BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kabupaten Majalengka yang diambil dengan teknik Cluster Random Sampling.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh secara langsung dari subyek penelitian dalam bentuk panduan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN. satu variable dengan variable yang lain atau dengan istilah lain adalah

BAB III METODE PENELITIAN. (field research) dengan metode kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kampar Timur dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN. ditawarkan tidak hanya berasal dari produsen lokal saja, namun juga

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berkembang dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2004 PT. Bank Danamon

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data primer dengan membagikan

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki bisnis di bidang jasa berupa penyedia sarana fitness center. Shangri-La

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Normalitas, Multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas. Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. jasa BMT SM NU Cabang Kesesi. a. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Pekalongan yang berjumlah nasabah. Dengan

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia. Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pusat Statistik pada tahun 2006 terdapat 424 bank.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sembako. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner terdiri dari

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang sayur di pasar tradisional kabupaten Majalengka yang diambil dengan teknik Cluster Random Sampling. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 100 orang pedagang.berikut ini akan disajikan karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. 1. Karakteristik Respoden Menurut Umur berikut ini: Karakteristik responden menurut umur disajikan pada Tabel 5.1 Tabel 5.1 Jumlah Responden Menurut Umur Umur Jumlah Responden Persentase < 26 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun >55 tahun 10 35 39 16 0 10,0 35,0 39,0 16,0 0,0 Total 100 100 Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa responden yang berusia kurang dari 26 tahun sebanyak 10 orang (10,0%), berusia antara 26-35 tahun sebanyak 35 orang (35,0%), berusia antara 36-45 tahun sebanyak 39 orang (39,0%), dan berusia antara 46-55 tahun sebanyak 16 orang (16,0%). 47

48 Dengan demikian sebagian pedagang sayur di pasar tradisional kabupaten Majalengka berusia antara 36-45 tahun yaitu sebanyak 39 orang (39,0%). Usia 36-45 tahun merupakan masa dewasa akhir, dimana pada masa ini seseorang telah mempunyai banyak pengalaman sehingga dapat mengatasi masalah-masalah yang muncul terkait aktivitas dagangnya di pasar. 2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Karakteristik responden menurutjenis kelamin dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 5.2 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Pesentase laki-laki perempuan 6 94 6,0 94,0 Total 100 100 Sumber : Data Primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar pedagang sayur di pasar tradisional kabupaten Majalengka adalah perempuan, yaitu sebanyak 94 orang (94,0%). Hal ini menunjukkan bahwa propesi berdagang lebih banyak diminati oleh perempuan daripada laki-laki. 3. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh dapat dilihat sebagai berikut :

49 Tabel 5.3 Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah Responden Persentase SD SMP SMA PT 92 2 6 0 92,0 2,0 6,0 0,0 Jumlah 100 100,0 Berdasarkan tabel 5.3dapat diketahui bahwa responden yang pendidikan terakhirnya di tingkat SD sebanyak 92 orang (92,0%), tingkat SMP sebanyak 2 orang (2,0%) dan SMA sebanyak 6 orang (6,0%). Dengan demikian, sebagian besar pedagang sayur di pasar tradisional mempunyai pendidikan terakhir hanya sampai tingkat Sekolah Dasar yaitu sebanyak 92,0%. Rendahnya tingkat pendidikan pada sebagian besar pedagang menyebabkan lambatnya informasi bagaimana cara mengelola pasar yang baik, menjaga kondisi pasar agar tidak kumuh, sehingga pembeli merasa nyaman untuk berbelanja di pasar tradisional. B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut.

50 Tabel 5.4 Hasil Pengujian Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov Z Asymp.sig 0,485 0,973 Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,973 > 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi dua atau lebihantar variabel-variabel independen yang masuk ke dalam model regresi. Berikut ini hasil pengujian multikolinieritas. Tabel 5.5 Hasil Pengujian Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF Modal berdagang 0,979 1,021 Lokasi berdagang 0,995 1,005 Kondisi tempat berdagang 0,962 1,040 Lama usaha 0,989 1,011 Jam kerja 0,955 1,047 Tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen mempunyi nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi korelasi antar variabel bebasnya.

51 3. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Gleijser. Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut. Tabel 5.6 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Variabel Sig Modal berdagang 0,990 Lokasi berdagang 0,777 Kondisi tempat berdagang 0,308 Lama usaha 0,094 Jam kerja 0,171 Tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel independen mempunyai nilai signifikansi > 0,05 sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. C. Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Variabel Modal Berdagang Data modal berdagang diperoleh dari instrument modal berdagang yang terdiri dari tiga item pernyataan. Berikut ini deskripsi variabel modal berdagang.

52 Tabel 5.7 Kategori Variabel Modal Berdagang Interval Frekuensi Keterangan 0% - 20% 0 Sangat rendah 21% - 40% 17 Rendah 41% - 60% 68 Cukup 61% - 80% 15 Tinggi 81% - 100% 0 Sangat tinggi Jumlah 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar modal yang dimiliki pedagang sayur di pasar tradisional kabupaten Majalengka, termasuk dalam kategori cukup, yang ditunjukkan oleh 68 pedagang. 2. Deskripsi Variabel Lokasi Berdagang Data lokasi berdagang diperoleh dari instrumen lokasi berdagang yang terdiri dari tiga item pernyataan. Berikut ini deskripsi variabel lokasi berdagang. Tabel 5.8 Kategori Variabel Lokasi Berdagang Interval Frekuensi Keterangan 0% - 20% 0 Sangat rendah 21% - 40% 38 Rendah 41% - 60% 27 Cukup 61% - 80% 9 Tinggi 81% - 100% 26 Sangat tinggi Jumlah 100

53 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang sayur di pasar tradisional kabupaten Majalengka, menempati lokasi berdagang yang termasuk dalam kategori rendah atau kurang strategis, yang ditunjukkan oleh 38 pedagang. 3. Deskripsi Variabel Kondisi Tempat Berdagang Data kondisi tempat berdagang diperoleh dari instrumen lokasi berdagang yang terdiri dari tiga item pernyataan. Berikut ini deskripsi variabel kondisi tempat berdagang. Tabel 5.9 Kategori Variabel Kondisi Tempat Berdagang Interval Frekuensi Keterangan 0% - 20% 0 Sangat rendah 21% - 40% 38 Rendah 41% - 60% 61 Cukup 61% - 80% 0 Tinggi 81% - 100% 1 Sangat tinggi Jumlah 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang sayur di pasar tradisional kabupaten Majalengka, kondisi tempat berdagangnya termasuk dalam kategori rendah atau kurang baik, yang ditunjukkan oleh 38 pedagang. 4. Deskripsi Variabel Lama Usaha Data variabel lama usaha diperoleh dari instrumen lama usaha yang terdiri dari dua item pernyataan. Berikut ini deskripsi variabel lama usaha.

54 Tabel 5.10 Kategori Variabel Lama Usaha Interval Frekuensi Keterangan 0% - 20% 0 Sangat rendah 21% - 40% 12 Rendah 41% - 60% 19 Cukup 61% - 80% 55 Tinggi 81% - 100% 14 Sangat tinggi Jumlah 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang sayur di pasar tradisional kabupaten Majalengka, lama usaha dagangnya termasuk dalam kategori tinggi atau lama, yang ditunjukkan oleh 55 pedagang. 5. Deskripsi Variabel Jam Kerja Data variabel jam kerja diperoleh dari instrumen jam kerja yang terdiri dari tiga item pernyataan. Berikut ini deskripsi variabel lama usaha. Tabel 5.11 Kategori Variabel Jam Kerja Interval Frekuensi Keterangan 0% - 20% 0 Sangat rendah 21% - 40% 33 Rendah 41% - 60% 67 Cukup 61% - 80% 0 Tinggi 81% - 100% 0 Sangat tinggi Jumlah 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang sayur di pasar tradisional kabupaten Majalengka, mempunyai jam kerja yang termasuk dalam kategori cukup, yang ditunjukkan oleh 67 pedagang.

55 6. Deskripsi Variabel Pendapatan Pedagang Data variabel pendapatan pedagang diperoleh dari instrumen pendapatan pedagang yang terdiri dari lima item pernyataan. Berikut ini deskripsi variabel pendapatan pedagang. Tabel 5.12 Kategori Variabel Pendapatan Pedagang Interval Frekuensi Keterangan 0% - 20% 0 Sangat rendah 21% - 40% 0 Rendah 41% - 60% 0 Cukup 61% - 80% 84 Tinggi 81% - 100% 16 Sangat tinggi Jumlah 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang sayur di pasar tradisional kabupaten Majalengka, mempunyai pendapatan yang termasuk dalam kategori tinggi, yang ditunjukkan oleh 84 pedagang. D. Uji Hipotesis 1. Interpretasi Analisis Regresi Linier Berganda Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh hasil tentang koefisien regresi dari masing-masing variabel independen. Hasil analisis regresi linier dapat ditunjukkan seperti pada Tabel 5.13.

56 Tabel 5.13 Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Konstanta Modal berdagang Lokasi berdagang Kondisi tempat berdagang Lama usaha Jam kerja Koef. Beta 58,072 0,120 0,052 0,130 0,022 0,038 Berdasarkan table di atas makadapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y = 58,072 + 0,120X 1 + 0,052X 2 + 0,130X 3 + 0,022X 4 + 0,038X 5 Persamaan regresi di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Konstanta (Koefisien a) Nilai konstanta sebesar 58,072, berarti jika variabel modal berdagang, lokasi berdagang, kondisi tempat berdagang, lama usaha dan jam kerja tidak ada, maka pendapatan pedagangakan tetap sebesar 58,072 b. Koefisien regresi modal berdagang (b 1 ) Variabel modal berdagang (X 1 ) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,120. Koefisien regresi yang positif, menunjukkan pengaruh yang searah antara modal berdagangdengan pendapatan pedagang. Artinya semakin tinggi modal berdagang yang digunakan pedagang maka pendapatan pedagang juga akan semakin tinggi (cateris paribus).

57 c. Koefisienregresi lokasi berdagang (b 2 ) Variabel lokasi berdagang (X 2 ) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,052. Koefisien regresi yang positif, menunjukkan pengaruh yang searah antara lokasi berdagangdengan pendapatan pedagang. Artinya semakin strategis lokasi berdagang maka pendapatan pedagang juga akan naik (cateris paribus) d. Koefisien regresi kondisi tempat berdagang (b 3 ) Variabel kondisi tempat berdagang (X 3 ) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,130. Koefisien regresi yang positif, menunjukkan pengaruh yang searah antara kondisi tempat berdagangdengan pendapatan pedagang. Artinya semakin baik kondisi tempat berdagang maka pendapatan pedagang juga akan semakin tinggi (cateris paribus). e. Koefisien regresi lama usaha (b 4 ) Variabellama usaha (X 4 ) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,022.Koefisien regresi yang positif, menunjukkan pengaruh yang searah antara lama usaha dengan pendapatan pedagang. Artinya semakin lama usaha dagang yang dijalani pedagang maka pendapatan pedagang juga akan semakin tinggi (cateris paribus). f. Koefisien regresi jam kerja (b 5 ) Variabeljam kerja (X 5 ) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,038.Koefisien regresi yang positif, menunjukkan pengaruh yang searah antara jam kerja dengan pendapatan pedagang. Artinya semakin

58 lama jam kerja pedagang maka pendapatan pedagang juga akan semakin tinggi (cateris paribus). 2. Uji Signifikansi Simultan Hasil pengujian signifikansi simultan (uji F) dapat dilihat pada table di bawah ini. Table 5.14 Hasil Uji F F hitung 3,330 Sig F 0,008 Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,008 < 0,05. Hal ini berarti secara simultan variable modal berdagang, lokasi berdagang, kondisi tempat berdagang, lama usaha dan jam kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang. 3. Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (uji t) Pengaruh parsial menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Hasil pengujian secara parsial dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 5.15 Hasil Uji t Variabel t hitung Sig. Modal berdagang 2,307 0,023 Lokasi berdagang 2,220 0,029 Kondisi tempat berdagang 2,485 0,015 Lama usaha 0,543 0,588 Jam kerja 0,484 0,629

59 Berdasarkan hasil analisis data yang ditunjukkan Tabel 4.9 diperoleh nilai signifikansi(p-value) variable modal berdagang sebesar 0,023, dikarenakan nilai p-value lebih kecil dari nilai α = 5% atau (0,023< 0,05), maka dapat dinyatakan variabel modal berdagangberpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang. Hal ini berari Ha1 diterima. Variabel lokasi berdagang mempunyai nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,029,dikarenakan nilai p-value lebih kecil dari nilai α = 5% atau (0,029< 0,05), maka dapat dinyatakan variabel lokasi berdagangberpengaruh positif terhadap pendapatan. Hal ini berari Ha2 diterima. Variabel kondisi tempat berdagang mempunyai nilai signifikansi (pvalue) sebesar 0,015,dikarenakan nilai p-value lebih kecil dari nilai α = 5% atau (0,015< 0,05), maka dapat dinyatakan variabel kondisi tempat berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang. Hal ini berari Ha3 diterima. Variabel lama usaha mempunyai nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,588,dikarenakan nilai p-value lebih besar dari nilai α = 5% atau (0,588> 0,05), maka dapat dinyatakan variabel lama usahatidak berpengaruhsignifikan terhadap pendapatan pedagang. Hal ini berari Ha4 ditolak. Variabel jam kerja mempunyai nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,629,dikarenakan nilai p-value lebih besar dari nilai α = 5% atau (0,629>

60 0,05), maka dapat dinyatakan variabel jam kerjatidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang. Hal ini berari Ha5 ditolak. E. Pembahasan Berdasakan hasil analisis menunjukkan bahwa modal berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang. Ditunjukkan oleh nilai sig sebesar 0,023 < 0,05. Artinya semakin tinggi modal yang digunakan pedagang untuk berjualan maka akan meningkatkan pendapatannya. Modal merupakan sesuatu yang sangat penting. Keberadaan modal dalam suatu usaha menjadi kunci pokok kelangsungan hidup dari usaha tersebut. Hal ini disebabkan karena besar kecilnya modal akan berdampak pada jumlah barang atau jasa yang diperdagangkan. Semakin besar modal yang digunakan maka akan semakin banyak jumlah barang atau produk yang dijual. Sebaliknya, semakin sedikit modal yang digunakan maka jumlah barang atau produk yang diperdagangkan juga sedikit. Dengan semakin banyaknya barang atau produk yang diperdagangkan akan meningkatkan pendapatan pedagang. Sebaliknya apabila modal yang digunakan sedikit, maka jumlah barang yang diperdagangkan juga sedikit yang pada akhirnya jumlah pendapatan yang diterima pedagang juga sedikit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Artaman (2015) yang menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang. Penelitian ini juga membuktikan bahwa, ditunjukkan oleh nilai sig sebesar 0,029 < 0,05. Artinya semakin baik atau strategis lokasi berdagang maka pendapatan pedagang juga akan semakin tinggi. Lokasi usaha

61 menunjukkan tempat dimana pedagang menjual barang dagangannya di pasar, apakah dekat dengan pintu masuk pasar, atau jauh masuk ke dalam pasar. Selain itu, berkaitan dengan seberapa jauh lokasi berdagang dengan tempat parkir dan mudah tidaknya dijangkau oleh pembeli. Lokasi usaha pedagang di pasar yang strategis akan menentukan banyak sedikitnya jumlah keuntungan yang diterima pedagang. Hasil penelitian ini konsisten denganpenelitian Artaman (2015) yang menunjukkan bahwa lokasi berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang. Hasil analisis dalam penelitian ini juga membuktikan bahwa kondisi tempat berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang. Ditunjukkan oleh nilai sig sebesar 0,015 < 0,05. Artinya semakin baik kondisi tempat berdagang maka pendapatan pedagang juga akan semakin tinggi. Kondisi tempat berdagang berkaitan dengan keadaan dimana pedagang menjual dagangannya. Misalnya luas tempatnya berjualan, dekat tidaknya pedagang dengan pedagang pesaing di sampingnya dan jumlah pedagang yang menjual barang-barang yang sejenis. Tempat berdagang luas akan memudahkan pedagang menata dagangannya dengan baik dan memperbesar jumlah jenis produk yang diperdagangan, sehingga kesempatan pedagang untuk memperoleh pendapatan yang besar akan semakin luas. Tempat berdagang yang dekat dengan lokasi parker, menjadikan pedagang mempunyai kesempatan pertama untuk menawarkan barang dagangannya kepada pembeli sehingga dapat memungkinkan pedagang memperoleh keuntungan apabila transaksi jual beli terjadi. Jumlah pedagang pesaing juga dapat mempengaruhi

62 besar kecilnya pendapatan yang diperoleh pedagang. Semakin sedikit pedagang pesaing akan semakin banyak keuntungan yang diperoleh, karena sedikitnya persaingan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ma arif (2013) yang menunjukkan bahwa kondisi tempat berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang. Berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa lama usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang, ditunjukkan oleh nilai sig sebesar 0,588 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa lama usaha bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayur. Tidak signifikannya variabel lama usaha terhadap pendapatan pedagang mungkin disebabkan oleh adanya anggapan bahwa setiap orang bisa melakukan usaha jual beli, yang penting mempunyai modal untuk membeli barang-barang modal untuk dijual kembali kepada pembeli. Selain itu, di pasar-pasar tradisional, banyak pedagang sayur yang baru yang mempunyai modal lebih besar daripada pedagang sayur yang lama sehingga mempunyai kesempatan lebih besar untuk menambah jenis dagangan yang pada akahirnya dapat meningkatkan pendapatannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hentiani (2011) yang menunjukkan bahwa pengalaman usaha tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang. Jam kerjajuga tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang, ditunjukkan oleh nilai sig sebesar 0,629 > 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa jam kerja bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi pendapatan pedagang. Kondisi ini menunjukkan bahwa

63 pedagang tidak menentukan jam kerja dengan pasti. Pedagang berpendapat bahwa jam kerja pendek maupun jam kerja panjang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Pedagang sudah menyesuaikan jam kerja dengan kondisi dari pedagang yang bersangkutan. Asmie dalam Artaman (2015) menyebutkan bahwa kontribusi lama jam kerja dalam satu hari belum tentu dapat meningkatkan tingkat pendapatan mereka karena yang menentukan jam kerja adalah para pedagang itu sendiri sehingga pedagang dapat mengatur sendiri jam kerja untuk memperoleh pendapatannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Artaman (2015) yang menunjukkan bahwa jam kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang pasar. Berdasarkan analisis terhadap uji F diketahui bahwa secara bersamasama modal berdagang, lokasi berdagang, kondisi tempat berdagang, lama usaha dan jam kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang. Jadi, apabila modal usaha bertambah, lokasi dagang strategis, kondisi tempat berdagang dalam keadaan baik, pedagang telah lama menjalankan usaha dagang dan jam kerja panjang maka pendapatan pedagang sayur di pasar tradisional akan semakin meningkat. Dengan kata lain semakin banyak jumlah sayuran yang dijual dan semakin tinggi harga yang ditetapkan pedagang maka akan semakin tinggi juga pendapatan pedagang. Dalam jangka panjang meningkatnya pendapatan pedagang sayur di pasar tradisioonal akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan pedagang dan dalam jangka pendekpedagang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.