BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan semakin banyaknya produk pertanian yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya membuat persaingan diantara perusahaan berbasis agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya persaingan juga dipengaruhi oleh semakin banyaknya jenis kemasan dan desain label kemasan produk yang sangat menarik. Produk pangan merupakan produk yang rentan terhadap kerusakan. Kandungan materi biologis dan kimiawi terdapat pada produk pangan mampu merubah kualitas bahan pangan seiring berjalannya waktu selama proses penyimpanan sehingga perlu untuk mempertahankan kualitas produk dari berbagai kemungkinan terjadinya kerusakan. Salah satunya dengan pengemasan. Pengemasan merupakan penempatan atau pemosisian produk pangan ke dalam suatu tempat yang dapat melindungi produk dari pengaruh lingkungan ataupun faktor-faktor yang dapat mempercepat ketidaktahanan produk. Pengemasan yang aman dapat membuat produk pangan tidak terkontaminasi oleh bahan dari pengemas sehingga dapat dinikmati. Selain itu, dengan pengemasan dapat dicapai keseragaman baik berat ataupun jumlah produk terkemas yang merupakan daya tarik tambahan bagi konsumen. Produk keripik merupakan olahan yang bahan bakunya berupa produk pertanian. Keripik di Indonesia sekarang sangat beragam. Keripik buah 1
adalah salah satu bentuk produk industri yang mengolah buah segar menjadi keripik buah. Hal ini dikarenakan bahan baku yang sangat melimpah dan juga beranekaragamnya jenis buah-buahan yang ada di Indonesia. Usaha jenis buah-buahan yang banyak saingannya diarahkan pada usaha untuk meningkatkan mutu dengan pengembangan kualitas dan inovasi produk. Keripik merupakan makanan atau camilan ringan yang mulai digemari oleh para konsumen, karena mengingat rasanya yang nikmat dan gurih. Terbukti dari banyaknya produsen, penjual dan pembeli yang datang untuk mengkonsumsinya. Konsumen yang pandai tidak asal-asalan dalam memilih keripik. Beberapa kriteria dalam pemilihan keripik diantaranya adalah keripik yang dikemas dalam kondisi baik dan menggunakan kemasan yang tidak berbahaya, label kemasan yang menarik dan memberikan informasi yang jelas, serta keripik yang tidak menggunakan bahan pengawet berbahaya untuk konsumen. Salah satu produk pertanian yang dapat dimanfaatkan yakni buah segar seperti salak. Salak merupakan buah khatulistiwa atau tropis asli Indonesia berupa produk holtikultura yang dapat dikonsumsi. Salak dapat juga dibuat manisan, asinan, dikalengkan, atau dikemas sebagai keripik salak. UD. Putri Ampel Sentosa merupakan suatu usaha kecil menegah yang bergerak dalam industri makanan ringan dengan hasil produknya berupa produk pangan yaitu keripik yang bahan dasarnya berupa buah segar seperti salak, nangka, manga, dan nanas. 2
Keripik salak merupakan salah satu produk dari UD. Putri Ampel Sentosa. Semakin melimpahnya buah salak yang dapat diolah menjadi keripik maka, semakin kuat persaingan antara industri-industri keripik salak. Industri yang tidak mampu bersaing dengan para kompetitor akan runtuh. Cara untuk dapat dilakukan oleh industri untuk tetap mampu bersaing dan bertahan yakni dengan melakukan desain kemasan berupa pengemasan dan pelabelan terhadap produk agar dapat memberikan ciri khas dari produk industri. Kemasan merupakan salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dari produk. Kemasan sejauh ini dianggap memberikan kontribusi penting bagi tingkat pemasaran produk. Dalam industri kemasan dimaksudkan untuk memudahkan kegiatan distribusi dan transportasi karena disusun dalam berbagai ukuran yang disesuaikan dengan kapasitas alat dan kemampuan pekerja dalam proses tersebut. Terlebih kemasan mampu mengurangi tingkat kerusakan produk saat distribusi, transportasi dan penanganan selama penyimpanan. Dengan adanya kemasan, maka produk dapat diketahui umur simpan atau keawetan produk tersebut. Umur simpan ini terkait dengan masa kadaluarsa dari produk tersebut. Keripik buah salak yang mempunyai kemasan yang baik akan menentukan umur simpan yang lama dalam kondisi masih layak konsumsi. Upaya industri yaitu dengan melakukan pengemasan menggunakan jenis bahan kemasan yang sesuai untuk mengurangi resiko penurunan kualitas produk keripik dan label yang menggambarkan produk. Hal ini dilakukan pada setiap proses 3
akhir produksi untuk menghasilkan produk yang dapat menarik konsumen sehingga memberikan nilai jual dan nilai tambah. 1.2 Perumusan Masalah Pengaruh teknik pengemasan terhadap umur simpan dan kesesuaian pelabelan dengan umur simpan 1.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah dapat mengetahui pengaruh pengemasan dan kesesuaian pelabelan terhadap umur simpan pada produk keripik buah khatulistiwa dengan tujuan agar pembahasan yang dilakukan menjadi lebih fokus. Adapun batasan masalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi pengemasan. 2. Melakukan identifikasi atribut-atribut pada label kemasan produk. 3. Melakukan pengujian umur simpan produk dengan metode statistik. 1.4 Tujuan 1. Mengetahui proses yang dilakukan perusahaan dalam mengemas produk. 2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jenis bahan kemasan yang digunakan. 3. Dapat menentukan atribut-atribut yang terdapat pada label kemasan produk. 4
4. Dapat mengetahui umur simpan produk dari kemasan produk. 1.5 Manfaat a. Sebagai sarana untuk memperluas ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari perguruan tinggi agar dapat diaplikasikan pada dunia nyata. b. Sebagai sarana untuk dapat memahami dan mempelajari secara langsung pelaksanaan pengemasan dan kesesuaian pelabelan yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. c. Sebagai pengalaman kerja secara langsung yang kemudian dapat dibandingkan antara teori dan praktek atau aplikasinya di lingkungan kerja. 5