SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Singgih D. Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN DISIPLIN PADA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. dan Effendi (1995) penelitian eksplanatory yaitu tipe penelitian untuk

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. maupun mentalnya. Dalam hal ini dia membutuhkan sekali orang yan mampu

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk-makhluk Tuhan yang

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

PENDAHULUAN. disebut sebagai periode pubertas, pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada. terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003).

KENAKALAN REMAJA DAN PENANGANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang individu, karena individu tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga di

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tingkatan hak, seperti kesamaan hak.

ARTIKEL ILMIAH KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA DI SMP NEGERI 21 KOTA JAMBI OLEH : HASPINAWATI NIM : ERAID08042

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rinci masa remaja dibagi ke dalam 3 tahap yaitu: usia tahun adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

I. PENDAHULUAN. ialah menyediakan lowongan untuk menyalurkan dan memperdalam. bakat dan minat yang di miliki seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. keamanan yang akan membantu proses belajar seorang siswa. Pada. kenyataannya setiap sekolah yang ada di Indonesia belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS VII SMPN 2 PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 11 JAMBI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa remaja, kemudian masa dewasa. Masa remaja adalah masa. fisik, kognitif dan sosial emosional (Santrock, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja adalah tahap umur berikutnya setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR. (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

BAB I PENDAHULUAN. mengenal awal kehidupannya. Tidak hanya diawal saja atau sejak lahir, tetapi keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini, banyak sekali persoalan yang dihadapi para remaja antara

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa dimana manusia mengalami transisi dari masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keluarga, masyarakat, sekolah dan kelompok sebaya.

IDENTIFIKASI PENYEBAB KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berhubungan sekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

JURNAL. Oleh: LAILAFIL FITRIANA NPM: Dibimbing Oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Santy Andrianie, M.Pd.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

ARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH :

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

Transkripsi:

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan Pada Program Ekstensi Bimbingan dan Konseling FKIP Univ. Jambi Oleh : Ria komalasari ERA1D009147 PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 1

ABSTRAK Judul : Identifikasi Faktor Penyebab Kenakalan Remaja Pada Siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi. Oleh : Ria Komalasari Nim : ERA1D009147 Pembimbing : 1. Drs. Joni Afri, M.Pd 2. Prof. DR. Hj. Emosda, M.Pd.Kons Identifikasi faktor kenakalan remaja dalam penelitian ini adalah upaya menemukan siswa yang diduga mengalami kenakalan remaja yang menimpa siswa bukan saja muncul dalam bentuk prilaku yang menyimpang dan melanggar peraturan sekolah. Akan tetapi melanggar norma susila, norma hukum dan norma agama. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap faktor penyebab kenakalan remaja yang disebabkan oleh faktor internal seperti : konflik diri, kontrol diri yang lemah dan faktor eksternal seperti : faktor keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan teman sebaya. Kenakalan remaja yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada perbuatan siswa yang melanggar norma, peraturan dan disiplin sekolah yang menjadi tanggung jawab guru pembimbing atau pihak sekolah dalam bentuk prilaku yang menyimpang seperti : siswa yang suka merokok dan membolos. Penelitian ini dilakukan di SMP PGRI 4 Kota Jambi, populasi dalam penelitian ini berjumlah 68 siswa dan sampel berjumlah 30 siswa dalam hal ini siswa kelas VIII. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan menggunakan angket yang diisi secara langsung oleh siswa sebagai responden penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang berusaha menggambarkan keadaan subjek saat itu, atau menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa faktor penyebab kenakalan remaja dari faktor internal seperti konflik diri dengan persentase (65.00%) dan kontrol diri yang lemah dengan persentase ( 64.67%) sedangkan dari faktor penyebab kenakalan remaja dari faktor eksternal seperti faktor keluarga dengan persentase (70.83%) faktor penyebab kenakalan remaja dari faktor lingkungan sekolah dengan persentase (73.33%) dan faktor penyebab kenakalan remaja dari lingkungan teman sebaya dengan persentase (76.00%) Berdasarkan penelitian ini maka disarankan kepada pihak sekolah terutama guru pembimbing untuk berupaya membantu mengentaskan siswa yang mengalami kenakalan remaja disekolah. Sehingga siswa dapat membedakan mana prilaku yang baik dan prilaku yang tidak baik. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kenakalan remaja yang dimaksud prilaku yang menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum. Jensen (dalam Sarwono, 1985:256) kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, dan merokok, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka, dan sebagainya. Pada usia mereka, prilaku-prilaku mereka memang belum melanggar hokum dalam arti yang sesungguhnya, karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer (keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara terinci. Kenyataan dilapangan selama peneliti melakukan observasi, peneliti menemukan ada 30 siswa-siswi yang bermasalah dan melakukan kenakalan remaja seperti, peneliti melihat siswa merokok di wc dan dari absen kelas peneliti juga menemukan banyak siswa yang sering alfa, pernah juga siswa tidak masuk tapi siswa mengirim surat seolah-olah orang tua yang mengirim surat, tapi dari tulisan dan kata-kata dalam surat menunjukkan bukan orang tua yang mengirim surat, melainkan siswa itu sendiri. Masalah kenakalan remaja yang menimpa siswa SMP juga ditemukan di SMP PGRI 4 Kota Jambi. Kenakalan ini muncul dalam berbagai bentuk tingkah laku yang menyimpang. Tingkah laku yang menyimpang seperti : merokok, bolos, dan melanggar norma, aturan bahkan hukum yang berlaku dimasyarakat. Kenakalan remaja yang menimpa siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi sering merepotkan personil sekolah. Untuk dapat mencari solusinya, maka sangat diperlukan pemahaman berbagai kemungkinan latar belakang yang menyebabkan kenalakan remaja itu terjadi. Karena dengan dipahami penyebab tersebut akan dapat dicarikan solusi yang tepat untuk permasalahn yang dihadapi siswa. sebab masalah ini dapat berpengaruh terhadap masa depan siswa. Berlatar belakang masalah diatas maka penulis tergerak untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi berjudul IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. B. Batasan Masalah 1. Siswa yang diteliti adalah siswa siswi yang bermasalah kelas VIII SMP PGRI 4 Kota Jambi. 3

2. Faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor internal seperti konflik diri dan kontrol diri yang lemah. 3. Faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor eksternal seperti faktor keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor teman sebaya. C. Rumusan Masalah Faktor apa saja yang menjadi penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi? D. Tujuan Penelitian 1. Mengungkap faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor internal seperti konflik diri dan kontrol diri yang lemah pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi 2. Mengungkap faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor eksternal seperti faktor keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor teman sebaya.pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini di rasakan penting karena hasil penelitian ini dapat diharapkan berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak sangat berkepentingan dalam pelaksanaan penididikan SMP PGRI 4 Kota Jambi yang dapat menerima manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat bagi siswa Siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi pada umumnya, dan siswa yang mengalami masalah kenakalan remaja pada khususnya dapat menjadikan hasil penelitian sebagai pedoman untuk mengukur dan memahami dirinya. Siswa yang bermasalah akan mendapat gambaran tentang bantuan yang akan diterimanya yang lebih relevan atau sebaliknya. Demikian juga dengan tingkat ketuntasan dari bantuan yang telah diterimanya melalui penelitian ini siswa dapat membaca tentang upaya bantuan yang telah dirumuskannya atau telah diterimanya. 2. Manfaat bagi guru BK Guru pembimbing adalah guru yang bertanggung jawab atas masalah kenakalan remaja di sekolah. Melalui penelitian ini guru pembimbing dapat memeroleh gambaran tentang masalah kenakalan remaja yang terjadi saat ini. Guru pembimbing dapat mejadikan penelitian ini sebagai acuan atau motivasi dirinya dalam melaksanakan upaya bantuan yang lebih baik. 3. Manfaat bagi skolah Melalui penelitian ini pihak sekolah dapat memperoleh panduan yang lebih jelas tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja serta upaya bantuan 4

yang akan diberikan. Diharapkan pihak sekolah dapat berpartisipasi aktif atas segala keadaan kenakalan remaja di sekolah. Melalui penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam menghadapi kenakalan remaja di sekolah. F. Anggapan Dasar Adapun anggapan dasar pada penelitian ini adalah seagai berikut : 1. Setiap siswa memiliki sikap disiplin belajar yang berbeda-beda sehingga perlu penanganan yang tepat dari guru pembimbing. 2. Guru mempunyai kewajiban mendidik dan membimbing siswa termasuk meningkatkan disiplin belajar. 3. Orang tua melalui pendekatan guru pembimbing dapat mengatasi penyebab kenakalan remaja anaknya dirumah G. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian yang diharapkan terungkap melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada tingkat manakah faktor internal berdasarkan konflik diri dan kontrol diri yang lemah dapat menyebabkan kenakalan remaja yang dialami siswa. 2. Pada tingkat manakah faktor ekternal berdasarkan faktor lingkungan keluarga yang dapat menyebabkan kenakalan remaja yang dialami siswa. 3. Pada tingkat manakah faktor ekternal berdasarkan faktor lingkungan sekolah yang dapat menyebabkan kenakalan remaja yang dialami siswa. 4. Pada tingkat manakah faktor ekternal berdasarkan faktor teman sebaya yang dapat menyebabkan kenakalan remaja yang dialami siswa. H. Defenisi Operasional Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini maka variabel penelitian perlu di defenisikan. Adapun defenisi variabel dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Identifikasi Yang dimaksud dengan identifikasi dalam penelitian ini adalah upaya menemukan siswa yang diduga mengalami kenakalan remaja. 2. Kenakalan Remaja Menurut kartono (2014:6) kenakalan remaja adalah prilaku kejahatan/kenakalan remaja, merupakan sakit ( partologis ) secara social pada anak-anak remaja sehingga mereka mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku yang menyimpang. Sedangkan yang dimaksud dengan kenakalan remaja dalam penelitian ini adalah segala bentuk kenakalan remaja yang dilakukan siswa SMP dalam bentuk-bentuk prilaku yang menyimpang. Seperti merokok, suka bolos. I. Kerangka Konseptual 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kenakalan Remaja Siswa SMP 1. Pengertian Remaja Masa remaja, menurut Mappiare (dalam M.Ali, Ansori, 1982:9) berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bai wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya Hurlock. (dalam M.Ali, Ansori, 1991:9). Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan fase mencari jati diri atau fase topan dan badai. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya Monks dkk, (dalam M.Ali,,1989:9). 2. Pengertian Kenakalan Remaja Psikolog Walgito, Bimo Sudarsono, 2004:11) merumuskan arti selengkapnya dari juvenile delinquency sebagai berikut : tiap perbuatan, jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi merupakan perbuatan yang melawan hokum, yang dilakukan oleh anak. Khususnya anak remaja. Sedangkan Hasan, Fuad, Sudarsono 2004:11) merumuskan definisi juvenile delinquency sebagai berikut : perbuatan anti social yang dilakukan oleh anak remaja yang bilamana dilakukan orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindakan kejahatan. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah dimana remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun. B. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas: 1. Faktor Internal a. Konflik diri (Robbins,1996:https://waskitamandiri.wordpress.com/2009/12/22/ konflik-pada-diri-siswa) dalam Organization Behavior menjelaskan 6

bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan. b. Kontrol diri yang lemah Kontrol diri. Lemahnya kontrol diri pada remaja menyebabkan mereka tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima. Selain itu, remaja yang sudah mampu membedakan kedua tingkah tersebut tidak mampu mengontrol diri untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuannya (Santrock,1996: http://psikologi-utar.blogspot.com/2012/10/kenakalan-remaja-yohanes- 705120119.html) 2. Faktor Eksternal a. Lingkungan keluarga / rumah Menurut Fuad Ihsan fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu keluarga merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak, pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong, tenggang rasa sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera, keluarga berperan dalam meletakkan dasar pendidikan agama dan sosial. (Fuad Ihsan, 2001 : 18) (http:///d:/ria/referensi/fungsikeluarga-bagiperkembangananak.html). b. Lingkungan Teman Sebaya Bergaul dengan teman sebaya yang nakal menambah besar resiko menjadi nakal. Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan resiko remaja untuk menjadi nakal. Pada sebuah penelitian (Santrock, 2003: http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04/faktorfaktor-penyebab-kenakalan-remaja.html). terhadap 500 pelaku kenakalan dan 500 remaja yang tidak melakukan kenakalan di Boston, ditemukan persentase kenakalan yang lebih tinggi pada remaja yang memiliki hubungan reguler dengan teman sebaya yang melakukan kenakalan. C. Penanganan Terhadap kenakalan Remaja Setelah diketahui penyebab terjadinya kenakalan remaja, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja adalah : 1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. 7

2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama 3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja. 4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul. 5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan. 6. Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung dalam pengetahuan dengan memanfaatkan film-film yang bernuansa moral, media massa ataupun perkembangan teknologi lainnya. 7. Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. 8. Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangan remaja. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptip, karena penelitian ini akan menggungkapkan keadaan lapangan/subjek pada saat ini dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutja,dkk, ( 2014:86) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan keadaan subjek saat itu, atau menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP PGRI 4 Kota Jambi yang berjumlah 68 orang. Seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jumlah Populasi siswa kelas VIII SMP PGRI 4 Kota Jambi No Kelas Populasi 1 2 3 VIII A VIII B VIII C Jumlah 23 Orang 25 Orang 20 Orang 68 Orang 2. Sampel Tabel 3.2 Jumlah sampel siswa kelas VIII SMP PGRI 4 Kota Jambi 8

No Kelas Populasi Jumlah Sample 1 2 3 VIII A VIII B VIII C 23 Orang 25 Orang 20 Orang 12 Orang 10 Orang 8 Orang Jumlah 68 Orang 30 Orang C. Jenis Data dan Sumber Data Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi. Dalam hal ini data langsung diperoleh dari responden yang dijadikan sampel yaitu siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C SMP PGRI 4 Kota Jambi. Data sekunder adalah data tentang jumlah siswa yang mengalami kenakalan remaja di SMP PGRI 4 Kota Jambi. Data diperoleh dari buku asuh siswa bermasalah dalam program bimbingan dan konseling yang dibuat oleh guru pembimbing. D. Alat Pengumpulan data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket yang dikembangkan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pengembangan Kisi-kisi Pembuatan kisi-kisi angket adalah cara menetapkan variabel peneliti, indikator variabel dan merumuskan deskriptor berdasarkan indikator seperti tabel dibawah ini : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskrepsi Data Deskripsi data penelitian ini diperoleh dari hasil temuan dilapangan berdasarkan penyebaran angket tentang faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi, kepada 30 responden dengan 26 butir pernyataan. Hasil deskripsi data penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa di SMP PGRI 4 Kota Jambi diperoleh hasil pengolahan data yang dihitung menggunakan rumus persentase (%) sebagai berikut : Tabel. 4.2 Distribusi hasil penelitian faktor penyebab kenakalan remaja pada SMP PGRI 4 Kota Jambi. No No. Item Jawaban Responden Ya Tidak Jumlah F % F % N % 9

1 1 21 70 9 30.00 30 100 2 2 20 66.67 10 33.33 30 100 3 3 19 63.33 11 36.67 30 100 4 4 18 60.00 12 40.00 30 100 5 5 19 63.33 11 36.67 30 100 6 6 21 70.00 9 30.00 30 100 7 7 20 66.67 10 33.33 30 100 8 8 18 60.00 12 40.00 30 100 9 9 19 63.33 11 36.67 30 100 10 10 23 76.67 7 23.33 30 100 11 11 21 70.00 9 30.00 30 100 12 12 21 70.00 9 30.00 30 100 13 13 20 66.67 10 33.33 30 100 14 14 21 70.00 9 30.00 30 100 15 15 22 73.33 8 26.67 30 100 16 16 24 80.00 6 20.00 30 100 17 17 22 73.33 8 26.67 30 100 18 18 23 76.67 7 23.33 30 100 19 19 23 76.67 7 23.33 30 100 20 20 21 70.00 9 30.00 30 100 21 21 20 66.70 10 33.30 30 100 22 22 22 73.30 8 26.70 30 100 23 23 23 76.67 7 23.33 30 100 24 24 22 73.33 8 26.67 30 100 25 25 24 80.00 6 20.00 30 100 26 26 23 76.67 7 23.33 30 100 Jumlah 567 213 780 100 Rata-rata 72.69 27.31 (Sumber Data : Hasil analisa angket 2014 ) Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab kenakalan remaja pada SMP PGRI 4 Kota Jambi, memberikan gambaran bahwa ada faktor internal yang menjadi penyebab kenakalan remaja pada siswa-siswi SMP PGRI 4 ini. Berdasarkan diskrepsi data dan pengelolaan data, maka dapat diperoleh gambaran hasil penelitian sebagai berikut : 1. Faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor internal a. Konflik Diri 10

Untuk mengetahui tentang faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor internal seperti konflik diri dengan data yang diolah melalui jawaban responden pada angket diketahui melalui tabel sebagai berikut : Tabel 4.3 Faktor penyebab kenakalan remaja dari konflik diri No No. Item Jawaban Responden Ya Tidak Jumlah F % F % N % 1 1 21 70 9 30.00 30 100 2 2 20 66.67 10 33.33 30 100 3 3 19 63.33 11 36.67 30 100 4 4 18 60.00 12 40.00 30 100 Jumlah 78 42 120 100 Rata-rata 65.00 35.00 ( Sumber Data : Hasil analisa angket 2014 ) Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diperoleh hasil penelitian tentang faktor penyebab kenakalan yang bersumber dari faktor internal yaitu konflik diri berada pada tingkat tinggi dengan besarnya persentase yang diperoleh 65.00%, ini menunjukkan bahwa faktor penyebab kenakalan remaja bersumber dari krisis identitas sangat tinggi. b. Kontrol diri yang lemah Untuk mengetahui tentang faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor internal seperti kontrol diri yang lemah dengan data yang diolah melalui jawaban responden pada angket diketahui melalui tabel sebagai berikut : Tabel 4.4 Faktor penyebab kenakalan remaja dari kontrol diri yang lemah No No. Item Jawaban Responden Ya Tidak Jumlah F % F % N % 1 5 19 63.33 11 36.67 30 100 2 6 21 70.00 9 30.00 30 100 3 7 20 66.67 10 33.33 30 100 4 8 18 60.00 12 40.00 30 100 5 9 19 63.33 11 36.67 30 100 Jumlah 97 53 150 100 11

64.67 35.33 Rata-rata ( Sumber Data : Hasil analisa angket 2014 ) Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diperoleh hasil penelitian tentang faktor penyebab kenakalan yang bersumber dari faktor internal yaitu control diri yang lemah berada pada tingkat tinggi dengan besarnya persentase yang diperoleh 64.67%, ini menunjukkan bahwa faktor penyebab kenakalan remaja bersumber dari kontrol diri yang lemah sangat tinggi. 2. Faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor ekternal a. Faktor Keluarga Untuk mengetahui tentang faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor eksternal seperti lingkungan keluarga dengan data yang diolah melalui jawaban responden pada angket diketahui melalui tabel sebagai berikut : Tabel 4.5 Faktor penyebab kenakalan remaja dari lingkungan keluarga No No. Item Jawaban Responden Ya Tidak Jumlah F % F % N % 1 10 23 76.67 7 23.33 30 100 2 11 21 70.00 9 30.00 30 100 3 12 21 70.00 9 30.00 30 100 4 13 20 66.67 10 33.33 30 100 85 35 120 100 Jumlah 70.83 29.17 Rata-rata ( Sumber Data : Hasil analisa angket 2014 ) Berdasarkan tabel 4.5 diatas, diperoleh hasil penelitian tentang faktor penyebab kenakalan yang bersumber dari faktor eksternal yaitu faktor keluarga berada pada tingkat tinggi dengan besarnya persentase yang diperoleh 70.83%, ini menunjukkan bahwa faktor penyebab kenakalan remaja bersumber dari faktor keluarga yang lemah juga berpengaruh. b. Lingkungan Sekolah Untuk mengetahui tentang Faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor eksternal seperti lingkungan sekolah dengan data yang diolah melalui jawaban responden pada angket diketahui melalui tabel sebagai berikut : Tabel 4.6 Faktor penyebab kenakalan remaja dari lingkungan sekolah 12

No No No. Item Jawaban Responden Ya Tidak Jumlah F % F % N % 1 14 21 70.00 9 30.00 30 100 2 15 22 73.33 8 26.67 30 100 3 16 24 80.00 6 20.00 30 100 4 17 22 73.33 8 26.67 30 100 5 18 23 76.67 7 23.33 30 100 6 19 23 76.67 7 23.33 30 100 7 20 21 70.00 9 30.00 30 100 8 21 20 66.70 10 33.30 30 100 Jumlah 176 64 240 100 Rata-rata 73.33 26.67 ( Sumber Data : Hasil analisa angket 2014 ) Berdasarkan tabel 4.6 diatas, diperoleh hasil penelitian tentang faktor penyebab kenakalan yang bersumber dari faktor eksternal yaitu faktor lingkungan sekolah berada pada tingkat tinggi dengan besarnya persentase yang diperoleh 73.33%, ini menunjukkan bahwa faktor lingkunga sekolah juga memiliki faktor penyebab kenakalan remaja. c. Lingkungan Teman Sebaya Untuk mengetahui tentang Faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor eksternal seperti lingkungan teman sebaya dengan data yang diolah melalui jawaban responden pada angket diketahui melalui tabel sebagai berikut : Tabel 4.7 Faktor penyebab kenakalan remaja dari lingkungan teman sebaya No. Item Jawaban Responden Ya Tidak Jumlah F % F % N % 1 22 22 73.30 8 26.70 30 100 2 23 23 76.67 7 23.33 30 100 3 24 22 73.33 8 26.67 30 100 4 25 24 80.00 6 20.00 30 100 5 26 23 76.67 7 23.33 30 100 Jumlah 114 36 150 100 B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian terungkaplah bahwa faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi pada tingkat tinggi (72.69%). Disini peran guru pembimbing sangat lah diperlukan untuk 13

membantu siswa yang mengalami masalah kenakalan remaja. Bila siswa tidak dibantu atau dibiarkan dalam keadaan dengan demikian itu, siswa akan sulit keluar dari masalah yang dihadapinya. Berikut ini akan dibahas secara rinci identifikasi faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi, yaitu : 1. Faktor Internal a. Konflik Diri b. Kontrol Diri Yang Lemah 2. Faktor Eksternal a. Faktor Keluarga b. Lingkungan Sekolah c. Teman Sebaya Tabel 4.9 Rekapitulasi hasil penelitian faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor internal No Faktor Penyebab kenakalan remaja Ditinjau dari faktor Internal Hasil Penelitian Persentase Tingkatan 1. Konflik Diri 65.00 Tinggi 2 Kontrol Diri Yang Lemah 64.67 Tinggi Rata-rata 64.84 Tinggi Berdasarkan tabel 4.9 diatas, diperoleh hasil faktor penyebab kenakalan remaja SMP PGRI 4 Kota Jambi ditinjau dari faktor internal secara keseluruhan berada pada tingkat tinggi dengan perolehan persentase 64.84. % 1. Faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 kota jambi dari faktor internal a. Konflik Diri Dari hasil penelitian tentang faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi ditinjau dari konflik diri berada pada tingkat sedang dengan besarnya persentase diperoleh sebesar 65.00%, ini menunjukan bahwa konflik diri merupakan faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi. b. Kontrol Diri Yang lemah Dari hasil penelitian tentang faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi ditinjau dari control diri yang lemah berada pada tingkat tinggi dengan besarnya persentase diperoleh sebesar 64.67%, ini menunjukan bahwa control diri yang lemah merupakan faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi, dan lebih tinggi dari krisis identitas. 14

Tabel 4.10 Rekapitulasi hasil penelitian faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor eksternal. No Faktor Penyebab kenakalan remaja Hasil Penelitian Persentase Tingkatan 1. Faktor Keluarga 70.83 Tinggi 2. Lingkungan Sekolah 73.33 Tinggi 3. Teman Sebaya 76.00 Tinggi Rata-rata 73.39 Tinggi 2. Faktor Penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi dari faktor eksternal. a. Faktor Keluarga Dari hasil penelitian tentang faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi ditinjau dari faktor keluarga berada pada tingkat tinggi dengan besarnya persentase diperoleh sebesar 70.83%, ini menunjukan bahwa faktor keluarga merupakan faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi. b. Lingkungan Sekolah Dari hasil penelitian tentang faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi ditinjau dari lingkungan sekolah berada pada tingkat tinggi dengan besarnya persentase diperoleh sebesar 73.33%, ini menunjukan bahwa lingkungan sekolah merupakan faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi. c. Teman Sebaya Dari hasil penelitian tentang faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi ditinjau dariteman sebaya berada pada tingkat tinggi dengan besarnya persentase diperoleh sebesar 76.00%, ini menunjukan bahwa lingkungan masyarakat merupakan faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diungkapkan dari penelitian ini, maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan berkenaan dengan indentifikasi faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota jambi, sebagai berikut : 1. Faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi ditinjau dari faktor internal keseluruhan berada pada tingkat 64.84% ) dari 15

faktor penyebab kenakalan remaja seperti konflik diri berada pada tingkat tinggi 65.00 % ) dan dari faktor penyebab kenakalan remaja seperti control diri yang lemah berada pada tingkat tinggi ( 64.67% ). 2. Faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi ditinjau dari faktor eksternal keseluruhan berada pada tingkat tinggi (73.39%) hasil persentase faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor eksternal seperti faktor keluarga berada pada tingkat tinggi(70.83%). 3. Faktor penyebab kenakalan remaja ditinjau dari faktor eksternal seperti faktor lingkungan sekolah berada pada tingkat tinggi (73.33%). 4. Faktor penyebab kenakalan remaja seperti teman sebaya berada pada tingkat (76.00%). B. Saran-saran Dari kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka peneliti menyarankan untuk : 1. Siswa hendaknya atas dasar kesadaran sendiri secara terbuka mau memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling yang ada. Siswa akan lebih terhindar dan lepas dari masalah kenakalan remaja. Bila siswa mau secara terbuka mengemukakan masalah yang dihadapinya. Pada akhirnya dengan bantuan guru pembimbing siswa akan mampu secara mandiri untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. 2. Orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangat dalam keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasih sayang serta tidak bertengkar di depan anak, sehingga dapat dipersepsi anak sebagai keluarga yang harmonis. Karna anak tidak hanya membutuhkan makan, minum, pakaian tetapi anak juga butuh perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, karna itu bisa membuat anak lebih dekat dengan orang tuanya dan jika mereka ada masalah dia tidak akan takut atau malu untuk bercerita kepada orang tuanya, mereka akan lebih terbuka tidak menutup diri. Sebagai orang tua kita berusaha agar apa yang merupakan kewajiban anak-anak kita dan tuntutan kita sebagai orang tua mereka kenal dan laksanakan, sesuai dengan kemampuan mereka dan kemampuan kita sebagai orang tua. Jika hal ini dapat kita kerjakan, saya kira konflik dan frustasi pada kedua belah pihak dapat dihindarkan, atau paling sedikit diselesaikan. 3. Pihak Sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi yang dimiliki agar dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta dapat meminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang kasar dan dapat menurunkan konsep diri siswa. Dan sekolah hendaknya memberikan pelayanan yang sama baik bagi siswa yang bermasalah 16

maupun siswa yang tidak bermasalah. Sekolah harus berupaya secara optimal membantu siswa yang mengalami masalah kenakalan remaja. Karena salah satu tugas dan fungsi sekolah adalah membantu siswa menyelesaikan berbagai perkembangannya. 4. Siswa juga harus bisa memilih teman sebaya yang baik, agar siswa tidak terjerumus kedalam kenakalan remaja, dan siswa juga harus bisa membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang kurang baik, karna lingkungan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku siswa untuk menjadi lebih baik lagi. C. Implikasi Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi terhadap para guru dan orang tua bahwa faktor penyebab kenakalan remaja ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal hendaknya para guru atau pihak sekolah dan orang tua bekerjasama dalam membimbing anak yang yang bermasalah atau mencegah agar anak tidak terjerumus kedalam kubangan kenakalan remaja. Implikasi hasil penelitian faktor penyebab kenakalan remaja pada siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi dalam mengungkap penyebab kenakalan remaja terhadap layanan bimbingan dan konseling ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penyusunan program pelaksanaan pelayanan berbagai layanan yang relevan secara sistematis dan terencana, baik melalui layanan khusus maupun dalam waktu-waktu khusus sesuai kebutuhan dari instansi terkait guru-guru pembimbing. 2. Layanan ini tidak hanya diberikan kepada siswa-siswa tertentu saja, akan tetapi diberikan kepeda seluruh siswa. 3. Waktu pelaksanaan tidak hanya pada awal tahun pelajaran, akan tetapi perlu ditambah setiap saat guru pembimbing membutuhkannya. 4. Layanan bimbingan dan konseling sebaiknya diberikan oleh petugas khusus yang menguasai tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah. 17