FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS TRISAKTI MODUL PRAKTIKUM. MODUL 6 Revenue Stream dan Cost Structure (Kelayakan Biaya dan Finansial)

dokumen-dokumen yang mirip
BIAYA BAHAN LANGSUNG YANG DIGUNAKAN

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

Kuliah ke-2 Ekonomi Teknik Biaya, Keuntungan, dan Aliran Kas (Cost, Benefit, dan Cashflow) Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

ANALYSIS RATE OF RETURN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

PENGELOLAAN KEUANGAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB III LANDASAN TEORI

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang.

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR)

IV. METODE PENELITIAN

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

Sistem Informasi [Kode Kelas]

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

B. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN BUSINESS ACTION PLAN (BAP) ATAU RENCANA KEGIATAN USAHA

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI ASPEK KEUANGAN

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT

Entrepreneurship and Innovation Management

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB II LANDASAN TEORI

CARA-CARA UNTUK MEMUDAHKAN PEMBUATAN ALTERNATIF BUDGET TAHUNAN DAN PROYEKSI KEUANGAN PROYEK

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB III LANDASAN TEORI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

ANALISA INVESTASI USAHA PADA PROYEK WARNET X BOUNCE

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. dapat membantu manajer dalam mengelola sebuah perusahaan. Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

Transkripsi:

Modul 6 Aspek Revenue Stream Dan Cost Structure (Kelayakan Biaya dan Finansial) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS TRISAKTI MODUL PRAKTIKUM MODUL 6 Revenue Stream dan Cost Structure (Kelayakan Biaya dan Finansial) DISUSUN OLEH : Ir. Didien Suhardini, MSc, PhD Anggota Tim Integrasi DIPERIKSA OLEH : Dr. Rianti Dewi Sulamet Wakil Dekan I DISETUJUI OLEH : Dr. Rina Fitriana, ST, MM Ka Jur Teknik Industri HALAMAN 6.0 DARI 16 NO. DOKUMEN : MULAI BERLAKU : 07 September 2017 NAMA PRAKTIKUM : PRAKTIKUM PERANCANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR IV KODE MK/ PRAKTIKUM : IIP 233 PROGRAM STUDI : TEKNIK INDUSTRI LABORATORIUM / STUDIO : PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN BISNIS MP-IIP223-10/R.5

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.2 dari 20 MODUL 6 Revenue Stream dan Cost Structure (Kelayakan Biaya dan Finansial) 1. Tujuan Praktikum Memberikan pengalaman praktek membuat laporan biaya produksi dan harga pokok penjualan dengan metode tradisional, melakukan analisis titik impas, menyusun laporan keuangan, dan menilai kelayakan bisnis. Setelah mengikuti praktikum ini, praktikan mampu: a. Memperkirakan Pendapatan b. Mengidentifikasikan struktur biaya (biaya Bahan Langsung, biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead c. Memperkirakan Biaya Produksi, Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan d. Menghitung Contribution Margin per Unit, Contribution Margin Ratio, Margin of Safety, titik impas dan merencanakan laba e. Menyusun income statement (laba rugi), f. Membuat proyeksi arus kas (cash flow projection) g. Menghitung NPV, ROR dan Payback period. Kata kunci: biaya, harga pokok, titik impas, kontribusi, income statement, cashflow, balance sheet, NPV, ROR, payback period

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.3 dari 20 2. TEORI SINGKAT 2.1 Pendapatan/Penjualan Pendapatan masuk dalam revenue streams building block yang menggambarkan uang tunai yang diperoleh perusahaan dari setiap segmen pelanggan. Selanjutnya revenue (pendapatan) dikurangi biaya akan menghasilkan laba. Bila pelanggan dikatakan sebagai jantung dari sebuah model bisnis, maka aliran pendapatan (revenue stream) adalah arterinya. Perusahaan harus mengetahui nilai apa yang diinginkan oleh setiap segmen pelanggan sehingga mereka mau membayar. Perusahaan bisa mendapatkan satu atau lebih aliran pendapatan dari setiap pelanggan. Suatu model bisnis memiliki dua tipe aliran pendapatan yang berbeda. (1) pendapatan transaksi berasal dari pembayaran pelanggan per sekali bayar. (2) pendapatan berulang berasal dari pembayaran berjalan baik dalam penyampaian proposisi nilai (produk) ke pelanggan atau menyediakan pelayanan pelanggan paska penjualan. Selain itu perlu diketahui untuk nilai seperti apa pelanggan benar-benar mau membayar. Untuk apa dan bagaimana cara pembayaran yang diinginkan pelanggan dan seberapa besar setiap aliran pendapatan berkontribusi terhadap total pendapatan keseluruhan. Ada beberapa cara untuk memunculkan aliran pendapatan: a. Penjualan aset: aliran pendapatan diperoleh dari menjual hak kepemilikan produk fisik. Contoh: amazon.com menjual buku, music, elektronik dan lainnya secara online. Toyota menjual mobil yang mana pembeli kemudian bebas untuk mengendarai, menjual kembali atau bahkan merusakkannya. b. Usage fee (biaya pemakaian) : aliran pendapatan diperoleh dari penggunaan jasa khusus. Makin banyak pelayanan digunakan lebih banyak yang harus dibayar oleh pelanggan. Contoh: operator telepon akan menagih untuk jumlah menit yang digunakan untuk menelpon. Suatu hotel menagih untuk lama menginap. Pelayanan antar barang menagih untuk pengantaran paket dari suatu tempat ke tempat lain. c. Subscription fees (biaya pendaftaran): diperoleh dari menjual akses kontinyu pada pelayanan tertentu. Tempat senam/klub golf menjual pendaftaran keanggotaan bulanan atau tahunan untuk mengakses peralatan latihan. d. Lending/Renting/Leasing (pinjam, sewa, sewa beli): diperoleh dari menyerahkan sementara hak eksklusif aset tertentu untuk periode tetap dengan membayar. Contoh penyewaan mobil/rumah.

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.4 dari 20 e. Licensing (lisensi): diperoleh dari memberikan ijin untuk menggunakan hak cipta/paten dengan membayar lisensi. Pemilik lisensi mendapatkan pendapatan dari hak cipta tanpa membuat. Yang membuat membayar pada pemilik lisensi. f. Brokerage fee (biaya perantara/komisi) diperoleh dari jasa perantara wakil dari dua atau lebih pihak. Contoh provider kartu kredit mendapatkan pendapatan dari persentase nilai transaksi penjualan antara pedagang (merchant) dan pelanggan. Broker dan agen real estate mendapat suatu komisi setiap kali berhasil mempertemukan penjual dan pembeli. g. Advertising (mengiklankan): dihasilkan dari pembayaran untuk mengiklankan produk, jasa, merek tertentu yang dilakukan oleh industri media dan event organizers, akhir-akhir ini termasuk perangkat lunak dan jasa. 2.2 Mekanisme Penentuan Harga Setiap aliran pendapatan bisa memiliki mekanisme penentuan harga yang berbeda, yang dikelompokkan menjadi dua kelompok fixed (pas) dan dinamis. Penentuan harga pas: harga ditentukan didasarkan pada variabel statis. a. Daftar harga : harga pas untuk untuk produk individu, jasa dan proposisi nilai lainnya. b. Bergantung pada fitur produk: harga bergantung pada jumlah atau kualitas fitur proposisi nilai lainnya. c. Bergantung pada pelanggan: harga bergantung pada tipe dan karakteristik segmen pelanggan d. Bergantung pada volume: harga sebagai fungsi dari jumlah yang dijual Penentuan harga dinamis: harga berubah bergantung kondisi pasar a. Negotiation (bargaining): harga dinegosiasikan antara dua atau lebih mitra bergantung pada kekuasaan dan atau keterampilan negosiasi b. Yield management : harga bergantung pada persediaan dan waktu pembelian (biasanya digunakan untuk sumberdaya yang mudah habis seperti kamar hotel dan kursi pesawat. c. Real-time-market : harga ditetapkan secara dinamis didasarkan atas penawaran dan permintaaan d. Auctions (lelang): harga ditentukan oleh hasil penawaran kompetitif

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.5 dari 20 2.3 Struktur Biaya (Cost Structure) Struktur biaya menjelaskan semua biaya yang terjadi untuk mengoperasikan model bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan biaya yang paling penting yang terjadi pada waktu mengoperasikan model bisnis tertentu. Menciptakan dan mengantarkan nilai, menjaga hubungan dengan pelanggan, dan memperoleh pendapatan pada semua biaya yang dikeluarkan. Semua biaya dikalkulasi setelah menentukan Key Resources (sumber daya kunci), Key Activities (aktivitas kunci), and Key Partnerships (mitra kunci). Beberapa model bisnis lebih didorong oleh biaya murah yang disebut oleh perusahaan penerbangan tidak ada makanan atau low cost structure. Pada setiap model bisnis biaya harus diminimasi lebih-lebih pada struktur biaya rendah. Sehingga dapat dibedakan dua kelas struktur biaya: cost driven (digerakkan biaya), dan value driven (digerakkan nilai) dan banyak bisnis yang berada diantara kedua ekstrim. a. Cost-driven : fokus pada minimasi biaya sebisa mungkin. Pendekatan ini bertujuan menciptakan dan memelihara struktur biaya seramping mungkin menggunakan proposisi nilai harga murah, otomasi maksimum dan outsourcing (alih daya) ektensif. Perusahaan penerbangan tanpa makanan, seperti Air Asia, Lion Air. b. Value-driven: Beberpa perusahaan kurang memperhatikan implikasi biaya tetapi fokus pada penciptaan nilai. Proposisi nilai premium dan derajat yang tinggi pelayanan ke perorangan seperti hotel mewah. 2.4 Biaya Tetap dan Tidak Tetap Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat, sehingga dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau dimasa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain. Menurut perubahannya terhadap volume produk atau jasa biaya di bagi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel 2.4.1 Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang tetap sama terhadap volume produk atau pelayanan berapapun. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Contoh: biaya sewa tempat adalah biaya tetap. Ketika pesanan dan produk banyak atau sedikit, uang yang harus dikeluarkan untuk sewa tempat adalah tetap. Besarnya tidak terpengaruh oleh

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.6 dari 20 banyak sedikitnya pelanggan yang membeli produk. Contoh lain: gaji, fasilitas fisik manufaktur (depresiasi atau penyusutan) 2.4.2 Biaya Variabel Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan anda, makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan. Contoh yang mudah, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variabel. Contoh: Jika biaya upah pegawai bukan bulanan tetapi tergantung pada banyaknya produk, maka upah pegawai termasuk biaya variabel. Biaya bahan baku juga termasuk dalam biaya variabel karena besar biaya per bulannya akan sangat tergantung dengan jumlah produksi yang kita hasilkan. 2.4.3.Economies of scale (skala ekonomis) Keunggulan biaya yang diperoleh suatu bisnis ketika output meningkat.karena perusahaan membesar contohnya perusahaan mendapat manfaat dari harga bahan yang lebih murah karena membeli lebih banyak dan biaya rata-rata per unit turun ketika output meningkat. 2.4.4 Economies of scope (lingkup ekonomis) : Keunggulan biaya yang diperoleh suatu bisnis sehubungan dengan lingkup yang lebih luas dari perusahaan yang membesar contohnya aktivitas pemasaran atau saluran distribusi bisa mendukung produk multi. 2.5. Biaya Produksi Untuk membuat laporan harga pokok produksi biaya dibagi menjadi: biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 2.5.1 Biaya Bahan Baku Langsung Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh bahan baku langsung adalah kayu untuk pembuatan meubel dan kulit untuk pembuatan tas. Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam biaya bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Sebagai contoh, paku untuk membuat peralatan meubel merupakan bagian dari barang

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.7 dari 20 jadi, namun agar perhitungan biaya meubel tersebut bisa dilakukan secara cepat, bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku tidak langsung. 2.5.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dikerahkan untuk mengubah bahan baku langsung menjadi barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para tenaga kerja langsung yang dapat dibebankan kepada produk tertentu. 2.5.3 Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik disebut juga biaya tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak langsung. Biaya overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan, penyusutan, listrik, air dan telepon, Alat Tulis dan Kantor (ATK) dan bahan pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan/produk atau tujuan akhir biaya.. 2.5.3.1 Biaya Bahan Tidak Langsung Bahan baku yang dibutuhkan dalam penyelesaian suatu produk, namun penggunaannya terhadap suatu produk sangat kecil atau sangat kompleks sehingga tidak sesuai jika biaya ini diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung. 2.5.3.2 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah mereka yang tidak mempengaruhi komposisi barang jadi. Biaya ini adalah biaya tenaga kerja dari kegiatan yang berhubungan dengan produk, namun tidak dapat ditelusuri secara ekonomis. 2.5.3.3 Biaya Pemeliharaan Said (1980) menyatakan bahwa mesin-mesin produksi merupakan faktor produksi yang berfungsi mengkonversi bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Mesin merupakan pesawat pengubah energi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip logis, rasional, dan matematis. Kebutuhan produktivitas yang lebih tinggi serta meningkatnya keluaran mesin pada tahun-tahun terakhir ini telah mempercepat perkembangan otomasi. Hal ini pada gilirannya memperbesar kebutuhan akan fungsi pemeliharaan (maintenance) mesin-

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.8 dari 20 mesin tersebut, selain karena mesin-mesin tersebut cenderung terus mengalami kelusuhan sehingga diperlukan reparasi atau perbaikan. Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan adalah untuk mempertahankan suatu tingkat tertentu tanpa merusak produk akhir. Jadi, dengan adanya pemeliharaan, maka fasilitas/peralatan pabrik diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama digunakan untuk proses produksi sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Jelaskan mengenai Biaya Overhead lainnya dalam bisnis anda pada laporan praktikum. Selain dari ketiga biaya yang tergolong pada inventoriable cost (biaya persediaaan) atau product cost (biaya produk) perusahaan mengeluarkan biaya periodik sebagai berikut: 2.5.4 Biaya Administrasi Biaya yang dikeluarkan dalam mengatur dan mengendalikan organisasi. Biaya administrasi ini meliputi biaya pendirian perusahaan, Biaya ATK (Alat Tulis Kantor), Biaya sewa kantor, gaji, dan biaya air, telepon, serta listrik. 2.5.5 Biaya Pemasaran dan Penjualan Biaya pemasaran adalah biaya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pemasaran, dan kegiatan pemasaran pada perusahaan yaitu untuk meningkatkan penjualan agar memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, biaya pemasaran pada perusahaan sangat berperan dalam menentukan tinggi rendahnya penjualan yang akan menentukan tinggi rendahnya keuntungan yang didapat perusahaan. Mulyadi (2005:488) menggolongkan biaya pemasaran menjadi dua golongan, yaitu: a. Order Getting Cost (Biaya untuk mendapatkan pesanan), yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contohnya; biaya gaji dan wiraniaga, komisi penjualan, advertensi dan promosi. b. Order Filling Cost (Biaya untuk memenuhi pesanan), yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli/konsumen. Contohnya; biaya pergudangan, biaya pengangkutan dan biaya penagihan

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.9 dari 20 Menurut fungsi pemasaran, biaya pemasaran digolongkan sebagai berikut: 1. Fungsi penjualan. Fungsi ini terdiri dari kegiatan untuk memenuhi pesanan yang diterima dari pelanggan. 2. Fungsi iklan. Fungsi ini terdiri dari kegiatan perancangan dan pelaksanaan kegiatan order getting melalui kegiatan iklan dan promosi. 3. Fungsi pergudangan. Fungsi ini terdiri dari kegiatan penyimpanan produk jadi yang siap untuk dijual. 4. Biaya pembungkusan dan pengiriman. Fungsi ini terdiri dari kegiatan pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada pembeli. 5. Fungsi kredit dan penagihan. Fungsi ini terdiri dari kegiatan pemantauan kemampuan keuangan pelanggan dan penagihan piutang dari pelanggan. 6. Fungsi akuntansi pemasaran. Fungsi ini terdiri dari kegiatan pembuatan faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. Biaya penjualan adalah semua biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang seperti kegiatan promosi, penjualan dan pengangkutan barang-barang yang dijual. Definisi lain Biaya penjualan (selling costs) meliputi semua biaya yang berkaitan dengan pencarian dan pemenuhan pesanan pelanggan. Dengan demikian, biaya penjualan meliputi biaya periklanan, biaya riset pasar, gaji wiraniaga, penyusutan mobil dan perlengkapan kantor yang dipakai oleh bagian penjualan, dan biaya penyimpanan dan pengiriman barang-barang jadi. Biaya penjualan merupakan komponen penting dalam kegiatan penjualan dan merupakan salah satu komponen penentu harga jual, peningkatan dan penurunan biaya penjualan akan berpengaruh terhadap volume penjualan, volume penjualan akan berpengaruh terhadap laba usaha yang diperoleh perusahaan. Keberhasilan dalam pengelolaan biaya penjualan mempunyai peranan yang penting bagi perusahaan dalam meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya akan menentukan tinggi rendahnya laba usaha. Biaya lain yang termasuk periodic cost adalah biaya penelitian dan pengembangan, biaya disain, biaya royalty/lisensi dan lain-lain Biaya dilihat dari masa pengeluarannya dibagi dua yaitu Pengeluaran Pendapatan dan pengeluaran modal.

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.10 dari 20 2.6 Pengeluaran Pendapatan dan Investasi (Pengeluaran Modal) 2.6.1 Pengeluaran Pendapatan (Biaya Operasional) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang dan barang tersebut dijual untuk menghasilkan pendapatan. Biaya manufaktur adalah biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik Biaya usaha terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum dan biaya lainnya. 2.6.2 Investasi (Pengeluaran Modal) Adalah biaya yang dikeluarkan yang dimanfaatkan untuk jangka panjang. Menurut Sunariyah (2003:4): Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Biaya ini akan dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi sebagai biaya penyusutan/depresiasi sesuai dengan umur teknis dan ekonomis. Setelah nilai buku sama dengan nol sudah terkumpul akumulasi penyusutan yang digunakan untuk investasi kembali untuk kegunaan di masa yang akan datang 2.7 Laporan Harga Pokok Penjualan dan Laba Rugi Menurut Zaki Baridwan (2004:120), menyatakan bahwa harga pokok penjualan adalah nilai yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap barang dan jasa dalam hubungannya penetapan harga yang didasarkan pada besarnya biaya produksi dengan memperhitungkan persediaan. Biaya Bahan langsung yang digunakan adalah persediaan awal bahan baku langsung ditambah pembelian bahan baku dikurangi persediaan akhir bahan baku langsung. Biaya manufaktur diperoleh dari biaya bahan langsung ditambah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya manufaktur ditambah biaya persediaan awal barang dalam proses merupakan biaya pemrosesan dan dikurangi biaya persediaan akhir barang dalam proses menjadi Harga Pokok Pokok Produksi. Harga Pokok Produksi ditambah biaya persediaan awal barang jadi menjadi Harga Pokok Barang Siap Dijual dikurangi biaya persediaan akhir barang jadi menjadi Harga Pokok Penjualan. Untuk menghitung laba atau rugi. Penjualan dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan menjadi laba kotor. Laba kotor ini dikurangi biaya komersil yang terdiri atas biaya administrasi (gaji non produksi, ATK, pemeliharaan kantor, penyusutan/sewa gedung kantor, listrik, air kantor dan lainnya) dan biaya pemasaran dan penjualan (biaya iklan/promosi,

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.11 dari 20 komisi tenaga penjualan, biaya antar barang, biaya entertainment pembeli/calon pembeli) akan menjadi laba usaha atau laba bersih sebelum pajak, setelah dikurangi pajak akan menjadi laba bersih sesudah pajak. 2.8 Analisis Titik Impas Impas menunjukkan keadaan di mana jumlah penjualan = jumlah biaya untuk memperoleh hasil tersebut. Laba akan diperoleh jika produksi dan penjualannya melampaui titik impas. Analisis titik impas ini digunakan untuk membandingkan metode produksi dengan menentukan volume kedua proses memberikan biaya yang sama Biaya Variabel adalah bagian dari biaya total yang bervariasi sesuai dengan volume yang dihasilkan, sedangkan biaya tetap adalah bagian dari biaya total yang tetap jumlahnya meskipun volume berubah. Gambar 3 berikut ini menggambarkan pemetaan BEP. Rp BEP Daerah Laba PENJUALAN TOTAL BIAYA (TB) ((TOTAL BIAYA VARIABEL(BV) P BIAYA TETAP (BT) 0 Daerah Rugi Volume (unit) P = BIAYA TETAP PADA KAPASITAS PRODUKSI Gambar 6. 1 Pemetaan BEP Penentuan Titik Impas (titik pulang pokok), yakni titik dimana tidak terdapat keuntungan atau kerugian, atau titik dimana total penerimaan sama dengan total pengeluaran dapat dilakukan dengan menggunakan rumusan berikut ini:

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.12 dari 20 X BEP X BEP. HJ (HJ bv) BT X P BV BT BEP X BEP BT HJ bv.bv BT NOTASI KETERANGAN P : Penjualan HJ : Harga Jual atau penjualan per unit BV : Total Biaya Variabel Bv : Biaya Variabel Satuan BT : Biaya Tetap TB : Total Biaya XBEP : Jumlah unit pada titik impas Beberapa asumsi dalam penerapan BEP adalah sebagai berikut: a. Biaya tetap tidak berubah ubah b. Biaya Variabel bervariasi dalam perbandingan yang konstan c. Harga penjualan per satuan konstan d. Hanya untuk satu macam barang, jika lebih maka bauran penjualannya harus konstan e. Hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel tidak bervariasi f. Ada kesesuaian antara produksi dan penjualan Banyak asumsi yang menyatakan bahwa titik impas terjadi bila penjualan sama dengan biaya tetap seperti biaya penyewaan, pembayaran telepon, asuransi dan lainnya. Namun karena semua penjualan memiliki biaya-biaya yang berasosiasi dengannya, sehingga harus memasukkan biaya variabel dari penjualan ke dalam analisis titik impas. Contribution Margin per Unit (CMU) adalah harga jual (HJ) produk per unit dikurangi biaya variabel (bv) per unit. CMU menggambarkan kontribusi pendapatan dari setiap unit yang terjual terhadap biaya tetap. CMU HJ bv

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.13 dari 20 Contribution Margin Ratio adalah margin kontribusi dibagi dengan penjualan. CMR P BV P Margin of Safety menunjukkan jumlah penjualan atau jumlah unit yang aman untuk mencapai laba, dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut: MS (Rp) PAKTUAL P BEP MS UNIT X AKTUAL X BEP Analisis titik impas merupakan tool yang penting untuk perencanaan internal. 2.9 Analisis Finansial Tipe financial form yang digunakan pada business plan ; 1. Income Statement (Rugi-Laba), menunjukkan apakah perbisnisan dapat menciptakan laba 2. Cash-Flow Projection (Proyeksi cash-flow), menunjukkan apakah perbisnisan mempunyai uang untuk memenuhi kewajiban (pembayaran). 3. Balance Sheet (Neraca), menunjukkan kekayaan perbisnisan 4. Sumber dan Penggunaan Dana, menunjukkan sumber dana dan bagaimana penggunaan dana Istilah: Kas: uang dalam bentuk deposito, cek, nilai mata uang lainnya Cost of Goods (harga pokok), pengeluaran yang langsung berhubungan dengan proses pembuatan produk, seperti : biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, Biaya Overhead Pabrik. Cost of Sales (biaya penjualan), pengeluaran yang langsung berhubungan dengan aktivitas penjualan produk, seperti : komisi penjual, komisi distributor. Depreciation (penyusutan/depresiasi), pengurangan nilai asset, bukan pengeluaran kas, untuk mengurangi pajak. Fixed Costs (biaya tetap), pengeluaran atau biaya tetap yang tidak dipengaruhi volume penjualan, seperti : sewa, utility, gaji manajemen.

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.14 dari 20 Gross profit (laba kotor), pendapatan dari pengurangan penjualan dengan harga pokok (Cost of Goods) penjualan sebelum pengeluaran administrasi. Net profit (laba bersih), jumlah pendapatan setelah dikurangi semua pengeluaran termasuk biaya administrasi dan penjualan, pemasaran. Net Worth (nilai bersih) nilai perusahaan setelah dikurangi kewajiban. Profit (laba), jumlah penerimaan perusahaan setelah dikurangi pengeluaran Penjualan kotor: total penjualan yang berasal dari produk Biaya alat tulis kantor Biaya pemasaran: pengeluaran untuk iklan, brosur pembuatan website Biaya telekomunikasi: biaya untuk telepon dan jasa telekomunikasi, internet. Penjualan tunai: penjualan yang berasal dari pembayaran segera Pengeluaran operasi: pembayaran aktual setelah dikurangi depresiasi (cash basis) untuk pembelian bahan baku, pembayaran tenaga kerja. Net Cash Flow, sisa uang yang diperoleh dari pendapatan dikurangi seluruh pengeluaran Nilai persediaan yang dimiliki, termasuk persediaan bahan baku dan persediaan produk jadi Payroll, pembayaran gaji pegawai sesuai waktu membuat neraca Sumber dan Penggunaan Dana Sumber dan penggunaan dana, menunjukkan dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan 2.10 Analisis Kelayakan Bisnis 2.10.1 Analisis Present Worth Analisis Present Worth adalah suatu analisis kelayakan ekonomi yang didasarkan pada nilai sekarang dari annual benefits / costs atau dari benefits / costs yang akan datang. Kriteria dalam penggunaan analisis Present Worth dapat dilihat pada tabel 6.1 berikut ini. Tabel 6. 1 Kriteria dalam Penggunaan Analisis Present Worth Situasi Kriteria Input tetap Besarnya sumber daya / input tetap Maksimalkan PW of benefits / output Output tetap Besarnya penerimaan tetap Minimalkan PW of cost atau input

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.15 dari 20 Input dan output tidak tetap Besarnya input dan output tidak tetap Maksimalkan Net Present Worth (Present Worth of benefits Present Worth of Costs) Investasi layak secara ekonomis apabila nilai NPV > 0 artinya PW of benefits lebih besar dari PW of costs sehingga investasi dianggap menguntungkan. 1. Jika penerimaan / biaya diketahui tahunan atau dapat diperkirakan maka digunakan rumus : PW of benefits = A1(P/A,i,n) PW of costs = A2(P/A,i,n) NPV = PW of benefits PW of costs Dimana : A 1: Annual benefits A2 : Annual costs i : tingkat bunga n : periode analisis Nilai (P/A,i,n) dapat dilihat dalam tabel Compound Interest Factors 2. Jika penerimaan/biaya untuk waktu yang akan datang diketahui atau dapat diperkirakan maka digunakan rumus : PW of benefits = F3(P/F,i,n) PW of costs = F4(P/F,i,n) NPV = PW of benefits PW of costs Dimana : A 3: penerimaan untuk waktu yang akan datang A4 : biaya yang akan datang i : tingkat bunga n : periode analisis Nilai (P/F,i,n) dapat dilihat dalam tabel Compound Interest Factors Selain kategori diatas seringkali kombinasi dari keduanya.

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.16 dari 20 2.10.2 Rate Of Return (ROR) Definisi Tingkat Pengembalian atau Rate of Return (ROR) adalah suatu tingkat bunga dimana nilai penerimaan ekuivalen dengan nilai biaya. Menghitung ROR dari suatu investasi pada dasarnya mencari tingkat bunga (i) dalam jangka waktu periode investasi yang memenuhi rumus berikut: PW of benefits - PW of costs = 0. (6-1) (PW of benefits)/(pw of costs)=1 (6-2) Net Present Worth (NPV) =0. (6-3) EUAB EUAC =0.. (6-4) PW of costs = PW of benefits. (6-5) ROR digunakan untuk menilai kelayakan investasi untuk dilakukan atau pinjaman modal layak diterima sebagai modal bisnis. Kriteria untuk menilai kelayakan ini adalah dengan membandingkan ROR dengan tingkat bunga yang menarik /Minimum Atractive Rate of Return (MARR). Tingkat bunga deposito atau tingkat bunga kredit dapat digunakan sebagai MARR. Investasi layak secara ekonomis apabila ROR>MARR. Nilai MARR yang digunakan berdasarkan tingkat bunga yang berkenaan dengan sumber investasi. Apabila investasi yang digunakan berasal dari modal sendiri maka MARR adalah tingkat bunga deposito atau tabungan pada periode investasi. Sedangkan jika investasi berasal dari modal pinjaman maka MARR adalah tingkat bunga pinjaman pada periode investasi. 2.10.3 Periode Pengembalian Investasi (Payback Period) Periode pengembalian adalah waktu yang dibutuhkan dimana penerimaan sama dengan pengeluaran. Menilai kelayakan investasi berdasarkan Payback Period adalah dengan membandingkan waktu pengembalian investasi dengan umur investasi yang direncanakan. Investasi layak secara ekonomis apabila Payback Period lebih kecil dari umur investasi yang direncanakan.

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.17 dari 20 Contoh ROR (Rate of Return) Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya sama. Soal 1 : Suatu pabrik mempertimbangkan usulan investasi sebesar Rp. 130.000.000 tanpa nilai sisa dapat menghasilkan arus kas per tahun Rp. 21.000.000 selama 6 tahun. Diasumsikan discount rate sebesar 13 %, hitunglah IRR! Dicoba dengan faktor diskonto 10 % NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal NPV = (21.000.000 x 5.8979) - 130.000.000 NPV = Rp 659.000,00 Dicoba dengan faktor diskonto 12% NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal NPV = (Rp 21.000.000 x 5,7849 ) - Rp 130.000.000 NPV = Rp 6.649.000,00 Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dengan OI 10% Rp 130.659.000 Rp 130.659.000 12% Rp 123.351.000 Rp 130.000.000 2% Rp 7.308.000 Rp 659.000 ROR = 10% + (Rp 659.000/Rp 7.308.000) x 2% ROR = 10,18% Kesimpulan : Proyek investasi sebaiknya ditolak Karena ROR < 13 %

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.18 dari 20 Aplikasi ROR, arus kas setiap tahun jumlahnya tidak sama. Perusahan Zamanria sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa. Jawab : Dicoba dengan faktor diskonto 16% Tahun 1 arus kas = Rp.51.726.000 Rp 60.000.000 x 0,8621 Tahun 2 arus kas = Rp.37.160.000 Rp 50.000.000 x 0,7432 Tahun 3 arus kas = Rp.25.668.000 Rp 40.000.000 x 0,6417 Tahun 4 arus kas = Rp.19.330.500 Rp 35.000.000 x 0,5523 Tahun 5 arus kas = Rp.17.973.200 Rp 28.000.000 x 0,6419 Total PV Rp.100.131.700 Investasi Awal Rp.150.000.000 Net Present Value -Rp.49.868.300 Dicoba dengan faktor diskonto 10% Tahun 1 arus kas = Rp. 54.540.000 Rp 60.000.000 x 0,9090 Tahun 2 arus kas = Rp. 41.320.000 Rp 50.000.000 x 0,8264 Tahun 3 arus kas = Rp. 30.052.000 Rp 40.000.000 x 0,7513 Tahun 4 arus kas = Rp. 23.905.000 Rp 35.000.000 x 0,6830 Tahun 5 arus kas = Rp. 17.385.200 Rp 28.000.000 x 0,6209 Total PV Rp. 167.202.200 Investasi Awal Rp.150.000.000 Net Present Value Rp. 17.202.200

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.19 dari 20 Perhitungan interpolasi : Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dengan Investasi Awal 10% Rp 167.202.200 Rp 167.202.200 16% Rp 100.131.700 Rp 150.000.000 6% Rp 67.070.500 Rp 17.202.200 ROR= 10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 % ROR= 11,5388 % Kesimpulan: Usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, karena IRR > 10% Contoh soal Payback Period 1. Contoh soal perhitungan Payback Period : Ketika ada usulan proyek investasi dengan dana Rp. 500 juta (initial investment) dan ditargetkan penerimaan dana investasi (cash flow) berbeda setiap tahun. Katakanlah tahun ke- 1 cash flownya Rp. 250 juta, tahun ke-2 Rp. 200 juta, tahun ke-3 Rp. 150 juta, tahun ke-4 Rp. 100 juta. Syarat periode pengembalian investasi 4 tahun, berapakah payback periodnya? Payback Periodnya = 1 + (500jt-250jt)/(450jt-250jt) = 2,33 juta atau bisa juga dihitung dengan cara: Dari tabel tersebut, investasi Rp. 600 juta terletak di cumulative cash flow ke-3. Payback periodnya = 2 + Rp. 500 juta Rp. 450 juta / Rp.600 juta Rp. 450 juta x 1 tahun = 2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan Payback period-nya kurang dari syarat periode pengembalian perusahaan sehingga usulan proyek investasinya diterima. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: Payback Period = Outlay x 1 Tahun Procced

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.20 dari 20 Dimana: Outlay Proceed = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi = Jumlah uang yang diterima Contoh 2 : PD. Jaya melakukan investasi sebesar $.45.000, jumlah proceed per tahun adalah $. 22.500 maka Payback Period nya adalah: 45.000 x 1 tahun Payback Period = $45.000 x 1 Tahun $22.500 = 2 tahun Sehingga nilai Payback Period adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam aktiva sebesar $. 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun. Apabila investor dihadapkan pada dua pilihan investasi, maka pilih payback period yang paling kecil. Contoh 3: PT. Jaya Mandiri melakukan investasi sebesar $ 100.000 pada aktiva tetap, dengan proceed sebagai berikut: Tahun Proceed Berapakah nilai Payback Period-nya? Payback Periodnya adalah sebagai berikut: Langkah 1: 1 $.50.000.- 2 $.40.000.- 3 $.30.000.- 4 $.20.000.- Letakkan nilai investasi pada baris tahun pertama Langkah 2: Tahun Proceed Investasi Sisa 0-100.000 1 50.000-100.000 2 40.000-50.000 3 30.000-10.000 4 20.000

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.21 dari 20 Kurangkan nilai investasi tersebut dengan nilai cashflow pada tahun tersebut. Misalnya nilai investasi tahun 1 adalah $.100.000 dikurangi dengan nilai cashflow tahun tersebut, yaitu $.50.000. Hasilnya adalah $.50.000 diletakkan di tahun ke-2. Langkah 3: Lakukan hal yang sama pada tahun berikutnya hingga nilai investasi tersebut tidak bisa dikurangi dengan cashflow tahun tersebut. Langkah 4: Jumlah tahun Payback Period-nya adalah senilai yang dapat dikurangi, sedangkan sisanya digunakan untuk menghitung nilai bulannya. Misalnya nilai sisa adalah $10.000 dibagi dengan nilai cashflow pada tahun tersebut, yaitu $30.000, kemudian hasilnya dikalikan dengan 12 bulan. Hasilnya adalah 4 bulan. Payback Period = 2 tahun + 10.000 x 12 bulan = 2 tahun 4 bulan 30.000 Langkah 5: Buat kesimpulan nilai payback period yang diperoleh. Kelemahan Metode Payback Period Metode penilaian investasi memiliki kelemahan yaitu: 1. Metode ini mengabaikan penerimaan investasi (proceed) sesudah Payback Period, hanya mengukur kecepatan kembalinya dana. 2. Mengabaikan Time Value Of Money. Contoh 4: Apabila cash flow dari proyek investasi sama setiap tahun : Payback period = initial investment x 1 tahun Contoh: Ketika ada usulan proyek investasi dengan dana Rp. 300 juta (initial investment) dan ditargetkan penerimaan dana investasi setiap tahunnya Rp. 60 juta (cash flow) serta ada syarat periode pengembalian investasi 4 tahun, berapa payback periodenya?

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.22 dari 20 Payback periodenya adalah 300 juta dibagi 60 juta dikali satu tahun sama dengan 5 tahun. Ternyata payback period melebihi periode yang disyaratkan maka usulan proyek investasi ini ditolak. Apabila cash flow dari proyek investasi berbeda setiap tahun : Payback period = n + a b / c b x 1 tahun Keterangan : n = tahun terakhir dimana cash flow masih belum bisa menutupi initial investment a = jumlah initial investment b = jumlah cumulative cash flow pada tahun ke-n c = jumlah cumulative cash flow pada tahun ke- n +1\ 3. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah : 1. Data Pendapatan/Penjualan 2. Data Biaya dan Investasi 3. Lembar Kerja 4. PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM Prosedur pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan mengisi Lembar Penentuan Pendapatan/penjualan (L.6.1) 2. Praktikan mengisi Lembar Penentuan Biaya Bahan Langsung (L.6.2) 3. Praktikan mengisi Lembar Penentuan Biaya Tenaga Kerja Langsung (L.6.3) 4. Praktikan mengisi Lembar Penentuan Biaya Overhead termasuk Biaya Bahan Tak Langsung Dan Tenaga Kerja Tak Langsung dan biaya-biaya overhead lainnya (L.6.4) 5. Praktikan mengisi Lembar Perhitungan Harga Pokok Penjualan (L.6.5) 6. Praktikan mengisi lembar Perhitungan Laba Rugi (Income Statement) (L 6.6) 7. Praktikan mengisi Lembar Perhitungan Titik Impas (L.6.7) 8. Praktikan mengisi Lembar Isian Biaya Mendirikan Usaha, termasuk biaya disain dan pembuatan prototype (L.6.8) 9. Praktikan mengisi Lembar Proyeksi Arus Kas (Cash Flow) (L.6.9) 10. Praktikan mengisi Lembar Perhitungan Kelayakan Bisnis (NPV) (L.6.10) 11. Praktikan menghitung Rate of Return (ROR) (L.6.11)

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.23 dari 20 5. SISTEMATIKA LAPORAN Laporan praktikum dibuat dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Penelitian 1.2. Pembatasan Masalah BAB II TEORI SINGKAT BAB III PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS HASIL 3.1. Perhitungan Pendapatan/Penjualan 3.2 Perhitungan Biaya Produksi 3.3. Analisis Finansial 3.4 Analisis Kelayakan Bisnis BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 4.2. Saran DAFTAR PUSTAKA 6. PUSTAKA a. Abrams, Ronda, 2003, The Successful Business Plan: Secrets & Strategies, 4th Edition, The Planning Shop, California. b. Blocher, E.J., Chen, K.H., Cokins, G., dan Lin, T.W., 2005, Cost Management : A Strategic Emphasis, International Edition, McGraw-Hill, Boston c. Eldenburg, L.G, dan Wolcott, S.K, 2005, Cost Management: Measuring, Monitoring, and Motivating Performance, John Wiley & sons, USA.

Modul 6 Revenue Stream dan Cost Structure hal 6.24 dari 20 Template BUSINESS PLAN 1. Executive summary (Ringkasan eksekutif) 2. Visi, Misi Perusahaan dan Nilai (motto) 3. Profil Manajemen dan Organisasi 4. Mengapa tim anda merupakan Winning Team (isinya kehebatan perusahaan anda) 5. Model Bisnis a. Deskripsi Produk (value proposition) b. Analisis pesaing dan Keunggulan bersaing c. Analisis pasar dan tren d. Target Pasar (customer segment) e. Rencana Pemasaran (customer relationship dan channel) f. Revenue Stream (Rencana Pendapatan) g. SWOT Analisis h. Operasi (key resources, key activities dan key partners) 6. Rencana Financial analysis a. Cost Structure b. Breakeven Analysis (BEP) c. Skenario Penjualan dan proyeksi (cash flow) d. Pengeluaran Modal e. Biaya produksi dan Rugi laba f. IRR dan ROR dan payback period 7. Kesimpulan 8. Lampiran