BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan beberapa karya yang mempermudah urusan manusia. Dan salah

FORMAT PEMBUATAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR MAHASISWA D3 TEKNIK INFORMATIKA

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

FORMAT PEMBUATAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR MAHASISWA D4 / D3 TEKNIK INFORMATIKA A. BAGIAN AWAL

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam, dimana salah satunya terwujud dalam aksara atau tulisan asli

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I.PENDAHULUAN. tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PROYEK AKHIR. Teknik Multimedia dan Broadcasting

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1

2014 SAJARAH CIJULANG

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

Kata Pengantar. Kolaka, Oktober Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi USN

PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan proses pengolahan citra digital (digital image processing), dimana data berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

FORMAT TUGAS AKHIR. A. Format Umum Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

JURNAL MITRA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Kelangsungan hidup

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB I BAB 1. PENDAHULUAN

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengenalan pola adalah komponen esensial dalam kecerdasan buatan dan computer

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Pendahuluan B. Tujuan C. Kriteria, Persyaratan Penulis dan Tata Cara Pengiriman Naskah

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT DWIKARÅNÅ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA

PANDUAN PENULISAN MANUSKRIP FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Salah satu bentuk peninggalan budaya yaitu aksara nusantara.

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. berjalan. Arsip merupakan aspek penting yang berkaitan dengan organisasi dan

Bahasa dan Sastra Indonesia 3

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasanya, digunakannya berbagai macam huruf dengan kepentingannya masing-masing

Panduan Kerja Praktek (ET-4000)

II. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI. muka, bagian utama dan bagian pelengkap. Bagian-bagian tersebut terdiri dari

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

SOP Kerja Praktik Mahasiswa S1 Program Studi Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

PANDUAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT SMA /SEDERAJAT TEMA KARYA TULIS REMAJA SEBAGAI PELOPOR MASYARAKAT SEHAT

BAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor

BAB I PENDAHULUAN. Toko yang masih menggunakan sistem manual kurang efektif dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama, dan adat istiadat yang tak pernah luput dari Anugerah sang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

B i o s a i n s, The spirit of life Mencetak SDM cerdas mandiri, membina SDA lestari

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil

MENGENAL ARTIKEL ILMIAH

STUDI MAGISTER TERAPAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak warisan hasil budaya dalam bentuk naskah atau manuskrip (Marsono, 2010), yang bahkan sampai saat ini belum dapat dihitung jumlahnya. Manuskrip adalah bahan tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pemikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lalu (Baried, dkk., 1985). Kegiatan studi awal mengenai lokasi penyimpanan manuskrip di Indonesia, mendapatkan informasi bahwa di pulau Jawa terdapat 3 wilayah yang mempunyai lembaga yang banyak menyimpan manuskrip Nusantara, yaitu di Yogyakarta, Surakarta, dan Jakarta. Tempat-tempat yang menyimpan manuskrip di Yogyakarta, tersebar antara lain di Museum Sonobudoyo sebanyak 1255 manuskrip (Behrend, 1990), Pura Pakualaman sebanyak 251 manuskrip (Saktimulya, 2005), Kraton Yogyakarta sebanyak 750 manuskrip (Marsono, 2010), dan pustaka Artati universitas Sanata Dharma sebanyak 225 manuskrip (Budiarti, dkk., 2007). Di Surakarta, tempattempat yang menyimpan manuskrip tersebar di Keraton Kasunanan Surakarta sekitar 750 manuskrip, di Pura Mangkunegaran sekitar 620 manuskrip, di Radya Pustaka sekitar 380 manuskrip, dan di Yayasan Sastra Lestari sekitar 100 buah manuskrip (Suparjo, 2012). Di Jakarta, tepatnya di perpustakaan Universitas Indonesia tersimpan 2394 manuskrip Nusantara (Behrend, dan Pudjiastuti, 1997). Dari informasi mengenai banyaknya manuskrip yang tersimpan di atas, dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia mempunyai kekayaan warisan budaya berupa manuskrip yang jumlahnya ribuan. Menurut Marsono (2010) kondisi sebagian besar manuskrip-manuskrip yang tersimpan di berbagai tempat di Indonesia tersebut berada dalam keadaan rusak karena umurnya yang sudah ratusan tahun lebih. Suparjo (2012) menulis bahwa suhu udara dan iklim di Jawa kurang menguntungkan untuk mempertahankan keawetan manuskrip, selain juga disebabkan karena perawatan yang tidak memadai, bahan manuskrip yang memang kurang baik, dan bencana alam.

2 Dengan mengingat betapa pentingnya upaya-upaya penyelamatan, pelestarian, dan penyebarluasan manuskrip-manuskrip kuno, maka penelitian mengenai upaya digitalisasi dan pengolahan pada hasil digitalisasi manuskrip, misalnya transliterasi menjadi sangat relevan. Komputer yang saat ini merupakan piranti yang semakin mudah didapat, dan murah harganya, dapat dipergunakan sebagai alat bantu agar manuskrip beraksara Jawa yang sudah didigitalisasi dapat ditransliterasi ke dalam aksara Latin dengan cepat dan mudah. Transliterasi adalah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain (Baried, dkk., 1985). Tujuan dari transliterasi adalah memperkenalkan teks-teks lama yang tertulis dengan huruf daerah, karena kebanyakan orang sudah tidak mengenal atau tidak akrab lagi dengan tulisan daerah. Biasanya upaya transliterasi dari manuskrip beraksara Jawa ke aksara Latin tidak dapat berjalan dengan cepat atau membutuhkan waktu yang lama, kecuali kalau hal tersebut dilakukan oleh para filolog manuskrip beraksara Jawa. Kesulitan pembacaan aksara Jawa muncul dikarenakan aksara Jawa tidak lagi dipergunakan sebagai aksara yang menyusun buku-buku yang saat ini dibaca dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain transliterasi menjadi hal yang sangat vital karena dari hasilnya dapat dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, seperti diberitakan dalam koran online Kompas.com oleh Sinombor (2009). Diberitakan dalam koran online tersebut bahwa Yayasan Sastra Surakarta yang sekarang berganti nama menjadi Yayasan Sastra Lestari Surakarta melakukan transliterasi ribuan manuskrip beraksara Jawa, agar manuskrip-manuskrip tersebut dapat dibaca dan dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Upaya yang dilakukan oleh yayasan tersebut di atas pada sejumlah manuskrip yang bisa dibilang kuno serta sudah terancam rusak dan punah, dapat melestarikan dan mungkin juga menyebarluaskan isi manuskrip. Sampai saat ini yayasan tersebut telah melakukan katalogisasi, transliterasi, dan komputerisasi sebanyak 1000 lebih karya baik dalam bentuk puisi maupun prosa (Suparjo, 2012). Dalam upayanya untuk melakukan transliterasi, yayasan Sastra Lestari Surakarta memperkerjakan beberapa karyawan dengan kemampuan membaca

3 manuskrip aksara Jawa baik, dan kemudian karyawan ini langsung menuliskan kembali hasil pembacaannya ke media komputer mempergunakan aksara Latin. Cara yang ditempuh oleh yayasan ini dan mungkin kegiatan transliterasi manuskrip lainnya di berbagai tempat kurang lebih akan berlangsung seperti itu, padahal cara tersebut rentan akan ketidaktelitian karena transliterator harus mempunyai tingkat konsentrasi yang baik dan harus secara berulang kali melihat manuskrip yang sedang dikerjakan agar tidak salah dalam menuliskan kembali. Selain rentan akan ketidaktelitian, waktu yang diperlukan untuk transliterasi relatif lama karena translator harus mengerjakan 2 hal yaitu membaca dan menuliskan kembali hasil pembacaan. Mempertimbangkan persoalan di atas, maka penelitian yang bertujuan untuk menemukan cara-cara transliterasi berbasis komputer menjadi sangat relevan. Di Indonesia, penelitian yang terkait dengan bagian-bagian dari sistem transliterasi manuskrip beraksara Jawa sudah cukup banyak dilakukan. Sebagian besar penelitian yang pernah dilakukan adalah mengenai bagaimana cara mengenali aksara Jawa tulisan tangan, sedangkan sebagian kecil lainnya adalah penelitian pada bagian dari cara-cara mengolah data awal manuskrip sehingga siap diolah. Data yang dipergunakan oleh para peneliti pada umumnya adalah hasil dari penulisan aksara Jawa pada media kertas atau media komputer, dan dilakukan oleh beberapa responden dari generasi saat ini. Penelitian ini menjadi sangat relevan dan harus diupayakan mengingat bahwa upaya untuk membangun sebuah sistem transliterasi manuskrip beraksara Jawa membutuhkan banyak sub sistem yang saling terkait, sehingga hasil transliterasi benar dan lama waktu proses relatif cepat. 1.2 Rumusan Masalah Langkah yang dilakukan oleh beberapa peneliti dalam hal pengenalan citra dokumen teks merupakan rangkaian beberapa langkah yang saling terkait satu sama lain. Langkah-langkah tersebut secara berturut-turut adalah binarisasi, normalisasi orientasi, reduksi derau, segmentasi, pengenalan karakter, dan pembentukan kata yang merupakan tahap paling akhir. Apabila dilakukan

4 pengelompokkan langkah pengenalan citra dokumen teks tersebut di atas, maka hanya akan diperoleh 3 tahap utama, yaitu tahap pemrosesan awal yang dimulai dari binarisasi sampai dengan segmentasi, tahap pengenalan aksara, dan tahap pemrosesan akhir untuk membentuk kata dari kumpulan suku kata hasil pengenalan aksara. Di tahap pemrosesan awal, sebagian besar langkah kecuali langkah segmentasi mempunyai banyak kesamaan dengan langkah-langkah umumnya di pengolahan citra, yaitu binarisasi, deteksi kemiringan, dan reduksi derau, walaupun obyek pada citra bukan berupa aksara Jawa. Ketiga langkah paling depan dalam tahap pengolahan awal tersebut mempunyai tujuan agar memudahkan proses segmentasi aksara pada manuskrip, sehingga akan diproduksi citra-citra aksara penyusun manuskrip tersebut. Hasil penelitian awal pada obyek utama penelitian, menghasilkan informasi bahwa citra-citra aksara dalam manuskrip mempunyai tingkat variabilitas yang tinggi, baik dalam gaya tulisan, maupun ketidakteraturan jarak antar baris maupun antar aksara. Berkaitan dengan tujuan utama yang dikerjakan di tahap pengolahan awal serta mempertimbangkan karakteristik citra aksara dalam manuskrip beraksara Jawa, maka dirumuskan persoalan pertama dalam penelitian ini, yaitu bagaimanakah model segmentasi citra manuskrip beraksara Jawa sehingga akan dihasilkan satuan citra-citra aksara Jawa yang bersih. Tantangan berikutnya setelah citra-citra aksara Jawa hasil segmentasi citra manuskrip telah diperoleh, adalah adanya keragaman bentuk citra aksara yang dihasilkan penulis. Ketidakkonsistenan penulis dalam menulis aksara bisa berupa ketidakseragaman kemiringan, ketidaksegaraman ukuran aksara, dan ketidakseragaman ketebalan aksara. Adanya tingkat keragaman penulisan aksara menjadi persoalan berikutnya pada saat akan dilakukan proses transliterasi citra aksaranya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dirumuskan persoalan kedua dalam penelitian ini, yaitu bagaimanakah model transliterasi citra aksara Jawa ke aksara Latin. Aksara Jawa dalam aturan tatabahasa baku Jawa terdiri dari berbagai simbol yang mewakili aksara Jawa utama dan pasangan-nya, angka Jawa,

5 sandhangan, aksara swara, dan aksara murda. Hasil penelitian mengenai penyebutan nama yang mewakili aksara Jawa menunjukkan bahwa, deskripsi nama dari setiap aksara adalah berupa deretan silabel yang ekuivalen dengan lambang dari aksara tersebut. Deretan silabel tersebut kemudian harus diubah menjadi deretan kata sehingga akan diproduksi hasil transliterasi yang formatnya mendekati hasil transliterasi secara manual oleh para pakar di bidang aksara Jawa. Persoalan baru muncul karena dalam penulisan aksara Jawa tidak ada simbol untuk melambangkan spasi yang bisa berfungsi untuk memisahkan antar kata. Gaya penulisan yang khas seperti itu disebut dengan scriptio-continuo, yaitu cara menulis aksara-aksara yang membentuk kata secara terus-menerus tanpa spasi antar kata (Mulyani, 2006). Berdasarkan pada persoalan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan persoalan yang ketiga, yaitu bagaimanakah metode penggabungan silabel-silabel hasil transliterasi citra aksara Jawa sehingga dihasilkan deretan kata yang benar. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah menemukan model transliterasi citra manuskrip beraksara Jawa. Tujuan penelitian lainnya adalah menghasilkan satu contoh prototipe sistem transliterasi manuskrip beraksara Jawa, yang dikembangkan berdasarkan model transliterasi hasil dari penelitian ini. Prototipe sistem yang dijadikan alat uji model, diharapkan mampu memproduksi hasil transliterasi dengan tingkat keberhasilan relatif besar. Transliterasi citra manuskrip dikatakan berhasil apabila deretan kata yang diproduksi adalah kata-kata yang benar sesuai aturan tatabahasa baku bahasa Jawa. Apabila persentase keberhasilan transliterasi relatif besar, maka model dan prototipe modul-modul untuk sistem transliterasi yang dihasilkan oleh penelitian ini akan mempunyai manfaat yang amat besar bagi upaya transliterasi manuskrip beraksara Jawa

6 1.4 Keaslian Penelitian Kontribusi utama penelitian ini dalam bidang ilmu komputer adalah penemuan model segmentasi citra manuskrip beraksara Jawa yang mempunyai kompleksitas ketidakteraturan dalam baris-baris citra aksara maupun antar citra aksara, penemuan model transliterasi citra aksara Jawa hasil dari tulisan tangan, dan penemuan model penyelesaian penggabungan silabel untuk membentuk kata. Pengembangan model-model yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat diperluas dan disesuaikan untuk manuskrip-manuskrip yang ditulis dengan aksara lain. Model yang dihasilkan dalam penelitian ini juga dapat dikembangkan untuk membuat berbagai media pembelajaran bahasa Jawa berbantuan komputer. Terdapat banyak penelitian yang sudah dilakukan yang terkait dengan pengenalan dokumen maupun pengenalan aksara, baik yang aksaranya dicetak dengan mesin maupun yang ditulis tangan, namun penelitian yang dilakukan bukan diterapkan pada citra manuskrip beraksara Jawa. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang besar untuk transliterasi otomatis manuskrip beraksara Jawa, yang akan mempunyai dampak pada upaya pelestarian karya budaya Jawa. Penelitian ini juga memiliki prospek untuk dikembangkan bagi upaya transliterasi manuskrip lain yang ditulis dengan aksara tertentu, misalnya aksara Bali, aksara Batak, aksara Minangkau, dan aksara Aceh. 1.5 Manfaat Penelitian Manuskrip beraksara Jawa merupakan salah satu bentuk peninggalan budaya yang patut dijaga kelestariannya dan disebarluaskan keberadaannya. Oleh karena itu penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk ikut menjaga kelestarian budaya agar kekayaan budaya tersebut tidak musnah ditelan zaman. Prototipe transliterasi otomasi citra manuskrip beraksara Jawa yang terbentuk sebagai alat pengujian sistem, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mentransliterasi berbagai manuskrip Jawa beraksara Jawa yang lain. Model prototipe yang dikembangkan tentu akan sangat membantu mempercepat waktu pekerjaan para ahli sastra Jawa dalam melakukan tranlisterasi manuskrip Jawa beraksara Jawa ke aksara Roman. Prototipe sistem ini juga diharapkan membuka

7 peluang bagi penelitian lebih lanjut yaitu untuk mengembangkan otomasi transliterasi berbagai manuskrip dengan berbagai media, misalnya di dokumen yang ditulis di atas daun lontar. Hasil penelitian ini sudah disebarluaskan ke komunitas riset lebih luas melalui artikel di jurnal internasional dan makalah di konferensi internasional. Hasil penelitian ini juga diharapkan akan menarik bagi orang yang bekerja di bidang pengolahan citra, analisis dokumen, pengenalan pola, temu kembali informasi, rekayasa perangkat lunak, maupun untuk orang yang bekerja di bidang sastra khususnya sastra Jawa. 1.6 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kondisi manuskrip yang diteliti masih dalam keadaan bagus, yaitu tulisannya masih utuh atau aksara-aksaranya masih lengkap, dan hasil tulisannya masih relatif jelas terbaca. 2. Citra manuskrip yang diteliti dibatasi hanya pada satu model gaya penulisan atau gagrak yaitu gagrak mbata sarimbag, dan ditulis oleh satu orang saja pada satu halaman citra manuskrip. 3. Transliterasi citra aksara Jawa dilakukan sesuai kaidah EYD dalam tata tulis bahasa Jawa. 4. Pengelompokkan silabel menjadi kata sebagai hasil akhir transliterasi dibuat berdasarkan kata-kata yang terdapat dalam basis data kata, dan tidak memperhitungkan arti dari kalimat yang terbentuk dari deretan kata yang terbentuk. 1.7 Sistematika Penulisan Laporan Laporan penelitian ini terdiri dari 8 bab utama, mulai dari Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian, Model Segmentasi Manuskrip, Model Pengenalan Citra Aksara Jawa, Model Penggabungan Silabel, dan Kesimpulan dan Saran. Di bagian akhir terdapat Daftar Pustaka, dan 8 lampiran, mulai dari lampiran daftar aksara Jawa yang merupakan hasil penelitian

8 awal mengenai berbagai bentuk citra aksara Jawa, serta data-data yang dihasilkan selama proses pengujian model untuk mendukung uraian. Bab I Pendahuluan berisikan penjelasan mengenai latar belakang perlunya penelitian ini dilakukan serta uraian persoalan di dalam masyarakat yang terkait dengan penelitian, dalam hal ini utamanya untuk persoalan transliterasi manuskrip beraksara Jawa. Berdasarkan latar belakang tersebut, kemudian dibuat rumusan masalah beserta tujuan dari penelitian yang akan diangkat. Keaslian penelitian dituliskan untuk menunjukkan kontribusi utama dari penelitian ini. Bagian akhir berisi manfaat dari penelitian yang mungkin dapat diraih setelah penelitian selesai dilakukan, beserta batasan dari penelitian ini. Bab II Tinjauan Pustaka berisikan informasi mengenai berbagai macam penelitian yang terkait dengan upaya transliterasi otomatis suatu manuskrip, baik dari upaya penyiapan data, pengolahan data, maupun proses akhir dalam transliterasi otomatis. Penelitian yang diangkat mengulas mengenai berbagai model dan cara yang ditempuh baik untuk citra manuskrip umum maupun terkait dengan citra manuskrip beraksara Jawa. Di bagian akhir diberikan rangkuman dari tinjauan pustaka tersebut. Bab III Landasan Teori berisikan teori-teori yang terkait dengan tahaptahap transliterasi, mulai dari tahap persiapan data, pengolahan data, dan proses akhir transliterasi. Teori-teori yang disebutkan di sini menjadi pijakan awal bagi peneliti untuk melakukan uji coba di laboratorium guna menemukan berbagai sub model yang akan ditemukan. Di bagian akhir diberikan ulasan mengenai ragam manuskrip Jawa beserta aksara Jawa dan tata cara penulisannya. Bab IV Metode Penelitian berisikan berbagai kegiatan dan upaya yang dilakukan guna meraih tujuan dari penelitian ini. Bagian ini menjadi panduan bagi peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian supaya mencapai tujuan yang telah dirumuskan. BAB V Model Segmentasi Manuskrip Beraksara Jawa merupakan ulasan khusus terkait hasil dari penelitian mengenai cara segmentasi yang menjadi persoalan pertama dalam penelitian ini. Pembahasan dimulai dengan tantangantantangan yang dihadapi pada proses segmentasi manuskrip, kemudian dilanjutkan

9 dengan model segmentasi yang diusulkan dengan memperhatikan tantangantantangan yang dihadapi. Bab V diakhiri dengan pembahasan mengenai uji coba model segmentasi beserta analisis dari hasil uji cobanya. BAB VI Model Transliterasi Citra Aksara Jawa membahas mengenai hasil penelitian untuk mengubah citra-citra aksara Jawa yang diperoleh dari hasil segmentasi menjadi aksara Roman. Bab VI dimulai dengan ulasan mengenai tantangan-tantangan yang menyebabkan kesulitan dalam proses transliterasi. Berdasarkan pada tantangan-tantangan tersebut, dibuatlah model transliterasi yang diharapkan meminimalkan kesalahan hasil transliterasi. Di bagian akhir dijelaskan mengenai hasil uji model transliterasi beserta analisnya. BAB VII Model Penggabungan Silabel menguraikan mengenai hasil penelitian untuk menjawab persoalan yang ketiga, yaitu bagaimana cara yang ditempuh untuk menggabungkan sederetan silabel hasil transliterasi menjadi deretan kata mengingat bahwa tidak ada aksara Jawa yang menyimbolkan spasi untuk memisahkan antar kata. Selain model penggabungan yang diusulkan, di bagian akhir disajikan juga hasil uji model beserta analisisnya. BAB VIII Kesimpulan dan Saran memuat kesimpulan yang diambil dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan beserta saran yang diusulkan. Kesimpulan memuat mengenai rangkuman jawaban dari ketiga persoalan yang diangkat beserta hasil penelitian dengan mempergunakan data uji yang dipilih sebagai contoh implementasi model yang diusulkan. Bagian lampiran dimulai dengan pemaparan daftar aksara-aksara Jawa yang berisikan semua kemungkinan citra aksara Jawa yang unik. Lampiran selanjutnya menyajikan mengenai data-data hasil uji model beserta data pendukung lain yang dipergunakan untuk analisis hasil uji model. Keseluruhan BAB maupun lampiran yang tersaji disusun menurut kaidah penulisan tugas akhir di FMIPA UGM, dan untuk memudahkan perunutan pembacaan laporan sesuai bagian-bagian dari BAB tersebut. BAB I memberikan kerangka umum penelitian yang berfungsi untuk mengantarkan pembaca pada gambaran umum laporan. BAB II menjadi bahan untuk membantu pembaca melihat penelitian-penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini, dan yang

10 menjadi sumber inspirasi utama dalam melakukan tindakan penelitian. BAB III menjelaskan secara khusus pengetahuan-pengetahuan umum yang harus diketahui oleh pembaca. BAB IV menjelaskan secara detil metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan mempertimbangkan kerangka umum penelitian yang dijelaskan dalam BAB I dan memperhatikan pengetahuan umum yang tersaji di BAB II dan BAB III. BAB V, VI, dan VII memberikan ulasan secara detil hasil penelitian mengikuti jumlah persoalan yang diangkat seperti tertulis di BAB I yaitu sebanyak 3, guna menemukan model umum transliterasi citra manuskrip beraksara Jawa, dan kemudian hasilnya disimpulkan dalam sub bab Kesimpulan dari BAB VIII. Keterbatasan-keterbatasan penelitian yang ditemukan setelah selesainya penelitian menjadi pijakan dalam merumuskan sub bab Saran di BAB VIII. Lampiran-lampiran yang disajikan setelah Daftar Pustaka menyajikan datadata pendukung yang digunakan dalam penelitian secara detil, dan khusus untuk Lampiran 9 diperlukan untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai prototipe program TransMaja yang dibuat berdasarkan model transliterasi citra manuskrip.