BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total. Darah adalah jaringan berbentuk cairan, terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan korpuskuli ( Frances K, Th 1997 ). Plasma darah merupakan bagian cair, sedangkan yang dimaksud dengan korpuskuli terdiri atas sel darah putih ( SDP ), sel darah merah ( SDM ) atau eritrosit dan sel pembeku darah atau trombosit. 45-60 % darah terdiri atas sel sel darah terutama eritrosit, eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh, sel darah merah atau eritrosit ini mampu mengangkut oksigen secara effektif ( Frances K, Tahun 1997 ) Volume total darah dalam tubuh kira kira 70 100 ml per kilogram berat badan. Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengatur suhu, dan pemelihara, keseimbangan cairan asam basa. B. Laju Endap Darah ( LED ) Yang dimaksud LED adalah kecepatan pengendapan eritrosit dari suatu sampel darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm per jam. LED menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrosit dan plasma. Darah dengan antikoagulan yang dimasukkan dalam tabung berlumen kecil dan diletakkan tegak lurus akan menunjukkan pengendapan eritrosit dengan kecepatan yang disebut dengan Laju Endap Darah ( LED ). Nilainya pada keadaan
normal relatif lebih kecil karena pengendapan eritrosit disebabkan karena gravitasi diimbangi oleh tekanan keatas ( Frances K, Th 1997 ) Pengendapan eritrosit tidak terjadi sekaligus melainkan fase demi fase 1. Pembentukan rouleaux yaitu gumpalan eritrosit yang terjadi bukan karena antibodi atau tarikan kovalen tetapi karena tarik menarik diantara permukaan sel ( Frances k, Th 1997 ) 2. Pengendapan. Pada fase ini terjadi pengendapan yang maksimal oleh karena terjadi agregasi atau pembentukan rouleaux atau dengan kata lain partikel partikel eritrosit menjadi lebih besar dengan permukaan yang lebih kecil. 3. Pemadatan. Pada fase ini kecepatan pengendapan eritrosit sudah mulai berkurang, karena sudah mulai terjadi pemadatan eritrosit Dalam keadaan normal pada metode westergren dibutuhkan waktu 1 jam untuk mencapai ketiga fase tersebut oleh karena itu LED dinyatakan dalam mm per setengah jam atau paling sering dinyatakan dalam mm per jam. C. Prinsip Pengukuran LED Prinsip dari pengukuran LED dengan menggunakan metode westergren adalah darah vena dengan antikoagulan yang dimasukkan ke tabung sehingga menghasilkan pengendapan eritrosit dengan endapan tertentu. Kecepatan pengendapan ini ditentukan oleh interaksi antara kedua kekuatan fisik yakni tekanan kebawah oleh gravitasi dan tekanan ke atas akibat perpindahan
plasma yang kemudian dicatat panjang kolom plasma tersebut dinyatakan dalam mm per jam. Menurut metode westergren nilai normal untuk wanita dan pria berbeda : Wanita : < 15 mm/jam, Pria : <10 mm/jam ( Ganda Subrata, Th 2007 ). D. Metode Pengukuran Ada dua cara untuk melakukan pengukuran LED yaitu cara makro dan mikro. Dan pengukuran yang banyak digunakan di Indonesia adalah cara makro yaitu dengan menggunakan metode wintrobe dan westergren. E. Anti koagulan yang dipakai Antikoagulan yang dipakai untuk pengukuran LED metode westergren dengan menggunakan Natrium Citrat 3,8 % dengan perbandingan satu volume antikoagulan dan empat volume darah. F. Faktor- faktor yang mempengaruhi LED 1. Eritrosit Faktor yang paling penting dalam pengukuran skala turunnya sel-sel darah merah adalah ukuran atau masa partikel yang jatuh.partikel partikel yang besar lebih cepat penurunannya. Sel sel darah merah tersebut bermuatan negatif dan karena itu menolak satu sama lainnya. Aglutinasi sel- sel darah merah berfungsi mengubah permukaan eritrosit. Sel sel darah merah yang mengalami perubahan dalam bentuk seperti sel-sel sabit dan sferosit tidak dapat diaglutinasi atau membentuk rouleaux, sehingga ukuran sedimentasi akan turun
Apabila eritrosit tidak berbentuk pipih, maka tidak akan terjadi rouleaux, sehingga LED akan mendekati angka 0 ( DJ Th Wagner Th 1990 ) Bila terdapat eritrosit dalam jumlah sangat banyak ( poliglobuli ), maka LED akan rendah dan bila eritrosit sangat sedikit ( anemia ) maka LED akan meningkat. Muatan eritrosit sangat besar artinya dalam penentuan LED, Eritrosit bermuatan negatif, karenanya eritrosit saling tolak menolak. Pada albumin yang diperendah atau globulin yang dipetinggi atau fibrinogen, maka muatan negatif ini akan berkurang kekuatannya, sehingga terjadilah pembentukkan rouleaux. Dengan demikian maka eritrosit akan segera mengendap dengan kecepatan yang lebih besar ( DJ Th Wagener,1990 ) 2. Komposisi Plasma Komposisi plasma adalah faktor paling penting sebagai penentu LED Rouleaux dan agregasi sel-sel darah merah ini dipengaruhi terutama oleh fibrinogen ( serat ) alpha- 1 globulin. 3. Viscositas Darah. Bila viscositas darah meninggi maka LED akan rendah (Ronald A,Th 2004) 4. Perbandingan Anti Koagulan Perbandingan anti koagulan dan darah yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya defibrinasi atau partial cloting yang akan memperlambat LED. 5. Suhu Bila suhu semakin tinggi maka LED akan rendah ( Dep Kes RI,Th1995 )
6. Waktu Pemeriksaan Untuk pemeriksaan LED harus dikerjakan maximal 2 jam setelah sampling darah. Apabila dikerjakan setelah 2 jam maka bentuk eritrosit akan menjadi spheris, keadaan ini menyulitkan terjadinya rouleaux dan akibatnya akan memperlambat LED 7. Cara dan Faktor Tehnik Tabung LED harus benar benar tegak, kemiringan 3 0 dapat menyebabkan kesalahan diatas 30 %.Perubahan besar pada temperatur juga dapat menyebabkan kenaikkan ukuran sedimentasi sehingga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan ( Frances K Th 1997 ) Apabila tabung diletakkan miring maka eritrosit lebih dahulu beralih kepada pembentukkan rouleaux. Dari azas ini kadang digunakan juga untuk menentukan LED dengan cepat, tetapi cara ini tidak dibenarkan, kedudukan tabung yang miring 3 0 akan mempercepat LED sebanyak 30 % ( DJ Th Wagener Th 1990 ) 8. Penampang Tabung Makin besar diameter tabung maka hasil LED akan rendah G. Manfaat LED Dalam Klinik Pemeriksaan LED bermanfaat untuk memantau perjalanan penyakit dan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan organik pada penderita yang menunjukkan gejala yang samar-samar dan tidak menunjukkan kelainan pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk memantau keberhasilan terapi penyakit kronik misalnya arthritis rheumatoid dan tuberculosis. ( Frances K, Th 1997 ).
LED merupakan reaksi non spesifik dari tubuh, dikatakan demikian LED bisa meninggi pada keadaan patologis apa saja. LED normal dapat memberi jaminan kepada dokter untuk mengetahui atau menyatakan bahwa tidak ada penyakit yang serius. Dalam klinis befungsi : 1. Membantu mengetahui adanya penyakit penyakit akut misalnya demam rematik 2. Memantau perjalanan penyakit dan memantau keberhasilan terapi peyakit kronik, misalnya arthritis rheumatoid dan tuberculosis ( Frances K Th 1998 ) 3. Mengetahui ada tidaknya kelainan organik pada penderita yang menunjukkan kelainan pada pemeriksaan fisik ( Frances K, Th 1997 ) 4. Melihat adanya hiperbilirubinemia, yang dapat dilihat dari warna plasma yang berubah seperti teh H. Perbandingan LED metode Westergren Manual dan automatik 1. Metode westergren manual: Keuntungan : biaya lebih murah bila dibandingkan dengan metode westergren automatik Kelemahan : metode manual, kemungkinan bisa terjadi kontaminan dari bahan infeksius, waktu yang dibutuhkan 2 jam, sampel yang dibutuhkan 1,4 ml 2. Metode westergren automatik Keuntungan : Tehnologi modern, analisa tertutup, karena lansung dari tube mengurangi kontaminan dari bahan infeksius, waktu yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan 1 jam, sebab diameter tabung lebih besar dibandingkan dengan metode manual, sampel yang dibutuhkan 1, 2 ml Kelemahan : harga tube sedikit mahal dibandingkan dengan metode westergren manual I. Sumber Sumber Kesalahan 1. Jika konsentrasi antikoagulan lebih besar dari yang disyaratkan, akan menyebabkan kekeliruan pengamatan 2. kemiringan tabung LED akan menaikkan ukuran sedimentasi 3. Adanya gumpalan dalam darah menyebabkan hasil LED tidak betul 4. Gelembung gelembung udara pada tabung juga akan menyebabkan adanya kesalahan 5. Temperatur ruang yang tinggi menyebabkan nilai LED meningkat dan penurunan temperatur akan menyebabkan nilai LED semakin turun