TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Buah jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, birma Utara, dan Cochin Cina. Yang memebudidayakan pertama kali adalah orang Cina bagian Selatan. Jeruk manis dimakan sebagai buah segar atau sebagai pencuci mulut setelah makan. Negara penghasil jeruk manis yaitu Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Brasil, Mexico, Israel, Argentina, Maroko, dan Afrika Selatan. Jeruk manis merupakan tanaman berkeping dua, tingginya mencapai 6-10 m, mempunyai duri yang kuat, ranting yang muda bersudut dan biasanya berduri, bercabang rendah, bentuk mahkota daun (tajuk) bulat dan kerimbunannya sedang. Pohon jeruk ini mempunyai akar tunggang, akar serabut, akar rambut, biasanya perakaran terdapat pada kedalaman 0,15-0,8 m. Di daerah subtropis, jeruk manis ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl. Sedangkan di daerah khatulistiwa sampai ketinggian 2.000 m dpl. Di daerah subtropis, produksi jeruk lebih tinggi daripada di daerah tropis. Jeruk manis mempunyai temperatur optimal untuk pertumbuhannya yaitu 25-30 0 C. Bila temperatur terlalu tinggi pada waktu malam hari, kemungkinan tanaman tanaman ini akan rusak karena terjadi penguapan air terlalu tinggi. Sedangkan
tanah yang baik agar jeruk manis berproduksi dengan optimal adalah tanah endapan yang subur dan drainase yang baik (Pracaya, 2003). Kebun buah jeruk manis hendaknya berdrainase baik, tanah tidak boleh tergenang air atau menanamnya pada tanah yang ditinggikan. Karena sistem perakarannya banyak rambut, penanaman harus cukup humus dan bahan organik (kompos, pupuk kandang, pupuk hijau). Pohon muda dapat berasal dari perkembangbiakan dengan biji maupun dengan memotong bagian dari tanaman. Tanaman yang hidup subur dan produktif, sebenarnya tidak perlu dilakukan pemangkasan karena tanpa pemangkasan tanaman masih banyak menghasilkan buah dan hidup subur. Pemangkasan dilakukan bila ada cabang-cabang yang terserang penyakit (Soelarso, 1996). Walaupun demikian sampai saat ini, hasrat masyarakat, terutama petani untuk menanam jeruk cukup besar. Hal ini disebabkan karena usahatani jeruk memberi penghsilan yang cukup tinggi dibandingkan dengan tanaman lainnya. Di samping itu permintaan pasar tehadap buah jeruk terus meningkat (Joesoef, 1993). Tabel 4. Perbandingan kandungan yang ada dalam buah jeruk manis dengan komoditas lain. KANDUNGAN Jeruk Pisang Wortel NUTRISI Manis Vitamin A (SI) 200 950 12000 Vitamin E (mg) - 0 0,5 Vitamin C (mg) 30 10 6 Kalsium (mg) 40 10 39 Sumber : Akk, (1994)
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa kandungan nutrisi seperti vitamin C dan kalsium jeruk manis lebih tinggi dibandingkan dengan pisang dan wortel. Ditinjau dari aspek fungsionalnya ternyata jeruk manis baik untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang pada anak-anak serta memperkuat daya tahan kulit terhadap sengatan matahari. Sebagaimana diketahui, bahwa tanaman jeruk adalah tanaman yang sangat menghendaki perlakuan yang intensif. Maka dari itu si penanam jeruk harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta modal yang cukup, terutama bila diusahakan secara komersial. Buah jeruk manis dimanfaatkan menurut berbagai cara, seperti untuk sirop, juice, dan serbuk tepung (Joesoef, 1993).
2.2 Landasan Teori a. Permintaan (demand) Dalam ilmu ekonomi, istilah permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu. Periode waktu tersebut bisa satu tahun dan keadaan yang harus diperhatikan antara lain harga barang yang dibeli, pendapatan konsumen, jumlah tanggungan, selera,dan lain-lain (Arsyad, 2000). Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsur pokok yaitu pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang dikehendaki. Apabila jumlah pendapatan yang dibelanjakan seseorang berubah maka jumlah barang yang diminta juga berubah. Demikian juga halnya harga barang yang dikehendaki juga dapat berubah. Secara matematis pengaruh perubahan harga dan pendapatan terhadap jumlah yang diminta dapat diketahui secara serentak. Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang pada harga tertentu (Setiadi, 2003).
Dalam hukum permintaan dikatakan bahwa apabila harga suatu barang turun maka permintaan konsumen akan barang itu meningkat dan sebaliknya, jika harga suatu barang naik maka permintaan konsumen akan barang itu menurun, apabila semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak berubah cateris paribus. Artinya kuantitas yang diminta akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga (Nopirin, 1994). Adapun bentuk kurva permintaan adalah sebagai berikut : Px Dx 7 6 5 4 3 2 1 A B C D E F 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qx Gambar 2. Kurva Permintaan Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga, dimana semua variabel lainnya dianggap tetap. Kurva ini mempunyai lereng (slope) yang negatif, yang menunjukkan bahwa jumlah yang diminta (the quantity demanded) naik dengan turunnya harga (Kadariah, 1994).
Adapun variabel-variabel yang menentukan jumlah komoditi yang diinginkan oleh rumah tangga adalah : harga barang bersangkutan, pendapatan rata-rata rumah tangga, jumlah penduduk, harga-haga komoditi yang ada hubungannya dengan komoditi tersebut. Untuk mengerti pengaruh masing-masing variabel tersebut di atas, semua variabel lainnya dianggap tetap (Djojodipuro, 1991). Pergeseran kurva permintaan ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini : Px Rp 5 A A1 4 3 B B1 2 1 0 20 40 60 80 100 120 140 Gambar 3. Pergeseran Kurva Permintaan Dx Dx1 Qx Pergeseran kurva permintaan ke kanan D x ke Dx 1 menunjukan kenaikan dalam permintaan (Nuraini, 2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah: 1. Harga barang itu sendiri Naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap jumlah barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga. Hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta seperti ini berlaku untuk sebagian besar barang dalam perekonomian, dan memang begitu nyata terjadi sehingga para ekonom menamakannya hukum permintaan (law of demand). Dengan menganggap hal lainnya tetap ketika harga sebuah barang meningkat, maka kuantitas barang yang diminta akan menurun. 2. Pendapatan Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal (normal good).
3. Jumlah tanggungan Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak tanggungan, maka jumlah permintaan akan meningkat. Hal ini berkaitan dengan usaha pemenuhan akan kecukupan kebutuhan setiap individu yang ada di suatu tempat. b. Penawaran (supply) Penawaran adalah banyaknya komoditas pertanian yang ditawarkan oleh para produsen/penjual. Sedangkan hukum penawaran, pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para produsen/penjual. Sebaliknya makin rendah harga barang, makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para produsen, dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah. Pada penawaran, penjual dapat memilih antara penjual barang itu untuk mendapatkan uang atau menahan barangnya utuk dipakai sendiri. Keinginan atau keseganan penjual menahan barangnya menentukan permintaan akan barangnya sendiri. Keseganan untuk menjual barangnya itu sama dengan keinginan untuk memiliki barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan. Jika ia mengambil keputusan untuk menjual barangnya, hal ini berarti produsen memutuskan untuk tidak mengadakan permintaan (demand) terhadap barang tersebut.
Adapun bentuk kurva penawaran adalah sebagai berikut : Px 7 Sx 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qx Gambar 4. Kurva Penawaran Kurva penawaran menanjak ke atas, yang menggambarkan bahwa jumlah yang ditawarkan naik dengan kenaikan harga. Yang dimaksud dengan penawaran bukan suatu titik pada kurva penawaran, melainkan seluruh kurva penawaran, ialah hubungan yang lengkap (seluruh hubungan) antara penjualan yang diinginkan dengan harga-harga alternative yang mungkin terjadi dari komoditi yang besangkutan. Penawaran (supply) menunjukkan seluruh hubungan antara jumlah suatu komoditi yang ditawarkan dan harga komoditi tersebut, dimana variabel-variabel lain dianggap tetap. Satu titik pada kurva penawaran menggambarkan jumlah yang ditawarkan (the quantity supplied) pada harga tersebut (Kadariah, 1994).
Pergeseran kurva penawaran ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini : Px Rp 5 4 3 A Sx B Sx1 2 1 0 20 40 60 80 100 120 140 Gambar 5. Pergeseran Kurva Pernawaran Qx Pergeseran kurva penawaran dari kurva Sx ke Sx 1 atau perpindahan dari titik A ke titik B disebut dengan pergeseran kurva penawaran. Perpindahan dari titik A ke titik B menunjukkan adanya petambahan dalam jumlah barang X yang ditawarkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran sebagai berikut : 1. Harga barang yang bersangkutan Untuk mengembangkan teori tentang penentuan harga suatu komoditi, perlu dipelajari hubungan antara jumlah yang ditawarkan (the quantity supplied) dari setiap komoditi dan harga komoditi tersebut. Suatu teori ekonomi dasar menjelaskan bahwa makin tinggi harga suatu komoditi, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan. Sebabnya ialah karena keuntungan yang dapat diperoleh dari produksi suatu komoditi akan naik jika harga tersebut naik, demikian juga sebaliknya, sedangkan input yang dipakainya tetap. 2. Biaya produksi penjualan Biaya produksi penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan produsen untuk menghasilkan ouput barang dan jasa. Apabila variabel-variabel lain dianggap tetap maka makin tinggi biaya produksi yang dipakai dalam produksi suatu komoditi, makin kecil keuntungan yang diperoleh dari produksi komoditi tersebut. Kenaikan dalam biaya produksi akan menggeser kurva penawaran ke kiri, yang menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah yang ditawarkan pada setiap harga tertentu. Penurunan dalam biaya akan menggeser kurva penawaran ke kanan.
3. Profit/Keuntungan Yang dimaksud disini adalah keuntungan yang diperoleh pada pemasaran barang dan jasa. Misalnya seorang pedagang dulunya menjual jambu biji tetapi karena profit/keuntungan yang diperoleh sedikit sementara keuntungan memasarkan jeruk di pasaran cukup baik dan cenderung naik, maka pedagang tersebut akan menjual jeruk. Perubahan pola keuntungan yang diperoleh pedagang pada pemasaran ini akan mempengaruhi pada penawaran.
Kerangka Pemikiran Pedagang jeruk manis melakukan penawaran di pasar baik pasar tradisional maupun modern. Penawaran (jumlah produksi jeruk manis) yang dilakukan oleh produsen/pedagang dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya produksi penjualan, dan profit/keuntungan. Faktor-faktor ini juga akan dilihat apakah memang berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis. Jeruk manis sangat disukai oleh konsumen pada saat ini baik dalam bentuk buah segar maupun syrup. Konsumen jeruk manis adalah mereka yang melakukan kegiatan pembelian (mengkonsumsi) jeruk manis untuk memenuhi kebutuhannya. Adapun yang mempengaruhi permintaan jeruk manis adalah harga beli konsumen, pendapatan rata-rata per bulan, jumlah tanggungan. Untuk itu maka faktor-faktor ini perlu diteliti apakah memang benar berpengaruh terhadap permintaan jeruk manis.
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut : Pedagang Jeruk Manis Faktor yang mempengaruhi : 1. Harga beli pedagang 2. Biaya Produksi Penjualan 3. Profit/keuntungan Penawaran Jeruk Manis Pasar Faktor yang mempengaruhi : 1. Harga beli konsumen 2. Pendapatan rata-rata/bln 3. Jumlah tanggungan Permintaan Jeruk Manis Konsumen Jeruk Manis Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : : menyatakan hubungan : menyatakan pengaruh
Hipotesis Penelitian 1. Harga beli konsumen, pendapatan konsumen, jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk manis. 2. Harga beli pedagang, biaya produksi penjualan, dan profit/keuntungan berpengaruh nyata terhadap penawaran jeruk manis.