Pengaruh Gugus Nitro dengan Posisi Para (p) pada Sintesis N-(4-Nitrobenzoil)tiourea

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

kamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

... t"f~,t.'" -rf PERBANDINGAN BASIL SINTETIS KNOEVENACEL DENGAN KATALIS PIRIDINA. ly..i."'~oo~ \ ~\t.y1js't'" ~~!I\,r'

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

YENY KURNIAWATI

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

PENGARUH PENAMBAHAN SUBSTITUEN p-kloro DAN 3,4-DIKLORO TERHADAP SINTESIS SENYAWA TURUNAN N-FENIL-N -BENZOILTIOUREA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DENGAN ASAM MALONAT HANDOYO MULIAWAN SUNYOTO FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

PENGARUH PENAMBAHAN MORFOLIN DAN PIPERAZIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A.

PENGARUH PENAMBAHAN PIPERAZIN DAN PIPERIDIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

PENGARUH JUMLAH DAN POSISI SUBSTITUEN KLORO PADA ANILIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-FENIL-N -2-KLOROBENZOILTIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. IV.

PENGARUH KATALIS TERHADAP PERSENTASI BASIL SINTESIS ASAM 2-HIDROKSISINAMAT MELALUI REAKSI KNOEVENAGEL

Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

PENGARUH NATRIUM ASETAT PADA REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DAN ASAM KLOROASETAT SANTOSO GUNAWAN

SINTESIS O-(4-NITROBENZOIL)PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB I PENDAHULUAN. tersebar luas di alam. Sekitar 5-10% metabolit sekunder tumbuhan adalah

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

4002 Sintesis benzil dari benzoin

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

Optimasi sintesis 4-dimetilamino benzalaseton dengan variasi kecepatan dan waktu reaksi menggunakan katalisator natrium hidroksida

PEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH PELARUT POLAR APROTIK PADA SINTESIS TETRAHIDROPENTAGAMAVUNON-0 (THPGV-0)

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

3. Metodologi Penelitian

SINTESIS SENYAWA orto-fenilazo-2-naftol SEBAGAI INDIKATOR DALAM TITRASI. I W. Suirta. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK

PEMBENTUKAN SENYAWA SIKLIS PADA REAKSI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DENGAN ASAM AMINOETANOAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena

Sintesis Senyawa Metil β-(p-hidroksifenil)akrilat dari Asam β-(p- Hidroksifenil)akrilat dan Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap

SINTESIS SENYAWA METIL β-(p-hidroksifenil)akrilat DARI ASAM β- (p-hidroksifenil)akrilat DAN METANOL MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK TRAP

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

SINTESIS 2 STEAROIL TRIMETIL SITRAT YANG DITURUNKAN DARI ASAM SITRAT DAN ASAM STEARAT

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

Kondensasi Senyawa Karbonil dan Reaksi Cannizaro

hipnotik yang sering digunakan adalah golongan ureida asiklik, misalnya bromisovalum tetapi pada penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena

PEMISAHAN SALAH SATU ALKALOID DARI BUNGA TAPAK DARA MERAH (VINCA ROSEA LINN) Rosminik

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GUGUS METOKSI POSISI ORTO (o) DAN PARA (p) PADA BENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS TURUNAN KHALKON DENGAN METODE KONDENSASI ALDOL

sehingga dapat diperoleh produk dengan waktu yang cepat. Dilain pihak, penggunaan katalis yang selama ini digunakan adalah katalis yang berwujud cair

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

SINTESIS 4 HIDROKSI 3 KLOROBENZALDEHID DARI p HIDROKSIBENZALDEHID DAN GAS Cl 2

3 Percobaan dan Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS SENYAWA 4-(3-HIDROKSIFENIL)-3-BUTEN-2-ON DAN UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DEWI ASRI SETYANINGRUM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS PESTISIDA FLUSILAZOL. Kampus Unsri Inderalaya Sumatera Selatan 2) Department of Chemistry

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

PENGARUH PELARUT PADA REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DAN ASAM ANTRANILAT

STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA

PENGARUH GUGUS METOKSI POSISI ORTO (o) DAN PARA (p) PADA BENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS TURUNAN KHALKON DENGAN METODE KONDENSASI ALDOL

BAB III METODE PENELITIAN

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

Pengaruh Gugus Nitro Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, April 2010 15 Pengaruh Gugus Nitro dengan Posisi Para (p) pada Sintesis N-(4-Nitrobenzoil)tiourea Suzana, Tutuk Budiati Fakultas Farmasi Universitas Airlangga The aim of this research is to determine the influence of nitro group on synthesis N-(4- nitrobenzoyl)thiourea with acylation reaction. The influence of nitro group can be detected by comparing result of synthesis N-benzoylthiourea and N-(4-nitrobenzoyl)thiourea. Nitro group had influenced to C=O reactivity through inductive effect. The compound of N-benzoylthiourea is yellowish needle crystal (35,77%) while N-(4-nitrobenzoyl)thiourea is yellow amorf crystal (16,63%). Synthesis N-benzoylthiourea produced more than N-(4-nitrobenzoyl)thiourea, so it can be concluded that nitro group with p position decrease the reactivity of C=O acyl halide derivate in synthesis N-(4-nitrobenzoyl)thiourea with acylation reaction. Keywords : Nitro group, p position, N-(4-nitrobenzoyl)thiourea. PENDAHULUAN Suatu amida diperoleh dengan mereaksikan asil halida dengan amina. Reaksi antara asil halida dengan amina merupakan reaksi substitusi nukleofilik. Asil halida merupakan turunan asam karboksilat yang paling mudah bereaksi karena ion halida merupakan gugus pergi yang baik. Kereaktifan senyawa karbonil terhadap substitusi pada atom C karbonil dapat disebabkan oleh kebasaan gugus perginya. Selain dipengaruhi oleh kebasaan gugus perginya, kereaktifan senyawa karbonil terhadap substitusi juga dipengaruhi oleh struktur asil halidanya, terutama oleh atom karbon yang bermuatan positif dari asil halidanya. Adanya gugus penarik elektron atau pendorong elektron akan mempengaruhi terbentuknya atom karbon dari karbonil yang bermuatan positif. Pada asil halida, dengan adanya gugus penarik elektron maka akan menyebabkan asil halida lebih sulit membentuk atom C karbonil yang bermuatan positif sehingga menurunkan kereaktifan asil halida terhadap serangan nukleofil, sedangkan gugus pendorong elektron akan memudahkan asil halida untuk membentuk atom C karbonil yang bermuatan positif sehingga meningkatkan kereaktifan dari asil halida terhadap serangan nukleofil.(bahl, 1985; Fessenden 1982; Finar,1971; Mc Murry, 2001) Hasil penelitian Suzana dkk (2004), tentang N- Benzoiltiourea menunjukkan adanya aktivitas sebagai penekan sistem syaraf pusat. Senyawa hasil sintesis N-(4-nitrobenzoil)tiourea diduga mempunyai khasiat yang sama karena mempunyai gugus farmakofor yang sama dengan N- benzoiltiourea.(siswandono,1998) Pada penelitian ini dilakukan sintesis N-(4- nitrobenzoil)tiourea dan senyawa N-benzoiltiourea. Dilakukan modifikasi struktur dengan penambahan gugus nitro pada asil halida. Gugus nitro bersifat sebagai penarik elektron. Sintesis dilakukan dalam pelarut organik toluen dengan pemanasan pada suhu 85 90 o C.(Xu, 2003; Thakar,2005) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gugus nitro dengan posisi para (p) pada sintesis senyawa N-(4-nitrobenzoil)tiourea dari tiourea dan 4-nitrobenzoilklorida dengan membandingkan pada sintesis N-benzoiltiourea dari tiourea dan benzoilklorida. Sebagai parameter digunakan prosentase hasil reaksi dan reaksi dilakukan pada kondisi yang sama. O NO 2 C BAHAN Gambar DAN METODE 1. Senyawa N-(4-Nitrobenzoil)tiourea Bahan. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini kecuali dinyatakan lain adalah p.a : tiourea (E Merck), benzoilklorida (E Merck), 4- nitrobenzoilklorida (E Merck), Na 2 HCO 3 (E Merck), toluen, etanol, aseton (redestilasi), kloroform (E Merck). N H C NH 2 Gambar 1. Senyawa N-(4-Nitrobenzoil)tiourea S

Tiourea Asam benzoat N-benzoiltiourea 16 Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, April 2010 Tri Widiandani Alat. Alat gelas yang digunakan dalam laboratorium sintesis, pemanas listrik, pengaduk magnetic, spektrofotometer Diode Array UV-Vis HP 8452, Spektrofotometer Shimadzu Jasco FT-IR 5300, Spektrometer 1 H-NMR Hitachi FT-NMR R-1900, Electrothermal Melting Point Apparatus, GC-MS HP5890 Series II. BAHAN DAN METODE Sintesis Senyawa N-Benzoiltiourea Dimasukkan 3,8 g (0,05 mol) tiourea ke dalam labu alas bulat, dicampur dengan 30 ml toluene sampai terbentuk suspensi. Ditambahkan 2,75 ml benzoilklorida (0,025 mol) dalam 20 ml toluen sedikit demi sedikit melalui corong pisah. Selama penetesan campuran diaduk menggunakan pengaduk magnetik. Setelah benzoilklorida habis diteteskan, kemudian dipanaskan dengan pendingin balik selama 3 jam pada suhu 85 90 o C sambil terus diaduk agar reaksi berjalan sempurna. Hasil reaksi ditambahkan larutan natrium bikarbonat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai tidak berbuih. Kristal dipisahkan dengan corong Buchner, dicuci dengan air dan direkristalisasi dengan pelarut etanol. Hasil reaksi diuji KLT, titik lebur dilanjutkan dengan identifikasi dengan spekrofotometer UV-Vis, spekrofotometer FT-IR, Spektrometer 1 H-NMR dan GC-MS.(Xu, 2003; Thakar,2005) Sintesis Senyawa N-(4-Nitrobenzoil)tiourea Dimasukkan 3,8 g (0,05 mol) tiourea ke dalam labu alas bulat, dicampur dengan 30 ml toluene sampai terbentuk suspensi. Ditambahkan 4,66 g 4-nitrobenzoilklorida (0,025 mol) dalam 20 ml toluen sedikit demi sedikit melalui corong pisah. Selama penetesan campuran diaduk menggunakan pengaduk magnetik. Setelah 4-nitrobenzoilklorida habis, campuran dipanaskan dengan pendingin balik selama 3 jam pada suhu 85 90 o C sambil terus diaduk agar reaksi berjalan sempurna. Hasil reaksi ditambahkan larutan natrium bikarbonat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai tidak berbuih. Kristal dipisahkan dengan corong Buchner, dicuci dengan air dan direkristalisasi dengan pelarut etanol. Hasil reaksi diuji KLT, titik lebur dilanjutkan dengan identifikasi dengan spekrofotometer UV-Vis, spekrofotometer FT-IR, Spektrometer 1 H-NMR dan GC-MS..(Xu, 2003; Thakar,2005) HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis N-Benzoiltiourea dan N-(4- Nitrobenzoil)tiourea Hasil sintesis N-benzoiltiourea berupa kristal bentuk jarum berwarna kuning dan berbau sulfur dengan prosentase hasil sintesis rata-rata sebesar 35,77%. Sedangkan N-(4-nitro benzoil)tiourea berupa kristal amorf berwarna kuning dan berbau aromatis dengan prosentase hasil sintesis rata-rata 16,63%. Uji Kemurnian N-benzoiltiourea dan N-(4-nitro benzoil)tiourea Hasil uji kromatografi lapis tipis (KLT) N- benzoiltiourea dan N-(4-nitrobenzoil)tiourea dengan beberapa fase gerak dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.. Tabel 1. Hasil uji kromatografi lapis tipis senyawa N-benzoiltiourea, fase diam silika gel 60 GF 254 dan penampak noda lampu UV. Fase gerak Kloroform : etanol (9:1) n-heksana : etil asetat (5:2) Kloroform: aseton: etanol (11:3:1) Harga Rf Jumlah noda Warna 0,22 0,60 0,80 1 Ungu 0,20 0,60 0,71 1 Ungu 0,20 0,68 0,83 1 Ungu Hasil uji titik lebur N-benzoiltiourea dengan alat electrothermal melting point didapatkan hasil titik lebur 170 172 o C sedangkan N-(4- nitrobenzoil)tiourea hasil titik lebur 216-218 o C, jarak lebur 1-2 o C menunjukkan senyawa tersebut murni. (Harwood, 1989; Singh,1980). Senyawa N- benzoiltiourea disintesis dengan cara mereaksikan benzoilklorida dan tiourea pada suhu 85-90 o C selama 3 jam dalam pelarut toluen. Hasil sintesis

Tiourea N-nitro benzoilklorida N-(4-nitro- benzoil) tiourea Studi Perbandingan Stabilitas Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, April 2010 17 berupa kristal jarum kuning muda dengan prosentase hasil rata-rata 35,77%. Tabel 2. Hasil uji kromatografi lapis tipis senyawa N-(4-nitrobenzoil)tiourea, fase diam silika gel 60 GF 254 dan penampak noda lampu UV. Fase gerak Kloroform : etanol (9:1) n-heksana : etil asetat (5:2) Kloroform:a seton:etanol (11:3:1) Harga Rf 0,20 0,43 0,85 0,20 0,20 0,80 0,29 0,43 0,86 Jumlah noda hasil sintesis Warna 0,71 1 Ungu 0,72 1 Ungu 0,83 1 Ungu Hasil uji kemurnian dengan uji kromatografi lapis tipis dengan berbagai eluen menunjukkan satu noda. Hasil uji titik lebur memberikan hasil rata-rata 171-172 o C. Sedangkan senyawa N-(4- nitrobenzoil)tiourea disintesis dengan cara mereaksikan 4-Nitrobenzoilklorida dan tiourea pada suhu 85-90 o C selama 3 jam dalam pelarut toluen. Hasil sintesis berupa kristal amorf kuning dengan prosentase hasil rata-rata 16,63%. Hasil uji kemurnian dengan uji kromatografi lapis tipis (KLT) dengan berbagai eluen menunjukkan satu noda sehingga dapat disimpulkan senyawa murni secara KLT (Gritter,1991). Hasil uji titik lebur memberikan hasil rata-rata 216-218 o C. Identifikasi struktur N-benzoiltiourea dan N-(4- nitrobenzoil)tiourea dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Inframerah, spektroskopi 1 H-NMR dan spektroskopi massa (MS). Dari spektrum UV-Vis diketahui senyawa hasil sintesis N-benzoiltiourea memberikan serapan pada dua panjang gelombang maksimum pada 235,6 nm dan 281 nm. Sedangkan pada senyawa awal tiourea hanya memberikan serapan pada satu panjang gelombang maksimum yaitu 235 nm. Senyawa hasil sintesis N-(4-nitrobenzoil)tiourea menunjukkan serapan pada satu panjang gelombang maksimum yaitu 257 nm. Hal ini menunjukkan senyawa hasil sintesis berbeda dengan senyawa awal. Tabel 3. Karakteristik spektra UV-Vis, Inframerah, 1 H-NMR dan MS N-benzoiltiourea UV-Vis : 235,6 dan 281 maks (nm) Dalam pelarut etanol Inframerah : (cm - 1 ) Dalam pellet KBr 1 H-NMR : (ppm) Dalam pelarut CDCl 3 (m/e) massa 3308 dan 3225 (-NH 2 ), 3159 (-NH-), 1682 (-C=O amida), 1604 dan 700-750 (-C=C- cincin aromatik), 7,40-7,91 multiplet, integrasi 5 ( C 6 H 5 -), 9,20 singlet, integrasi 1 ( -NH 2 ), 10,00 singlet, integrasi 1 (- NH-). 77 (C 6 H 6 ) +, 105 (C 6 H 5 - CO) +, 121 (C 6 H 5 -CONH 2 ) + Identifikasi dengan spektroskopi inframerah senyawa hasil sintesis N-benzoiltiourea nampak adanya puncak pita tajam pada 3308cm -1 dan 3225cm -1 menunjukkan gugus -NH 2 ulur, hal ini didukung dari data spektroskopi 1 H-NMR menunjukkan adanya pergeseran kimia pada 9,20 ppm puncak singlet dengan perbandingan integrasi 1 berasal dari 1 atom H dari gugus NH 2. Puncak pita pada daerah 3159 cm -1 pada spektrum inframerah menunjukkan gugus NH-, hal ini didukung dari data spektrum 1 H-NMR yang memperlihatkan puncak singlet lebar pada pergeseran kimia 10,00 ppm dengan perbandingan integrasi 1 berasal dari 1 atom H gugus NH-. Pita tajam yang khas gugus karbonil dari amida pada spektrum inframerah terlihat pada 1682 cm -1. Adanya pita pada 1604 cm -1 pada spektrum inframerah menunjukkan gugus -C=C- (ulur) cincin aromatik, sedangkan C=C- (tekuk) cincin aromatik monosubstitusi terlihat di daerah 700-750 cm -1. Hal ini didukung dari data spektrum 1 H-NMR memperlihatkan adanya puncak multiplet pada pergeseran kimia 7,40-7,91 ppm dengan perbandingan integrasi 5 berasal dari 5 atom H dari cincin aromatik monosubstitusi. Dari spektrum massa tidak nampak adanya ion molekul senyawa

18 Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, April 2010 Tri Widiandani N-benzoiltiourea karena senyawa tersebut bersifat tidak stabil sehingga terpecah menjadi fragmen ion yang lebih kecil. Nampak fragmen-fragmen (C 6 H 5 - CONH 2 ) + menghasilkan m/e=121, (C 6 H 5 -CO) + dengan m/e=105 dan fragmen (C 6 H 6 ) + menghasilkan m/e=77. Fragmen (C 6 H 5 -CO) + dengan m/e=105 merupakan fragmentasi yang sering muncul pada suatu aril amida dengan lepasnya gugus amina yang terikat pada atom C karbonil (Silverstain,1981; Kemp,1975). Dari hasil analisis spektra di atas disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah N- benzoiltiourea. Tabel 4. Karakteristik spektra UV-Vis, Inframerah, 1 H-NMR dan MS N-(4-Nitrobenzoil)tiourea UV-Vis : maks (nm) dalam pelarut etanol Inframerah : (cm - 1 ) dalam pellet KBr 1 H-NMR : (ppm) dalam pelarut CDCl 3 massa (m/e) 257 3391 dan 3267 (-NH 2 ), 3161 (-NH-), 1691 (-C=O amida), 1597 dan 800-850 (-C=C- cincin aromatik), 8,04 duplet, integrasi 2 dan 8,38 duplet integrasi 2 (NO 2 -C 6 H 4 -). 150 (NO 2 -C 6 H 4 -CO) +, 166 (NO 2 -C 6 H 4 -CONH 2 ) + Hasil identifikasi dengan spektroskopi inframerah senyawa hasil sintesis N-(4- nitrobenzoil)tiourea nampak adanya puncak pita tajam pada 3391cm -1 dan 3267cm -1 menunjukkan gugus -NH 2 ulur. Puncak pita pada daerah 3161 cm - 1 pada spektrum inframerah menunjukkan gugus NH-, hal ini didukung dari data spektrum 1 H-NMR yang memperlihatkan pergeseran kimia pada 10,00 ppm dengan perbandingan integrasi 1 berasal dari 1 atom H gugus NH- ulur. Pita tajam yang khas gugus karbonil dari amida pada spektrum inframerah terlihat pada 1691 cm -1. Adanya pita pada 1597 cm -1 pada spektrum inframerah menunjukkan gugus C=C- (ulur) cincin aromatik, sedangkan C=C- (tekuk) cincin aromatik monosubstitusi terlihat di daerah 800-850 cm -1. Hal ini didukung dari data spektrum 1 H-NMR memperlihatkan adanya puncak doublet pada pergeseran kimia 8,04 ppm dengan tetapan kopling 8,82 Hz dengan perbandingan integrasi 2 berasal dari 2 atom H dari cincin aromatik disubstitusi yang terletak lebih jauh dari substituen penarik elektron dan puncak doublet pada pergeseran kimia 8,38 ppm dengan tetapan kopling 8,82 Hz dengan perbandingan integrasi 2 berasal dari 2 atom H dari cincin aromatik disubstitusi yang terletak lebih dekat dari substituen penarik elektron. Pergeseran kimia yang menunujukkan gugus -NH 2 dan NH- tidak nampak karena pelarut yang digunakan CDCl 3 dan diketahui senyawa N-(4-nitrobenzoil)tiourea sukar larut dalam pelarut tersebut sehingga konsentrasinya terlalu kecil. Dari spektrum massa juga tidak nampak adanya ion molekul senyawa N-(4- nitrobenzoil)tiourea karena senyawa tersebut bersifat tidak stabil sehingga terpecah menjadi fragmen ion yang lebih kecil. Nampak fragmenfragmen (NO 2 -C 6 H 5 -CONH 2 ) + menghasilkan m/e=166, dan fragmen (NO 2 -C 6 H 5 -CO) + dengan m/e=150 (Silverstain,1981; Kemp,1975). Dari hasil analisis spektra di atas disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah N-(4-nitrobenzoil)tiourea. Dari hasil sintesis N-benzoil tiourea didapat prosentase hasil 35,77% sedangkan N-(4-nitrobenzoil)tiourea sebesar 16,63%. Prosen hasil N-(4-nitrobenzoil)tiourea lebih kecil karena adanya gugus nitro pada posisi para (p) yang dapat mempengaruhi kereaktifan atom C karbonil yang bereaksi dengan amina karena adanya efek induktif. Efek induktif ini menyebabkan atom C di sebelah atom C karbonil menjadi bermuatan positif sehingga atom C karbonil yang bermuatan positif lebih sulit terbentuk akibat adanya muatan positif yang berdekatan, sehingga 4-nitrobenzoilklorida lebih sulit untuk diserang oleh nukleofil (tiourea) (Mc Murry, 2001). Hal ini berakibat menurunnya prosentase hasil reaksi pada sintesis N-(4- nitrobenzoil)tiourea. Kesimpulan. Pada kondisi yang sama, sintesis N-benzoiltiourea memberikan prosentase hasil (35,77%) yang lebih besar daripada prosentase hasil N-(4-Nitrobenzoil)tiourea (16,63%). Substituen nitro pada posisi para (p) menyebabkan sukar terbentuk C karbonil bermuatan positif sehingga reaksi pembentukan senyawa N-(4-Nitrobenzoil)tiourea lebih kecil daripada N-benzoiltiourea.

Studi Perbandingan Stabilitas Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, April 2010 19 DAFTAR PUSTAKA Bahl, Bs, Arun Bahl., 1985, Advanced Organic Chemistry, New Delhi: Chad and Co.Ltd; pp. 541-567. Fessenden, JR., Fessenden,JS., 1982. Kimia Organik, Jilid 2, Edisi 3, Jakarta: Erlangga, hal. 151. Finar Il., 1971. Organic Chemistry The Fundamental Principles, Volume 1, 5 th Ed., The English Language Book Society and Longman Group Ltd., London, pp. 464-465. Gritter, Rj., Bobbit,JM., Schwarting AE.,1991, Pengantar Kromatografi, Edisi 2, Bandung, Penerbit ITB, hal.160-179. Harwood, Laurence M., Moody, Christopher S., 1989, Experimental Organic Chemistry, Principles and Practice, London: Blaccwell Scientific Publication, pp.121-124. Kemp, William, 1975, Organic Spectroscopy, The Mac Millan Press Ltd.,England, pp 45-53, 56, 58-61. Mc Murry, Jm., 2001, Organic Chemistry, 5 th Edition, Pacific Grove, Broke Cole Publishing Company, California, p. 850. Silverstain, RM., Bassler, GC.,Morril, TC.,1981, Spectrometric Identification of Organic Compound, 4 th Edition, John Willey and Sons Inc., New York, pp.95-135, 181-213, 305-329. Singh, PR., Gupta, DS., Bajpay, KS., 1980, Experimental Organic Chemistry, 1 st Edition, Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi, pp.10-13. Siawandono, Soemadi dan Notowidjojo MS., 1998, Sintesis Senyawa Baru Turunan Asil dan Benzoil-N-Urea untuk Optimasi Aktivitas Penekan Sistem Saraf Pusat, Laporan Riset Unggulan Terpadu VI (1), Universitas Airlangga, Surabaya: Airlangga University Press, Surabaya, hal.3-22. Suzana, Budiati T., Ekowati J., 2004, Sintesis Senyawa Benzoiltiourea dan Uji aktivitas sebagai Penekan Sistem Saraf Pusat pada Mencit (Mus Musculus), Laporan Penelitian Dosen Muda, Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 11, 18-20, 22. Thakar, K.M., Pagdhar, D.J., Chovitia, P.T., Joshi, H.S., 2005. Synthesis of Thiourea Derivat Bearing the Benzo(b)thiophene Nucleus as Potential Antimicrobial agents. J. Serb. Chem. Soc., Vol.70 (6), pp.807-815. Xu, W., Qiang, X., Li,Z., Huang, Q., Chen,G., 2003. Synthesis and insecticidal activity of new substituented N-aryl-N -benzoylthiourea compounds. Journal of Flourine Chemistry., Vol.121, pp.51-54.