PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh YETI HERYATI 10.21.0432 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 Oleh YETI HERYATI 10.21.0432 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Judul Skripsi Pembelajaran menulis argumentasi Dengan Menggunakan Metode Quantum Learning Pada Siswa Kelas X SMAN 14 Garut Tahun Ajaran 2009-2010. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Masalah penelitian ini yaitu : Apakah Pembelajaran menulis argumentasi dengan Menggunakan Metode Quantum Learning Pada Kelas X SMAN 14 Garut Tahun Ajaran 2009-2010 dapat memberikan hasil belajar yang baik?. Temuan dalam penelitian ini adalah Hasil Nilai Pretes yang diperoleh siswa: Nilai antara (50-58) adalah sebanyak 8 orang siswa (33,3 %). Nilai antara (59-67) adalah sebanyak 10 orang siswa (41,6 %). Nilai antara (68-75) adalah sebanyak 6 orang siswa (25 %). Hasil Nilai Postes yang diperoleh siswa : Nilai antara (68-76) adalah sebanyak 8 orang siswa (33,3 %). Nilai antara (77-85) adalah sebanyak 11 orang siswa (45,8 %). Nilai antara (86-94) adalah sebanyak 5 orang siswa (20,8 %). Dengan melihat hasil di atas dapat dibuktikan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan dapat diterima, karena sebagian besar siswa dapat berhasil dengan baik. Maka kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan Belajar Mengajar Menulis Paragraf Arumentasi siswa kelas X SMAN 14 Garut dengan Metode Quantum Learning cukup berhasil, dan kegiatan Belajar Mengajar dengan Metode Quantum Learning cukup efektif. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Metode Quantum Learning dalam Pembelajaran menulis argumentasi berhasil dengan baik, Metode Quantum Learning efektif dalam Pelaksanaan Pembelajaran menulis argumentasi. Kata Kunci : Menulis, Argumentasi, Quantum Learning PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam memperoleh keterampilan berbahasa setiap keterampilan itu erat sekali dengan empat keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berfikir (Tarigan, 1980 : 1, 1981 : 2. Dawson [et al], 1963: 27). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berfikir dan berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu keterampilan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam Kegiatan menulis maka siswa haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa. Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melapor atau memberitahukan, dan mempengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas,
kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakian kata-kata, dan struktur kalimat. Pengajaran menulis paragraf argumentasi merupakan salah satu bagian dari pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang bertujuan agar siswa dapat memberikan suatu argumen yang dituangkan dalam tulisan maupun paragraf. Argumentasi merupakan salah satu jenis pengungkapan hortatoris, yakni bentuk retorika yang berusaha mempengaruhi dan meyakinkan orang lain agar mengakui kebenaran gagasan pembicara. Dalam argumentasi sedikitnya ada tiga hal yang harus diungkapkan. Pertama, opini penulis atau pembaca mengenai suatu hal. Kedua, upaya pembuktian untuk memperkuat kebenaran opini yang telah diungkapkan. Ketiga, penegasan bahwa opini yang diungkapkan dibagian awal adalah benar dan tidak terbantah kebenarannya. Sebagai salah satu upaya untuk merujuk pemecahan masalah pada pembelajaran menulis paragraf khususnya paragraf argumentasi, penulis memiliki metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang penulis pilih adalah Quantum Learning. Metode Quantum Learning merupakan suatu kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Model Pembelajaran Menulis Argumentasi Dengan Menggunakan Metode Quantum Learning pada siswa kelas X SMAN 14 Garut. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Model Pembelajaran Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Sedangkan pembelajaran adalah proses pengorganisasian kegiatan belajar. Dengan kata lain pembelajaran merupakan upaya penciptaan kondisi yang kondusif, yaitu membangkitkan belajar efektif dikalangan para siswa. Pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajaran yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi Secara luas dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktuwaktu, proses komunikasi berlangsung melalui tiga media ; a. Visual (non- Verbal) b. Oral (Lisan) c. Written (Tulis) (Tarigan, 1994 : 19) Walaupun komunikasi serangkai merupakan suatu campuran dari dua atau tiga media di atas, tetapi demi kemudahan dan kesederhanaan biasanya diperbincangkan secara terpisah. Komunikasi lisan dan tulis sangat erat berhubungan karena sifat penggunaannya saling berkaitan dalam bahasa. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa media tulis atau keterampilan menulis merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi. Tulisan digunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain (Tarigan, 1994: 21). Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan, karena memudahkan para pelajar berpikir, dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman. Sedangkan yang dimaksud dengan tujuan menulis adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca (Tarigan, 1994:23). Pengertian Karangan Argumentasi Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumentasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya agar pembaca yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Dalam paragraf argumentasi bisa ditemukan beberapa ciri yang mudah untuk dikenali. Ciri-ciri tersebut (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulsnya. (2) alasan, data, atau fakta yang bisa mendukung. (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan argumentasi perlu disajikan kesimpulan.
Pengertian Metode Quantum Learning Quantum Learning merupakan suatu kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna. Quantum Learning adalah interaksi-interaksi yang mengubah energi menjaadi cahaya. Menurut DePorter (2002 : 54) dalam pembelajaran Quantum Learning ada 4 ciri spesifik yang berguna untuk meningkatkan otak untuk memahami suatu informasi yang diberikan. Ciri-ciri tersebut adalah : a) Learning To Know yang artinya belajar untuk mengetahui. b) Learning To Do yang artinya belajar untuk melakukan. c) Learning To Be yang artinya belajar untuk menjadi dirinya sendiri. d) Learning To Live Together yang artinya belajar untuk kebersamaan. Dalam buku Quantum Learning yang ditulis oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacki ada 3 (Tiga) metode utama pembelajaran Quantum Learning. a) Mind Mapping yang artinya petapikiran. b) Speed Reading yang artinya membaca cepat. c) Super Memory System yang artinya menoptimalkan daya ingat. Metode Penelitian Setiap penelitian menggunakan metode penelitian dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Ketepatan penggunaan metode penelitian akan menentukan keberhasilan penelitian. Metode dalam penelitian ini berkenaan dengan cara untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menentukan tujuan. Metode menekankan kepada strategi, proses dan pendekatan dalam memilih jenis-jenis dan karakteristik serta dimensi ruang dan waktu yang diperlukan. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu observasi di bawah kondisi buatan, di niana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian (Nazir, 1998:74). Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi. Ada kemungkinan kelompok atau individu yang sama digunakan sebagai kelompok eksperimen dan sebagai kelompok control (Nasution, 1991:41). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pretes dan Postes Pengetahuan Tentang Penulisan Paragraf Argumentasi Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa jenis tes yang diberikan pada saat pretes dan postes adalah siswa menganalisis terlebih dahulu paragraf argumentasi, setelah itu siswa dituntut umtuk menulis paragraf argumentasi dengan memperhatikan kaidah penulisan, seperti bahasa yang digunakan dan cara penulisan paragraf. Sedangkan aspek yang dinilai dalam penelitian ini ada 4 aspek, yaitu : 1. Tata cara penulisan paragraf argumentasi. Contoh: penulisan kata atau istilah harus diawali dengan kapital atau huruf besar, penggunaan tanda baca dan penulisan huruf. 2. Bahasa yang digunakan, yaitu bahasa yang biasa dipakai sehari-hari atau bahasa baku. 3. Kelengkapan paragraf, meliputi topik, gagasan utama, gagasan penjelas, ide, fakta, dan kesimpulan. 4. Kelengkapan isi, adanya hasil data, gambar, grafik dan tabel bila diperlukan dalam penulisan paragaraf argumentasi. Aspek-aspek tersebut masing-masing mendapatkan nilai 25 poin dan dikalikan 4, sehingga jumlah keseluruhannya adalah 100. Rumus : Jumlah Skor x 4 = Nilai Data Hasil Kelompok 1. Data Hasil Pretes a. Kelompok 1 Pada aspek penulisan, yakni penulisan kata sudah bagus, tapi masih belum memperhatikan tanda baca seperti tanda titik dan koma. Aspek bahasa kurang baik, karena bahasa yang digunakan oleh sampel ini masih tidak baku. Kelengkapan paragraf sudah cukup baik, karena adanya gagasan, ide, fakta dan kesimpulan. Kelengkapan isi, pada sampel ini tidak adanya gambar, tabel, grafik, dan data. Nilai skor = 50 Poin (Cukup). b. Kelompok 2 Aspek penulisan baik, menggunakan tanda baca, penulisan kata yang baku. Aspek bahasa cukup, karena bahasa yang digunakan dalam penulisan menggunakan bahasa baku. Kelengkapan paragraf cukup baik, karena hanya ada gagasan, ide, dan fakta, tapi kesimpulan tidak ada. Kelengkapan isi kurang, karean dalam kelompok ini tidak mencantumkan sama sekali tabel, gambar, dan grafik. Nilai skor = 50 Poin (Cukup). c. Kelompok 3 Aspek penulisan pada sampel ini sudah baik, selain penulisan kata dan tanda baca yang digunakan. Aspek bahasa juga baik, karena bahasa yang
digunakan yang digunakan menggunakan bahasa baku. Kelengkapan paragraf juga baik, sesuai dengan paragraf dan juga cerita yang ditulis dan dikembangkan. Kelengkapan isi pada sampel ini kurang baik, karena tidak adanya data dan sebagainya. Nilai skor = 70 Poin (Cukup Baik). d. Kelompok 4 Aspek penulisan baik, menggunakan tanda baca dan penulisan kata yang sesuai. Aspek bahasa sudah cukup baik, karena di dalam penulisan sedikit menggunakan kata baku. Aspek kelengkapan paragraf cukup baik, adanya topik, gagasan, pendapat dan kesimpulan. Aspek kelengkapan isi masih kurang karena tidak adanya data, gambar, grafik, dan tabel. Nilai skor = 55 Poin (Cukup). Data Hasil Siswa (Perorangan) Hasil Pretes a. Abdul Azis (sampel kelompok 1) Pada aspek antusias sampel ini cukup baik, yakni dalam proses pembelajaran cukup memperhatikan penjelasan dari guru tentang pengertian menulis paragraf argumentasi. Responsip kurang baik, tidak mengajukan pertanyaan meskipun mated yang disampaikan oleh guru kurang dimengerti. Aktifitas juga terlihat kurang baik, karena sampel ini kurang adanya kerjasama atau diskusi dengan teman sekelompoknya. Oleh karena itu sampel ini hanya mendapat nilai cukup. Nilai skor = 50 Poin (Cukup). b. Amarwati (sampel kelompok 2) Antusias baik, yakni dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan penjelasan dari guru tentang pengertian menulis paragraf argumentasi. Responsip cukup, mengajukan pertanyaan yang dianggap belum dimengerti. Motivasi kurang baik, terlihat tidak sungguh-sungguh melakukan pretes yang diberikan oleh guru. Sikap baik, selalu melakukan petunjuk guru dalam proses pembelajaran. Untuk itu sampel ini mendapat nilai cukup. Nilai skor = 55 Poin (Cukup). c. Muhhamad Yusuf (sampel kelompok 3) Antusias cukup baik, dalam proses pembelajaran cukup memperhatikan penjelasan guru mengenai pemahaman menulis paragraf argumentasi. Responsip cukup, mengajukan pertanyaan yang kurang dimengerti Aktifitas cukup, ada kerjasama atau diskusi dengan teman sekelompoknya mengenai penulisan paragraf argumentasi. Motivasi dan sikap cukup baik, melakukan pretes dengan sungguhsungguh. Oleh karena itu sampel ini mendapat nilai yang cukup baik. Nilai skor = 70 Poin (Cukup Baik). d. Sri Wahyuni (sampel kelompok 4) Pada aspek antusias cukup, dalam proses pembelajaran cukup memperhatikann penjelasan dari guru tentang pemahaman menulis paragraph argumentasi. Aktifitas kurang baik, karena kurang adanya kerjasama atau diskusi dengan teman sekelompoknya. Oleh karena itu sampel ini mendapatkan nilai yang cukup. Nilai skor = 55 Poin (Cukup). Hasil Postes a. Abdul Azis (sampel kelompok 1) Pada aspek antusias sampel ini baik, yakni dalam proses pembelajaran cukup memperhatikan penjelasan dari guru tentang pengertian menulis paragraf argumentasi. Responsip baik, mengajukan pertanyaan yang dianggap belum dimengerti mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Aktifitas juga terlihat baik, karena adanya kerjasama dengan teman sekelompoknya mengenai menulis paragraf. Motivasi cukup baik, melakukan postes dengan sungguh-sungguh. Sikap baik, melakukan petunjuk guru saat proses pembelajaran. Hal ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraph argumentasi menunjukan hasil yang baik. Oleh karena itu sampel ini mendapatkan nilai yang baik. Nilai skor = 65 Poin (Cukup Baik). b. Amarwati (sampel kelompok 2) Antusias cukup baik, yakni dalam proses pembelajaran cukup memperhatikan penjelasan dari guru tentang pengertian menulis paragaraf argumentasi. Responsip baik, mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dianggap belum dimengerti. Motivasi cukup baik, terlihat sungguh-sungguh melakukan postes yang diberikan oleh guru Sikap cukup baik, selalu melakukan petunjuk guru dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi menunjukan hasil yang cukup baik. Oleh karena itu sampel ini mendapatkan nilai yang cukup baik. Nilai skor = 70 Poin (Baik). c. Muhhamad Yusuf (sampel kelompok 3) Pada aspek antusias sampel ini sangat baik, dalam proses pembelajaran benar-benar memperhatikan penjelasan guru mengenai pemahaman menulis paragraf argumentasi. Responsip baik, mengajukan pertanyaan yang dianggap kurang dimengerti. Aktifitas pada sampel ini juga sangat baik, ada kerjasama dengan teman sekelompoknya mengenai menulis paragraf argumentasi. Motivasi dan sikap baik, melakukan postes dengan sungguh-sungguh dan melakukan arahan guru saat proses pembelajaran. Hal ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi menunjukan hasil yang cukup memuaskan, dan ini dapat dilihat dari haasil kemampuan menulis siswa. Oleh karena itu sampel ini mendapatkan nilai yang baik. Nilai skor = 75 Poin (Baik).
d. Sri Wahyuni (sampel kelompok 4) Pada aspek antusias sampel ini baik, dalam proses pembelajaran, siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang pemahaman menulis paragraf argumentasi. Aktifitas baik, karena adanya kerjasama dengan teman sekelompoknya. Responsip baik, mengajukan pertanyaan yang dianggap kurang mengerti Motivasi baik, terlihat sungguh-sungguh melakukan postes yang diberikan oleh guru. Sikap baik, selalu melakukan petunjuk guru dalam pembelajaran. Hal ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi menunjukan hasil yang baik. Oleh karena itu sampel ini mendapatkan nilai yang baik. Nilai skor = 70 Poin (Baik). Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai terendah siswa (baik pretes maupun postes) ada pada interval (50-58), hanya pada postes mengalami penurunan jumlah siswa yang asalnya 15 orang menjadi 0. Adapun nilai terbesar pada pretes terdapat pada kelas interval (68-76) sebanyak 2 orang, sedangkan pada postes terdapat pada kelas interval (68-76) sebanyak 17 orang siswa. Bentuk lebih ringkasnya gambaran dari tabel itu adalah sebagai berikut : a. Hasil nilai pretes yang diperoleh siswa : 1. Nilai antara (50-58) = 15 orang siswa (62,5 %) 2. Nilai antara (59-67) = 7 orang siswa (29,1 %) 3. Nilai antara (68-75) = 2 orang siswa (8,3 %) b. Hasil nilai postes yang diperoleh siswa: 1. Nilai antara (59-67) = 7 orang siswa (29,1 %) 2. Nilai antara (68-76) = 17 orang siswa (70,8 %) Dari penjelasan di atas kita dapat melihat adanya peningkatan dari nilai pretes terhadap nilai postes. Pada nilai postes penulis menetapkan batas nilai keberhasilan siswa yaitu 60. Pada nilai pretes siswa yang telah berhasil mencapai tujuan adalah 9 orang. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum memahami cara penulisan paragraf argumentasi, sedangkan sebagian lagi sudah memahami walaupun belum maksimal. Sedangkan pada nilai postes siswa yang telah mencapai tujuan sebanyak 24 orang. Jumlah ini menunjukan bahwa siswa mampu menguasai penulisan paragraf argumentasi setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dari tabel di atas dapat diketahui nilai pretes terendah terdapat pada kelas interval (50-58) sedangkan nilai tertinggi terdapat pada kelas interval (68-76), sedangkan nilai postes terendah terdapat pada kelas interval (68-76) dan nilai tertinggi terdapat pada kelas interval (86-94). Agar lebih jelasnya penulis akan menggambarkan nilai-nilai pretesnya yang diperoleh siswa. Hasil pretes siswa yang mendapatkan nilai 60 ke atas adalah sebanyak 16 orang siswa (66,6 %). Jumlah ini cukup besar karena sebagian siswa telah memiliki kemampuan menulis paragraf argumentasi. Sedangkan yang lainnya masih belum menguasai materi dengan baik, tetapi hal tersebut dapat diperbaiki dengan melakukan latihan-latihan yang dapat meningkatkan kemampuan menulis mereka. Meninjau dari hasil postes di atas, siswa yang mendapatkan nilai 60 ke atas adalah sebanyak 24 siswa (100 %). Jumlah ini sangat besar karena dibandingkan dari hasil pretes dan postes temyata kemampuan siswa dalam menulisa paragraf argumentasi mengalami kemajuan yang sangat baik. SIMPULAN Kesimpulan Dalam proses penelitian tersebut, maka ditemukan hal-hal sebagai berikut: a. Hasil nilai pretes yang diperoleh siswa : 1. Nilai antara (50-58) adalah sebanyak 8 orang siswa (33,3 %). 2. Nilai antara (59-67) adalah sebanyak 10 orang siswa (41,6 %). 3. Nilai antara (68-75) adalah sebanyak 6 orang siswa (25 %). b. Hasil nilai postes yang diperoleh siswa adalah : 1. Nilai antara (68-76) adalah sebanyak 8 orang siswa (33,3 %). 2. Nilai antara (77-85) adalah sebanyak 11 orang siswa (45,8 %). 3. Nilai antara (86-94) adalah sebanyak 5 orang siswa (20,8 %) Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat peningkatan nilai pretes terhadap nilai postes. Dalam pretes dan postes ini juga penulis menempatkan batas nilai keberhasilan yaitu 60. Bagi siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas berarti telah berhasil mencapai tujuan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan belajar mengajar menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X SMA Negeri 10 Garut dengan metode Quantum Learning cukup berhasil. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran menulis argumentasi, dengan melihat hasil pretes dan postes yang telah dilaksanakan dengan baik. 2. Kegiatan belajar mengajar menulis paragraf argumentasi dengan metode Quantum Learning yang penulis gunakan cukup efektif. Hal ini
terbukti dari hasil analisis bahwa hampir seluruh siswa kelas X telah berhasil dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. DePorter, Bobbi dan Mike Hemacki. 2003. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa : Bandung. Jauhari, Heri. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia. Keraf, Gorys. 2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia. Nasution. 1991. Metode Reseach. Jemmars : Bandung. Nazir, Muhammad. 1998. Metode Penelitian Ilmiah : Bandung. Santoso, Ananda. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Alumni. Semi, A. 1998. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Sudjana, Nana dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Sunamo. 2007.Jenis Karangan http//sunamoswordpress.com/2007/12/06/jeni skarangan. (23 Desember 2008). Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosda karya. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.