OPTIMASI PCR (Polymerase Chain Reaction) FRAGMEN 724 pb GEN katg MULTI DRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUK AMPLIFIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES AMPLIFIKASI DAERAH PROMOTER inha PADAISOLAT P11Mycobacterium tuberculosis MULTIDRUG RESISTANCE DI BALI DENGAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION

2 Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Bali-Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

Identifikasi Mutasi Gen rpob Pada Daerah Hulu RRDR Mycobacterium Tuberculosis Multidrug Resistent Isolat P10

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberkulosis yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Multi-Drug Resistance Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) adalah jenis

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

PERBANDINGAN KUALITAS DNA DENGAN MENGGUNAKAN DUA METODE BOOM MODIFIKASI PADA ISOLAT Mycobacterium tuberculosisp10 DI BALI. Udayana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

DESAIN PRIMER SECARA IN SILICO UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN rpob Mycobacterium tuberculosis DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

PERBANDINGAN KUALITAS DNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOOM ORIGINAL DAN BOOM MODIFIKASI PADA ISOLAT Mycobacterium tuberculosis 151

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

* ABSTRAK

3 Metodologi Penelitian

DESAIN PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN inha ISOLAT 134 MULTIDRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS (MDR-TB) DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Skripsi MADE RAI DWITYA WIRADIPUTRA

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

DETEKSI Mycobacterium tuberculosis DENGAN PRIMER PROMOTER inha DARI DNA METAGENOMIK SPUTUM PASIEN TUBERKULOSIS

MUTASI C825T GEN katg ISOLAT L5 MULTIDRUG RESISTANT Mycobacterium tuberculosis TESIS RINA BUDI SATIYARTI NIM: Program Studi Kimia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

ANALISIS PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI PROMOTER inha MULTIDRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS (MDR-TB) DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

AMPLIFIKASI FRAGMEN DAN IDENTIFIKASI MUTASI PROMOTER

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB III BAHAN DAN METODE

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

AMPLIFIKASI DAN IDENTIFIKASI MUTASI REGIO PROMOTER

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

OPTIMASI SUHU ANNEALING PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI DNA GEN LINAMARASE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika.

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

AMPLIFIKASI GEN 18S rrna PADA DNA METAGENOMIK MADU DARI DESA SERAYA TENGAH, KARANGASEM DENGAN TEKNIK PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur

III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart

APLIKASI METODE POLYMERASE CHAIN REACTION

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Materi

Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali-Indonesia

K. Ratnayani, Sagung Chandra Yowani, dan Liangky Syane S. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

DETEKSI GEN NATURAL RESISTANCE ASSOCIATED MACROPHAGE PROTEIN-1 (NRAMP-1) DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) DARI EKSTRAK SALIVA

Bab III Metode Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

Pengujian DNA, Prinsip Umum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

KIMIA ANALITIK (Kode : B-16)

ISBN

Transkripsi:

OPTIMASI PCR (Polymerase Chain Reaction) FRAGMEN 724 pb GEN katg MULTI DRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUK AMPLIFIKASI Deniariasih, N.W. 1, Ratnayani, K. 2, Yowani, S.C. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana 2 Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Korespondensi: Ni Wayan Deniariasih Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837 Email: deniariasih@gmail.com ABSTRAK Deteksi adanya mutasi pada gen katg MDR-TB (Multi Drug Resistance Tuberculosis) yang bertanggung jawab terhadap resistensi isoniazid (INH) dapat dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Pada penelitian ini metode PCR digunakan untuk mengamplifikasi fragmen berukuran 724 pb gen katg. Telah dilakukan percobaan pendahuluan, di mana proses PCR berhasil mengamplifikasi fragmen berukuran 724 pb namun masih menghasilkan pita yang sangat tipis yang menunjukkan bahwa proses amplifikasi belum optimal. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses PCR agar mampu meningkatkan produk amplifikasi sehingga diperoleh pita yang tebal. Produk PCR yang tebal ini cukup memadai untuk proses sekuensing. Tahap optimasi yang dilakukan dalam proses PCR meliputi penambahan jumlah templat DNA pada formula PCR, variasi suhu annealing, penambahan waktu annealing dan waktu ekstensi. Hasil optimasi menunjukkan penambahan jumlah templat DNA menjadi 1 µl, suhu annealing 56ºC, waktu annealing 1 menit 20 detik, dan waktu ekstensi 2 menit memberikan amplifikasi terbaik karena menghasilkan pita yang tebal dan tidak terjadi mispriming. Kata Kunci : katg, INH, PCR, optimasi 1. PENDAHULUAN Pada tahun 1995, diperkirakan terdapat 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB di seluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB di dunia, terjadi pada negara-negara berkembang (Depkes RI, 2007). Masalah tuberkulosis diperparah dengan adanya kekebalan ganda bakteri Multidrug Resistance (MDR) TB terhadap Obat Antituberkulosis (Lina dkk., 2007). Isoniazid, rifampisin, pirazinamid, etambutol, dan streptomisin merupakan Obat Antituberkulosis (OAT) lini pertama pada pengobatan TB. INH merupakan prodrug yang diaktifkan oleh enzim katalase peroksidase yang dikode oleh gen katg pada M. tuberculosis (Katzung, 2004). Mutasi pada gen katg mengakibatkan M. tuberculosis resisten terhadap INH (Retnoningrum, 2004). Deteksi adanya mutasi pada gen katg MDR- TB yang bertanggung jawab terhadap resistensi Isoniazid (INH) dapat dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). PCR merupakan teknik yang digunakan untuk mengamplifikasi sekuens genom spesifik (Arisan et al., 2003). Dalam penelitian ini, metode PCR digunakan untuk mengamplifikasi fragmen berukuran 724 pb gen katg MDR-TB. Pada percobaan pendahuluan proses PCR berhasil mengamplifikasi fragmen berukuran 724 pb namun masih menghasilkan pita yang sangat tipis yang menunjukkan bahwa proses amplifikasi belum optimal. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses PCR agar mampu meningkatkan produk amplifikasi sehingga diperoleh pita yang tebal. Tahap optimasi yang dilakukan dalam proses PCR meliputi penambahan jumlah templat DNA pada formula PCR, variasi suhu 110

annealing, penambahan waktu annealing dan waktu ekstensi. 2. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan isolat MDR-TB yang diperoleh dari Instalasi Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Pada tahap isolasi, diperlukan larutan pelisis (GuSCN, Tris-HCl, EDTA dan Triton X-100), suspensi diatom,, etanol 70%, aseton, dan RNase free water. Bahan yang digunakan dalam tahap amplifikasi adalah sepasang primer oligonukleotida, GoTaq Green Master Mix. Bahan yang digunakan untuk deteksi produk PCR dengan elektroforesis, yaitu gel agarosa 1,5%, TBE (Tris-Boric-EDTA), serta etidium bromida. 2.2 Alat Penelitian Alat yang digunakan meliputi alat-alat gelas yang biasa digunakan dalam laboratorium analisis, vortex, inkubator, freezer, shaker rotator, biological safety cabinet class II, satu set pipet mikro (0,1-10 µl, 10-100 µl, 20-100 µl, 100-1000 µl), tip (10, 20, 100, 200 µl), tabung mikro 1,5 ml, Thermalcycler PCR (merk Veriti), seperangkat alat elektroforesis, serta UV transilluminator (merk Gel Doc Bio- Rad). 2.3 Prosedur Penelitian 2.3.1 Isolasi DNA dari Isolat MDR-TB Isolasi DNA dilakukan dengan menggunakan metode Boom. Sel bakteri dilisiskan dengan menggunakan larutan bufer lisis yang terdiri dari GuSCN, Tris-HCl, EDTA, dan Triton X-100. Sel yang telah dilisiskan dipresipitasi dengan etanol 70% dan aseton serta disentrifugasi pada kecepatan tinggi. Pelet yang diperoleh dikeringkan dalam waterbath dan ditambahkan RNase free water. Isolat DNA yang diperoleh siap digunakan sebagai templat untuk proses PCR. Seluruh prosedur isolasi DNA dilakukan dalam biological safety cabinet class II (Boom et al., 1990). 2.3.2 Amplifikasi Gen katg MDR-TB Sepasang primer oligonukleotida gen katg yang telah didesain sebelumnya, yaitu KG24F (5 -GAAGTACGGCAAGAAGCTCTC-3 ) dan KG60R (5 -CGTGATCCGCTCATAGATCG- 3 ) digunakan dalam proses PCR. Formulasi PCR dilakukan dengan mencampurkan H 2 O, GoTaq Green Master Mix, primer oligonukleotida, dan templat DNA. Amplifikasi dilakukan dengan tahap denaturasi awal pada suhu 95ºC selama 15 menit diikuti 40 siklus terdiri dari denaturasi pada suhu 95ºC selama 1 menit, annealing, dan ekstensi pada suhu 72ºC selama 2 menit, serta ekstensi akhir pada suhu 72ºC selama 10 menit. Optimasi suhu annealing dilakukan pada beberapa suhu berdasarkan suhu yang dianjurkan dari program desain primer. 2.3.3 Deteksi Produk PCR Lempeng Produk PCR dideteksi dengan elektroforesis gel agarosa 1,5% b/v (0,52 g agarosa dalam 35 ml buffer TBE 1 kali yang ditambahkan 2,8 µl etidium bromida 10 mg/ml). Larutan agarosa dituangkan ke dalam tray elektroforesis dan dibiarkan mengeras. Setelah mengeras, gel agarosa dipasang dalam chamber elektroforesis dan sisir pada gel dicabut, larutan TBE dituang sampai melebihi permukaan gel. Selanjutnya, 3 µl sampel hasil PCR dimasukkan ke dalam sumur yang terbentuk dari sisir. Kemudian dielektroforesis pada tegangan 65 volt selama 45 menit. Hasil elektroforesis kemudian divisualisasi pada UV transilluminator. 3. HASIL Hasil kondisi optimasi deteksi gen katg isolat MDR-TB dengan teknik PCR dan elektroforesis gel agarosa 1,5% pada gradien suhu annealing (48ºC, 50 ºC, 52 ºC, 54 ºC, 56 ºC, dan 58ºC), waktu annealing 1 menit, waktu ekstensi 1 menit, serta volume DNA sampel 0,5 µl pada formula PCR dapat ditunjukkan oleh Gambar A.1. Kondisi tersebut memperlihatkan adanya pita yang sangat tipis pada suhu 48ºC dan 50ºC. Pada suhu 52ºC, 54ºC, 56ºC, dan 58ºC tidak menghasilkan produk amplifikasi. Berdasarkan hasil optimasi tersebut maka dilakukan optimasi kembali pada suhu annealing yang sama dengan penambahan volume DNA sampel menjadi 1 µl pada formula PCR. Hasil kondisi optimasi kedua yang ditunjukkan oleh Gambar A.2 memperlihatkan adanya pita pada semua suhu, kecuali pada suhu 58ºC. Dari enam gradien suhu, dilakukan pemilihan suhu annealing optimum yang berdekatan dengan Tm primer. Berdasarkan 111

program Clone Manager Suite 6, Tm primer disebutkan pada suhu 58ºC namun pada suhu tersebut tidak diperoleh pita DNA sehingga suhu 56ºC digunakan sebagai suhu annealing. Untuk meningkatkan produk amplifikasi, dilakukan pula penambahan waktu annealing dan waktu ekstensi dalam proses PCR. Dimana waktu awal annealing dan waktu ekstensi yang digunakan yaitu 1 menit. Dalam penelitian waktu annealing 1 menit 20 detik dan waktu ekstensi 2 menit memberikan pita yang lebih tebal yang dapat ditunjukkan oleh Gambar A.3. Pita tersebut dapat digunakan sebagai templat untuk proses sekuensing. 4. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kondisi optimasi deteksi gen katg isolat MDR-TB dengan teknik PCR dan elektroforesis gel agarosa 1,5% pada gradien suhu annealing (48ºC, 50ºC, 52ºC, 54ºC, 56ºC, dan 58ºC), waktu annealing 1 menit, waktu ekstensi 1 menit, serta volume DNA sampel 0,5 µl pada formula PCR yang ditunjukkan oleh Gambar A.1 menghasilkan pita yang sangat tipis hanya pada suhu 48ºC dan 50ºC. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena konsentrasi templat DNA yang kurang dari 1 ng. Konsentrasi templat DNA 1 ng merupakan konsentrasi minimal yang dapat digunakan dalam proses PCR (Bartlett et al., 2003) sehingga dilakukan penambahan volume DNA hasil ekstraksi (sampel) pada formula PCR (Clontech, 1999). Berdasarkan hasil kondisi optimasi tersebut maka dilakukan optimasi kembali pada suhu annealing yang sama dengan penambahan volume DNA sampel menjadi 1 µl pada formula PCR. Hasil kondisi optimasi kedua yang ditunjukkan oleh Gambar A.2 memperlihatkan adanya pita pada semua suhu, kecuali pada suhu 58ºC. Adanya pita pada suhu 48, 50, 52, 54, dan 56 C menggambarkan bahwa penambahan volume DNA hasil ekstraksi mampu meningkatkan produk amplifikasi. Dari lima gradien suhu optimasi yang menghasilkan pita, dilakukan pemilihan suhu annealing optimum yang berdekatan dengan Tm primer. Berdasarkan program Clone Manager 6, Tm primer disebutkan pada suhu 58ºC namun pada suhu tersebut tidak diperoleh pita DNA sehingga suhu 56ºC digunakan sebagai suhu annealing. Selain alasan tersebut, pada suhu annealing 56ºC tidak menunjukkan adanya mispriming dan berdasarkan penelitian, Tm primer berkisar antara 50-65 ºC (Abd- Elsalam, 2003; Borah, 2011; Handoyo dan Ari, 2000). Untuk meningkatkan produk amplifikasi, dilakukan pula penambahan waktu annealing dan ekstensi dalam proses PCR. Pemilihan waktu yang optimum tergantung pada templat DNA yang digunakan. Penentuan waktu untuk proses annealing berkaitan dengan panjang primer sedangkan pemilihan waktu ekstensi primer tergantung pada panjang fragmen DNA yang akan diamplifikasi (Handoyo dan Ari, 2000). Waktu awal annealing dan ekstensi yang digunakan dalam penelitian, yaitu 1 menit, namun setelah dilakukan optimasi kembali, waktu annealing 1 menit 20 detik dan waktu ekstensi 2 menit memberikan pita yang lebih tebal Pita tersebut dapat digunakan sebagai templat untuk proses sekuensing yang berguna untuk mengetahui jenis mutasi yang terjadi pada fragmen 724 pb gen katg isolat MDR-TB. 5. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil optimasi gen katg MDR-TB menunjukkan penambahan jumlah templat DNA menjadi 1 µl, suhu annealing 56ºC, waktu annealing 1 menit 20 detik, dan waktu ekstensi 2 menit memberikan amplifikasi terbaik karena menghasilkan pita yang tebal dan tidak terjadi mispriming yang dapat digunakan sebagai templat untuk proses sekuensing. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada teknisi laboratorium Mikrobiologi RSUP Sanglah dan teknisi laboratorium Biologi Molekuler FK UNUD atas bantuan yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Abd-Elsalam, K.A. 2003. Bioinformatic Tools and Guideline for PCR Primer Design. African Journal of Biotechnology. pp. 91-95. Arisan, S., N-Cem S., Omer O.C., Erbil E. 2003. Polymerase Chain Reaction is a Good Diagnostic Tool for Mycobacterium tuberculosis in Urine 112

Samples. Journal of Cell and Molecular Biology 2. pp. 99-103. Bartlett, J.M.S., Stirling D. 2003. PCR Protocols Second Edition. Methods in Molecular Biology. pp. 90-95. Boom, R., Sol C.J.A., Salimans M.M.M., Jansen C.L. 1990. Rapid and Simple Method for Purification of Nucleic Acid. J. Clin Microbiol. 495-503. Borah, P. 2011. Primer Designing for PCR. Sci. Vis. Vol. 11 (3). pp: 134-136. Clontech. 1999. Advantage Genomic PCR User Manual. Clontech Laboratories, Inc. Depkes RI. 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Edisi 2 Cetakan Pertama. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Handoyo, D. dan Ari R. 2000. Prinsip Umum dan Pelaksanaan Polymerase Chain Reaction (PCR). Unitas. 9:17-29. Katzung, B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Empat. Lina, Maria, Budiman Bela, Mukh Syaifudin. 2007. Deteksi Gen Target INH pada DNA Sputum Basil Tahan Asam Positif dengan Teknik Polymerase Chain Reaction. Maj. Kedokt. Indon. 8:245-250. Retnoningrum, S.D. dan Roga F.K. 2004. Mekanisme Tingkat Molekul Resistensi terhadap Beberapa Obat pada Mycobacterium tuberculosis. Available: http://acta.fa.itb.ac.id/pdf_dir/issue_29_ 3_2.pdf [2 Aug 2013] 113

1 2 3 4 5 6 7 2072 pb 1500 pb 600 pb Pita yang sangat tipis 100 pb Gambar A.1 Elektroforegram gen katg isolat MDR-TB dengan gradien suhu annealing Keterangan gambar: 1. 100 bp DNA ladder; 2. Pita DNA pada suhu 48ºC; 3. Pita DNA pada suhu 50ºC; 4. Pita DNA pada suhu 52ºC; 5. Pita DNA pada suhu 54ºC; 6. Pita DNA pada suhu 56ºC; 7. Pita DNA pada suhu 58ºC dengan konsentrasi DNA sampel 0,5 µl dalam formula PCR 1 2 3 4 5 6 7 1500 pb 600 pb 100 pb Gambar A.2 Elektroforegram gen katg isolat MDR TB dengan gradien suhu annealing Keterangan gambar: 1. 100 bp DNA ladder; 2. Pita DNA pada suhu 48ºC; 3. Pita DNA pada suhu 50ºC; 4. Pita DNA pada suhu 52ºC; 5. Pita DNA pada suhu 54ºC; 6. Pita DNA pada suhu 56ºC; 7. Pita DNA pada suhu 58ºC konsentrasi DNA sampel 1 µl dalam formula PCR 114

1 2 3 4 2072 pb 1500 pb 600 pb 100 pb Gambar A.3Elektroforegram gen katg isolat MDR-TB pada suhu annealing 56ºC dengan waktu annealing 1 menit 20 detik dan waktu ekstensi 2 menit. Keterangan gambar: 1, 2, dan 3. Isolat MDR-TB; 4. 100 bp DNA ladder 115

116