266 3.1 Analisa Grafik Fungsi Laju Kerusakan Laju Kerusakan 1.052 0.902 0.752 0.602 0.452 0.302 0.152 Grafik Fungsi Laju Kerusakan Terhadap Waktu 0.002 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Waktu (Bulan) Gambar 1.1 Grafik Fungsi Laju Kerusakan Laju kerusakan pada sistem AC mengalami peningkatan terutama di bulan September,semakin besar nilai TTF (ti) semakin besar tingkat kerusakan yang terjadi, hal ini dikarenakan pada sistem AC kurang mencukupi kebutuhan komponen baik dari segi perawatan komponen AC maupun kebersihannya, dimana pada perhitungan data harga β sebesar 2.64, dengan kata lain lebih besar dari satu. Pada kurva bath tube harga β > 1 berada pada daerah wear out (Region C). Region A Gambar 1.2 Kurva Bath Tube Peningkatan laju kerusakan disebabkan oleh : Komponen sistem AC yang sudah tua Perawatan yang kurang baik Kelelahan akibat pemakaian sistem secara terus menerus Aksi perbaikan terlalu lama 3.2 Analisa Grafik Fungsi Keandalan Laju Keandalan 0.903 0.753 0.603 0.453 0.303 0.153 Region B Grafik Fungsi Laju Keandalan Terhadap Waktu 0.003 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Waktu (Bulan) Region C Gambar 1.3 Grafik Fungsi Keandalan Pada gambar 1.3 membuktikan bahwa jika nilai TTF 101

(ti) diperbesar maka akan menurunkan nilai fungsi keandalan, Hubungan kedua fungsi ini didasarkan pada persamaan bahwa jumlah nilai fungsi kerusakan dan nilai fungsi keandalan untuk setiap selang waktu pemeriksaan adalah satu. Adapun penyebab dari penurunan keandalan sistem AC adalah sebagai berikut: Aksi Perbaikan yang terlalu lama Perawatan AC masih kurang baik Komponen sistem yang sudah tua atau rusak Beberapa komponen pada sistem AC telah korosi 3.2 Analisa Grafik Availabilitas (tingkat ketersediaan) Availabilitas Grafik Availabilitas Sistem AC Terhadap Waktu 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Waktu (Bulan) Gambar 1.4 Grafik Availabilitas Pada grafik availabilitas diatas terlihat bahwa harga availabilitas sistem paling baik adalah sebesar 1 atau 100 %. Dimana tingkat ketersediaan sistem cukup sempurna dengan prosentase kerusakan hanya 18%. Hal ini pula memberikan asumsi bahwa perawatan berkala yang dilakukan oleh PT KAI yang terbaik adalah pada bulan ke 10. Namun pada data yang telah diperoleh terjadi kasus dimana nilai TTR (Time To Repair) lebih besar daripada nilai TTF sehingga fungsi keandalan sistem pun semakin turun. hal ini dominan disebabkan oleh aksi perbaikan yang terlalu lama. Korelasi antara grafik availabilitas terhadap fungsi laju kerusakan seharusnya berbanding lurus, yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat ketersediaan (availabilitas) sistem AC maka semakin rendah fungsi laju kerusakan yang terjadi. Akan tetapi pada grafik diatas korelasi yang terlihat pada bulan-bulan tertentu justru berbanding lurus. Hal ini dikarenakan oleh data yang diperoleh didapat adalah dari keseluruhan kereta api itu sendiri tidak hanya sistem AC tetapi juga menyangkut bagian mesin kereta itu sendiri sehingga data yang diperoleh adalah saat sistem AC rusak maka kereta pun tidak akan beroperasi dan banyaknya perolehan angka tersebut sebagian besar bukan hanya dari kerusakan AC melainkan kerusakan mesin atau yang lainnya. 4. KESIMPULAN Setelah mengolah dan menganalisa data yang telah diperoleh, selanjutnya Dapat diambil kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari penelitian untuk menganalisa manajemen perawatan sistem AC Toshiba RPU 4003X pada kereta api Argogede, Maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Adanya indikasi perawatan pada sistem AC masih kurang yaitu masih kurang mencukupi kebutuhan komponen, sehingga fungsi keandalan mengalami penurunan dengan semakin tingginya fungsi laju kerusakan maka semakin rendah pula fungsi laju keandalan pada sistem AC. Pada gambar 1.1 dan 1.3 terlihat suatu kesinambungan yaitu fungsi laju kerusakan terbesar terjadi pada bulan September sehingga hal tersebut berdampak langsung pada fungsi keandalan pada sistem AC itu pula,yakni pada bulan September,fungsi laju keandalannya paling rendah. Dengan kata lain sistem perawatan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan keandalan maupun availabilitas sistem AC. 2. Nilai availabilitas sistem AC paling baik terjadi di bulan ke 10 dimana nilai availabilitasnya sebesar 1 atau 100 % (gambar 1.4). 3. Peninjauan sekilas terhadap manajemen perawatan di PT KAI khususnya pada sistem AC kereta api masih harus ditingkatkan mengingat bahwa kerusakan pada sistem AC cukup besar dan yang lebih fatal lagi adalah waktu perbaikan (TTR) yang lebih lama dibandingkan jumlah waktu kerusakan (TTF) sehingga sangat berpengaruh pada fungsi keandalan maupun availabilitas sistem AC tersebut.karena jika tingkat ketersediaan (availabilitas) sistem AC baik maka sistem dapat beroperasi dengan memuaskan dan berdampak positif bagi sistem AC itu sendiri. 4. Harga β sebesar 2.64,dengan kata lain lebih besar dari satu. Pada kurva bath tube harga β > 1 berada pada daerah wear out (Region C). Dimana daerah wear out terjadi setelah komponen sistem AC beroperasi pada waktu yang lama, beberapa komponen sudah mulai rusak atau korosi, ketika ini terjadi corrective maintenance perlu ditingkatkan. 5. DAFTAR PUSTAKA Benyamin S. Blanchard, Dinesh Verma, Elmer L. Peterson, 1995, Maintainability : A Key to Effective Serviceability and Maintenance Management, John Wiley & Sons, Inc, Canada. Charles E. Ebeling, 1997, Reliability and 102

Maintainability Engineering, McGraw-Hill. Dokumen AC Genset milik PT KAI David Jr Smith, Dr., 2005, Reliability Maintainability and Risk, Elsevier Butterworth Heinemann, Seventh Edition, Printed and Bound in United Kingdom. Hongzhou Wang, Hoang Pham, 2006, Reliability and Optimal Maintenance, Springer-Verlag London Limited. Jardine, A.K.S, 1973, Maintenance, Replacement, and Reliability, Pitman Publishing, Australia. Lawrence Mann, Jr, 1983, Maintenance Management, Revised Edition, Lexington Books, M. Xie, H. Kong, T.N. Goh, 2000, Exponential Approximation for Maintained Weibull Distributed Component, Journal of Quality in Maintenance Engineering, Volume 6 Issue 4, pp.260-269, MCB UP Ltd, Emerald Group Publishing Limited. Rudolph Frederick Stapelberg, 2009, Handbook of Reliability, Availability, Maintainability and Safety in Engineering Design, Springer-Verlag London Limited. www. Manajemen Perawatan AC Kereta Api.com 103