PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia itu sendiri.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY PADA SISWA SMK YPP PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

PEMBELAJARAN TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR APRESIASI TARI KELOMPOK DAERAH SETEMPAT DI SMP 1 WIRADESA

Pendidikan Nasional dalam pasal 3, bahwa:

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

JURNAL SKRIPSI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI. Oleh : Aditya Surya Pratama K PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

Judul BAB I PENDAHULUAN

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

ISSN No Media Bina Ilmiah 39

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Oleh: Siti Fatimah SD Negeri 3 Sukorejo, Gandosari, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Transkripsi:

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui peningkatan kreativitas bermain musik ansambel melalui model Discovery Learning (2) Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran bermain musik ansambel. Jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi selama 2 siklus. Metode pengumpulan data yaitu menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Hasil pelaksanaan yaitu penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan kreativitas bermain musik ansambel dan penerapan model Discovery Learning juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran musik ansambel. 2016 Dinamika Kata Kunci: Kreativitas; Metode Discovery Learning; Musik Ansambel PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran salah satu tujuanya harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadinya peserta didik yang berjiwa besar dalam mengembangkan ketrampilan dan mempunyai kecakapan hidup. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 berbunyi Pendidikan Nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Undang undang tersebut menjadi landasan untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tujuan yang diharapkan dalam pembangunan pendidikan nasional di Indonesia. Pendidikan seni juga berperan dalam pembentukan pribadi yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan kemampuan dasar anak didik meliputi kemampuan : fisik, pikir, emosional, persepsi, kreativitas, sosial dan estetika melalui pendekatan belajar dengan seni, melalui seni dan tentang seni sehingga anak didik memiliki kepekaan indrawi, rasa, intelektual, ketrampilan dan kreativitas berkesenian sesuai minat dan potensi anak didik. Selain itu pendidikan seni berperan mengaktifkan kemampuan dan fungsi otak kiri dan otak kanan secara seimbang agar anak didik mampu mengembangkan berbagai tipe kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecer dasan kreativitas (CQ), kecerdasan spiritual (SQ) dan multi intelegensi (MI). 1

Bermain musik sebaiknya dimulai sejak usia dini. Bermain musik sejak usia dini adalah cara yang mudah dan menyenangkan untuk mengembangkan kecerdasan anak dan remaja. Selain itu, bermain musik sejak usia dini juga akan membentuk perilaku dan sikap anak-anak maupun remaja menjadi lebih baik dan teratur. Bermain musik Ansambel diartikan permainan musik secara bersama-sama baik menggunakan alat musik sejenis maupun campuran. Bermain musik Ansambel merupakan kegiatan yang diawali dengan menentukan Jenis Lagu yang akan dimainkan pada mata pelajaran seni budaya. Bermain musik Ansambel juga memerlukan pengamatan yang baik pada objek yang akan di Praktekan dalam memainkan musik Ansambel baik sejenis maupun Ansambel Campuran (Suprijono, 2009). Dengan bermain ansambel musik di sekolah, manfaat yang dapat diperoleh adalah mengajarkan siswa untuk berlatih bekerja sama ( cooperatif learning), karena ansambel musik bukan permainan individu. Dalam permainan sebuah ansambel yang terdiri dari beberapa pemain, tentu mengajarkan anak-anak berada dalam sebuah team work. Mereka akan merasa bertanggung jawab pada setiap tugas yang dipercayakan kepadanya dan mengerjakan dengan tekun, cermat, bersemangat dan berkualitas. Para siswa akan mempunyai kepekaan, kepedulian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka juga akan berempati pada kesusahan, kesedihan, dan penderitaan orang lain. Dengan kebiasaan dalam bermain ansambel musik, siswa akan mempunyai sikap disiplin yang tinggi. Kebiasaan meletakkan dan mengembalikan alat-alat musik setelah bermain, juga akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di rumahnya. Demikian juga sikap sportif dalam mengakui kesalahan dan mau menerima pendapat orang lain, akan didapatkan juga dengan bermain musik secara kelompok. Dari hasil pengamatan maupun data, terbukti pada hasil ulangan harian ketuntasan siswa memainkan musik ansambel hanya mencapai 47 % dengan perolehan rata-rata hanya 65. Kendalakendala itulah yang perlu diperhatikan dan dicarikan jalan keluar oleh guru sebagai motivator, fasilitator dan evaluator dalam proses pembelajaran. Maka perlunya dilaksanakan penelitian tindakan kelas, dalam hal ini peneliti akan menggunakan metode Discovery Learning agar dapat meningkatkan kreativitas bermain musik ansambel. Discovery merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Dimana model ini menekankan pada pentingnya pemahaman terhadap suatu konsep dalam pembelajaran melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Takdir (2012) mengemukakan beberapa kelebihan belajar mengajar dengan discovery, yaitu: 1) Dalam penyampaian bahan discovery, digunakan kegiatan dan pengalaman langsung. Kegiatan dan pengalaman tersebut akan lebih menarik perhatian anak didik dan memungkinkan pembentukan konsep-konsep abstrak yang mempunyai makna 2) Discovery strategy lebih realistis dan mempunyai makna. Sebab, para anak didik dapat bekerja langsung dengan contoh-contoh nyata 3) Discovery strategy merupakan suatu model pemecahan masalah. Para anak didik langsung menerapkan prinsip dan langkah awal dalam pemecahan masalah. Melalui strategi ini mereka mempunyai peluang untuk belajar lebih intens dalam memecahkan masalah sehingga dapat berguna dalam menghadapi kehidupan dikemudian hari 4) Dengan sejumlah transfer secara langsung, maka kegiatan discovery strategy akan lebih mudah diserap oleh anak didik dalam memahami kondisi tertentu yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran 5) Discovery strategy banyak memberikan kesempatan bagi para peserta didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah (1) Apakah melalui model Discovery Learning dapat meningkatkan kreativitas bermain 2 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

musik ansambel? (2) Apakah melalui model Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran bermain musik ansambel. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk (1) Untuk mengetahui peningkatan kreativitas bermain musik ansambel melalui model Discovery Learning (2) Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran bermain musik ansambel. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009) dengan dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari tahapan: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi/Evaluasi, dan (4) Refleksi. Penelitian ini terbagi dua siklus dan setiap siklus diakhiri dengan tes penguasaan kompetensi dasar Bermain Musik Ansambel, Siklus pertama 2 minggu dengan materi (1) identifikasi teori musik ansambel sejenis, (2) identifikasi teori musik ansambel campuran. Siklus kedua berlangsung selama 2 minggu dengan materi (1) Bermain Musik Ansambel Sejenis, (2) Bermain Musik Ansambel Campuran. Pada tiap akhir siklus diadakan analisis dan refleksi untuk menganalisis keberhasilan tindakan atau perlakuan maupun kecenderungan yang terjadi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Subyek penelitian yaitu siswa kelas VII.2 dengan jumlah 35 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi metode tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas guru dan, aktivitas belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan hasil observasi tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil observasi pra siklus, siklus I, dan siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian berupa aktivitas belajar dan kreativitas siswa pada Pembelajaran Bermain Musik Ansambel. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru sebelum tindakan dilaksanakan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran belum optimal. Guru masih tampak dominan dalam proses pembelajaran. Guru sangat mendominasi kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi, ceramah dan tanya jawab. Kreativitas siswa juga masih sangat rendah dengan indikasi siswa belum tampak aktif di dalam kegiatan pembelajaran, hanya beberapa siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru. Dampaknya ketuntasan belajar siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya mencapai 48 % dengan rata-rata 72 dengan kualifikasi rendah. Sedangkan siswa yang tidak tuntas atau nilainya tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih 51,4%. Jumlah siswa 35 anak hanya 18 siswa yang memperoleh nilai 78 sedangkan 17 anak memperoleh nilai 78. Siklus I 1. Perencanaan Tahap Perencanaan meliputi: 1)tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana pembelajaran; 2) menyusun pertanyaan dan tugas yang akan diberikan; 3) membuat lembar pengamatan siswa; 4) membuat 5 soal essay untuk tes akhir siklus. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung di kelas. Pembelajaran yang dilakukan guru saat pelaksanaan sebagai berikut: 1) apersepsi atau memotivasi siswa; 2) guru 3

menyampaikan kompetensi dasar atau indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran; 3) menginformasikan langkah-langkah kegiatan dan membagi kelompok dalam kelas menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa; 4) guru memperhatikan video dan VCD yang berisi materi Bermain Musik Ansambel dan contoh memainkan Alat Musik Ansambel sejenis dan alat musik Campuran; 5) siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencoba untuk mengembangkan sendiri hal-hal yang penting saat melihat tayangan audio visual; 6) meminta siswa menganalisis dan menyimpulkan. 3. Observasi Pengamat mengamati jalannya proses belajar mengajar. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan aspek-aspek yang diamati sebagai berikut: 1) peneliti mengamati sikap siswa dalam memperhatikan guru saat penjelasan materi Musik Ansambel 2) peneliti mengamati keseriusan Siswa dalam proses pembelajaran dengan Metode discovery Learning; 3) peneliti mengamati keaktifan siswa dalam bertanya; 4) peneliti mengamati semangat siswa dalam penugasan kelompok pembelajaran dan menyelesaikan soal. 4. Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan evaluasi dari tahapan-tahapan dalam siklus I. Refleksi dilaksanakan segera setelah pelaksanaan dan pengamatan siklus I selesai oleh peneliti dan guru kolaborator. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan perlakuan agar dapat dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil pelaksanaan siklus I masih terdapat beberapa kendala yaitu : (1) Siswa masih kesulitan memahami langkah-langkah dalam memainkan musik ansambel dengan metode Discovery Learning; (2) Kurang memahami bermain musik ansambel, dan (3) masih banyak siswa yang belum aktif untuk bermain musik ansambel. Siklus II 1. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka diadakan perencanaan yang dibuat pada dasarnya sama dengan perencanaan siklus I. Hanya terdapat penambahan dari hasil refleksi pelaksanaan siklus I yaitu a) menjelaskan kembali langkah-langkah bermain musik ansambel, b) memberikan pemahaman tentang bermain musik ansambel, c) mempraktikkan memainkan musik ansambel. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan yang dibuat pada dasarnya sama dengan pelaksanaan siklus I; 2) apersepsi atau memotivasi siswa; 3) guru menyampaikan kompetensi dasar atau indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran; 4) menginformasikan langkah-langkah kegiatan dan membagi kelompok dalam kelas menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa; 5) guru memberikan pemahaman Bermain Musik Ansambel dan contoh memainkan Alat Musik Ansambel sejenis dan alat musik Campuran; 6) siswa secara berkelompok mencoba memainkan musik ansambel dan sejenisnya. 3. Observasi Pengamat mengamati jalannya proses belajar mengajar. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan aspek-aspek yang diamati sebagai berikut: 1) peneliti mengamati aktivitas siswa dalam memperhatikan guru saat penjelasan materi materi bermain musik ansambel; 2) peneliti mengamati keseriusan sikap dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran; 3) peneliti mengamati keaktifan siswa dalam bertanya; 4) peneliti mengamati semangat siswa dalam penugasan kelompok pembelajaran dan menyelesaikan soal. 4. Refleksi Dari hasil refleksi pelaksanaan siklus II menunjukkan siswa sudah kreatif memainkan musik ansambel dan aktif dalam kegiatan secara berkelompok. 4 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

Hasil aktivitas siswa pada pembelajaran bermain musik ansambel dengan menggunakan metode Discovery Learning dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Hasil Aktivitas Siswa Bermain Musik Ansambel Aspek pengamatan Prasiklus Siklus I Siklus II Pemahaman konsep 2,60 3,00 3,90 Ketepatan Nada 2,46 2,65 3,87 Komposisi 2,45 2,65 3,45 Teknik 2,51 2,50 3,85 Sikap Badan 2,51 2,55 3.75 Jumlah 12,53 13,35 18,80 Rerata 2,51 2,67 3,76 Kualifikasi KB KB B Hasil yang diperoleh dari tes pada siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diperoleh siswa yaitu 78 %, dengan perincian 21 siswa mendapatkan nilai 78 artinya sudah memenuhi KKM, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 78 sejumlah 14 orang. Sedangkan tes yang diberikan pada siklus II berbentuk essay dengan jumlah soal 5, hasilnya menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa yang memenuhi KKM dapat mencapai 100 % dengan perincian 35 siswa mendapatkan nilai 78. Secara rinci peningkatan kreativitas bermain musik ansambel dengan metode discovery learning disajikan pada tabel 2 berikut: Tabel 2 Peningkatan Kreativitas Bermain Musik Ansambel Nilai Ketuntasan Persentase Pra siklus Siklus I Siklus II Pra siklus Siklus I Siklus II 78 18 21 35 51.4 60 100 < 78 17 14 0 48.6 40 0 Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut : Gambar 1. Peningkatan Persentase Kreativitas Bermain Musik Ansambel 5

SIMPULAN Penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan kreativitas bermain musik ansambel. Penerapan model Discovery Learning juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran musik ansambel. Inovasi pembelajaran yang dilakukan yaitu a) menjelaskan kembali langkah-langkah bermain musik ansambel, b) memberikan pemahaman tentang bermain musik ansambel, c) mempraktikkan memainkan musik ansambel. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Bapak Kepala Sekolah, Guru, Observer dan Siswa Kelas VII.2 SMP Negeri 1 Wiradesa Pekalongan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suprijono, Agus. 2009. Coopretive Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill. Jogjakarta : Diva Press. 6 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah