PENETAPAN KALSIUM DALAM PLASMA DARAH DAN SERUM DARAH DENGAN TEKNIK AAS Eni Ariyani Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN. Mineral merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi tubuh Jumlah mineral yang dibutuhkan oleh hewan sebagai unsur penyusun tubuh adalah sekitar 3-5% yang digunakan oleh tubuh untuk proses metabolisme normal. Kita mengenal dua macam mineral yaitu makro mineral dan mikro mineral. Makro mineral yang diperlukan oleh tubuh ternak adalah : Ca, P, Mg, K, S dan Fe, sedangkan mikro mineral seperti Se, Mn, Cu dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit. Diantara makro mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, maka kalsium merupakan unsur yang terbanyak terdapat dalam tubuh ternak yaitu berkisar 1,5-2,0% berat tubuh. Fungsi kalsium adalah sebagai bahan pembuat tulang dan gigi, berperan dalam proses pembekuan darah, dan kontraksi/pelemasan otot. Namun demikian kandungan kalsium dalam darah terdapat dalam batas tertentu. Apabila kandungan kalsium lebih kecil atau lebih besar dari batas normal, maka metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Hasil beberapa penelitian telah memberikan informasi kepada kita bahwa kekurangan kalsium akan menimbulkan kerugian antara lain : (1) terganggunya pembentukan tulang sehingga menjadi tidak baik, (2) pertumbuhan menjadi lebih lambat, (3) turunnya konsumsi ransum, (4) produksi susu menurun, (5) kejang otot, dan (6) terjadinya kelumpuhan. Oleh karena itu besarnya kandungan kalsium dalam plasma darah dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa teknik, seperti teknik pewarnaan dengan menggunakan alat spectrofotometer dan teknik menggunakan jumlah atom yang diabsorpsi dengan alat yang dikenal dengan Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS). Hasil beberapa penelitian membuktikan bahwa teknik penetapan kalsium dengan menggunakan alat AAS ternyata lebih akurat/teliti dan cepat dibandingkan dengan alat spectrofotometer. Dalam makalah ini dimaksudkan untuk memberi informasi teknik/ metoda penentuan kalsium dengan menggunakan alat AAS tersebut, dengan menggunakan dua metoda yaitu : dengan pelarut air suling langsung dan pengendapan protein dengan larutan pereaksi Tri Chlora Acetic (TCA), perbandingan pada contoh plasma dan serum darah, serta analisis penetapan 172
kalsium dengan menggunakan plasma darah yang ditambahkan pereaksi TCA pada berbagai ternak. Bahan Bahan yang digunakan meliputi : (1) Larutan Stronsium 5%, (2) Larutan Tri Chlora Acid (TCA) 5%, (3) CaCO3 sebagai standar Kalsium, (4) Kontrol serum Seronom dari BDH, dan (5) heparin. Alat BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Alat yang dipergunakan untuk menganalisis kalsium dalam plasma darah adalah : (1) Atomic Absorption Spectrofotometer, (2) Alat pengencer Fison, (3) Vortex, (4) Tabung pereaksi, (5) pipet Oxford, dan (6) Botol Mc Cartney. Cara Kerja Penyiapan Kontrol Serum Darah Seronom Kontrol serum darah yang baru dari BDH di dalam botol dilarutkan dengan 5 ml air suling, kemudian dikocok hingga homogen. Penyiapan Contoh Plasma dan Serum Darah Ternak Contoh darah sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung pereaksi yang telah mengandung 0,1 ml heparin sebagai anti koagulan. Larutan darah tersebut dikocok perlahan-lahan supaya tidak terjadi hemolisis, kemudian disentrifuse pada putaran 3000 rpm selama 30 menit. Setelah terjadi pemisahan maka larutan tersebut kemudian dipisahkan ke dalam tabung pereaksi yang siap untuk dianalisis. Penyiapan Larutan Standar Larutan standar dibuat deret standar mulai dari konsentrasi 0, 10, 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm kalsium yang berasal dari garam kalsium karbonat. Penyiapan Contoh dengan Penambahan TCA 5% Larutan contoh plasma, serum, kontrol serum seronom, dan deret standar masing-masing dipipet 1 ml ke dalam tabung pereaksi dan ditambahkan 4 ml TCA 5% untuk mengendapkan protein. Larutan dikocok dengan Vortex hingga homogen, kemudian disentrifuse pada putaran 3000rpm selama 30 menit. Supernatan dipipet masing-masing sebanyak 1 ml ke dalam botol Mc. Cartney, dan ditambahkan 8 ml air suling dengan menggunakan alat 1 7 3
pengencer Fison, kemudian ditambahkan 1 ml Stronsium 5% sebagai larutan penyangga atau penghilang gangguan kimiawi pada unsur kalsium, kemudian dikocok hingga homogen. Setelah itu dibaca dengan alat AAS pada panjang gelombang 422,4 nm, arus lampu 5 ma, dan selah 0,5 nm dengan nyala yang dipakai adalah campuran udara tekan dan gas asetilena. Hasil pembacaan contoh kemudian dibandingkan dengan kurva standar, sehingga diperoleh kadar kalsium dalam satuan mg/i atau ppm. Penyiapan Tanpa Penambahan TCA 5% Larutan contoh darah plasma, serum, dan kontrol seronom serta larutan deret standar masing- masing dipipet 0, 20 ml dengan pelarut air suling sebanyak 8,80 ml dengan menggunakan alat pengencer Fison ke dalam botol Mc. Cartney, kemudian ditambahkan 1 ml larutan Stronsium 5% sebagai penghilang gangguan kimiawi (fosfat). Kemudian dikocok hingga homogen lalu dibaca dengan alat AAS dengan kondisi sebagai berikut : Lampu katoda cekung kalsium dengan arus lampu 5 ma, panjang gelombang 422,4 nm dengan celah 0,5 nm, bahan bakar yang digunakan adalah udara tekan dan gas Asetilena. Hasil pembacaan dimasukkan ke kurva standar, sehingga diperoleh kandungan kalsium dalam ppm. HASIL DAN DISKUSI Perlakuan penambahan TCA tidak memberikan pengaruh yang nyata. Hasil standar pada kedua perlakuan berupa garis yang berhimpit merupakan hasil dari membandingkan dua cara dengan TCA dan tanpa TCA (Gambar 1). Dengan demikian maka kedua cara tersebut dapat dianggap sama dengan mengacu pada kandungan kontrol darah seronom yang telah diketahui kandungannya yaitu sebesar 96 ± 6 ppm. Dengan demikian maka kedua cara tersebut dapat dipakai, namun untuk menjaga keamanan (safety work) dan sekaligus tidak merusak alat, maka metoda dengan menggunakan penambahan TCA lebih baik. Hal ini disebabkan larutan yang dipergunakan adalah larutan jernih dan mudah dibaca oleh alat AAS, sedangkan dengan menggunakan metoda tanpa TCA akan menyumbat alat sublimasi. Metoda dengan penambahan TCA dilakukan pada volume contoh darah minimal 3 ml. Apabila volume darahnya Iebih sedikit dari 3 ml maka penyiapan contoh dapat dilakukan secara langsung. Hasil analisis kandungan kalsium dengan metoda AAS dengan penambahan TCA dilakukan dengan membandingkan contoh plasma darah dan serum darah sapi Onggol disajikan pada Tabel 1. 1 74
0.450 0.400-0 350 0.300 a 0.250 0.200 / zo 0.150 0.100 0.050 0.000 a 0 20 40 60 80 100 Ca (PP-) 4 Kurva Std Ca Dengan Penambahan TCA Kurva Std Ca Tanpa Penambahan TCA Gambar 1. Kurva standar Ca pada perlakuan dengan dan tanpa TCA Tabel 1. Hasil analisis Kalsium dengan TCA pada plasma dan serum darah sapi Onggol Ulangan Kadar Ca (ppm) Plasma Serum 1 90 90 2 99 91 3 90 88 4 87 96 5 90 92 6 91 86 7 86 82 8 79 89 9 82 94 10 86 90 11 92 87 12 87 81 13 84 91 14 90 85 15 92 83 X 88,3 88,3 STD 4,8 4,4 KK (%) 5,4 4,9 1 7 5
Lokakarya Fungsional Non Penelit 1997 Berdasarkan hasil analisis seperti terlihat pada tabel tersebut di atas, nampak bahwa kandungan kalsium dalam plasma darah tidak berbeda dibandingkan dengan kandungan kalsium dalam serum darah. Hasil dari plasma dan serum darah mempunyai keragaman yang sama, yaitu koefisien keragaman di bawah 10 persen. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua jenis darah tersebut dapat digunakan, tergantung dari contoh darah yang tersedia. Uji selanjutnya untuk mengetahui kandungan kalsium pada ternak sapi, kambing, itik, dan ayam dilakukan dengan menggunakan plasma darah dengan perlakuan penambahan TCA dengan jumlah ulangan sekitar 5-20 ekor disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan Kalsium dalam plasma darah pada berbagai temak Jenis Hewan Jumlah Hewan tiap jenis Kadar Ca (ppm) STD KK Sapi 10 98 6,2 6,3 Kambing 8 100 7,5 7,5 Itik 5 120 5,9 4,9 Ayam 20 92 5,8 6,3 Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kandungan kalsium dari masing-masing ternak berbeda dengan kisaran dari 92-120 ppm adalah sama dengan referensi kandungan ternak tersebut. Selanjutnya dengan melihat besarnya koefisien korelasi dan standar deviasi dari masing-masing ternak di bawah 10 persen, menunjukkan bahwa metoda analisis kalsium dengan menggunakan AAS dengan penambahan TCA dapat digunakan secara baik pada berbagai jenis ternak. KESIMPULAN 1. Analisis darah dapat dilakukan dengan dua metoda yaitu dengan metoda langsung dan metoda tidak langsung yaitu dengan penambahan TCA. Namun penggunaan metoda dengan penambahan TCA memiliki keunggulan yaitu tidak mengganggu instrumen yang dipakai (AAS). 2. Pemeriksaan darah dapat dilakukan baik menggunakan plasma darah maupun serum darah. 3. Metoda analisis dengan penambahan TCA dapat dipergunakan untuk menganalisis kandungan kalsium dari berbagai ternak. 176
DAFTAR BACAAN Anggorodi, R. 1985. "Kemajuan Mutakhir Dalam Ilmu Makanan". Penerbit UI (UI-Press). Bachra, B.N., Daver, A and Sobel, A.E. 1958. The Complex 0 Metric Titration of Micro and Ultra Quantity of Calsium in Blood Serum. Clinic. Chem, 4, 107. page 25-26. Clark, E. P. and Collip, J. B. 1957. A Study of the Tistall Methode for the Determination of Calsium. Am. J. Clin. Pathol, 28 : 689. Price, W. J. 1978. "Analytical Atomic Absorption Spectrophotometry, Heyden & Son Ltd p.164-166. Underwood, E. J. 1977. "Trace Element in Human and Animal Nutrition" Forth Edition. New York Academic, Press. W. R. Kelly. 1974. Veterinary Clinical Diagnosis, 149, 292-293. 1 77