BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah bata dan kaki bagian bawah berwarna putih (Gunawan, 1993). Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu (Bligon) merupakan kambing hasil persilangan antara

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

TINGKAH LAKU MAKAN DAN RUMINASI KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh AGUNG RIYANTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci merupakan salah satu ternak penghasil daging dengan protein yang

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. : Artiodactyla, famili : Bovidae, genus : Ovis, spesies : Ovis aries (Blackely dan

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

TINGKAH LAKU MAKAN DAN RUMINASI SAPI MADURA JANTAN YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL BERBEDA SKRIPSI. Oleh QABIL ASTA RASYADI

HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. pokok, produksi, dan reproduksi. Pemberian pakan yang mencukupi baik

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Domba sudah sejak lama diternakkan orang. Semua jenis domba memiliki

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul keluaran kreatinin lewat urin pada domba lokal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan

TINJAUAN PUSTAKA. dengan lingkungan maupun kultur masyarakat Indonesia. Beberapa kelebihan. banyak mengkonsumsi jenis pakan hijauan.

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

TINJAUAN PUSTAKA. (Sumber : Damron, 2003)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

PENGARUH MOL ( Mikroorganisme Lokal) TERHADAP PENGGEMUKAN SAPI POTONG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum : Chordata; Subphylum :

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bos indicus (zebu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

Gambar 6. Pemberian Obat Pada Domba Sumber : Dokumentasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

MATERI. Lokasi dan Waktu

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Bligon. Kambing Bligon (Jawa Randu) merupakan kambing hasil

TEKNOLOGI PAKAN PROTEIN RENDAH UNTUK SAPI POTONG

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Sapi Madura memiliki ciri-ciri antara lain berwana kecoklatan hingga merah bata dan kaki bagian bawah berwarna putih (Gunawan, 1993). Menurut Sugeng(2005) sapi Madura memiliki beberapa ciri khas yaitu berwarna merah bata, paha belakang berwarna putih dan tanduk pendek dengan bentuk beragam sehingga dengan mudah dapat dibedakan dengan bangsa sapi lain. Sapi Madura memiliki kemampuan adaptasi yang baik meskipun pada kondisi lingkungan yang buruk. Menurut Soehadji (1993) beberapa keunggulan yang dimilikisapi Madura yaitu mudah beradaptasi pada lingkungan panas dan kering serta pada lingkungan yang memiliki sumberdaya pakan yang terbatas. Rataan bobot badan sapi Madura pada peternakan rakyat yang berumur sekitar 1,5 2 tahun adalah 209 kg, sedangkan umur 3 3,5 tahun mencapai bobot badan 239 kg (Rasyid dan Umiyasih, 1993). Pertambahan bobot badan harian sapi Madura bila dipelihara secara tradisional hanya mencapai 0,23-0,47 kg/hari (Aisyah, 2000). Menurut Aryogi et al.(1994), sapi Madura yang diberi pakan dengan PK 16% memperoleh pertambahan bobot badan harian 500g/hari. Hasil yang lebih baik dilaporkan oleh Umaret al. (2007) yang menyatakan bahwa pertambahan bobot harian sapi Madura jantan yang diberi pakan dengan kandungan PK 14,7% mencapai 600g/hari.

4 2.2. Pakan Pakan adalah semua bahan yang dapat dimakan dan dicerna seluruh atau sebagian tanpa mengganggu kesehatan ternak (Anggorodi, 1990). Blakely dan Bade(1994) menyatakan bahwa pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan nutrisi yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi serta laktasi. Pakan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu bahan pakan hijauan, konsentrat dan bahan pakan tambahan (aditif), sertapakan dapat disajikan dalam beberapa bentuk yaitu secara terpisah antara hijauan dan konsentrat serta secara complete feed yaitu pakan yang telah dicampur antara hijauan dan konsentrat kemudian diberikan kepada ternak sebagai satu satunya pakan tanpa adanya tambahan lain(sugeng, 2005). Complete feed merupakan sistem pemberian pakan dalam bentuk tunggal dari hasil pencampuran bahan-bahan pakan untuk menghindari seleksi oleh ternak, meningkatkan nilai nutrien, palatabilitas, efisiensi serta memudahkan pemberian pakan di lapangan (Owens, 1979). Menurut Hartadi et al. (1997) complete feed adalah pakan yang cukup gizi untuk ternak, berbagai bahan pakan dicampur untuk diberikan sebagai satu-satunya pakan dan mampu mencukupi hidup pokok dan produksi tanpa tambahan substansi lain. Complete feeddapat disusun dari beberapa bahan pakan antara lain dedak padi, ampas kecap, jerami kedelai dan wheat bran Dedak padi adalah hasil ikutan dari penggilingan padi. Kandungan nutrisi dedak padi menurut Hartadi et al. (1997) adalah 86% BK, 9,9% PK, 19,8% SK, 0,23% Ca, 1,16% P dan 57% TDN. Komponen utama yang terkandung dalam

5 dedak padi adalah minyak, protein, karbohidrat, dan mineral (Hadipernata et al., 2008). Ampas kecap merupakan limbah industri pembuatan kecap yang dapat dikategorikan sebagai bahan pakan sumber protein, karena memiliki protein kasar lebih dari 20% (Purbowati et al., 1999). Kandungan nutrisi ampas kecap adalah BK 94,30%; PK 30,29%; abu 15,66%; SK 24,40%; LK 26,47%; BETN 3,12%; TDN 71,15% dan NaCl sebanyak 18-20% (Kuswanto dan Sudarmaji, 1989).Jerami kedelai meripakan salah satu pakan sumber serat dengan kandungan nutrisi antara lain 77,14% BK, 6,13% PK, 44,11% SK, 1,56% LK, 47,61% TDN (Hartaja et al., 2013). Wheat bran adalah sisa hasil dari penggilingan gandum yang dapat digunakan sebagai pakan ternak. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam wheat bran antara lain 86% BK; 15% PK; 8,8% SK; 4,1% LK; 60,4% BETN dan 71% TDN (Hartadi et al., 1997). Pakan ternak berdasarkan bahan kering diberikan pada sapi umumnya sebesar 3% bobot badan (Blakely dan Bade, 1994). Sapi dengan bobot badan 250 kg dapat mengkonsumsi BK pakan sebesar 3,5% BB, sedangkan ternak dengan bobot badan 350 kg hanya mampu mengkonsumsi pakan dalam BK sebesar 2,8% BB (Siregar, 2008). Menurut Umar et al. (2007) sapi Madura yang diberi pakan dengan PK 14.7% dapat mengonsumsi pakan hingga 3,6% dari bobot badannya. Air minum dibutuhkan untuk mempertahankan cairan dalam tubuh, keseimbangan ion, mencerna, menyerap dan memetabolisme nutrisi, menghilangkan bahan sisa metabolisme dan kelebihan panas dalam tubuh serta mengangkut nutrisi ke jaringan tubuh (Looper dan Waldner, 2002). Aktivitas minum sapi dimulai pada saat mulut dimasukan ke dalam air kemudian sapi akan

6 menggerakkan lidahnya untuk memasukkan air ke dalam mulutnya. Ternak akan minum 1-4 kali per hari pada kondisi yang normal (Fraser, 1974). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air minum bagi ternak adalah suhu, bangsa, umur serta jenis pakan yang diberikan (Sugeng, 2005). Menurut Parakkasi (1999) tingkat konsumsi air akan meningkat seiring dengan konsumsi bahan kering. 2.3. Tingkah Laku Makan dan Ruminasi Tingkah laku mengunyah adalah sebuah proses mekanik pada ternak untuk memperkecil partikel pakan agar partikelnya dapat melewati rumen dan dapat diteruskan ke usus (Ulyatt et al., 1986). Tingkah laku makan dimulai saat sapi memasukkan pakan kedalam mulut dengan menggunakan pergerakan lidah kemudian melakukan aktivitas mengunyah dengan menggerakkan rahang (Fraser, 1974). Pakan yang dikonsumsi akan dikunyah beberapa kali, untuk kemudian ditelan dan disimpan sementara dalam rumen dalam bentuk bolus (Hafez, 1975). Aktivitas mengunyah terdiri dari proses mengunyah makan dan ruminasi, kedua proses ini memiliki fungsi berbeda meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu memperkecil ukuran partikel. Kunyahan makan berfungsi untuk menghancurkan jaringan pakan agar mudah difermentasi oleh bakteri rumen (Boudon et al., 2002).Salah satu kunci pada saat ternak melakukan aktivitas kunyahan adalah keluarnya saliva yang akan membantu ternak untuk menelan pakan, secara tidak langsung juga saliva memberikan efek terhadap ph rumen karena saliva berfungsi sebagai buffer (Johansson, 2011).

7 Proses ruminasi yaitu suatu proses pencernaan pakan yang dimulai pada saat pakan masuk kedalam rongga mulut dan masuk ke dalam rumen, setelah itu pakan yang tidak dapat lewat ke organ pencernaan selanjutnya akan membentuk bolus yang akan dimuntahkan kembali (regurgitate), dikunyah kembali (remasticate) dan ditelan kembali (redeglutate) dan dilanjutkan dengan proses fermentasi di rumen.tingkah laku makan pada sapi dipengaruhi oleh jenis pakan, umur sapi, suhu lingkungan dan keadaan gigi sapi (Ensminger et al.,1990). Lama makan sapi satu hari adalah 261 sampai 300 menit/hari (Adin et al., 2009). 2.4. Tingkah Laku Berdiri dan Berbaring Aktivitas berdiri digunakan ternak untuk makan, ruminasi dan istirahat, sedangkan aktivitas berbaring digunakan untuk ruminasi dan istirahat. Semakin sering ternak melakukan aktivitas makan, maka ternak akan lebih sering berdiri dan sebaliknya jika semakin tinggi ruminasi maka semakin tinggi pula aktivitas berbaringnya (Widayati, 2009). Aktivitas makan sapi dilakukan pada posisi berdiri dan dekat dengan palung pakan (Porto et al., 2012). Aktivitas ruminasi 65-80% dilakukan pada saat berbaring (Hafez, 1975). Waktu ruminasi akan lebih tinggi pada saat sapi berbaring dibandingkan pada saat berdiri (Hassall et al., 1993). Selain untuk aktivitas makan dan ruminasi, ternak melakukan aktivitas berdiri untuk defekasi dan urinasi. Menurut Taylor dan Bogart (1988) aktivitas defekasi dan urinasi kebanyakan dilakukan dengan berdiri.

8 2.5. Defekasi dan Urinasi Nutrisi pakan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh maka akan dikeluarkan dalam bentuk feses (Anggorodi, 1990). Frekuensi defekasi ternak dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas pakan serta lingkungan ternak itu sendiri (Hafez, 1975). Frekuensi defekasi tinggi terjadi pada saat ternak aktif pada siang hari terutama pada saat makan, rata-rata frekuensi defekasi pada sapi yaiu 10 kali dan rata-rata frekuensi urinasi 5 kali selama 24 jam (Robichaud et al., 2011). Urinasi adalah pengeluaran air sisa metabolisme dari dalam tubuh (Prawirokusumo, 1993). Fraser(1974) menyatakan bahwa frekuensi urinasi juga dipengaruhi oleh konsumsi air, baik air minum maupun air yang terkandung dalam pakan.