BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pemberian angket dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pre-test dan posttest.

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

Meningkatkan Kemampuan Hubungan Interpersonal Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama pada Siswa Kelas IX-1 SMP Negeri 1 Praya Barat Daya

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB III METODE PENELITIAN

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA

Muhammad Arief Maulana, Awik Hidayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Abstrak

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent.

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM MENGEMUKAKAN DAN MEMPERTAHANKAN PENDAPAT PADA SISWA KELAS

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial (zoon politicon). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

BAB IV PENUTUP. interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya. membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PERKEMBANGAN BAKAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, pp

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI IPS MAN II KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi adalah peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

JURNAL EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMPN 2 GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

JURNAL. Oleh: MIA DEWANTI Dibimbing oleh : 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Vivi Ratnawati, S.Pd., M.Psi.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

HUBUNGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 GARUM KABUPATEN BLITAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

Penerapan Konseling Kelompok Realita untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri di Sekolah. Nurin Cholifatul Ma rifa 1 dan Titin Indah Pratiwi 2

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA KELAS VIII MTSN 2 MEDAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Membantu Siswa Meningkatkan Motivasi Belajar. Desti Fatayati 1 dan Eko Darminto 2

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat

SKRIPSI. Oleh : KHULAIDAH NPM :

PENGARUH PENDEKATAN TIDWELL DAN BACHUS DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP AGRESIVITAS PESERTA DIDIK KELAS VIII PAGI SMPN 9 TAMBUN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL STRATEGI INKUIRI TERHADAP PEMAHAMAN JURUSAN IPA, IPS DAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Keberadaan kecerdasan emosional merupakan suatu kondisi yang

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi merupakan hal terpenting dalam setiap kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

Penerapan Konseling Kelompok Trait Factor untuk Mengatasi Kesulitan dalam Perencanaan Karir pada Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

KORELASI ANTARA KONSEP DIRI SOSIAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL (Studi Korelasional terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Manusia berkomunikasi untuk menjalin hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika manusia berinteraksi dengan manusia lain. Sedangkan interaksi sosial harus didahului oleh kontak sosial dan komunikasi. 1 Meskipun teknologi komunikasi telah berkembang begitu rupa, akan tetapi tidak ada satupun masyarakat moderen yang mampu bertahan tanpa komunikasi. Manusia merupakan makhluk sosial, 2 karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan antarmanusia, misalnya pergaulan dalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah, tempat bekerja, organisasi sosial, dan lain-lain. Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Hakikat pergaulan itu ditunjukkan antara derajat keintiman, frekuensi pertemuan, jenis relasi, mutu interaksi diantara mereka, terutama faktor sejauh mana keterlibatan dan saling mempengaruhi. Komunikasi terdiri atas beberapa konteks. Salah satu konteks komunikasi yang berkaitan langsung dengan hubungan antarmanusia adalah komunikasi 1 Rakhmat, J. Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005. 2 Liliweri, A. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : PT. Cipta Aditya Bakti, 1997. 1

2 interpersonal. Komunikasi interpersonal merupakan suatu kemampuan dalam membina hubungan yang baik antar manusia yang satu dengan manusia yang lain. 3 Melalui komunikasi interpersonal anda berinteraksi dengan orang lain, mengenal mereka dan diri anda sendiri, dan mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain. Apakah dengan kenalan baru, kawan lama, kekasih atau anggota keluarga. Melalui komunikasi interpersonal anda membina, memelihara, kadangkadang merusak dan adakalanya memperbaiki hubungan pribadi anda. 4 Berbagai masalah dapat timbul tanpa adanya kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Apabila seseorang tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik, maka ia akan sulit menjalin hubungan yang sehat dan dinamis dengan orang lain. Bila seseorang gagal menumbuhkan hubungan antarmanusia, ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, menderita flight syndrome (melarikan diri dari lingkungannya). 5 Komunikasi juga telah dihubungkan dengan kesehatan fisik, orang yang terkucil secara sosial cenderung lebih cepat mati. Selain itu, kemampuan berkomunikasi interpersonal yang buruk ternyata mempunyai andil dalam 3 Vardiansyah, D. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor : Ghalia Indonesia, 2004. 4 Devito, A. Joseph. Komunikasi Antarmanusia. Maulana, Agus, penerjemah. Jakarta : profesional, 1997. hlm : 23 5 Rakhmat, J. Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Hlm : 14

3 penyakit jantung koroner, dan kemungkinan terjadinya kematian naik pada orang yang ditinggal mati pasangan hidupnya. 6 Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengatasi masalah komunikasi interpersonal. Beberapa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Nafiah (2000), Kusuma (2004), dan Aransari (2006). Penelitian yang dilakukan Nafiah (2000) membuktikan bahwa kesulitan komunikasi interpersonal yang terjadi pada siswa kelas I-2 di SMA Negeri 1 Cerme tahun pelajaran 1999/2000 dapat diatasi dengan Teknik Analisis Transaksional. Selanjutnya Kusuma dkk (2004) mengadakan penelitian mengenai keterbukaan diri dalam komunikasi antar pribadi pada siswa kelas II-1 SMAN 1 Jombang. Siswa yang kurang memiliki keterbukaan diri diatasi dengan memberikan bimbingan kelompok teknik Johari Window. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Aransari (2006), rendahnya kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas X-1 SMA 7 Negeri Surabaya tahun ajaran 2005-2006 dapat ditingkatkan dengan Latihan Asertif. Masalah komunikasi interpersonal yang terjadi pada siswa juga nampak di berbagai sekolah di antaranya SMP Wijaya. Berdasarkan pengamatan bahwa banyak siswa kelas VIII yang memiliki masalah yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi interpersonal. Kemudian berdasarkan hasil wawancara 6 Tubbs, L. Stewart & Moss, S. Prinsip-prinsip Dasar Komunikasi, (1rd.ed). Mulyana, Deddy, Penerjemah. Singapore : Mc. Graw-Hill. 2000, hlm : 3

4 dengan salah satu guru BK, 7 kelas VIII memiliki yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Perilaku yang menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa ditandai dengan sikap ragu-ragu ketika menyampaikan pendapat, sulit menyampaikan pendapat, sulit mendengarkan pendapat orang lain, siswa kurang mengetahui informasi yang sedang berkembang, sering terlibat konflik dengan teman sebaya dan sulit bergaul dengan teman sebaya. Siswa-siswi di SMP Wijaya kelas VIII merupakan remaja yang berusia 14-15 tahun. Menurut Hurlock, pada usia tersebut beberapa tugas perkembangan siswa yang harus dicapai antara lain: mencapai hubungan yang baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial pria dan wanita, mengharap dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orangorang dewasa lainnya, dan memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Pada usia perkembangan tersebut tentunya kemampuan komunikasi interpersonal yang baik sangat diperlukan, sedangkan tugas perkembangan yang berkaitan dengan siswa sebagai remaja adalah mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya. Siswa yang memiliki kemampuan 7 Narasumber adalah seorang koordinator Bimbingan dan Konseling SMP Wijaya

5 komunikasi interpersonal yang baik akan mudah diterima dalam pergaulan dan memperoleh banyak teman. Karena adanya pertentangan dengan lawan jenis yang sering berkembang selama masa akhir kanak-kanak, maka mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari nol dengan tujuan untuk mengetahui ihwal lawan jenis dan bagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah. 8 Pada kehidupan sehari-harinya, pada umumnya siswa menggunakan sebagian besar waktunya untuk bergaul dengan teman sebaya dari pada keluarga dan orang yang lebih dewasa. Siswa lebih banyak berinteraksi dengan teman, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Mereka juga lebih suka membicarakan masalahnya dengan teman sebaya dan cenderung lebih merasa nyaman bersama dengan teman. Bisa dikatakan bahwa mempunyai teman adalah kebutuhan utama bagi siswa usia remaja. Kemudian siswa sebagai remaja mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan sangat erat dengan dunia pergaulan. Dengan rasa ingin tahu tersebut, remaja selalu berusaha memperoleh informasi-informasi yang ada di lingkungan masyarakat yang dapat menunjang dalam pergaulan untuk membina hubungan 8 Hurlock, B. Elizabeth. Psikologi Perkembangan, (5rd.ed). Istiwidayanti & Soedjarwo, penerjemah. Singapore : Mc. Graw-Hill. 1980, hlm : 209

6 yang baik dengan teman sebaya. Siswa tentunya tidak ingin dianggap kurang pergaulan oleh teman sebayanya hanya karena tidak tahu informasi yang berkembang. Melalui komunikasi dengan orang lain maka informasi dapat diperoleh. Dengan demikian komunikasi dan informasi merupakan suatu hal yang saling berkaitan. Kemampuan komunikasi interpersonal yang baik juga diperlukan oleh siswa untuk menyesuaikan dengan lingkungannya. Seseorang yang mudah menyesuaikan dirinya tentu saja akan mudah untuk menjalin hubungan dengan orang lain, sehingga ia mudah untuk mendapatkan teman dimanapun ia berada. Ketika berteman, tentu saja akan terjadi pertukaran informasi. Pengolahan informasi secara tepat diperlukan siswa agar ia tidak salah dalam pergaulan, terutama dalam hal mendapatkan teman yang baik. Untuk dapat hidup efektif orang harus hidup dengan cukup informasi. Dengan demikian maka komunikasi dan pengawasan merupakan bagian hakiki bagi hidup manusia, sebagaimana manusia merupakan bagian dari masyarakat. 9 Siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pelaksanaan kegiatan sekolah, yaitu turut serta aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak bisa lepas dari kegiatan belajar. Usaha pengembangan diri tersebut diperoleh dari pengolahan informasi melalui interaksi sosial. Interaksi sosial dapat terjalin secara optimal apabila siswa dapat berkomunikasi interpersonal dengan baik. 9 Susanto, S.P. Astrid. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek 1. Jakarta : Binacipta. 1988, hlm : 3

7 Selain itu salah satu hal terpenting yang harus dicapai siswa di sekolah adalah perolehan prestasi belajar (prestasi akademik) yang optimal. Apabila siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, maka berarti siswa mampu mengaktualisasikan dirinya di lingkungan dimana dia berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa prestasi belajar (prestasi akademik) siswa merupakan hasil dari suatu proses interaksi sosial siswa dengan semua warga sekolah, baik itu teman, guru, kepala sekolah, petugas tata usaha, bahkan penjaga kantin dan satpam sekolah. Maka apabila siswa tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik, tentunya siswa juga akan sulit menjalin hubungan personal yang baik dengan mereka. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi prestasi belajar (prestasi akademik) siswa, sehingga siswa tidak dapat mencapai prestasi belajar yang optimal yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Pihak sekolah, khususnya konselor merasa resah dengan fenomena ini, karena sukses atau tidaknya suatu program pendidikan sangat bergantung pada prestasi belajar siswa-siswi. Bimbingan dan konseling yang ada di sekolah merupakan fasilitas yang diberikan melalui konselor sekolah dalam rangka membantu permasalahan yang dihadapi siswa sebagai proses untuk mengembangkan dirinya. Berdasarkan SK Mendikbud No.025/0/1995. Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun secara kelompok agar mampu berkembang secara optimal,

8 dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir melalui jenis layanan dan kegiatan pendukung. 10 Bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan konselor lebih dari satu orang. Pemberian bimbingan secara kelompok memungkinkan konselor dapat membantu siswa yang memiliki masalah yang sama dalam secara efisien. Sejumlah orang yang tergabung dalam kelompok akan berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain melalui kata-kata dan beraneka tindakan mereka. Jika komunikasi dan interaksi itu kurang memuaskan, proses komunikasi kegiatan kelompok akan terhambat. Komunikasi dalam kelompok adalah komunikasi antar pribadi-pribadi. Hal ini diwujudkan dalam bimbingan kelompok teknik diskusi. Dalam kelompok diskusi selama waktu yang cukup lama, setiap anggota harus berkomunikasi dengan saling bertukar pikiran, kemampuan untuk mengirimkan pesan kepada orang lain dan menerima pesan dari orang lain akan memperlancar diskusi. 11 Bimbingan kelompok terdiri atas beberapa teknik. Sedangkan teknik yang digunakan penelitian ini adalah diskusi kelompok. Menurut peneliti teknik diskusi dalam bimbingan kelompok bertujuan untuk mengubah sikap dan tingkah 10 Nursalim, M & S.A, Suradi. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya : UNESA University Press. 2002. Hlm : 5 11 Winkel, W.S & Hastuti, M.M, Sri. Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Edisi Revisi). Yogyakarta : Media Abadi. 2004. Hlm : 552

9 laku tertentu, setelah mendengarkan pandangan, kritik atau saran dari teman anggota kelompok. Kemudian dalam pelaksanaan diskusi kekompok, mau tidak mau masing-masing anggota akan berkomunikasi. Beberapa siswa yang tergabung dalam situasi kelompok akan membentuk suatu kelompok komunikasi kecil. Selain itu, dalam situasi kelompok yang penuh keakraban, siswa tentunya dapat mengoptimalkan dirinya dalam mencapai tujuan kelompok. Mereka ingin sama beraninya dengan kawan-kawannya dalam kelompok. Akibatnya, mereka memilih alternatif yang lebih berani. Selain itu dalam kelompok, individu dapat berbagi tanggung jawab dengan orang lain sehingga resiko kegagalan juga ditanggung bersama. Seperti yang diuraikan diatas, diskusi kelompok dapat mengatasi berbagai masalah siswa. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian terdahulu. Fajarwati (2004) melakukan penelitian pengaruh diskusi kelompok terhadap kecemasan tampil didepan kelas terhadap siswa kelas II-A SMPN 28 Surabaya. Penelitian tersebut menemukan bahwa diskusi kelompok dapat mengatasi kecemasan tampil didepan kelas. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2005) mengadakan penelitian tentang perilaku menyampaikan pesan terhadap komunikasi interpersonal siswa II-D SMP Negeri 28 Surabaya. Berdasarkan penelitian tersebut, masalah perilaku menyampaikan pesan yang kurang baik yang dialami oleh siswa dapat diatasi dengan menggunakan latihan diskusi kelompok.

10 Kemudian berdasarkan permasalahan yang ada serta mengkaji beberapa pendapat tentang pentingnya komunikasi interpersonal serta kegunaan diskusi kelompok dalam mengatasi permasalahan siswa, maka penelitian ini dilakukan untuk mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa di SMP Wijaya, yaitu dengan cara meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa melalui teknik diskusi dalam bimbingan kelompok. B. Rumusan Masalah 1. Apakah penggunaan teknik diskusi dalam bimbingan kelompok efektif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII di SMP Wijaya? 2. Apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap skor kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII di SMP Wijaya antara sebelum dan sesudah penggunaan teknik diskusi dalam bimbingan kelompok? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diajukan, maka tujuan penelitian secara umum adalah untuk menguji keefektifan teknik diskusi dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII di SMP Wijaya. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap skor kemampuan komunikasi interpersonal

11 siswa kelas VIII di SMP Wijaya antara sebelum dan sesudah penggunaan teknik diskusi dalam bimbingan kelompok. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi Peneliti a. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan pengalaman serta memperoleh data empirik khususnya mengenai penggunaan teknik diskusi dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII di SMP Wijaya. b. Secara teoritis penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti terhadap pengembangan penggunaan teknik diskusi dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII di SMP Wijaya. 2. Bagi Pihak Sekolah dan Siswa Dapat memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai pengembangan penggunaan teknik diskusi dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII di SMP Wijaya. 3. Bagi Peneliti Lain Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya dan dapat memberikan wacana baru bagi penelitian lain.

12 E. Batasan Penelitian Agar pokok permasalahan yang diteliti tidak melebar dari apa yang telah ditentukan semula, maka peneliti hanya memfokuskan pada masalah tertentu. Adapun batasan masalah peneliti dengan judul PENGGUNAAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII DI SMP WIJAYA adalah : sasaran hanya terfokus pada siswa kelas VIII di SMP Wijaya. F. Definisi Konsep a. Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah kemampuan saling memahami, yang meliputi sikap percaya, pembukaan, dan penerimaan diri; mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara jelas; mampu menerima dan saling memberikan dukungan atau saling tolong menolong; mampu memecahkan konflik yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif agar tercipta suatu hubungan antarmanusia yang hangat dan dinamis. 12 b. Tehnik Diskusi Teknik diskusi dalam bimbingan kelompok menurut peneliti adalah salah satu jenis layanan dalam bimbingan dan konseling yang diberikan pada siswa yang mengalami masalah dalam situasi kelompok. Sedangkan tahaptahap yang dilakukan dalam diskusi kelompok antara lain: 12 Supratiknya, A. Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologi. Yogyakarta : Kanisius. 1995. Hlm : 10

13 1. Persiapan 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Pengakhiran Siswa adalah remaja kelas VIII di SMP yang berusia 14-15 tahun. G. Metode Penelitian A. Jenis Penelitian eksperimen yang menggunakan satu kelompok pre-test dan post-test ( The one group pre-test dan post-test design ) : B. Sasaran atau Populasi dan sampel 1. Populasi siswa kelas VIII di SMP Wijaya yang berjumlah 40 2. Sampel 10 siswa yang kurang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang efektif. Pengambilan sampel non random dengan teknik purposive sampling. C. Identifikasi Variabel 1. Variabel terikat yaitu komunikasi interpersonal (Y). 2. Variabel bebas yaitu bimbingan kelompok (X). c. Metode Pengumpulan Data angket Uji Validitas dan Relibilitas 1. Uji Validitas dengan menggunakan product moment : xy = N x y ( x ) ( y ) {N. x²-( x) ²}{ N. y²-(y) ²} 2. Uji Reabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown :

14 = 2 X ½.½ (1 + ½.½ ) d. Metode Analisa Data menggunakan uji tanda H. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Bab ini akan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, defenisi konsep dan sistematika pembahasan. BAB II : Kajian Teori Bab ini akan diuraikan mengenai teori yang akan mendasari penelitian meliputi pengertian komunikasi interpersonal, bimbingan kelompok, dan teknik diskusi kelompok. BAB III : Metode Penelitian Pada bab ini akan diuraikan dengan jelas bagaimana metode penelitian dilakukan, pendekatan, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, tehnik pengumpulan data, analisis data dan tehnik keabsahan data. BAB IV : Analisis Data Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dengan analisis yang merupakan pembahasan terhadap temuan-temuan selama penelitian.

15 BAB V : Penutup Bab ini merupakan penutup yang memuat kesimpulan dari rumusan masalah yang dibahas dan juga saran-saran yang perlu diperhatikan.