Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui peningkatan kreativitas bermain musik ansambel melalui model Discovery Learning (2) Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran bermain musik ansambel. Jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi selama 2 siklus. Metode pengumpulan data yaitu menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Hasil pelaksanaan yaitu penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan kreativitas bermain musik ansambel dan penerapan model Discovery Learning juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran musik ansambel. 2016 Dinamika Kata Kunci: Kreativitas; Metode Discovery Learning; Musik Ansambel PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran salah satu tujuanya harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadinya peserta didik yang berjiwa besar dalam mengembangkan ketrampilan dan mempunyai kecakapan hidup. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 berbunyi Pendidikan Nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Undang undang tersebut menjadi landasan untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tujuan yang diharapkan dalam pembangunan pendidikan nasional di Indonesia. Pendidikan seni juga berperan dalam pembentukan pribadi yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan kemampuan dasar anak didik meliputi kemampuan : fisik, pikir, emosional, persepsi, kreativitas, sosial dan estetika melalui pendekatan belajar dengan seni, melalui seni dan tentang seni sehingga anak didik memiliki kepekaan indrawi, rasa, intelektual, ketrampilan dan kreativitas berkesenian sesuai minat dan potensi anak didik. Selain itu pendidikan seni berperan mengaktifkan kemampuan dan fungsi otak kiri dan otak kanan secara seimbang agar anak didik mampu mengembangkan berbagai tipe kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecer dasan kreativitas (CQ), kecerdasan spiritual (SQ) dan multi intelegensi (MI). 1
Bermain musik sebaiknya dimulai sejak usia dini. Bermain musik sejak usia dini adalah cara yang mudah dan menyenangkan untuk mengembangkan kecerdasan anak dan remaja. Selain itu, bermain musik sejak usia dini juga akan membentuk perilaku dan sikap anak-anak maupun remaja menjadi lebih baik dan teratur. Bermain musik Ansambel diartikan permainan musik secara bersama-sama baik menggunakan alat musik sejenis maupun campuran. Bermain musik Ansambel merupakan kegiatan yang diawali dengan menentukan Jenis Lagu yang akan dimainkan pada mata pelajaran seni budaya. Bermain musik Ansambel juga memerlukan pengamatan yang baik pada objek yang akan di Praktekan dalam memainkan musik Ansambel baik sejenis maupun Ansambel Campuran (Suprijono, 2009). Dengan bermain ansambel musik di sekolah, manfaat yang dapat diperoleh adalah mengajarkan siswa untuk berlatih bekerja sama ( cooperatif learning), karena ansambel musik bukan permainan individu. Dalam permainan sebuah ansambel yang terdiri dari beberapa pemain, tentu mengajarkan anak-anak berada dalam sebuah team work. Mereka akan merasa bertanggung jawab pada setiap tugas yang dipercayakan kepadanya dan mengerjakan dengan tekun, cermat, bersemangat dan berkualitas. Para siswa akan mempunyai kepekaan, kepedulian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka juga akan berempati pada kesusahan, kesedihan, dan penderitaan orang lain. Dengan kebiasaan dalam bermain ansambel musik, siswa akan mempunyai sikap disiplin yang tinggi. Kebiasaan meletakkan dan mengembalikan alat-alat musik setelah bermain, juga akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di rumahnya. Demikian juga sikap sportif dalam mengakui kesalahan dan mau menerima pendapat orang lain, akan didapatkan juga dengan bermain musik secara kelompok. Dari hasil pengamatan maupun data, terbukti pada hasil ulangan harian ketuntasan siswa memainkan musik ansambel hanya mencapai 47 % dengan perolehan rata-rata hanya 65. Kendalakendala itulah yang perlu diperhatikan dan dicarikan jalan keluar oleh guru sebagai motivator, fasilitator dan evaluator dalam proses pembelajaran. Maka perlunya dilaksanakan penelitian tindakan kelas, dalam hal ini peneliti akan menggunakan metode Discovery Learning agar dapat meningkatkan kreativitas bermain musik ansambel. Discovery merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Dimana model ini menekankan pada pentingnya pemahaman terhadap suatu konsep dalam pembelajaran melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Takdir (2012) mengemukakan beberapa kelebihan belajar mengajar dengan discovery, yaitu: 1) Dalam penyampaian bahan discovery, digunakan kegiatan dan pengalaman langsung. Kegiatan dan pengalaman tersebut akan lebih menarik perhatian anak didik dan memungkinkan pembentukan konsep-konsep abstrak yang mempunyai makna 2) Discovery strategy lebih realistis dan mempunyai makna. Sebab, para anak didik dapat bekerja langsung dengan contoh-contoh nyata 3) Discovery strategy merupakan suatu model pemecahan masalah. Para anak didik langsung menerapkan prinsip dan langkah awal dalam pemecahan masalah. Melalui strategi ini mereka mempunyai peluang untuk belajar lebih intens dalam memecahkan masalah sehingga dapat berguna dalam menghadapi kehidupan dikemudian hari 4) Dengan sejumlah transfer secara langsung, maka kegiatan discovery strategy akan lebih mudah diserap oleh anak didik dalam memahami kondisi tertentu yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran 5) Discovery strategy banyak memberikan kesempatan bagi para peserta didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah (1) Apakah melalui model Discovery Learning dapat meningkatkan kreativitas bermain 2 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
musik ansambel? (2) Apakah melalui model Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran bermain musik ansambel. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk (1) Untuk mengetahui peningkatan kreativitas bermain musik ansambel melalui model Discovery Learning (2) Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran bermain musik ansambel. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009) dengan dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari tahapan: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi/Evaluasi, dan (4) Refleksi. Penelitian ini terbagi dua siklus dan setiap siklus diakhiri dengan tes penguasaan kompetensi dasar Bermain Musik Ansambel, Siklus pertama 2 minggu dengan materi (1) identifikasi teori musik ansambel sejenis, (2) identifikasi teori musik ansambel campuran. Siklus kedua berlangsung selama 2 minggu dengan materi (1) Bermain Musik Ansambel Sejenis, (2) Bermain Musik Ansambel Campuran. Pada tiap akhir siklus diadakan analisis dan refleksi untuk menganalisis keberhasilan tindakan atau perlakuan maupun kecenderungan yang terjadi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Subyek penelitian yaitu siswa kelas VII.2 dengan jumlah 35 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi metode tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas guru dan, aktivitas belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan hasil observasi tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil observasi pra siklus, siklus I, dan siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian berupa aktivitas belajar dan kreativitas siswa pada Pembelajaran Bermain Musik Ansambel. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru sebelum tindakan dilaksanakan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran belum optimal. Guru masih tampak dominan dalam proses pembelajaran. Guru sangat mendominasi kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi, ceramah dan tanya jawab. Kreativitas siswa juga masih sangat rendah dengan indikasi siswa belum tampak aktif di dalam kegiatan pembelajaran, hanya beberapa siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru. Dampaknya ketuntasan belajar siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya mencapai 48 % dengan rata-rata 72 dengan kualifikasi rendah. Sedangkan siswa yang tidak tuntas atau nilainya tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih 51,4%. Jumlah siswa 35 anak hanya 18 siswa yang memperoleh nilai 78 sedangkan 17 anak memperoleh nilai 78. Siklus I 1. Perencanaan Tahap Perencanaan meliputi: 1)tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana pembelajaran; 2) menyusun pertanyaan dan tugas yang akan diberikan; 3) membuat lembar pengamatan siswa; 4) membuat 5 soal essay untuk tes akhir siklus. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung di kelas. Pembelajaran yang dilakukan guru saat pelaksanaan sebagai berikut: 1) apersepsi atau memotivasi siswa; 2) guru 3
menyampaikan kompetensi dasar atau indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran; 3) menginformasikan langkah-langkah kegiatan dan membagi kelompok dalam kelas menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa; 4) guru memperhatikan video dan VCD yang berisi materi Bermain Musik Ansambel dan contoh memainkan Alat Musik Ansambel sejenis dan alat musik Campuran; 5) siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencoba untuk mengembangkan sendiri hal-hal yang penting saat melihat tayangan audio visual; 6) meminta siswa menganalisis dan menyimpulkan. 3. Observasi Pengamat mengamati jalannya proses belajar mengajar. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan aspek-aspek yang diamati sebagai berikut: 1) peneliti mengamati sikap siswa dalam memperhatikan guru saat penjelasan materi Musik Ansambel 2) peneliti mengamati keseriusan Siswa dalam proses pembelajaran dengan Metode discovery Learning; 3) peneliti mengamati keaktifan siswa dalam bertanya; 4) peneliti mengamati semangat siswa dalam penugasan kelompok pembelajaran dan menyelesaikan soal. 4. Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan evaluasi dari tahapan-tahapan dalam siklus I. Refleksi dilaksanakan segera setelah pelaksanaan dan pengamatan siklus I selesai oleh peneliti dan guru kolaborator. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan perlakuan agar dapat dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil pelaksanaan siklus I masih terdapat beberapa kendala yaitu : (1) Siswa masih kesulitan memahami langkah-langkah dalam memainkan musik ansambel dengan metode Discovery Learning; (2) Kurang memahami bermain musik ansambel, dan (3) masih banyak siswa yang belum aktif untuk bermain musik ansambel. Siklus II 1. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka diadakan perencanaan yang dibuat pada dasarnya sama dengan perencanaan siklus I. Hanya terdapat penambahan dari hasil refleksi pelaksanaan siklus I yaitu a) menjelaskan kembali langkah-langkah bermain musik ansambel, b) memberikan pemahaman tentang bermain musik ansambel, c) mempraktikkan memainkan musik ansambel. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan yang dibuat pada dasarnya sama dengan pelaksanaan siklus I; 2) apersepsi atau memotivasi siswa; 3) guru menyampaikan kompetensi dasar atau indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran; 4) menginformasikan langkah-langkah kegiatan dan membagi kelompok dalam kelas menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa; 5) guru memberikan pemahaman Bermain Musik Ansambel dan contoh memainkan Alat Musik Ansambel sejenis dan alat musik Campuran; 6) siswa secara berkelompok mencoba memainkan musik ansambel dan sejenisnya. 3. Observasi Pengamat mengamati jalannya proses belajar mengajar. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan aspek-aspek yang diamati sebagai berikut: 1) peneliti mengamati aktivitas siswa dalam memperhatikan guru saat penjelasan materi materi bermain musik ansambel; 2) peneliti mengamati keseriusan sikap dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran; 3) peneliti mengamati keaktifan siswa dalam bertanya; 4) peneliti mengamati semangat siswa dalam penugasan kelompok pembelajaran dan menyelesaikan soal. 4. Refleksi Dari hasil refleksi pelaksanaan siklus II menunjukkan siswa sudah kreatif memainkan musik ansambel dan aktif dalam kegiatan secara berkelompok. 4 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Hasil aktivitas siswa pada pembelajaran bermain musik ansambel dengan menggunakan metode Discovery Learning dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Hasil Aktivitas Siswa Bermain Musik Ansambel Aspek pengamatan Prasiklus Siklus I Siklus II Pemahaman konsep 2,60 3,00 3,90 Ketepatan Nada 2,46 2,65 3,87 Komposisi 2,45 2,65 3,45 Teknik 2,51 2,50 3,85 Sikap Badan 2,51 2,55 3.75 Jumlah 12,53 13,35 18,80 Rerata 2,51 2,67 3,76 Kualifikasi KB KB B Hasil yang diperoleh dari tes pada siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diperoleh siswa yaitu 78 %, dengan perincian 21 siswa mendapatkan nilai 78 artinya sudah memenuhi KKM, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 78 sejumlah 14 orang. Sedangkan tes yang diberikan pada siklus II berbentuk essay dengan jumlah soal 5, hasilnya menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa yang memenuhi KKM dapat mencapai 100 % dengan perincian 35 siswa mendapatkan nilai 78. Secara rinci peningkatan kreativitas bermain musik ansambel dengan metode discovery learning disajikan pada tabel 2 berikut: Tabel 2 Peningkatan Kreativitas Bermain Musik Ansambel Nilai Ketuntasan Persentase Pra siklus Siklus I Siklus II Pra siklus Siklus I Siklus II 78 18 21 35 51.4 60 100 < 78 17 14 0 48.6 40 0 Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut : Gambar 1. Peningkatan Persentase Kreativitas Bermain Musik Ansambel 5
SIMPULAN Penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan kreativitas bermain musik ansambel. Penerapan model Discovery Learning juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran musik ansambel. Inovasi pembelajaran yang dilakukan yaitu a) menjelaskan kembali langkah-langkah bermain musik ansambel, b) memberikan pemahaman tentang bermain musik ansambel, c) mempraktikkan memainkan musik ansambel. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Bapak Kepala Sekolah, Guru, Observer dan Siswa Kelas VII.2 SMP Negeri 1 Wiradesa Pekalongan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suprijono, Agus. 2009. Coopretive Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill. Jogjakarta : Diva Press. 6 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah