II. TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari ber.ua Amerika, selanjutnya berkembang meiuas di se'.uiuh dur.ia

dokumen-dokumen yang mirip
4 Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Zy momonas mobilis FERMENTASI SAMPAH BUAH MENJADI ETANOL MENGGUNAKAN BAKTERI TRIA AULIA. DOSEN PEMBIMBING Ir. ATIEK MOESRIATI, MKes

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

Penentuan struktur senyawa organik

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GLOSSARIUM. Ilmu Pengetahuan Alam - Kelas VII SMP/MTs

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BABrV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. 1 (5 September 2006)

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PGRI. Oleh: Efri Grcsinta, M.ptt.Si (030610g701) MIPA FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JAKARTA LAPORAN PENBLITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman energi adalah minuman ringan non-alkohol yang dirancang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR ETANOL DAN KADAR GLUKOSA HASIL FERMENTASI KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

c (lihat: cahaya). C (lihat: karbon; coulomb). Ca (lihat: kalsium). cahaya

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

4 Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

= nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = rataan umum α i ε ij

PEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11

Transkripsi:

4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tunibiilian nenas (Ananas comosus) Nenas atau nanas "Pineapple" bukan tanaman asli Indonesia. Nenas berasal dari ber.ua Amerika, selanjutnya berkembang meiuas di se'.uiuh dur.ia yang beriklim panas (tropis) termasuk Indonesia sekitar abad ke-15 tepatnya tahun 1599. Dalam tatanama atau sistematika (taksonomi) tumbuhan, nenas diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisio Klass Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) : Angiospermae (berbiji tertutup) : Farinosae (Bromeliales) : Bromeliaceae : Ananas : Ananas Comasus (L.) Merr (RukmanaR., 1996) Berdasarkan habitat tanaman nenas, terutama bentuk daun dan buah, dikenal empat jenis (golongan) nenas, yaitu Cayenne, Queen, Spanyol (Spanish) dan Abacaxi. Bagi pertumbuhannya, tanaman nenas mengkehendaki temperatur antara 25"C sampai 30"C (Kartasapoetra, 1997). Tanaman nenas (Ananas comosus) adaiah tanaman yang dikonsumsi segar yang mempunyai daun memanjang sekitar 130-150 cm lebar antara 3-5 cm atau Iebih. Jumlah daun tiap batang (tanaman) amat bervariasi antara 70-80 helai yang

5 tata letaknya seperti spiral yakni mengelilingi batang mulai dari bawah keatas arah kanan dan kiri. Nenas adaiah buah yang mengandung banyak serat dimana pada serat daun nenas mengandung 80% selulosa dan 12 % lignin air, gula, asetat, butirat dan laktat (Nguyen el a/, 2001). Dimana Lignin memiliki spektrum serapan absorbsi ultraviolet (UV) yang khas dan memberikan reaksi warna yang khas dengan banyak fenol dan amino aromatik (Gunadi, 1995). 2.2. Fenol Fenol adaiah senyawa alkohol aromatis. Kelarutan fenol dalam air akan bertambah jika gugus hidroksil makin banyak. Fenol merupakan senyawa organik dimana struktumya memiliki gugus hidroksil yang tersubtitusi pada inti benzena. Rumus umum dari fenol adaiah CeHjOH. Fenol mempunyai massa molekul relatif 94,11 dapat larut dengan air karena memiliki gugus hidroksil, bila berikatan dengan air membentuk ikatan hidrogen dan dalam natrium hidroksida encer membentuk suatu garam. Fenol yang kelarutannya dalam air kecil mudah larut dalam NaOH encer (Robinson, 1995). OH Gambar. Struktur fenol

6 Pada baku mutu ambien dan limbah ditetapkan oleh Pemerintah RI dengan KEK-02/MENKLH/1/1998 tanggal 19 januari 1998 bahwa konsentrasi fenol maksimum yang diperbolehkan pada air 0,002 ppm (Suratmo, 1998). Umumnya fenol berupa kristal berwarna putih dan berbau khas, bersifat higroskopis, toksik dan membakar kulit. Apabila terjadi kontak dengan kulit fenol akan teradsorbsi cepat oleh kulit sehingga kulit akan melepuh. Kandungan fenol besar dari 0,1 ppm dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Apabila mengkomsumsi air yang mengandung fenol dapat mengalami gangguan sakit kepala, mual, pecahnya pembuluh darah sehingga pada akhirnya mempengaruhi sistem syaraf paru-paru, hati ginjal kelenjar pankreas dan limpa. Proses industri yang merupakan sumber utama dari fenol adaiah pembuangan industri pengolahan minyak bumi, obat-obatan, kimia, cat, tekstil yang menggunakan pewarna organik dan terutama sekali industri yang menggunakan fenol sebagai bahan dasar atau hasil samping. Senyawa fenol dalam air limbah dapat diserap dengan menggunakan karbon aktif atau resin penukar ion, tetapi karena harganya mahal dan sukar diperoleh maka untuk air limbah industri dalam jumlah besar, pemakaian karbon aktif dan resin penukar ion kurang sesuai. 2.3.. Adsorbsi Adsorbsi merupakan peristiwa penyerapan suatu fasa tertentu pada permukaan zat lain. Zat yang terserap disebut fase terserap (adsorbat) dan zat yang

7 menyerap adaiah disebut adsorben. Adsorbsi dapat terjadi antara fasa padat-cair, padat-gas, cair-cair, dan gas-gas (Sukardjo, 1990). Penyerapan zat padat terdapat zat cair atau gas dapat di bedakan atas dua bagian yaitu adsorbsi dan absorbsi. Bila zat yang diserap terdifusi ke dalam padatan gejala ini disebut absorbsi dan bila zat tersebut hanya diserap pada permukaan, maka gejala ini disebut dengan adsorbsi. Adsorbsi terjadi karena adanya gaya atraktif antara molekul teradsobsi dengan material pengadsorbsi. Suatu molekul dapat teradsorbsi apabila gaya adhesi antar molekul adsorbat dan adsorben lebih besar daripada gaya kohesi dalam masing-masing molekul. Berdasarkan kuat lemahnya interaksi adsorben dan adsorbat maka adsorbsi dibagi atas fisisorbsi (adsorbsi fisika) dan kemisorpsi (adsorbsi kimia) (Setiadji, 2001). Proses penyerapan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi adsorpsi adaiah; A Adsorben - Temperatur Pada adsorbsi fisika kenaikan temperatur menyebabkan adsorbsi menurun. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori kinetik yang menyatakan bahwa mobilitas dari atom-atom suatu zat yang diadsorbsi bertambah dengan naiknya temperatur. Oleh karena itu zat yang diserap cendrung meninggalkan zat penyerap. - Ukuran Partikel Ukuran partikel ini berkaitan dengan luas permukaan adsorben. Semakin kecil ukuran partikel suatu adsorben kecepatan adsorbsi akan semakin meningkat.

8 karena luas permukaannya adsorben semakin besar. Salah satu adsorben yang baik harus mempunyai pori-pori dan diameter tertentu maka dalam hal ini molekul yang terserap haruslah mempunyai ukuran partikel yang sedikit lebih kecil dari diameter rongga adsorben. B. Adsorbat - PH Adsorbat Gugus OH fenolik dan asam karboksilat tidak terurai pada ph rendah, maka kapasitas pertukarannya baru optimum pada ph larutan alkali. - Lamanya Adsorbsi Berlangsung Semakin lama adsorbat kontak dengan adsorben maka semakin banyak adsorbat yang diserap oleh adsorben. - Konsentrasi Adsorbat Jumlah zat yang diserap setiap berat adsorben, tergantung konsentrasi dari zat terlarut. Namun demikian, bila adsorben sudah jenuh, konsentrasi tidak lagi berpengaruh. Persamaan Freunlich juga berlaku untuk larutan (Sukardjo, 1990). Persamaan Feundlich adaiah ; X - ~ = KC" m Dilogaritmakan menjadi: X 1 Log = log A: + - log r m II Dimana X adaiah jumlah gram zat yang diserap oleh m gram adsorben pada konsentasi C; K dan n merupakan tetapan.

9 2.4. Spektrofotometer Ultra Violet Penyerapan sinar oleh suatu molekul akan menghasilkan transisi tingkat energi elektronik molekul tersebut sehingga sering dinamakan spektrometri elektronik. Transisi tersebut pada umumnya antara orbital ikatan atau orbital pasangan bebas dan orbital bukan ikatan atau orbital anti ikatan (Sastrohamidjojo, 1991). Spektrum UV terentang dari 100-400 nm. Untuk keperluan penentuan struktur penggunaan spektroskopi UV tidak seluas spektroskopi yang lain. Suatu keuntungan dari serapan UV adaiah selektivitasnya. Gugus yang khas dapat dikenal dalam molekul yang kompleks. Penggunaan spektroskopi UV pada umumnya terbatas pada system terkonjugasi (Fessenden, 1989) Spektrum UV digambarkan sebagai grafik antara panjang gelombang dari suatu serapan terhadap intensitas serapan (A atau T) namun intensitas pita serapan biasanya dinyatakan sebagai adsorbsivitas molar pada serapan maksimum. Untuk mempelajari serapan UV secara kwalitatif berkas radiasi diukur sedangkan secara kwantitatif berhubungan dengan hukum Lambert-Beer yang menyatakan hubungan antara absorbansi, tebal cuplikan dan konsentrasi. Pada penelitian ini konsentrasi fenol dideteksi dengan spektrofotometri UV. Senyawa fenol biasanya menyerap pada X maksimum 211 dan 270. Untuk itu perlu dilakukan penentuan \ maksimum fenol yang diteliti (Noerdin, 1985).