Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

dokumen-dokumen yang mirip
Audit Siklus Pendapatan

Pengujian Substantif Piutang Usaha

Pengujian Substantif Piutang Usaha. Imam Nazarudin Latif, SE., Akt Akuntansi Untag 45 Samarinda

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

TUGAS PENGAUDITAN II BAB 20 MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISIDAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

Pengujian Substantif Persediaan

BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit. Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan

BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

BAB II LANDASAN TEORI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N

Melengkapi Tes dalam Siklus Penjualan Dan Pengaihan : Rekening Piutang

Audit Siklus Akuisisi dan Pembayaran : Pengujian Pengendalian, Pengujian Substantif atas Transaksi, dan Utang Usaha

Pengujian subtantif terhadap investasi

Pengantar ( Pertemuan ke-1)

TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Modul ke:

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan (Arens dan Lobbecke: 2000). Kemudian prosedur audit adalah

PT. PETA. Prosedur Audit

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB II PEMBAHASAN. Berikut klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan penagihan :

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Klien: Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN AUDIT (AUDIT TEST)

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

AUDITING 2 PENGUJIAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG DAGANG

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

Prosedur Audit. Auditor juga menjalankan prosedur audit lain dalam pengumpulan bukti, meliputi:

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

AUDIT I Developing the overhall audit plan and audit program EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

Pengauditan 1 Bab VI

SIKLUS PEROLEHAN DAN PENGELUARAN KAS

MATERIALITAS DAN RISIKO 1

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG USAHA

KANTOR PUSAT ( Head Office ) KANTOR CABANG ( Branch Office )

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

REPRESENTASI MANAJEMEN

PEMERIKSAAN PIUTANG. 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

Konsep Materialitas Dalam Audit Atas Laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

Modul ke: Audit II. Audit Siklus Penggajian dan Personalia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Hendro Basuki. Program Studi Akuntansi S1

Modul ke: AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

PERTEMUAN KE-6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Akuntansi Pemeriksaan 2. Tutut Dewi Astuti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

The Capital Acquisition & Repayment Cycle. KELOMPOK E Elly Juliaty Ranita Wijaya Ratna Yani Rika Christin Yoshanti Andikasari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

BAB II LANDASAN TEORI

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA AKUN DAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS

Trade Debt & Other Debt AUDIT

BAB II LANDASAN TEORI

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

PERTEMUAN KE-6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK DASAR AKUNTANSI PERTEMUAN 5

Audit 2 - Sururi Halaman 1

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

Penetapan Materialitas Penetapan Risiko. tedi last 09/16

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup perusahaan, salah satu strategi untuk

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Tentukan apakah akun aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik, pendapatan, atau beban terpengaruh oleh suatu transaksi.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

FANY OCTAFIA OFFERING L

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai

Transkripsi:

Modul ke: 03Fakultas Nama Ekonomi dan Bisnis Audit II Competing The Test In The Sales And Collection Cycle:Accounts Receivable (Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan: Piutang Usaha) Lengkap Program Studi Akuntnasi S1

Abstract Penting bagi auditor untuk memilih bukti tepat guna memverifikasi saldo akun dalam siklus penjualan dan penagihan, setelah mempertimbangan salah saji dapat ditoleransi, melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menilai risiko pengendalian dan melekat, serta melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substanstif atas transaksi.

Kompetensi Menguraikan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo dengan menggunakan model risiko audit. Merancang dan menggunakan prosedur analistis untuk akuan-akun dalam siklus penjualan dan penagihan. Merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO Tujuan Audit berkaitan dengan saldo piutang usaha (accounts receivable balance-related) adalah sebagai berikut: 1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum. (Detail tie-in). 2. Piutang usaha dicatat ada (Keberadaan). 3. Piutang usaha ada telah dicantumkan. (Kelengkapan). 4. Piutang usaha sudah akurat. (Keakuratan). 5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi). 6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (Pisah batas). 7. Piutang usaha dinyatakan dengan nilai realisasi (Nilai Realisasi). 8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. (Hak)

Mengidentifiikasi Risiko Bisnis Klien Mempengaruhi Piutang Usaha (Tahap I) Pengujian piutang usaha didasarkan pada prosedur penilaian risiko auditor diperoleh melalui pemahaman terhadap industri dan lingkungan eksternal serta mengevaluasi tujuan manajemen dan proses bisnis untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien signifikan dapat mempengaruhi laporan keuangan klien, termasuk piutang usaha. Ketika mengevaluasi risiko inheren dan bukti direncanakan untuk piutang usaha, auditor akan mempertimbangkan risiko bisnis klien mempengaruhi piutang usaha.

Menetapkan salah saji dapat ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I) Pertama auditor akan memutuskan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas laporan keuangan secara keseluruhan, dan kemudian mengalokasikan jumlah pertimbangan pendahuluan ke stiap akun neraca signifikan, termasuk piutang usaha. Alokasi ini disebut sebagai penetapan salah saji dapat ditoleransi (setting tolerable misstatemen Secara khusus piutang usaha merupakan salah satu akun paling material dalam laporan keuangan perusahaan melakukan penjualan kredit. Bahkan untuk saldo piutang usaha kecil sekalipun, transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan mempengaruhi saldo piutang usaha hampir pasti sangat signifikan.

Menilai Risiko Pengendalian untuk Siklus Penjualan dan Penagihan (Tahap I) Bagi sebagian besar perusahaan, pengendalian internal terhadap penjualan dan penerimaan kas serta piutang usaha setidaknya harus cukup efektif karena manajemen menginginkan catatan akurat uantuk mempertahankan hubungna dengan pelanggan. Auditor harus memperhatikan tiga aspek pengendalian internal: 1. Pengendalian mencegah atau mendeteksi penggelapan. 2. Pengendalian terhadap pisah batas. 3. Pengendalian terkait dengan penyisihan piutang tak tertagih.

Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap II) Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, memutuskan ukuran sampel, dan mengevaluasi hasil dari pengujian-pengujian tersebut. pengujian pengendalian akan menentukan apakah risiko pengendalian untuk penjualan dan penerimaan kas harus direvisi. Tujuan Audit berkaitan dengan Saldo Piutang Usaha Kelas Transaksi Tujuan audit berkaitan dengan Transaksi Detaill tie-in keberadaan kelengkapan Keakuratan Klasifikasi Pisah Batas Nilai Realisasi Hah Penjualan Keterjadian X Kelengkapan Keakuratan Posting dan Ikhtisar X Klasifikasi Penetapan Waktu X X X X Penerimaan Kas Keterjadian X Kelengkapan X Keakuratan Posting dan Ikhtisar X Klasifikasi Penetapan Waktu X X X

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III) Prosedur analitis seringkali dilakukan selama tiga tahap audit: selama perencanaan, ketika melaksanakan pengujian terinci, dan sebagai bagian dari penyelesaian audit. Sebagian besar prosedur analitis dilaksanakan pada tahap pengujian terinci dilakukan setelah tanggal neraca tetapi sebelum pengujian atas rincian saldo. Jadi masih diperbolehkan melakukan prosedur analitis ekstensif sebelum klien mencatat semua transaksi selama tahun tersebut dan menyelesaikan laporan keuangannya. Auditor melaksanakan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penagihan secara keseluruhan, bukan hanya piutang usaha. Hal ini memang harus dilaksanakan karena hubungan erat antara akun-akun laporan laba rugi dan neraca.

Prosedur Analitis Untuk Siklus Penjualan dan Penagihan Tabel 3.1. Prosedur Analitis Untuk Siklus Penjualan dan Penagihan Prosedur Analitis Kemungkinan Salah Saji Membandingkan persentase marjin kotor dengan Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang usaha. tahun sebelumnya (per lini produk) Membandingkan penjualan per bulan (per lini Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang usaha. produk) selama beberapa waktu. Membandingkan retur dan pengurangan penjualan sebagai persentase penjualan kotor dengan tahun Lebih saji atau kurang saji retur dan pengurangan penjualan serta piutang usaha. sebelumnya (per lini produk) Membandingkan saldo pelanggan individual Salah saji piutang usaha dan akun kaoran laba rugi terkait. terhadap jumlah dinyatakan dengan tahun sebelumnya. Membandingkan beban piutang tak tertagih sebagai Piutang usaha tak tertagih belum disajikan. persentase penjualan kotor dengan tahhun sebelumnya. Membandingkan jumlah hari piutang usaha beredar dengan tahun sebelumnya dan perputaran piutang usaha terkait. Membandingkan kategori umur piutang sebagai persentase piutang usaha dengan tahun sebelumnya. Membandingkan penyisihan untuk piutang tak tertagih sebagai persentase piutang usaha dengan tahun sebelumnya. Membandingkan penghapusan piutang tak tertagih sebagai persentase total piutang usaha dengan tahun sebelumnya. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih dan beban piutang tak tertagih; mungkin juga menunjukkan piutang usaha fiktif. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih dengan beban piutang tak tertagih. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih dan beban piutang tak tertagih. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih dan beban piutang tak tertagih.

Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo Piutang Usaha (Tahap III) Pengujian atas rincian saldo tepat tergantung pada faktor-faktor tercantum pada kertas kerja perencanaan bukti, risiko deteksi direncanakan untuk setiap tujuan audit berkaitan dengan piutang usaha ditunjukkan pada baris kedua dari bawah. Hal tersebut merupakan keputusan subjektif dibuat oleh auditor setelah mengkombinasikan kesimpulan dicapai mengenai setiap faktor tercantum pada baris tersebut.

MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO Diasumsikan (1) auditor telah menyelesaikan kertas kerja perencanaan bukti serupa dengan ada di gambar 3.2. berikut. (2) auditor telah memutuskan risiko deteksi direncanakan untuk pengujian atas rincian saldo bagi setiap tujuan audit berkaitan dengan saldo. Prosedur audit dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat tergantung pada apakah bukti direncanakan untuk tujuan tertentu rendah, sedang, atau tinggi.

Piutang Usaha Ditambahkan dengan Benar dan Sama dengan File Induk serta Buku Besar Umum. Gambar 3.2 Kertas kerja Perencanaan Bukti untuk Memutuskan Pengujian atas Rincian Saldo Piutang Usaha Detail tie-in Eksistensi Kelengkapan Keakuratan Klasifikasi Pisah Batas Nilai Realisasi Hak Risiko Audit dapat diterima Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Risiko Inheren Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Risiko Pengendalian- Penjualan Rendah Sedang Rendah Tinggi Rendah Sedang Tinggi Tidak dapat diterapkan Risiko pengendalianpenerimaan kas Rendah sedang rendah rendah rendah rendah Tidak dapat diterapkan Tidak dapat diterapkan Risiko Pengendalian- Pengendalian tambahan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Rendah Pengujian Substantif atas transaksi-penjualan wajar tidak dapat diterima tidak dapat diterapkan tidak dapat diterapkan Pengujian Substantif atas transaksi-penerimaan Kas tidak dapat diterapkan tidak dapat diterapkan Prosedur Analitis tidak dapat diterima tidak dapat diterapkan Risiko deteksi direncanakan untuk pengujian atas rincian saldo Bukti audit direncaanakan untuk pengujian atas rincian saldo Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Tinggi Rendah

Piutang Usaha Dicatat Memang Ada Konfirmasi saldo pelanggan merupakan pengujian atas rincian saldo paliing penting untuk menentukan keberadaan atau eksistensi piutang usaha dicatat. Jika pelanggan tidak merespon konfirmasi, auditor juga akan memeriksa dokumen pendukung guna memverifikasi pengiriman barang dan bukti penerimaan kas untuk menentukan apakah piutang telah ditagih.

Piutang Usaha ada telah dicantumkan Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun dihilangkan dari aged trial balance kecuali mengandalkan pada sifat menyeimbangkan sendiri file induk piutang usaha. Contoh klien tidak sengaja mengeluarkan sebuah piutang usaha dari neraca saldo, satu-satunya cara mungkin ditempuh auditor untuk menemukannya adalah memfooting neraca saldo piutang usaha dan merekonsiliasi saldonya dengan akun pengendali pada buku besar umum.

Piutang Usaha Sudah Akurat Konfirmasi akun dipilih dalam neraca saldo merupakan pengujian atas rincian saldo paling umum bagi keakuratan piutang usaha. Jika pelanggan tidak merespon permintaan konfirmasi, auditor akan memeriksa dokumen pendukung dengan cara sama seperti diuraikan untuk tujuan keberadaan. Auditor akan melaksanakan pengujian terhadap debet dan kredit saldo setiap pelanggan dengan memeriksa dokumen pendukung menkut pengiriman dan penenrimaan kas

Piutang Usaha Diklasifikasikan dengan benar Auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang usaha relatif jauh lebih mudah dengan mereview aged trial balance untuk piutang material dari afiliasi, pejabat, direktur, atau pihak lain terkait. Auditor harus memverifikasi bahwa wesel tagih atau piutang usaha harus diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dipisahkan dari akun reguler, dan saldo kredit piutang usaha signifikan diklasifikasikan kembali sebagai utang usaha.

Pisah Batas Piutang Usaha Sudah Benar Salah saji pisah batas (cutoff misstatement) terjadi apabila transaksi periode berjalan dicatat pada periode selanjutnya atau sebaliknya. Tujuan dari pengujian pisah batas, tanpa memandang jenis transaksinya, adalah untuk memverifikasi apakah transaksi mendekati akhir periode akuntansi telah dicatat pada periode tepat.

Piutang Usaha Dinyatakan Pada Nilai Realisasi Nilai realisasi piutang usaha (realizable value of accounts receivable) sama dngan piutang usaha kotor dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Auditor perlu melakukan estimasi apakah penyisihan piutang dilakukan oleh klien masuk akal atau tidak dan pertimbangan faktor-faktor ekonomi dalam penyisihan. Lakukan review terhadap pengujian pengendalian berkenaan dengan kebijakan kredit klien, seta persetujuannya apakah konsisten, perubahan saldo penyisihan piutang konsisten dengan perubahan lingkungan

Klien Memiliki Hak atas Piutang Usaha Pada umumnya, hak klien atas piutang usaha tidak menimbulkan masalah audit karena memang biasanya piutang adalah milik klien. Akan tetapi, dalam beberapa kasus sebagian dari piutang telah digadaikan sebagai jaminan, dibebankan kepada orang lain, difactorkan atau dijual dengan diskon, sehingga konfirmasi piutang tidak akan memberikan informasi apapun.

Penyajian dan Pengungkapan Piutang Usaha Pengujian terhadap empat tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan umumnya dilakukan sebagai bagian dari tahap penyelesaian audit, namun juga auditor dapat melakukan pengujian dan penyajian atas penyajian dan pengungkapan sering kali dilakukan dengan pengujian iuntuk memenuhi tujuan audit berkaitan dengan saldoo. Contohnya ketika menguji penjualan dan piutang usaha, auditor harus memahami dan mengevaluasi kelayakan kebijakan pengakuan pendapatan klien untuk menentukan apakah hal tersebut sudah diungkapkan dengan layak dalam laporan keuangan.

KONFIRMASI PIUTANG USAHA SAS 67 (AU 30) menyediakan tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi: 1. Piutang usaha tidak material 2. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti tidak efektif karena tingkat responnya mungkin tidak akan memadai atau tindak dapat diandalkan. 3. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasi untuk menyediakan bukti mencukupi

Jenis-jenis konfirmasi 1. Konfirmasi Positif adalah komunikasi dengan debitor meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah. Konfirmasi positif dilakukan dengan menyodorkan formulir konfirmasi kosong untuk diisikan oleh debitor atau juga konfirmasi faktur. 2. Konfirmasi Negatif adalah jenis konfirmasi dimana debitur diminta pendapatnya/responnya jika debitor tidak setuju dengan jumlah dinyatakan.

Judul Sub Bahasan Template Modul Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul digunakan dalam perkuliahan

Terima Kasih Nama Lengkap