6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ibu Hamil 2.1.1 Pengertian Kehamilan merupakan masa di mana seorang perempuan membawa embrio atas fetus dalm tubuhnya. Dalam masa kehamilan bisa terjadi banyak gestasi seperti dalam kasus kembar atau kembar tiga. Kehamilan manusia biasanya terjadi selama 40 minggu antara masa terakhir menstruasi hingga kelahiran (38 minggu dari proses pembuahan). Umumnya ditandai dengan siklus menstruasi atau haid yang terlambat.(shootxcla, 2013). Menurut Saifuddin, dkk (2005), usia yang sehat untuk bereproduksi anatara 20 35 tahun. Seorang ibu didiagnosis hamil secara khusus berkaitan dengan tanda praduga, kemungkinan dan tanda-tanda pasti kehamilan. Tanda praduga dan gejala ibu hamil meliputi: 1. Amenorea (tidak dapat haid). Umumnya wanita hamil berhenti haid. Dalam hal ini penting untuk diketahui hari pertama haid terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan tafsuran persalinan. 2. Nausea (mual) dan emesis (muntah). Mual biasanya terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan dan kadang kadang disertai muntah. Hal ini sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. 3. Ngidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu). 4. Pingsan. Biasanya terjadi pada awal awal kehamilan. Oleh karena itu tidak dianjurkan pergi di tempat- tempat yang ramai terutama pada awalawal kehamilan. Biasanya gangguan pingsan ini hilang pada usia kehamilan 16 minggu. 5. Mammae tegang dan membesar. 6
7 Hal ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli pada mammae. 6. Anoreksia (tidak nafsu makan). 7. Sering kencing. 8. Susah buang air besar. 9. Pigmentasi kulit terjadi pada usia kehamilan 12 minggu keatas yang dipengaruhi oleh hormon kortikosteroid plasenta. 10. Varises Asupan gizi ibu hamil masih dibawah rekomendasi. Kurang lebih 14% wanita Indonesia usia 15-45 tahun mengalami gizi kurang. Dan 51 % wanita Indonesia mengalami anemia defisiensi besi (Riskesdas, 2010). Kebutuhan gizi selama hamil lebih besar bila dibandingkan dengan wanita tidak hamil dan menyusui. Kebutuhan zat gizi tersebut sebagai berikut : 1. Energi Kebutuhan tambahan energi yang dibutuhkan selama kehamilan adalah sebesar 300 kkal per hari. Namun kebutuhan energi ini tidak sama pada tiap periode kehamilan. Kebutuhan energi pada triwulan pertama pertambahnnya sedikit sekali (minimal). Seiring dengan tumbuhnya janin, kebutuhan energi meningkat secara signifikan, terutama sepanjang triwulan dua dan tiga. Kebutuhan energi ini berdasarkan pada pertambahan berat badan yang diharapkan yaitu 12,5 kg selama kehamilan (Prasetyono, 2009). 2. Protein Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan janinnya. Trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester kedua. Trimester terakhir pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram/hari. Bila bayi sudah dilahirkan protein dinaikkan mebjadi 15 gram/hari (Paath,2004). Beberapa pakar gizi menganjurkan penambahan protein sebesar 12 gram per hari selama kehamilan (Prasetyono, 2009 ).
8 3. Vitamin dan Mineral Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral, diantaranya adalah : a. Vitamin A Fungsi vitamin A adalah memberikan konstribusi terhadap reaksi fotokimia dalam retina. Sumber makanan untuk vitamin A meliputi sayuran berdaun hijau, buah- buahan berwarna kuning pekat, hati sapi, susu, margarin dan mentega (Walsh, 2007). Kebutuhan normal ibu hamil pada vitamin A menurut DEPKES RI, (1996) adalah sebanyak 800 2.100 IU (Internasional Unit) per hari. (Prasetyono, 2009). b. Vitamin B Vitamin B6 ( Piridoksin) adalah ko-enzim yang dibutuhkan untik metabolisme asam amino dan glikogen. Asupan janin yang cepat terhadap vitamin B6 dan meningkatnya asupan protein dalam kehamilan mengharuskan peningkatan asupan protein dalam kehamilan. Sedangkan sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B6 adalah daging sapi, daging unggas, telur, jeroan, tepung beras dan sereal. (Walsh, 2007). Vitamin B1 ( Thiamin), vitamin B2 ( Riboflavin) dan vitamin B3 ( Niasin) diperlukan untuk metabolisme energi. Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk masing masing vitamin tersebut adalah sebesar 1,4 mg/hari, 1,4 mg/hari dan 1,8 mg/hari. Sumber sumber makanan yang mengandung thiamin dan niasin adalah daging sapi dan hati. Sedangkan riboflavin banyak ditemukan pada gandum, sereal, susu, telur dan keju. (Prasetyono, 2009). Vitamin B12 ( Kobalamin) diperlukan untuk pembelahan sel, sintesis protein, pemeliharaan sel-sel syaraf serta produksi sel darah merah dan darah putih. Vitamin B12 terutama banyak ditemukan pada protein hewani seperti daging, ikan dan susu serta rumput laut.
9 Kebutuhan vitamin B12 pada ibu hamil sebesar 2,6 µg/hari (Prasetyono, 2009). c. Vitamin C Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan penting dalam metabolisme trosin, folat, histamin dan beberapa obat-obatan. Selain itu, vitamin C dibutuhkan untuk fungsi leukosit, respon imun, penyembuhan luka dan reaksi alergy. Jumlah vitamin C menurun dalam kehamilan, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh peningkatan volume darah dan aktivitas hormon. Penambahan 10 mg/ hari vitamin C diperlukan dalam kehamilan untuk memenuhi kebutuhan sistem janin dan ibu. Sumber- sumber makanan yang banyak mengandung vitamin C adalah strawbery, melon, brokoli, tomat dan sayuran hijau mentah. (Walsh, 2007). d. Vitamin D Vitamin D diperlukan untuk absorbsi kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan dan mineralisasi pada tulang serta gigi ibu dan janinnya. Hampir semua vitamin D disintesis dalam kulit seiring terpaparnya kulit dengan sinar ultraviolet dari matahari. Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin, yaitu berupa hipokalsemia bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan osteomalasia pada ibu. Untuk menghindari hal-hal tersebut pada wanita hamil diberikan 10µg (400 iu) per hari selama kehamilan serta mengkonsumsi susu yang diperkaya dengan vitamin D (Arisman, 2004). e. Vitamin E Vitamin E merupakan antioksidan yang penting bagi manusia. Vitamin E dibutuhkan untuk memelihara integritas dinding sel dan memelihara sel darah merah. Sumber makanan yang banyak
10 mengandung vitamin E adalah margarin, biji gandum, tepung beras dan kacang-kacangan. (Walsh, 2007). f. Vitamin K Vitamin K dibutuhkan dalam faktor-faktor pembekuan dan sintesis protein di dalam tulang dan ginjal. Sumber-sumber makanan yang banyak mengandung vitamin K adalah sayuran berdaun hijau,susu,daging dan kuning telur. Tidak ada rekomendasi spesifik untuk kehamilan akan kebutuhan vitamin K, namun dari AKG diketahui kebutuhan vitamin K pada wanita dewasa yaitu sebesar 65µg/hari. (Prasetyono, 2009). g. Zat Besi Kekurangan zat besi dalam kehamilan dapat mengakibatkan anemia, karena kebutuhan wanita hamil akan zat besi meningkat (untuk pembentukkan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200 % - 300 %. Rekomendasi Institute Of Medicine (IOM) terbaru untuk ibu hamil yang tidak anemi adalah 30 mg zat besi fero yang dimulai pada kehamilan minggu ke -12. Sedangkan ibu hamil dengan anemia defisiensi zat besi harus menambah asupan zat besi sebesar 60-120 mg/hari zat besi elemental. Anjuran tersebut sama dengan AKG pada ibu hamil akan kebutuhan zat besi selama kehamilan. Sumber makanan yang mengandung zat besi diantaranya roti, sereal, kacang polong, sayuran dan buah-buahan. (Walsh, 2007). h. Asam Folat Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya berlipat dua selama kehamilan. Kekurangan asam folat bisa berdampak pada lahirnya bayi-bayi cacat yang sudah terbentuk sejak 2 sampai 4 minggu kehamilan. Asam folat yang tidak cukup dapat menyebabkan masalah pada tabung syaraf bayi yang sedang berkembang. Kekurangan asam folat juga berkaitan dengan berat bayi lahir rendah, ablasio plasenta dan Neural tube defect. Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat antara
11 lain ragi, hati, brooli, bayam, asparagus, kacang - kacangan, ikan, daging, jeruk dan telur. Sedangkan kebutuhan gizi ibu hamil akan asam folat adalah sebesar 400 mcg per hari. (Prasetyono, 2009). Menurut buletin WHO (2010), menunjukkan bahwa suplementasi zat besi dan asam folat selama kehamilan di Indonesia secara signifikan terbukti mengurangi resiko kematian neonatal / bayi di awal kelahiran. i. Yodium Kekurangan Iodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Anjuran DEPKES RI untuk asupan yodium per hari pada wanita hamil dan menyusui adalah sebesar 175µg dalam bentuk garam beryodium dan minyak beryodium. (Prasetyono, 2009). Nafsu makan ibu hamil di Tri wulan pertama biasanya berkurang dan sering timbul rasa mual dan ingin muntah. Namun makanan ibu hamil harus tetap diberikan seperti biasa. Berikan makanan dengan porsi kecil tetapi sering dan yang segar-segar, misalnya susu,telur, buah-buahan seperti sari buah, jeruk, sup dan lain-lain atau makanan ringan lainnya seperti biskuit. Pada kehamilan Tri Wulan II nafsu makan ibu biasanya sudah mningkat, kebutuhan akan zat seperti: nasi, roti, singkong, mie dan lain-lain lebih banyak dibandingkan kebutuhan saat tidak hamil, demikian juga kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur seperti lauk, sayuran dan buah-buahan berwarna. Untuk memenuhi kebutuhan zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur, diperlukan tambahan konsumsi makanan sehari-hari berupa: nasi ½ piring, ikan ½ potong, tempe 1 potong, sayuran 1 ½ mangkuk, susu 1 gelas, air 2 gelas. Kehamilan Tri wulan III, pada saat ini janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Umumnya nafsu makan ibu sangat baik dan ibu sering merasa lapar. (Waryana, 2010).
12 Tabel. 2.1 Kebutuhan Makan Ibu Hamil/Hari Bahan Wanita Ibu hamil Ibu hamil Ibu hamil Dewasa Makanan Tidak Hamil Tri Wulan I Tri Wulan II Tri Wulan III Nasi 3 ½ piring 3 ½ piring 3 ½ piring 3 ½ piring Ikan 1 ½ potong 1 ½ potong 1 ½ potong 1 ½ potong Tempe 3 piring 3 piring 3 piring 3 piring Sayuran 1 ½ mangkok 1 ½ mangkok 1 ½ mangkok 1 ½ mangkok Buah 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong Gula 5 sendok makan 5 sendok makan 5 sendok makan 5 sendok makan Susu - 1 gelas 1 gelas 1 gelas Air 4 gelas 4 gelas 4 gelas 4 gelas Sumber : Depkes 1999 2.1.2 Status Gizi Menurut Murti (2003) mengatakan bahwa status gizi adalah tanda-tanda penampilan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara gizi disatu pihak dan pengeluaran oleh organisme di lain pihak yang terlihat melalui variabel tertentu, variabel itu selanjutnya disebut indikator, misalnya berat badan, tinggi badan dan sebagainya. Menurut Pujiati (2003), bahwa status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh kesehatan dan gizi ibu hamil sebelum dan selama kehamilan. Masa hamil merupakan masa dimana unsur-unsur gizi diperlukan oleh seorang wanita jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa. Selain untuk kebutuhan tubuhnya sendiri, unsur-
13 unsur gizi ini diperlukan oleh janin yang tumbuh dengan pesat. (Moehji, 1998). 2.1.3 Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Penilaian Status Gizi Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. 2. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga penilaian yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. (Supariasa, 2002). Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. (Supariasa, 2002). Keunggulan Antropometri: 1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. 2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli. 3. Alatnya murah, mudah dibawa dan tahan lama. 4. Metode ini tepat dan akurat. 5. Dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan gizi buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas. 6. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi. (Supariasa, 2002).
14 Kelemahan Antropometri : 1. Tidak sensitif, metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat 2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan energi) dapat menurunkan spesifikasi sensitivitas. 3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri gizi. (Supariasa, 2002). Menurut Gibson (2005) bahwa LILA merupakan pengukuran antropometri yang paling signifikan untuk mengetahui hubungan dengan berat badab bayi lahir, dan pengukuran LILA tersebut dapat dilakukan pada trimester atau umur kehamilan berapapun. Pemeriksaan antropometri dapat digunakan untuk menentukan status gizi ibu hamil misalnya dengan cara mengukur berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Cara tersebut merupakan cara yang sederhana dan mudah dikerjakan oleh siapa saja misalnya petugas kesehatan di lapangan, kader kesehatan maupun masyarakat sendiri. Meskipun cara tersebut tidak bisa dipakai untuk memantau status gizi dalam waktu pendek, tetapi cara ini dapat digunakan dalam deteksi dini dan menapis resiko BBLR. Penilaian yang lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LILA, karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi k urang atau lebih) kadangkadang menunjukkan oedem tetapi ini jarang mengenai lengan atas. (Saimin, 2006).
15 2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil Status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan kesehatan dan status gizi waktu konsepsi serta berdasarkan oleh: 1. Keadaan sosial dan ekonomi pada waktu hamil. 2. Derajat pekerjaan. 3. Asupan pangan. 4. Pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi. (Notobroto,Wahyuni, 2002). 2.2 Susu ibu Hamil 2.2.1. Pengertian Susu ibu hamil adalah susu khusus yang diformulasikan untuk ibu hamil yang bertujuan untuk membantu memenuhi gizi dan zat-zat lain untuk ibu hamil dan janin. (Anonim, 2013). Biasanya susu ibu hamil mengandung asam folat, protein, AA dan DHA. Zat-zat ini sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan bayi yang sedang dalam kandungan. Susu ibu hamil ini adalah sebagai pelengkap untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil. Para ibu haml yang kehamilannya berada pada trimester kedua dan ketiga sebaiknya memilih susu ibu hamil yang mengandung zat besi. Zat ini membantu untuk mengurangi resiko terkena anemia dan mengurangi resiko bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan yang kurang. (Anonim, 2013). Ibu hamil perlu nutrisi yang cukup di masa kehamilan hingga proses persalinan tiba, salah satunya adalah susu ibu hamil. Susu merupakan kelengkapan nutrisi yang bervariasi. Sehingga selama masa kehamilan, susu dapat membuat ibu dan janin sehat. (Syakur, 2012). 2.2.2. Komposisi dan kandungan Minum susu ibu hamil menjamin aupan zat-zat penting yang diperlukan untuk perkembangan janin, terutama jika asupan gizi
16 melalui kegiatan makan tak terdiri dari komposisi menu yang bervariasi dan seimbang atau tidak terserap dengan baik. Selain kandungan asam folat, AA dan DHA, susu ibu hamil juga diberi tambahan (fortifikasi) ekstra kalsium, vitamin C, B6, yodium dan dikurangi kadar lemak serta kolesterolnya, sesuai kebutuhan gizi calon ibu dan janin. Terlampir uraian kandugan nutrisi dalam segelas susu ibu hamil.(anonim, 2013). 2.2.3. Manfaat susu ibu Hamil Keuntungan dari mengkonsumsi susu ibu hamil adalah kemudahannya diserap tubuh. Susu juga dengan nilai protein yang bernilai biologis tinggi, yang diperlukan bagi pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh calon bayi. Bagi ibu hamil yang kurus, susu bahkan sekaligus menjadi sumber penambah kalori. Konsumsi susu sangat membantu memberikan dukungan Kalsium, Fosfor, protein, Vit B2, Vit A serta nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh. (intisari, 2004). Beberapa hal pentingnya susu ibu hamil : a. Dengan meminum susu saat hamil, resiko melahirkan berat badan rendah sangat kecil. b. Gizi yang seimbang bagi ibu dan janin kaena susu memberikan kontribusi penting, yaitu karena kandungan vitamin dan mineral yang sangat diperlukan selama kehamilan. c. Janin yang sehat karena folat yang terpenuhi saat rutin mengkonsumsi susu ibu hamil selama anda mengandung. d. Satu gelas susu ibu hamil perhari akan meningkatkan berat badan bayi hingga 41 gram. e. Menjaga kekuatan tulang pada ibu dan membntuk tulang yang kuat pada bayi, karena asupan vitamin D, protein dan kalsium. (Jayantika E, 2012)
17 2.2.4. Anjuran konsumsi susu Ibu Hamil Dalam mengkonsumsi susu ibu hamil jangan berlebih, disarankan maximal 2 gelas sehari. Jadikan susu ibu hamil sebagai pelengkap nutrisi untuk ibu hamil. Dan ibu hamil juga harus tetap mendapatkan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan dari makanan keseharian. (Anonim, 2013). 2.3. Berat Badan Bayi Lahir 2.3.1. Pengertian Penilaian antropometri pada Bayi Baru Lahir berdasarkan Berat Badan. Berat badan merupakan antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi lahir normal atau BBLR. Dikatakan berat lahir nomal apabila berkisar 2500-4000 dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir kurang dari 2500 gram. Pada masa bayi sampai dengan balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. (Supariasa, 2002). Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh faktor genetis dan status gizi janin. Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status gizi ibu waktu melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula oleh status gizi ibu pada waktu konsepsi. Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh : a. Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil b. Keadaan kesehatan dan gizi ibu c. Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama d. Paritas e. Usia saat hamil (Notobroto,Wahyuni,2002) 2.3.2. Klasifikasi Berat Badan Bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR ) adalah bayi yang baru lahir yang berta badannya saat lahir kurang dari 2500 gram.
18 Penilaian dilakukan dengan cara menimbang bayi segera setelah dilahirkan kemudian digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu : 1.Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR ) dengan berat lahir 1500 2500 gram, 2.Bayi Berat Sangat Rendah (BBLSR ) dengan berat lahir < 1500 gram, dan 3. Bayi Berat Lahir Exterm Rendah dengan berat lahir < 1000 gram. (Saifuddin, 200) 2.4. Hubungan Pola Konsumsi Susu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir Susu merupakam salah satu makanan pelengkap yang mengandung protein, yang sangat penting untuk kebutuhan gizi ibu hamil. Menurut Jayantika E, 2012 bahwa satu gelas susu ibu hamil sehari akan meningkatkan berat badan bayi hingga 41 gram.
19 2.5. Kerangka Teori * Sosial Ekonomi *Asupan Makan * Penyakit infeksi * Genetis Pola Konsumsi susu ibu hamil Status Gizi Ibu Hamil Berat Badan Bayi Lahir *Pekerjaan *Jarak kelahiran *Paritas *Umur *Keadaan kesehatan ( tekanan darah dan Haemoglobin )
20 2.6. Kerangka Konsep Pola konsumsi susu ibu Status Gizi ibu hamil Berat Badan Bayi Lahir 2.7. Hipotesa Ada hubungan antara konsumsi susu ibu hamil dengan berat badan bayi lahir dan ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi lahir di RSIA Sakina Idaman Yogyakarta.
21