BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK UJI VALIDITAS HASIL PENGUKURAN LAJU ENDAP DARAH METODE HUMASED 20 DIBANDINGKANDENGAN METODE WESTERGREN PADA PENDERITA TBC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan kumpulan dari cairan, sel-sel dan partikel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

PERBANDINGAN HASIL ANTARA SAMPEL DARAH DENGAN PENGENCERAN DAN TANPA PENGENCERAN PADA PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

Ilmu Pengetahuan Alam

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Peredaran Darah Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

Bab II Pemodelan. Gambar 2.1: Pembuluh Darah. (Sumber:

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

SISTEM PEREDARAN DARAH

Pengantar Sistem Sirkulasi Darah I PERTEMUAN-1 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C

GAMBARAN HASIL LAJU ENDAP DARAH METODE WESTERGREN PADA SUHU 16 C DAN 25 C

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1

GAMBARAN LAJU ENDAP DARAH (METODE SEDIMAT) MENGGUNAKAN NATRIUM SITRAT 3,8% DAN EDTA YANG DI TAMBAH NaCl 0,85% Yane Liswanti ABSTRACK

ALEL GANDA. Oleh ARNI AMIR

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK UJI VALIDITAS PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH METODE MODIFIKASI WESTERGREN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 45 0 TERHADAP METODE RUJUKAN ICSH 1993

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung elektrolit. (Muttaqin Arif, 2009) trombosit, dan komponen lainnya. (A.V. Hoffbrand dan J.F. Pettit.

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bezenking Snelheid), BSR ( Blood Sedimentation Rate), ESR ( Erytrocyte

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

METODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada

b. Serum grouping ( Back Typing)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total. Darah adalah jaringan berbentuk cairan, terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan korpuskuli ( Frances K, Th 1997 ). Plasma darah merupakan bagian cair, sedangkan yang dimaksud dengan korpuskuli terdiri atas sel darah putih ( SDP ), sel darah merah ( SDM ) atau eritrosit dan sel pembeku darah atau trombosit. 45-60 % darah terdiri atas sel sel darah terutama eritrosit, eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh, sel darah merah atau eritrosit ini mampu mengangkut oksigen secara effektif ( Frances K, Tahun 1997 ) Volume total darah dalam tubuh kira kira 70 100 ml per kilogram berat badan. Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengatur suhu, dan pemelihara, keseimbangan cairan asam basa. B. Laju Endap Darah ( LED ) Yang dimaksud LED adalah kecepatan pengendapan eritrosit dari suatu sampel darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm per jam. LED menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrosit dan plasma. Darah dengan antikoagulan yang dimasukkan dalam tabung berlumen kecil dan diletakkan tegak lurus akan menunjukkan pengendapan eritrosit dengan kecepatan yang disebut dengan Laju Endap Darah ( LED ). Nilainya pada keadaan

normal relatif lebih kecil karena pengendapan eritrosit disebabkan karena gravitasi diimbangi oleh tekanan keatas ( Frances K, Th 1997 ) Pengendapan eritrosit tidak terjadi sekaligus melainkan fase demi fase 1. Pembentukan rouleaux yaitu gumpalan eritrosit yang terjadi bukan karena antibodi atau tarikan kovalen tetapi karena tarik menarik diantara permukaan sel ( Frances k, Th 1997 ) 2. Pengendapan. Pada fase ini terjadi pengendapan yang maksimal oleh karena terjadi agregasi atau pembentukan rouleaux atau dengan kata lain partikel partikel eritrosit menjadi lebih besar dengan permukaan yang lebih kecil. 3. Pemadatan. Pada fase ini kecepatan pengendapan eritrosit sudah mulai berkurang, karena sudah mulai terjadi pemadatan eritrosit Dalam keadaan normal pada metode westergren dibutuhkan waktu 1 jam untuk mencapai ketiga fase tersebut oleh karena itu LED dinyatakan dalam mm per setengah jam atau paling sering dinyatakan dalam mm per jam. C. Prinsip Pengukuran LED Prinsip dari pengukuran LED dengan menggunakan metode westergren adalah darah vena dengan antikoagulan yang dimasukkan ke tabung sehingga menghasilkan pengendapan eritrosit dengan endapan tertentu. Kecepatan pengendapan ini ditentukan oleh interaksi antara kedua kekuatan fisik yakni tekanan kebawah oleh gravitasi dan tekanan ke atas akibat perpindahan

plasma yang kemudian dicatat panjang kolom plasma tersebut dinyatakan dalam mm per jam. Menurut metode westergren nilai normal untuk wanita dan pria berbeda : Wanita : < 15 mm/jam, Pria : <10 mm/jam ( Ganda Subrata, Th 2007 ). D. Metode Pengukuran Ada dua cara untuk melakukan pengukuran LED yaitu cara makro dan mikro. Dan pengukuran yang banyak digunakan di Indonesia adalah cara makro yaitu dengan menggunakan metode wintrobe dan westergren. E. Anti koagulan yang dipakai Antikoagulan yang dipakai untuk pengukuran LED metode westergren dengan menggunakan Natrium Citrat 3,8 % dengan perbandingan satu volume antikoagulan dan empat volume darah. F. Faktor- faktor yang mempengaruhi LED 1. Eritrosit Faktor yang paling penting dalam pengukuran skala turunnya sel-sel darah merah adalah ukuran atau masa partikel yang jatuh.partikel partikel yang besar lebih cepat penurunannya. Sel sel darah merah tersebut bermuatan negatif dan karena itu menolak satu sama lainnya. Aglutinasi sel- sel darah merah berfungsi mengubah permukaan eritrosit. Sel sel darah merah yang mengalami perubahan dalam bentuk seperti sel-sel sabit dan sferosit tidak dapat diaglutinasi atau membentuk rouleaux, sehingga ukuran sedimentasi akan turun

Apabila eritrosit tidak berbentuk pipih, maka tidak akan terjadi rouleaux, sehingga LED akan mendekati angka 0 ( DJ Th Wagner Th 1990 ) Bila terdapat eritrosit dalam jumlah sangat banyak ( poliglobuli ), maka LED akan rendah dan bila eritrosit sangat sedikit ( anemia ) maka LED akan meningkat. Muatan eritrosit sangat besar artinya dalam penentuan LED, Eritrosit bermuatan negatif, karenanya eritrosit saling tolak menolak. Pada albumin yang diperendah atau globulin yang dipetinggi atau fibrinogen, maka muatan negatif ini akan berkurang kekuatannya, sehingga terjadilah pembentukkan rouleaux. Dengan demikian maka eritrosit akan segera mengendap dengan kecepatan yang lebih besar ( DJ Th Wagener,1990 ) 2. Komposisi Plasma Komposisi plasma adalah faktor paling penting sebagai penentu LED Rouleaux dan agregasi sel-sel darah merah ini dipengaruhi terutama oleh fibrinogen ( serat ) alpha- 1 globulin. 3. Viscositas Darah. Bila viscositas darah meninggi maka LED akan rendah (Ronald A,Th 2004) 4. Perbandingan Anti Koagulan Perbandingan anti koagulan dan darah yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya defibrinasi atau partial cloting yang akan memperlambat LED. 5. Suhu Bila suhu semakin tinggi maka LED akan rendah ( Dep Kes RI,Th1995 )

6. Waktu Pemeriksaan Untuk pemeriksaan LED harus dikerjakan maximal 2 jam setelah sampling darah. Apabila dikerjakan setelah 2 jam maka bentuk eritrosit akan menjadi spheris, keadaan ini menyulitkan terjadinya rouleaux dan akibatnya akan memperlambat LED 7. Cara dan Faktor Tehnik Tabung LED harus benar benar tegak, kemiringan 3 0 dapat menyebabkan kesalahan diatas 30 %.Perubahan besar pada temperatur juga dapat menyebabkan kenaikkan ukuran sedimentasi sehingga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan ( Frances K Th 1997 ) Apabila tabung diletakkan miring maka eritrosit lebih dahulu beralih kepada pembentukkan rouleaux. Dari azas ini kadang digunakan juga untuk menentukan LED dengan cepat, tetapi cara ini tidak dibenarkan, kedudukan tabung yang miring 3 0 akan mempercepat LED sebanyak 30 % ( DJ Th Wagener Th 1990 ) 8. Penampang Tabung Makin besar diameter tabung maka hasil LED akan rendah G. Manfaat LED Dalam Klinik Pemeriksaan LED bermanfaat untuk memantau perjalanan penyakit dan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan organik pada penderita yang menunjukkan gejala yang samar-samar dan tidak menunjukkan kelainan pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk memantau keberhasilan terapi penyakit kronik misalnya arthritis rheumatoid dan tuberculosis. ( Frances K, Th 1997 ).

LED merupakan reaksi non spesifik dari tubuh, dikatakan demikian LED bisa meninggi pada keadaan patologis apa saja. LED normal dapat memberi jaminan kepada dokter untuk mengetahui atau menyatakan bahwa tidak ada penyakit yang serius. Dalam klinis befungsi : 1. Membantu mengetahui adanya penyakit penyakit akut misalnya demam rematik 2. Memantau perjalanan penyakit dan memantau keberhasilan terapi peyakit kronik, misalnya arthritis rheumatoid dan tuberculosis ( Frances K Th 1998 ) 3. Mengetahui ada tidaknya kelainan organik pada penderita yang menunjukkan kelainan pada pemeriksaan fisik ( Frances K, Th 1997 ) 4. Melihat adanya hiperbilirubinemia, yang dapat dilihat dari warna plasma yang berubah seperti teh H. Perbandingan LED metode Westergren Manual dan automatik 1. Metode westergren manual: Keuntungan : biaya lebih murah bila dibandingkan dengan metode westergren automatik Kelemahan : metode manual, kemungkinan bisa terjadi kontaminan dari bahan infeksius, waktu yang dibutuhkan 2 jam, sampel yang dibutuhkan 1,4 ml 2. Metode westergren automatik Keuntungan : Tehnologi modern, analisa tertutup, karena lansung dari tube mengurangi kontaminan dari bahan infeksius, waktu yang dibutuhkan untuk

pemeriksaan 1 jam, sebab diameter tabung lebih besar dibandingkan dengan metode manual, sampel yang dibutuhkan 1, 2 ml Kelemahan : harga tube sedikit mahal dibandingkan dengan metode westergren manual I. Sumber Sumber Kesalahan 1. Jika konsentrasi antikoagulan lebih besar dari yang disyaratkan, akan menyebabkan kekeliruan pengamatan 2. kemiringan tabung LED akan menaikkan ukuran sedimentasi 3. Adanya gumpalan dalam darah menyebabkan hasil LED tidak betul 4. Gelembung gelembung udara pada tabung juga akan menyebabkan adanya kesalahan 5. Temperatur ruang yang tinggi menyebabkan nilai LED meningkat dan penurunan temperatur akan menyebabkan nilai LED semakin turun