KELUARGA HINDU. Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI PERTIMBANGAN SOSIAL Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Implikasi Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Oleh:

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa

Oleh I Gede Juli Agus Puja Astawa Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Oleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan tidak kawin. maka mereka tidak kembali berstatus belum dewasa.

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INFORMAL HINDU DALAM MENJAGA POLA KOMUNIKASI REMAJA PADA PERGAULAN SEHARI-HARI

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber penyebab perceraian, di antaranya adalah kekerasan dalam rumah

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia

BAB VI PENUTUP Simpulan

PERAN WANITA HINDU DALAM MENAMBAH PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH. Ketut Yasini * ABSTRAK

A. IDENTITAS MATA KULIAH

PEMBERDAYAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL BERBASIS PENDIDIKAN AGAMA HINDU BAGI ANAK PANTI ASUHAN

BAB I PENDAHULUAN. menemani mereka menjalani kehidupan hingga akhir hayatnya. Perkawinan adalah merupakan

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA HINDU MELALUI EFEKTIVITAS POLA INTERAKSI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempit, keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak dari hasil perkawinan tersebut.

PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

Oleh Wayan Suprapta Institut HinduDharmaNegeri Denpasar

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan, di samping unsur yang

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN. Pertemuan 2

NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PENEMPATAN PATUNG GANESHA DI DESA MANISTUTU KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk-bentuk adat istiadat dan tradisi ini meliputi upacara perkawinan, upacara

PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA. Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam buku Tri Widiarto yang berjudul Psikologi Lintas Budaya

OPTIMALISASI TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT

PENGATURAN KEARIFAN LOKAL DALAM PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI

CARUT MARUT KURIKULUM DI INDONESIA BERSUMBER DARI DISTORSI LANDASAN PENDIDIKAN. Oleh : I Made Bagus Andi Purnomo NIM :

PENDAHULUAN. satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat,

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN. Pertemuan 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi kehidupan seseorang dikarenakan intensitas dan frekuensinya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sagala (2010:37), belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dibidang akademik. Dalam dunia mahasiswa mengalami

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia berkenalan terlebih dahulu dengan

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memiliki tingkatan yakni, dari masa anak anak,

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. B. Pokok Permasalahan.

K. Yasini Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah ABSTRAK

Mengapa penting pendidikan orang tua?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di daerah tertentu, misalnya bahasa Bugis, Gorontalo, Jawa, Kaili (Pateda

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan penelitian dan analisis hasil penelitian sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dunia ini tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika lahir, sudah disambut

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. akan dibutuhkan anak dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor. 1. Faktor-faktor penyebab perceraian pada Keluarga TKW

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan perpindahan lokasi kerja dari satu tempat ke tempat lain (Sears dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

Oleh Ni Putu Ayu Putri Suryantari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

MAKNA FILOSOFIS ASESSOR PENILAIAN BEBAN KINERJA AKADEMIK DOSEN PENDIDIKAN AGAMA HINDU PADA PERGURUAN TINGGI

Peran Pendidikan Dalam Mengatasi Moralitas

Kapan Boleh Menikah? Koran TOKOH No. 514/Tahun X, November Usia Perkawinan Menurut Hukum Adat Bali

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk


1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Unsur organisasi terkecil dalam masyarakat adalah keluarga batih

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SANKSI PACAMIL DI DESA BLAHBATUH GIANYAR DITINJAU DARI PENDIDIKAN KARAKTER

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Oleh Ida Ayu Made PutriArini Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB IV ANALISIS DATA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Mempunyai anak adalah kebanggaan hidup dalam keluarga supaya kehidupan

Transkripsi:

KELUARGA HINDU Istilah keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula dan varga kula berarti abdi, hamba. Varga berarti jalinan, ikatan. Istilah kula dan warga ini dirangkaikan sehingga menjagi kulavarga yang dapat berarti suatu jalinan atau ikatan pengabdian. Dari istilah kulavarga inilah mengalami sedikit perubahan bunyi keluarga yang dapat berarti; Keluarga adalah suatu jalinan poengabdian antara suami istri dan anak anak (Jaman, 1998: 10) Dengan demikian maka keluarga dapat diartikan sebagai suatu persatuan yang terjalin antara seluruh anggotanya dalam melaksanakan pengabdian sebgai amanat dasar yang diemban demi kelestarian dan kesejahteraannya. Dapat pula dikatakan bahwa ikatan dalam keluarga adalah suatu pengabdian bukan suatu pengorbanan. Oleh karenannya dalam hubungan ini salah satu anggota keluarga tidaklah benar apabila mengatakan dirinya berkorban demi keluarga. Menurut Ki Hajar Dewantara yang dikutip oleh (Sitorus 2000; 147), keluarga adalah pranata terkecil yang secara langsung dialami untuk pertamakali oleh seorang manusia, dimana kehadiran Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar email : iketutsudarsana@ihdn.ac.id seorang anak dalam keluarga mengakibatkan bertambahnya tanggung jawab pihak keluarga. Menurut Pendit (1994: 112) keluarga adalah suatu kerangka unit kehidupan masyarakat. Wiana (1997: 45) keluarga atau rumah tangga adalah bentuk hidup bersama yang merupakan lembaga soaial terkecil dan terpenting, keluarga pada hakekatny adalah lembaga pendidikan, tempat belajar agama Hindu hingga keluarga itu merupakan lembaga yang dapat menumbuhkan terjadinya pengabdian dan teraturnya peningkatan hidup setia dalam mencapai tujuan hidupnya karena itulah disebut keluarga. Kata keluarga artinya pengabdian terjalin sedangkan rumah tangga adalah rumah tempat menata agar mampu mendaki kearah tujuan. Tentang kehidupan berkeluarga (grehasta asrama), menurut Hindu adalah masa yang amat penting dalam membangun serta membinan rumah tangga. Hal ini dijelaskan dalam kitab Manawa Dharma Sastra, Bab VI, sloka 89 sebagai berikut: Sarwesamapi caitesam weda smriti widhanatah. Grehasta vcyate cresthah sa strinetan bibhartihi

Terjemahannya; Dan sesuai dengan ketentuan ketentuan dari weda dan smerti kepala rumah tangga dinyatakan sebagai paling di atas dari semua yang lainnya itu Karena tahapan ini menunjang ketiga tahapan lainnya. Berdasarkan pernyataan sloka di atas, diantara keempat tingkatan tersebut, masa kehidupan keluarga dinyatakan sebagai masa yang amat penting dan utama dibandingkan dengan pase pase kehidupan yang lainnya (brahmacari, amanprastha dan biksuka) hal yang paling mendasardapat dilihat pada masa ini adalah berupa kesempatan untuk memperoleh anak sebagai sumber potensi untuk melanjutkan keturunan (Santana) dan untuk melaksanakan panca yadnya. Secara sosiologi, keluarga Hindu adalah keluarga inti sebagai dasar sistem kekerabatan Hindu yang terdiri atas ayah, ibu dan anak anaknya yang belum kawin, yang mana keluarga inti ini juga sering disebut dengan keluarga batih (nuclear family). Keluarga inti menurut soaiologi dibagi menjadi dua: 1. Keluarga inti sederhana / keluarga inti monogamy, yaitu keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan anak naknya yang belum kawin. 2. Keluarga inti kompleks (keluarga inti pologami) yaitu: keluarga inti yang keluarganya terdiri dari seorang ayah istri yang telah lebih dari satu dengan anak anaknya yang belum kawin. Melihat hal di atas maka dapat dikatakan bahwa keluarga Hindu adalah: bentuk kesatuan kerja sama yang terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak nak yang belum kawin yang tujuannya untuk mendapatkan putra yang Santana, untuk menebus dosa dosa orang tuannya. Daftar Pustaka Sudarsana, I. K. (2017, October). Makna Filosofis Asessorpenilaian Beban Kinerja Akademik Dosen Pendidikan Agama Hindu Pada Perguruan Tinggi. In Prosiding Seminar Pendidikan Agama (pp. 129-133). Sudarsana, I. K. (2017, October). PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MEWUJUDKAN TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. In Prosiding Seminar Nasional Filsafat (pp. 216-223). Sudarsana, I. K. (2017, October). PERANAN ORANG TUA DALAM PENANAMAN BUDI PEKERTI PADA ANAK. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL ANAK USIA DINI (SEMADI) 2 (pp. 157-160). Sudarsana, I. K. PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI. STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI BERKUALITAS.

Sudarsana, I. K. (2017). Optimalisasi Pemahaman Ajaran Tri Hita Karana Dalam Meningkatkan Karakter Siswa Sekolah Dasar (Perspektif Psikologi Pendidikan). Prosiding Senada 2, 250-256. Sudarsana, I. K. (2017). Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Bali Pada Kalangan Remaja. Prosiding Sembada 2017. Sugiharta, I. P. S. O., & Sudarsana, I. K. (2017). Hypnotic Learning Characteristics On Sisya Brahmakunta Community In Denpasar. Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 1(2), 132-145. Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017). Praksis Pendidikan Menurut Habermas (Rekonstruksi Teori Evolusi Sosial Melalui Proses Belajar Masyarakat). Indonesian Journal of Educational Research, 2(1), 18-26. Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017). REFLEKSI KRITIS IDEOLOGI PENDIDIKAN KONSERVATISME DAN LIBRALISME MENUJU PARADIGMA BARU PENDIDIKAN. Journal of Education Research and Evaluation, 1(4), 283-291.