Kapabilitas Relasional UMKM: Suatu Tuntutan Daya Saing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010)

BAB V PENUTUP. khas minang di kota Padang dengan menguji hubungan antara entrepreneurial

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

DAFTAR PUSTAKA. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002, Metode Penelitian Bisnis. Erlangga, Jakarta.

Peranan Aset Stratejik dan Pengaruh Moderasi Lingkungan Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan Farmasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

MSDM STRATEGIK: INTEGRASI ANTARA UNIVERSALISTIC, CONTINGENCY, CONFIGURATIONAL, DAN CONTEXTUAL PERSPECTIVE Wijayanti Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013)

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 REKOMENDASI DAN IMPLEMENTASI

Manajemen Strategi dan E-Commerce

# $ !!" ! #$! $% # %!!!'(!! +!! % %+!'!! " #! # % #, #,-! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$

ANALISIS TARGET PASAR

Renny Indaryanti Akip F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan yang begitu cepat didalam bisnis.

BAB II LANDASAN TEORI

PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASIONAL UNTUK PENCAPAIAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

# $ !!" ! # $! $ % !!" # %!!! '(!! # * $ %!+ + +!! % %+!'!! " " " #! # % # '!$ #, #,-! # '-!!! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi

BAB III DEFINISI MASALAH

KURIKULUM MAGISTER MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan daya saing demi memajukan perekonomian masing-masing. Hal ini

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

serta kemampuan membangun volume sales yang banyak - Kemampuan menciptakan switching cost yang mengikat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan ini untuk mengembangkan usahanya, termasuk negara Indonesia. Di

ANALISIS STRUKTUR PASAR INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA TAHUN 2015 ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai

Distinctive Strategic Management

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

STRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI. Oleh: Dra. SURYATI, SE. Dosen Tetap pada STIA ASMI SOLO ABSTRAK:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM). Kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM

Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory)

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

PEMBERDAYAAN UMKM DAN UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI DAERAH: SEBUAH TELAAH KONSEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Distinctive Strategic Management

Manajemen Pemasaran. Pemasaran? Manajemen pemasaran. Proses pemasaran. Memahami pasar & pelanggan. Konsep inti pasar 4/23/2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang dimaksud dengan

BAB 9 PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERDAGANGAN MELALUI JARINGAN ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan - permasalahan atau prosedur - prosedur yang

MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK

Level-Level strategi Internasional

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Yuniawan Heru S.

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

Bahan Kajian. (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami konsepsi dasar pengembangan bisnis dengan benar

Desain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global

ABSTRAK. 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember. 2 Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

MANAJEMEN STRATEGIK KULIAH IV. Tujuan Pembelajaran BAHASAN KASUS

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya adalah win-lose, dimana suatu perusahaan berusaha mengalahkan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja bisnis pada industri jasa kurir yang telah diuraikan pada bab-bab

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

I. PENDAHULUAN. Kompetisi di dunia usaha yang berlangsung ketat, menuntut. perusahaan untuk memberikan tanggapan secara cepat dan tepat agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

SEJARAH DAN PENTINGNYA ENTREPRENEURSHIP

EXECUTIVE SUMMARY KEBIJAKAN PENDUKUNG KEBERLANJUTAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (STUDI KASUS KABUPATEN BOGOR DAN KOTA MALANG)

Nadia Dwi Irmadiani. Administrasi Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang, 50275, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. PEST dan Analisis 5 Kekuatan Porter, diperoleh hasil mengenai

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertama dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika

BAB III LANDASAN TEORI

Musthofa Hadi International Marketing

Transkripsi:

Kapabilitas Relasional UMKM: Suatu Tuntutan Daya Saing Rochiyati Murniningsih 1* 1 Manajemen, *Email: rochiyati.murni@umgl.ac.id Keywords: Kapabiltas relasional; UMKM; jejaring usaha, kearifan lokal Abstrak Pembangunan kapabilitas relasional menjadi konsep sangat menarik, karena menjadi salah satu faktor potensial untuk peningkatan daya saing usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Meski demikian, tidak ada definisi universal mengenai kapabilitas relasional antar UMKM mengingat banyak aspek yang mempengaruhi munculnya relasi atau jejaring antar usaha. Konsep ini makin menarik, dikarenakan karakteristik pelaku UMKM, jenis usaha, selera pelanggan dan kearifan lokal (local genuine) menjadi faktor penting dalam pengembangan relasi UMKM. Makalah ini mengklarifikasi konsep kapabilitas relasional beserta pola pengembangannya pada UMKM di Indonesia. 1. PENDAHULUAN Tujuan dari artikel ini - pertama, untuk menganalisis konsep kapabilitas relasional, dan kedua, untuk mengidentifikasi implikasinya bagi pengembangan daya saing UMKM di Indonesia. Konsep kapabilitas relasional UMKM menjadi sangat kompleks dan saling terkait dengan berbagai faktor. Hal ini memunculkan konsep-konsep kapabilitas relasional baru yang bisa dikembangkan dari fenomena UMKM yang bergerak dalam pasar lokal maupun internasional. Oleh karenanya, konsep kapabilitas relasional UMKM ini sangat penting dan menarik banyak peneliti yang concern pada jejaring UMKM. Kajian untuk peningkatan daya saing UMKM menjadi sangat relevan dikarenakan peran strategis UMKM pada pertumbuhan ekonomi negara sedang berkembang maupun negara maju. UMKM di Indonesia merupakan unit bisnis terbanyak (99% perusahaan di Indonesia) dan memberikan kontribusi terhadap GDP (Produk Domestik Bruto/PDB) sebesar 59% serta kontribusi terhadap lapangan pekerjaan sebesar 97% (Kompas, 1 Oktober 2016). UMKM di Indonesia tumbuh secara signifikan, tahun 2013-2016 UMKM tumbuh 2,41% dari total lebih dari 55 juta unit. UMKM juga memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB Indonesia. Antara lain pada tahun 2015, UKM menciptakan 97,24% pekerjaan atau setara dengan 101 juta orang, dan berkontribusi sebesar 57,94% dari PDB Indonesia. Sementara itu, pada tahun 2015 kontribusi UKM terhadap lapangan pekerjaan meningkat sebesar 9,16% atau setara dengan 107 juta orang, dan berkontribusi 59,08% dari PDB Nasional Meski demikian, lingkungan yang bergejolak (turbulent) berakibat pada makin kompleknya tantangan yang harus dihadapi UMKM. Tantangan-tantangan baru, misalnya tuntutan fleksibilitas, perubahan permintaan pelanggan, perkembangan produk-produk inovatif serta harus mampu mencari peluangpeluang baru menjadi tuntutan bagi UMKM. Oleh karenanya, pembahasan dengan fokus kapabilitas membangun relasi ini sangat 563

relevan sebagai bagian upaya pembangunan daya saing UMKM. 2. PENGERTIAN KAPABILITAS RELASIONAL Agenda pemberdayaan UMKM harus ditujukan pada peningkatan kemampuan UMKM agar mampu survive, tumbuh dan bersaing baik skala domestik maupun skala internasional. UMKM harus belajar untuk mengkombinasikan berbagai kapabilitas yang mereka miliki dengan perusahaan lain dalam rangka untuk mengoptimalkan kinerja usahanya. Konsekuensi tersebut menuntut perlunya arah dan sasaran pengembangan UMKM yang ditujukan untuk membangun kerjasama dan jejaring bisnis strategik. McGovern, Philip (2006) menyatakan bahwa lingkungan bisnis yang makin kompleks menuntut UMKM harus lebih fokus pada pembelajaran mengenai jejaring organisasional sebagai penentu pembentukan kapabilitas (capability building). Kolaborasi antar perusahaan tersebut memungkinkan kapabilitas relasional memberikan solusi terhadap masalah-masalah UMKM, memperoleh pengetahuan untuk mencapai skala ekonomis, penerapan teknologi yang lebih efisien serta mampu mengkombinasikan sumberdaya yang dimiliki dan memperluas pasar. Selanjutnya, UMKM juga harus bisa menghadapi sifat persaingan yang terjadi saat ini, dimana persaingan bergeser antara perusahaan secara individu kepada persaingan antar jejaring bisnis (Smirnova et al., 2011;). Oleh karenanya, pengembangan relasi menjadi sangat relevan bagi organisasi untuk meningkatkan sumberdayanya dan membangkitkan nilai ekonomik bagi UMKM. Konsep relasional dinyatakan sebagai sesuatu yang diatur, diarahkan menuju terciptanya hubungan, berkembangnya hubungan dan terjaganya hubungan baik antar pemangku kepentingan dalam perusahaan. Lehmann et al (2013). Dalam aspek pemasaran, konsep relasi dianalisis sebagai konsep pemasaran yang diarahkan untuk mengenali, menjalin hubungan baik, memelihara dan mempertahankan jalinan interaksi dengan pelanggan dan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai keuntungan dan sasaran dari seluruh pihak yang terlibat dan menepati kesepakatan hubungan timbal balik tersebut Disisi lain, Toon et al (2012) menyatakan bahwa hubungan antar perusahaan diarahkan untuk mengidentifikasi, membangun dan memelihara faktor utama yang mempengaruhi relasional serta memberikan pemahaman terhadap hubungan sebab akibat yang terjadi. Brettel et al (2012) juga menyatakan bahwa konsep relasional adalah sesuatu yang diatur, diarahkan menuju terciptanya hubungan, berkembangnya hubungan dan terjaganya hubungan baik antar pemangku kepentingan dalam perusahaan. Sumberdaya perusahaan mencakup semua asset, kompetensi, proses organisasi, atributatribut perusahaan, informasi, pengetahuan dan lain sebagainya. Semua itu dikontrol oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat melaksanakan strategi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas (Kaleka, 2012). Individu-individu dan anggota kelompok memainkan peran penting dalam pengembangan rutinitas organisasi atau perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kompetensi perusahaan. Manajemen puncak dapat menentukan fokus strategik dalam penggunaan sumberdaya dan kompetensi inti yang dimiliki perusahaan. Asumsi yang digunakan dalam pandangan berbasis sumberdaya dan kondisi-kondisi yang mendasari kinerja perusahaan adalah bahwa setiap organisasi merupakan sekumpulan sumberdaya dan kompetensi unik yang menjadi dasar bagi penentuan strategi perusahaan dan merupakan sumber utama pendapatan perusahaan (Hitt et al, 2004). Pandangan ini didasarkan pada perspektif bahwa lingkungan internal perusahaan (terkait 564

dengan sumberdaya dan kompetensi yang dikembangkan) merupakan faktor krusial dalam penentuan tindakan-tindakan stratejik dibandingkan dengan faktor lingkungan eksternal untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Perkembangan pemikiran kapabilitas relasional disajikan dalam Tabel 1 berikut: Tabel 1. Point Penting dalam Kapabilitas Relasional Tahu n Penulis Temuan Konsep 1989 Jarillo Kapabilitas relasional mengacu pada kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya ekternal melalui hubungan sosial sebagai kemampuan jaringan organisasi 2002 Day Kapabilitas relasional and merupakan kemampuan Van de Bulte perusahaan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bersinergi dan mengatur kemitraan bisnis yang saling menguntun 2005 Walter Kapabilitas relasional et al perusahaan sebagai kemampuan untuk memulai, memelihara dan memanfaatkan hubungan dengan berbagai pihak eksternal 2010 Ngugi Kapabilitas relasional et al berperan dalam melakukan inovasi dan penciptaan nilai pelangan. Harmonisasi kemitraan dengan berbagai stakeholders memberi dampak positif bagi perusahaan. Kemitraan ini memudahkan perusahaan meingkatkan akses pad sumberdaya unggul untuk menunjang kinerja perusahaan 2013 Lehma nn et al Kemampuan relasional yaitu pengembangan kemampuan perusahaan untuk berkolaborasi dan mengatur hubungan bisnis yang saling menguntungkan 3. KAPABILITAS RELASIONAL & KEMAMPUAN MEMBANGUN JEJARING BISNIS Dari pengertian sebelumnya, dinyatakan bahwa kapabilitas relasional merupakan kemampuan perusahaan dalam berinteraksi dengan mitra bisnis, dan mampu memahami informasi spesifik yang berhubungan dengan jejaring untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian, ada fitur lain dalam kemampuan relasional yaitu pengembangan kemampuan perusahaan untuk berkolaborasi dan mengatur hubungan bisnis yang saling menguntungkan Lehmann et al (2013). Elemen umum kemampuan interaksi tersebut terletak pada kecepatan akses informasi dan mendukung ide-ide baru sebagai keunggulan kompetitif dan prestasi. Artinya, kunci keberhasilan perusahaan memenangkan persaingan terletak pada kemampuan relasional dalam berkomunikasi. Kemampuan ini berperan kunci dalam meningkatkan volume penjualan, ekspansi pasar dan keberhasilan inovasi (Brettel et al,2012). Dengan relasi, perusahaan dapat memperoleh keuntungan terutama yang terkait dengan peningkatan kualitas layanan, efisiensi biaya atau pendapatan, membangun kompetensi baru dan pembagian resiko. Kapabilitas relasional juga bisa dianalisis sebagai kompetensi relasional yaitu kompetensi komunikasi, interaksi, penyelesaian masalah dan pengembangan hubungan. Hal ini menekankan pada kemampuan memanfaatkan seumberdaya eksternal melalui hubungan sosial sebagai kemampuan jaringan organisasi. Kemampuan ini merupakan kemmapuan untuk memulai, 565

memlihara dan memanfaatkan hubungan dengan berbagai mitra eksternal. Meski beda terminologi, kapabilitas relasional dan kemampuan jaringan pada dasarnya sama yaitu kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mengelola hubungan dengan mitra bisnisnya. Kemampuan atau kompetensi jaringan tersebut merupakan kapabilitas relasional perusahaan untuk menciptakan, mengembangkan dan memanfaatkan hubungan dengan mitra bisnisnya. Adapun kapabilitas akses melalui jaringan (network access capability) berarti organisasi mampu mengakses sumber-sumber kompetensi eksternal dengan biaya murah dan tepat waktu. Cakupan jejaring tersebut bisa para pemasok, perantara dalam pemasaran, pelanggan bahkan pesaing (Baba dan Elumalai, 2013). Jejaring (network) berhubungan dengan aktivitas bisnis berlangsung, saling menjalin, saling tergantung sebagai konsekuensi adanya hubungan sehingga tersebar secara alami. Jaringan bisnis meliputi semua hubungan yang dilakukan perusahaan, baik yang terembunyi maupun hubungan yang aktif, secara individu atau kelompok, dengan kesadaran maupun di luar kesadaran untuk merefleksikan kebutuhannya. Tabel berikut menyajikan beberapa pemikiran terkait kapabilitas jejaring: Tabel 2. Point Penting dalam Kapabilitas Jejaring Tahu Penulis n 1999 Lorenz oni dan ipparini 2002 Ritter, Wilkin son & Johnso n Temuan Konsep Kemampuan jaringan didasarkan kontribusi untuk kemampuan aliansi dengan mitra bisnis Kapabilitas jejaring sebagai kemampuan perusahaan membangun, mengelola dan mengembangkan pemahaman terhadap mitra 2007 Dant & Grewal 2016 Papasta matelo u et al bisnis dalam jaringan yang tak terpisahkan dari perusahaan itu sendiri Kapabilitas jejaring terdiri dari tiga jenis tugas hubungan khusus (inisiasi hubungan, pertukaran produk dan jasa, serta mengkoordinasikan hubungan) dilengkapi dengan adaptasi Kapabilitas jejaring memiliki karakteristik trust, kapabilitas relasional dan keunggulan bisnis Hubungan kemitraan antar UMKM mengindikasikan bahwa jejaring bisnis antar UMKM dilakukan untuk mencapai tujuan bisnis sebagai refleksi atas kebutuhan keberlanjutan usaha yang dilakukan dengan cara menjalin hubungan dalam industri terkait baik secara vertikal maupun horisontal. Pada umumnya UMKM mengembangkan jejaring bisnis guna mencapai berbagai tujuan antara lain: a. Sarana meningkatkan pengetahuan. Melalui jejaring antar pelaku usaha bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dengan sharing pengetahuan ini diperoleh informasi-informasi penting yang bisa memperbaiki pola pengelolaan bisnis. Berbagi pengalaman satu sama lain, baik kisah sukses atau gagal yang bisa menjadi inspirasi dalam menjalankan bisnis. b. Sarana sharing informasi. Sharing informasi satu dengan lain yang memiliki relevansi terhadap usaha yang dijalankan. Bahkan, melalui jejaring bisa diperoleh informasi tentang peluang, ancaman, kecenderungan (trend) bisnis yang dijalankan atau bisnis lainnya. c. Sarana promosi. Berjejaring merupakan media srategis untuk mempromosikan usaha yang dijalankan. Lewat jejaring 566

sangat di mungkinkan satu sama lain saling mengenalkan usaha ke jaringan lainnya, sebab hampir setiap pelaku usaha juga memiliki jaringan-jaringan yang sudah terbangun sebelumnya. d. Sarana awal pembentukan kemitraan mutualisme. Berjejaring juga berfungsi untuk saling mengenal satu sama lain. Pada intensitas komunikasi tertentu berpeluang melahirkan kemitraan saling menguntungkan dan saling memperkuat. e. Meningkatkan daya dukung. Hubungan yang baik dengan pelaku bisnis lainnya akan mendatangkan keberpihakan atau daya dukung atas apa yang dikerjakan. Hal ini tidak saja berperan dalam mengamankan usaha yang dijalankan, tetapi juga meminimalisir potensi gangguan dan ancaman yang berat jika dihadapi sendiri. Dengan demikian kemampuan membangun jejaring adalah kemampuan membangun dan meningkatkan hubungan dengan semua pihak. Kemampuan ini memungkinkan UMKM meningkatkan keunggulan bersaing karena perusahaan memiliki akses luas akan sumberdaya unggul, konsumen, pesaing dan informasi. 4. KESIMPULAN Sifat persaingan yang dihadapi UMKM pada saat ini bergeser antara perusahaan secara individu kepada persaingan antar jejaring bisnis. Oleh karenanya, pengembangan relasi menjadi sangat relevan. Kapabilitas relasional memberikan solusi terhadap masalah-masalah UMKM, memperoleh pengetahuan untuk mencapai skala ekonomis, penerapan teknologi yang lebih efisien serta mampu mengkombinasikan sumberdaya yang dimiliki dan memperluas pasar. Kajian dan penelitian lebih lanjut terkait kapabilitas relasional menjadi hal yang sangat relevan sebagai upaya membangun daya saing UMKM. REFERENSI Day, G. S and Van de Bulte (2002) The Capabilities of Market Driven Organizations, Journal of Marketing Vol 58, pp.37-51 Dant, Rajiv P & Dhruv Grewa, Robert W. Palmatier, Mark B. Houston, Relationship Veiocity: Toward A Theory of Relationship Dynamics, Journal of Marketing, 2007,Vol 77 : 13-30 Hitt, M. A., Ireland R D., Sirmon D. G., &Trahms, C. A., Strategic Entrepreneurship: Creating Value for Individuals, Organizations, and Society. Academy of Management Perspectives, 2011, May: 57-75 Jarillo, J. C., Entrepreneurship and growth: The strategic use of external resources. Journal of Business Venturing, 1989, 4: 133-147. Kaleka,, Studying resource and capability effects on export venture performance. Journal of World Business, 2012, 47, 93 105. Lorenzoni, G. and Lipparini, A., The leveraging of interorganizational relationships as distinctive organizational capability: a longitudinal study, Strategic Management Journal, 1999, Vol. 20, No. 4, pp.317 338. Mc Grath, H, and T Otoole, Enablers and Inhibitors of The development of Network Capability in Entrepreneurrial Firm: A Study of The Irish Micro Brewing Network, Industrial marketing Management, 2013, 42 (7): 1141-1153 Ngugi, I. K., Johnsen, R. E., &Erdelyi, P. 2010. Relational capabilities for value cocreation and innovation in SMEs. Journal of Small Business and Enterprise Development, 17(2): 260-278. Papastamatelou Julie, Rainer Busch, Begum Otken, Elif Y Okan,Karim Gasemmi, Effects of Network Capabilities on Firm 567

Performance across Cultures, International Journal of Management and Economics, 2016: 49 (1) Smirnova, M. P. Naude, S.C. Henneberg, S. Mouzas and S.P. Koutchtch, The Impact of Market Orientation on The Development of Relational Capabilities and Performance Outcomes: The Case of Russian Industrial Firms, Industrial Marketing Management, 2011 40 (1): 97-11 Toon, M., Robson, M. J., & Morgan, R. E., A value-in-process analysis of relationship interactions in non-equity alliances. Industrial Marketing Management, 2012, 41(1), 186-196 Welter, F. & Smallbone, D., Institutional perspectives on entrepreneurial behavior in challenging ennvironments. Journal of Small Business Management, 2011, 49(1)107-125 Walter, A., Auer, M., & Ritter, T. 2006.The impact of network capabilities and entrepreneurial orientation on university spin-off performance. Journal of Business Venturing, 2006, 21(4): 541-567. 568