BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENYALURAN PRODUK PEMBIAYAAN UNIT MIKRO BRI SYARIAH ib UNTUK SEKTOR PRODUKTIF. (Studi Kasus di BRI Syariah KCP Demak) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah field research (penelitian lapangan)

BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan. Dalam istilah sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya kini juga dirasakan oleh kaum non Islam. Disaat Bank-Bank

BAB I PENDAHULUAN. yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertumbuh seiring dengan semakin bertumbuhnya kebutuhan. dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya (Kasmir, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembiayaan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. 2

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat guna menunjang jalannya proses pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pembiayaan pada sektor riil melalui usaha mikro.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Yogyakarta, Darma Bakti Wakaf, 1992, h Karnaen Perwata Atmaja dan Muhamad Syafii Antonio, Apa Dan Bagaimana Bank

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. terkadang UMKM seolah tidak mendapat dukungan dan perhatian dari. selama memiliki izin usaha dan modal cukup.

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. memang bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk membantu kegiatan-kegiatan ekonomi. Bank dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Peningkatan Pendapatan. linier sederhana menggunakan alat bantu SPSS 16.

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. kembali dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. 1. sebagai lembaga intermediasi di dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan sosial dalam masyarakat. mencarikan solusinya, karena menurut Undang-undang Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. macam kalangan dalam menempatkan dananya secara aman. Di sisi lain, bank

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, sektor perbankan masih memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor produktif merupakan sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Tentunya sektor ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan suatu negara. Pasalnya, sektor produktif adalah sektor yang menghasilkan, mengelola masukan (input) menjadi keluaran (output). Sektor-sektor produktif ini, diantaranya berupa sektor pertanian dan peternakan, sektor pertambangan, sektor perdagangan, dan sektor industri dsb. 1 Adanya beberapa faktor yang mendukung untuk berkembangnya sektor produktif ini adalah modal kerja dan dana produksi. Bank merupakan salah satu instrumen yang penting dalam kehidupan suatu negara. Umumnya setiap negara, dengan keberdaan akan adanya bank berperan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian suatu negara. Menurut Shomad, Bank Umum memegang peranan dan strategis dalam kaitannya dengan penyedia permodalan pengembangan sektor-sektor produktif. 2 Dewasa ini Bank Syariah juga ikut andil dalam upaya mengembangkan sektor produktif ini. Menurut Muhammad, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dari mayarakat yang memiliki kelebihan dalam dana dan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut (fungsi intermediary), serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher, 2016, h. 12 2 Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, h. 1 3 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, h. 13 1

Adapun Bank Syariah yang ikut berperan mengembangkan sektor produktif ini salah satunya adalah Bank BRI Syariah KCP Demak. Bank BRI Syariah merupakan bank kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. 4 Terdapat beberapa upaya yang dilakukan Bank BRI Syariah KCP Demak untuk memenuhi kebutuhan nasabah, terutama kebutuhan modal kerja dengan pembiayaan yang ideal, khususnya pembiayaan untuk sektor produktif. Produk pembiayaan Bank BRI Syariah KCP Demak dengan tujuan kebutuhan investasi ataupun modal kerja pada usaha produktif diantaranya adalah produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib dan Pembiayaan KUR mikro ib. Pertama, KUR adalah kredit/pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. 5 KUR adalah salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan sektor produktif, khususnya adalah dengan membantu para pelaku usaha untuk memperoleh pembiayaan, melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Penyaluran pembiayaan KUR berhubungan erat dengan adanya peran perbankan. Pada umumnya, dana KUR ini disalurkan oleh bank konvensional yang masih menerapkan sistem bunga dalam pemberian kredit KUR. Dewasa ini, kebutuhan masyarakat akan adanya suatu perbankan alternatif yang menyediakan jasa perbankan yang beroperasi tanpa menggunakan bunga, menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya, penggunaan bunga dianggap tidak mampu menjawab permasalahan ekonomi 4 http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah.html. Di akses pada tanggal 4 April 2017 pukul 11.24 WIB 5 http://kur.ekon.go.id/maksud-dan-tujuan.html. Di akses pada tanggal 5 April 2017 Pukul 14.28 WIB 2

yang timbul dimasyarakat, sehingga lembaga keuangan menghadirkan konsep baru dalam dunia perbankan seperti Bank Syariah. Pembiayaan KUR di BRI Syariah KCP Demak merupakan salah satu produk pembiayaan di BRI Syariah yang diberi nama dengan KUR mikro ib. Produk ini, menjadi inovasi produk pembiayaan di BRI Syariah yang merupakan salah satu program pemerintah untuk mengembangkan sektor UMKM. Berdasarkan modul bank BRI Syariah tentang pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro ib, KUR mikro ib didefinisikan sebagai pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada nasabah yang memiliki usaha produktif dan layak untuk diberikan fasilitas subsidi margin oleh pemerintah, namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan yang belum cukup (sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015, tentang pedomana pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat). 6 Pembiayaan KUR mikro ib di BRI Syariah KCP Demak menggunakan prinsip jual-beli yang dikenal dengan akad murabahah dan wakalah. Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan), yaitu prinsip bai (jual beli) di mana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati dan penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh ataupun dicicil. 7 Pembiayaan KUR mikro ib memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembiayaan KUR di Bank Konvensional basis bunga. Pembiayaan KUR mikro ib memberi alternatif pilihan, dengan menggunakan margin untuk mengganti sistem bunga. 6 Modul Petunjuk Pelaksanaan KUR Mikro ib PT. Bank BRISyariah 7 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi Dua, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, h. 88 3

Kedua, Produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib merupakan pembiayaan dengan tujuan kebutuhan modal kerja atau investasi, dengan adanya perbedaan besarnya plafon pembiayaan yang ditujukan untuk sektor produktif. Pembiayaan ini diberi nama pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib karena terdapat pembatasan jumlah plafon pembiayaan yang dapat diberikan pihak bank kepada calon nasabah pembiayaan, sehingga terdapat diferensiasi produk dalam produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib. Berikut akan dipaparkan melalui tabel dibawah ini: Tabel 1.1 Produk Pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib Produk Pagu (Juta) Tenor Margin MIKRO ib 5-75 6-36 Bulan 1,48% 75 MIKRO ib 200 >75-200 6-36 Bulan 6-48 Bulan, dan 6-60 Bulan. 1,02% Sumber: Brosur Bri Syariah Unit Mikro BRISyariah ib Selaras dengan produk pembiayaan KUR mikro ib, pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib juga menggunakan akad murabahah dan wakalah dalam penerapan aplikasinya. Bersumber pada data BRI Syariah KCP Demak, terhitung jumlah nasabah pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib pada tahun 2016 sebanyak 123 nasabah dari beberapa sektor produktif yang berbeda-beda. Berdasarkan pada pemaparan tabel tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana prosedur penyaluran produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib pada sektor produktif, sektor produktif apa saja yang mampu di sentuh dan apa latar belakang serta tujuan diterapkannya diferensiasi produk pada pembiayaan unit mikro reguler di BRI Syariah KCP Demak, sehingga penulis mengangkat penelitian dengan judul Analisis 4

Penyaluran Produk Pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib untuk Sektor Produktif (Studi Kasus di BRI Syariah KCP Demak). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini, penulis ingin merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian, diantaranya sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur penyaluran pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib dan sektor produktif apa sajakah yang mampu disentuh oleh pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib? 2. Apa latar belakang dan tujuan adanya penerapan diferensiasi produk pada pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib di BRI Syariah KCP Demak dan masalah apa yang sering terjadi ketika pra penyaluran dan setelah penyaluran atau setelah dana dicairkan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: a) Mengetahui prosedur penyaluran pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib dan mengetahui sektor produktif apa saja yang mampu disentuh oleh produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib b) Mengetahui latar belakang dan tujuan penggunaan diferensiasi produk pada pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib dan mengetahui masalah apasaja yang kerap terjadi saat penyaluran pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib. 2. Manfaat Penelitian a) Bagi Penulis Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis terutama dalam meningkatkan keterampilan menulis, mengembangkan 5

kemampuan dalam menganalisis suatu masalah, dan menambah pengetahuan tentang produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib untuk sektor produktif. b) Bagi UIN Walisongo Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan bagi akademisi mengenai penggunaan diferensiasi produk, latar belakang dan tujuan dari penggunaan diferensiasi produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib. Penelitian ini juga diharapkan mampu meningkatkan keinginan mahasiswa khususnya DIII Perbankan Syariah untuk mengeksplor lebih dalam tentang inovasi produk perbankan yang berpotensi untuk dapat dikembangkan dan menganalisis dari setiap produk perbankan baik dari segi prinsip syariah jual-beli dengan akad murabahah dan strategi pemasaran Bank Syariah. c) Bagi Bank Syariah Penulis berharap agar penelitian ini dapat menambah informasi serta masukan terkait penggunaan diferensiasi produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib dan besar sektor produktif yang mampu disentuh oleh Bank BRI Syariah KCP Demak. d) Bagi Masyarakat Bagi masyarakat yang membaca penelitian ini, penulis berharap agar masyarakat/nasabah, khususnya para pelaku usaha produktif dapat mengetahui tentang produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib di BRI Syariah KCP Demak. 6

D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah kajian tentang hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang ingin di teliti. Kegunaan dari telaah pustaka ini adalah untuk membedakan antara penelitian ini dengan penelitian sejenisnya yang telah dilakukan serta melihat persoalan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Penulis menjumpai hasil penelitian terdahulu yang sedikit bersinggungan dengan judul yang diangkat dalam penelitian diantaranya adalah: Ahmad Ali Affandi (2015) dengan penelitiannya Analisis Pembiayaan Murabahah Pada Nasabah di BMT Harapan Ummat Kudus. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa BMT Harapan Ummat Kudus terjadi ketidaksesuaian dikarenakan akad murabahah dilakukan sebelum barang secara prinsip menjadi milik BMT. Adanya akad tambahan berupa wakalah posisi BMT bukan lagi sebagai perantara pembeli dan pemasok dan menjualnya kepada anggota. Maka keuntungan yang didapat pihak BMT bukan lagi atas pemberian jasa sebagai perantara pembelian barang dari pemasok atau supplier kepada anggota, melainkan keuntungan tersebut atas dasar jasa pemberian pinjaman modal dan hal tersebut tidak ada bedanya dengan konsep bunga. 8 Selaras dengan penelitian ini, peneliti lainnya adalah Ainah Rahmawati (2014) dengan penelitiannya Analisis Penyaluran Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Di Kabupaten Kota Baru (Januari 2013-Desember 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan mekanisme penyaluran pembiayaan yang mereka lakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada yaitu berdasarkan peraturan dan ketentuan yang sudah di tetapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu setiap nasabah yang datang ke bank untuk meminta pembiayaan harus memenuhi semua persyaratan dari Bank serta Kantor Cabang Bank Syariah Mandiri, namun 8 Ahmad Ali Affandi, Analisis Pembiayaan Murabahah Pada Nasabah di BMT Harapan Ummat Kudus, Semarang: TA UIN Walisongo, 2015 7

pada akad pembiayaan modal kerja dan investasi mereka menggunakan akad murabahah. Tentu dalam hal ini, tidak sesuai dengan prinsip syariah yang menggunakan akad mudharabah dalam pembiayaan untuk modal kerja dan investasi. 9 E. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, adapun pemaparannya sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejalagejala. Penelitian ini mengambil lokasi BRI Syariah KCP Demak, dengan memfokuskan pada penyaluran produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib di BRI Syariah dengan diferensiasi produk untuk sektor produktif. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis: a) Data primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. 10 Sumber primer dalam penelitian ini penulis peroleh secara langsung dari pihak BRI Syariah KCP Demak melalui wawancara dan dokumentasi. b) Data sekunder 9 Ainah Rahmawati, Analisis Penyaluran Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Di Kabupaten Kota Baru (Januari 2013-Desember 2013), Banjarmasin: SKRIPSI IAIN Antasari, 2014. 10 Saifuddin Awar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, h. 91. 8

Merupakan sumber data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung, diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya. 11 Dalam hal ini data yang diambil adalah dokumen-dokumen yang berisi mengenai pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib di BRI Syariah KCP Demak dan dapat juga diperoleh melalui buku-buku refrensi lainnya. 3. Metode Pengumpulan Data. Data-data dalam penelitian ini penulis peroleh melalui metode: a) Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan suatu peristiwa yang ditinggalkan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Dalam hal ini, penulis mengumpulkan data berupa catatan wawancara dengan karyawan BRI Syariah KCP Demak dan brosur-brosur. b) Observasi Yaitu teknik yang menuntut suatu pengamatan dari si peneliti baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap objek penelitiannya. 12 Dalam hal ini penulis mengamati secara langsung bagaimana pihak BRI Syariah KCP Demak, khususnya bagian Sales Officer (SO), ketika melakukan penyaluran pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah di BRI Syariah KCP Demak untuk sektor produktif. c) Wawancara 11 Awar, Metode..., h. 92. 12 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, cet. Ke-2, 2002, h. 117. 9

Merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahulu untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti 13. Dalam metode ini penulis melakukan wawancara dengan Accaount Officer Micro (AOM) bagian pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib dan UH (Unit Head) di di BRI Syariah KCP Demak. 4. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti. Data-data yang diperoleh kemudian penulis analisis dengan mengaitkan antara penyaluran pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib di BRI Syariah dengan teori dan konsep yang ada. F. Sistematika Penulisan Penelitian ini memuat penulisan ini yang ditulis secara sistematis, memuat beberapa bagian diantaranya adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini akan mengemukakan hal-hal mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas tentang Bank Syariah, pembiayaan, akad murabahah, akad wakalah, strategi diferensasi 13 Awar, Metode..., h. 137. 10

produk Bank Syariah, dan produk pembiayaan Unit Mikro Di Perbankan Syariah. BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, serta produk-produk yang terdapat pada Bank BRI Syariah KCP Demak. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian bab ini, akan diuraikan tentang penyajian data, analisis data dan interpretasi data tersebut yang berhubungan dengan penyaluran produk pembiayaan Unit Mikro BRI Syariah ib di BRI Syariah KCP Demak. BAB V : PENUTUP Pada bab ini, akan menguraikan dan memaparkan kesimpulan, saran/rekomendasi dari tugas akhir yang akan dibuat dan penutup. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 11