PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

dokumen-dokumen yang mirip
Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif dengan Menggunakan Metode Quantum Learning. Ulfah Nuryani STKIP Siliwangi Bandung

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA

M A K A L A H. Disusun oleh : IRNA IRAWATI NIM

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

Oleh : YANTI FITRIYANTI

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

L I S N I A W A T I NPM

DANI KURNIA NIM

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KABUPATEN GARUT MAKALAH OLEH: DIDA LINDA NPM

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

Amsih NIM Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

RANI HANDAYANI NIM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK SHOW NOT TELL PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

Menulis Paragraf Induktif dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Writing

Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi dengan Menggunakan Metode Quantum Writing

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) April 2016 KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA

KEEFEKTIFAN MEDIA FOTO JURNALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF

MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SLANT

Oleh : Arief Wisnu Indaryanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

PEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILALAWI

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI DI KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

`KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan keterampilan

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

MALAKAH. Oleh : WIWIN WIDANINGSIH

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INQUIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS TEKS EDITORIAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIN SQ3R PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMAN 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA WACANA ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI KELAS VIII SMP BINA NEGARA I ARJASARI KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH. Oleh. Dede Anisa 1021.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SISWA KELAS VIII A MTs AL-MU MIN SEMBIRKADIPATEN KEBUMEN

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA PREMBUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN BAGI SISWA KELAS XI DI SMAN I SINDANG KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang benar adalah yang sesuai dengan

MAKALAH Oleh. Idin Jaenudin

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh YETI HERYATI 10.21.0432 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 Oleh YETI HERYATI 10.21.0432 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Judul Skripsi Pembelajaran menulis argumentasi Dengan Menggunakan Metode Quantum Learning Pada Siswa Kelas X SMAN 14 Garut Tahun Ajaran 2009-2010. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Masalah penelitian ini yaitu : Apakah Pembelajaran menulis argumentasi dengan Menggunakan Metode Quantum Learning Pada Kelas X SMAN 14 Garut Tahun Ajaran 2009-2010 dapat memberikan hasil belajar yang baik?. Temuan dalam penelitian ini adalah Hasil Nilai Pretes yang diperoleh siswa: Nilai antara (50-58) adalah sebanyak 8 orang siswa (33,3 %). Nilai antara (59-67) adalah sebanyak 10 orang siswa (41,6 %). Nilai antara (68-75) adalah sebanyak 6 orang siswa (25 %). Hasil Nilai Postes yang diperoleh siswa : Nilai antara (68-76) adalah sebanyak 8 orang siswa (33,3 %). Nilai antara (77-85) adalah sebanyak 11 orang siswa (45,8 %). Nilai antara (86-94) adalah sebanyak 5 orang siswa (20,8 %). Dengan melihat hasil di atas dapat dibuktikan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan dapat diterima, karena sebagian besar siswa dapat berhasil dengan baik. Maka kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan Belajar Mengajar Menulis Paragraf Arumentasi siswa kelas X SMAN 14 Garut dengan Metode Quantum Learning cukup berhasil, dan kegiatan Belajar Mengajar dengan Metode Quantum Learning cukup efektif. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Metode Quantum Learning dalam Pembelajaran menulis argumentasi berhasil dengan baik, Metode Quantum Learning efektif dalam Pelaksanaan Pembelajaran menulis argumentasi. Kata Kunci : Menulis, Argumentasi, Quantum Learning PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam memperoleh keterampilan berbahasa setiap keterampilan itu erat sekali dengan empat keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berfikir (Tarigan, 1980 : 1, 1981 : 2. Dawson [et al], 1963: 27). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berfikir dan berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu keterampilan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam Kegiatan menulis maka siswa haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa. Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melapor atau memberitahukan, dan mempengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas,

kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakian kata-kata, dan struktur kalimat. Pengajaran menulis paragraf argumentasi merupakan salah satu bagian dari pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang bertujuan agar siswa dapat memberikan suatu argumen yang dituangkan dalam tulisan maupun paragraf. Argumentasi merupakan salah satu jenis pengungkapan hortatoris, yakni bentuk retorika yang berusaha mempengaruhi dan meyakinkan orang lain agar mengakui kebenaran gagasan pembicara. Dalam argumentasi sedikitnya ada tiga hal yang harus diungkapkan. Pertama, opini penulis atau pembaca mengenai suatu hal. Kedua, upaya pembuktian untuk memperkuat kebenaran opini yang telah diungkapkan. Ketiga, penegasan bahwa opini yang diungkapkan dibagian awal adalah benar dan tidak terbantah kebenarannya. Sebagai salah satu upaya untuk merujuk pemecahan masalah pada pembelajaran menulis paragraf khususnya paragraf argumentasi, penulis memiliki metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang penulis pilih adalah Quantum Learning. Metode Quantum Learning merupakan suatu kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Model Pembelajaran Menulis Argumentasi Dengan Menggunakan Metode Quantum Learning pada siswa kelas X SMAN 14 Garut. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Model Pembelajaran Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Sedangkan pembelajaran adalah proses pengorganisasian kegiatan belajar. Dengan kata lain pembelajaran merupakan upaya penciptaan kondisi yang kondusif, yaitu membangkitkan belajar efektif dikalangan para siswa. Pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajaran yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi Secara luas dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktuwaktu, proses komunikasi berlangsung melalui tiga media ; a. Visual (non- Verbal) b. Oral (Lisan) c. Written (Tulis) (Tarigan, 1994 : 19) Walaupun komunikasi serangkai merupakan suatu campuran dari dua atau tiga media di atas, tetapi demi kemudahan dan kesederhanaan biasanya diperbincangkan secara terpisah. Komunikasi lisan dan tulis sangat erat berhubungan karena sifat penggunaannya saling berkaitan dalam bahasa. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa media tulis atau keterampilan menulis merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi. Tulisan digunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain (Tarigan, 1994: 21). Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan, karena memudahkan para pelajar berpikir, dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman. Sedangkan yang dimaksud dengan tujuan menulis adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca (Tarigan, 1994:23). Pengertian Karangan Argumentasi Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumentasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya agar pembaca yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Dalam paragraf argumentasi bisa ditemukan beberapa ciri yang mudah untuk dikenali. Ciri-ciri tersebut (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulsnya. (2) alasan, data, atau fakta yang bisa mendukung. (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan argumentasi perlu disajikan kesimpulan.

Pengertian Metode Quantum Learning Quantum Learning merupakan suatu kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna. Quantum Learning adalah interaksi-interaksi yang mengubah energi menjaadi cahaya. Menurut DePorter (2002 : 54) dalam pembelajaran Quantum Learning ada 4 ciri spesifik yang berguna untuk meningkatkan otak untuk memahami suatu informasi yang diberikan. Ciri-ciri tersebut adalah : a) Learning To Know yang artinya belajar untuk mengetahui. b) Learning To Do yang artinya belajar untuk melakukan. c) Learning To Be yang artinya belajar untuk menjadi dirinya sendiri. d) Learning To Live Together yang artinya belajar untuk kebersamaan. Dalam buku Quantum Learning yang ditulis oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacki ada 3 (Tiga) metode utama pembelajaran Quantum Learning. a) Mind Mapping yang artinya petapikiran. b) Speed Reading yang artinya membaca cepat. c) Super Memory System yang artinya menoptimalkan daya ingat. Metode Penelitian Setiap penelitian menggunakan metode penelitian dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Ketepatan penggunaan metode penelitian akan menentukan keberhasilan penelitian. Metode dalam penelitian ini berkenaan dengan cara untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menentukan tujuan. Metode menekankan kepada strategi, proses dan pendekatan dalam memilih jenis-jenis dan karakteristik serta dimensi ruang dan waktu yang diperlukan. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu observasi di bawah kondisi buatan, di niana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian (Nazir, 1998:74). Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi. Ada kemungkinan kelompok atau individu yang sama digunakan sebagai kelompok eksperimen dan sebagai kelompok control (Nasution, 1991:41). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pretes dan Postes Pengetahuan Tentang Penulisan Paragraf Argumentasi Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa jenis tes yang diberikan pada saat pretes dan postes adalah siswa menganalisis terlebih dahulu paragraf argumentasi, setelah itu siswa dituntut umtuk menulis paragraf argumentasi dengan memperhatikan kaidah penulisan, seperti bahasa yang digunakan dan cara penulisan paragraf. Sedangkan aspek yang dinilai dalam penelitian ini ada 4 aspek, yaitu : 1. Tata cara penulisan paragraf argumentasi. Contoh: penulisan kata atau istilah harus diawali dengan kapital atau huruf besar, penggunaan tanda baca dan penulisan huruf. 2. Bahasa yang digunakan, yaitu bahasa yang biasa dipakai sehari-hari atau bahasa baku. 3. Kelengkapan paragraf, meliputi topik, gagasan utama, gagasan penjelas, ide, fakta, dan kesimpulan. 4. Kelengkapan isi, adanya hasil data, gambar, grafik dan tabel bila diperlukan dalam penulisan paragaraf argumentasi. Aspek-aspek tersebut masing-masing mendapatkan nilai 25 poin dan dikalikan 4, sehingga jumlah keseluruhannya adalah 100. Rumus : Jumlah Skor x 4 = Nilai Data Hasil Kelompok 1. Data Hasil Pretes a. Kelompok 1 Pada aspek penulisan, yakni penulisan kata sudah bagus, tapi masih belum memperhatikan tanda baca seperti tanda titik dan koma. Aspek bahasa kurang baik, karena bahasa yang digunakan oleh sampel ini masih tidak baku. Kelengkapan paragraf sudah cukup baik, karena adanya gagasan, ide, fakta dan kesimpulan. Kelengkapan isi, pada sampel ini tidak adanya gambar, tabel, grafik, dan data. Nilai skor = 50 Poin (Cukup). b. Kelompok 2 Aspek penulisan baik, menggunakan tanda baca, penulisan kata yang baku. Aspek bahasa cukup, karena bahasa yang digunakan dalam penulisan menggunakan bahasa baku. Kelengkapan paragraf cukup baik, karena hanya ada gagasan, ide, dan fakta, tapi kesimpulan tidak ada. Kelengkapan isi kurang, karean dalam kelompok ini tidak mencantumkan sama sekali tabel, gambar, dan grafik. Nilai skor = 50 Poin (Cukup). c. Kelompok 3 Aspek penulisan pada sampel ini sudah baik, selain penulisan kata dan tanda baca yang digunakan. Aspek bahasa juga baik, karena bahasa yang

digunakan yang digunakan menggunakan bahasa baku. Kelengkapan paragraf juga baik, sesuai dengan paragraf dan juga cerita yang ditulis dan dikembangkan. Kelengkapan isi pada sampel ini kurang baik, karena tidak adanya data dan sebagainya. Nilai skor = 70 Poin (Cukup Baik). d. Kelompok 4 Aspek penulisan baik, menggunakan tanda baca dan penulisan kata yang sesuai. Aspek bahasa sudah cukup baik, karena di dalam penulisan sedikit menggunakan kata baku. Aspek kelengkapan paragraf cukup baik, adanya topik, gagasan, pendapat dan kesimpulan. Aspek kelengkapan isi masih kurang karena tidak adanya data, gambar, grafik, dan tabel. Nilai skor = 55 Poin (Cukup). Data Hasil Siswa (Perorangan) Hasil Pretes a. Abdul Azis (sampel kelompok 1) Pada aspek antusias sampel ini cukup baik, yakni dalam proses pembelajaran cukup memperhatikan penjelasan dari guru tentang pengertian menulis paragraf argumentasi. Responsip kurang baik, tidak mengajukan pertanyaan meskipun mated yang disampaikan oleh guru kurang dimengerti. Aktifitas juga terlihat kurang baik, karena sampel ini kurang adanya kerjasama atau diskusi dengan teman sekelompoknya. Oleh karena itu sampel ini hanya mendapat nilai cukup. Nilai skor = 50 Poin (Cukup). b. Amarwati (sampel kelompok 2) Antusias baik, yakni dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan penjelasan dari guru tentang pengertian menulis paragraf argumentasi. Responsip cukup, mengajukan pertanyaan yang dianggap belum dimengerti. Motivasi kurang baik, terlihat tidak sungguh-sungguh melakukan pretes yang diberikan oleh guru. Sikap baik, selalu melakukan petunjuk guru dalam proses pembelajaran. Untuk itu sampel ini mendapat nilai cukup. Nilai skor = 55 Poin (Cukup). c. Muhhamad Yusuf (sampel kelompok 3) Antusias cukup baik, dalam proses pembelajaran cukup memperhatikan penjelasan guru mengenai pemahaman menulis paragraf argumentasi. Responsip cukup, mengajukan pertanyaan yang kurang dimengerti Aktifitas cukup, ada kerjasama atau diskusi dengan teman sekelompoknya mengenai penulisan paragraf argumentasi. Motivasi dan sikap cukup baik, melakukan pretes dengan sungguhsungguh. Oleh karena itu sampel ini mendapat nilai yang cukup baik. Nilai skor = 70 Poin (Cukup Baik). d. Sri Wahyuni (sampel kelompok 4) Pada aspek antusias cukup, dalam proses pembelajaran cukup memperhatikann penjelasan dari guru tentang pemahaman menulis paragraph argumentasi. Aktifitas kurang baik, karena kurang adanya kerjasama atau diskusi dengan teman sekelompoknya. Oleh karena itu sampel ini mendapatkan nilai yang cukup. Nilai skor = 55 Poin (Cukup). Hasil Postes a. Abdul Azis (sampel kelompok 1) Pada aspek antusias sampel ini baik, yakni dalam proses pembelajaran cukup memperhatikan penjelasan dari guru tentang pengertian menulis paragraf argumentasi. Responsip baik, mengajukan pertanyaan yang dianggap belum dimengerti mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Aktifitas juga terlihat baik, karena adanya kerjasama dengan teman sekelompoknya mengenai menulis paragraf. Motivasi cukup baik, melakukan postes dengan sungguh-sungguh. Sikap baik, melakukan petunjuk guru saat proses pembelajaran. Hal ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraph argumentasi menunjukan hasil yang baik. Oleh karena itu sampel ini mendapatkan nilai yang baik. Nilai skor = 65 Poin (Cukup Baik). b. Amarwati (sampel kelompok 2) Antusias cukup baik, yakni dalam proses pembelajaran cukup memperhatikan penjelasan dari guru tentang pengertian menulis paragaraf argumentasi. Responsip baik, mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dianggap belum dimengerti. Motivasi cukup baik, terlihat sungguh-sungguh melakukan postes yang diberikan oleh guru Sikap cukup baik, selalu melakukan petunjuk guru dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi menunjukan hasil yang cukup baik. Oleh karena itu sampel ini mendapatkan nilai yang cukup baik. Nilai skor = 70 Poin (Baik). c. Muhhamad Yusuf (sampel kelompok 3) Pada aspek antusias sampel ini sangat baik, dalam proses pembelajaran benar-benar memperhatikan penjelasan guru mengenai pemahaman menulis paragraf argumentasi. Responsip baik, mengajukan pertanyaan yang dianggap kurang dimengerti. Aktifitas pada sampel ini juga sangat baik, ada kerjasama dengan teman sekelompoknya mengenai menulis paragraf argumentasi. Motivasi dan sikap baik, melakukan postes dengan sungguh-sungguh dan melakukan arahan guru saat proses pembelajaran. Hal ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi menunjukan hasil yang cukup memuaskan, dan ini dapat dilihat dari haasil kemampuan menulis siswa. Oleh karena itu sampel ini mendapatkan nilai yang baik. Nilai skor = 75 Poin (Baik).

d. Sri Wahyuni (sampel kelompok 4) Pada aspek antusias sampel ini baik, dalam proses pembelajaran, siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang pemahaman menulis paragraf argumentasi. Aktifitas baik, karena adanya kerjasama dengan teman sekelompoknya. Responsip baik, mengajukan pertanyaan yang dianggap kurang mengerti Motivasi baik, terlihat sungguh-sungguh melakukan postes yang diberikan oleh guru. Sikap baik, selalu melakukan petunjuk guru dalam pembelajaran. Hal ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi menunjukan hasil yang baik. Oleh karena itu sampel ini mendapatkan nilai yang baik. Nilai skor = 70 Poin (Baik). Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai terendah siswa (baik pretes maupun postes) ada pada interval (50-58), hanya pada postes mengalami penurunan jumlah siswa yang asalnya 15 orang menjadi 0. Adapun nilai terbesar pada pretes terdapat pada kelas interval (68-76) sebanyak 2 orang, sedangkan pada postes terdapat pada kelas interval (68-76) sebanyak 17 orang siswa. Bentuk lebih ringkasnya gambaran dari tabel itu adalah sebagai berikut : a. Hasil nilai pretes yang diperoleh siswa : 1. Nilai antara (50-58) = 15 orang siswa (62,5 %) 2. Nilai antara (59-67) = 7 orang siswa (29,1 %) 3. Nilai antara (68-75) = 2 orang siswa (8,3 %) b. Hasil nilai postes yang diperoleh siswa: 1. Nilai antara (59-67) = 7 orang siswa (29,1 %) 2. Nilai antara (68-76) = 17 orang siswa (70,8 %) Dari penjelasan di atas kita dapat melihat adanya peningkatan dari nilai pretes terhadap nilai postes. Pada nilai postes penulis menetapkan batas nilai keberhasilan siswa yaitu 60. Pada nilai pretes siswa yang telah berhasil mencapai tujuan adalah 9 orang. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum memahami cara penulisan paragraf argumentasi, sedangkan sebagian lagi sudah memahami walaupun belum maksimal. Sedangkan pada nilai postes siswa yang telah mencapai tujuan sebanyak 24 orang. Jumlah ini menunjukan bahwa siswa mampu menguasai penulisan paragraf argumentasi setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dari tabel di atas dapat diketahui nilai pretes terendah terdapat pada kelas interval (50-58) sedangkan nilai tertinggi terdapat pada kelas interval (68-76), sedangkan nilai postes terendah terdapat pada kelas interval (68-76) dan nilai tertinggi terdapat pada kelas interval (86-94). Agar lebih jelasnya penulis akan menggambarkan nilai-nilai pretesnya yang diperoleh siswa. Hasil pretes siswa yang mendapatkan nilai 60 ke atas adalah sebanyak 16 orang siswa (66,6 %). Jumlah ini cukup besar karena sebagian siswa telah memiliki kemampuan menulis paragraf argumentasi. Sedangkan yang lainnya masih belum menguasai materi dengan baik, tetapi hal tersebut dapat diperbaiki dengan melakukan latihan-latihan yang dapat meningkatkan kemampuan menulis mereka. Meninjau dari hasil postes di atas, siswa yang mendapatkan nilai 60 ke atas adalah sebanyak 24 siswa (100 %). Jumlah ini sangat besar karena dibandingkan dari hasil pretes dan postes temyata kemampuan siswa dalam menulisa paragraf argumentasi mengalami kemajuan yang sangat baik. SIMPULAN Kesimpulan Dalam proses penelitian tersebut, maka ditemukan hal-hal sebagai berikut: a. Hasil nilai pretes yang diperoleh siswa : 1. Nilai antara (50-58) adalah sebanyak 8 orang siswa (33,3 %). 2. Nilai antara (59-67) adalah sebanyak 10 orang siswa (41,6 %). 3. Nilai antara (68-75) adalah sebanyak 6 orang siswa (25 %). b. Hasil nilai postes yang diperoleh siswa adalah : 1. Nilai antara (68-76) adalah sebanyak 8 orang siswa (33,3 %). 2. Nilai antara (77-85) adalah sebanyak 11 orang siswa (45,8 %). 3. Nilai antara (86-94) adalah sebanyak 5 orang siswa (20,8 %) Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat peningkatan nilai pretes terhadap nilai postes. Dalam pretes dan postes ini juga penulis menempatkan batas nilai keberhasilan yaitu 60. Bagi siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas berarti telah berhasil mencapai tujuan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan belajar mengajar menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X SMA Negeri 10 Garut dengan metode Quantum Learning cukup berhasil. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran menulis argumentasi, dengan melihat hasil pretes dan postes yang telah dilaksanakan dengan baik. 2. Kegiatan belajar mengajar menulis paragraf argumentasi dengan metode Quantum Learning yang penulis gunakan cukup efektif. Hal ini

terbukti dari hasil analisis bahwa hampir seluruh siswa kelas X telah berhasil dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. DePorter, Bobbi dan Mike Hemacki. 2003. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa : Bandung. Jauhari, Heri. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia. Keraf, Gorys. 2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia. Nasution. 1991. Metode Reseach. Jemmars : Bandung. Nazir, Muhammad. 1998. Metode Penelitian Ilmiah : Bandung. Santoso, Ananda. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Alumni. Semi, A. 1998. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Sudjana, Nana dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Sunamo. 2007.Jenis Karangan http//sunamoswordpress.com/2007/12/06/jeni skarangan. (23 Desember 2008). Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosda karya. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.