BBP4BKP. Bubuk Kalsium dari Tulang Ikan. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

dokumen-dokumen yang mirip
Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

NAMA TEKNOLOGI/ALAT : Penanganan pasca panen biomassa Alga Spirulina sebagai bahan baku industri non pangan

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

BAB III PERANCANGAN PROSES

MANISAN KERING BENGKUANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

Alginofit 20 gram. Perendaman KOH 2% selama 30 menit. Dicuci dengan air mengalir. Perendaman NaOH 0,5% selama 30 menit. Dicuci dengan air mengalir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 2012

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAB III METODE PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB III. BAHAN DAN METODE

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

MUTU TEPUNG IKAN RUCAH PADA BERBAGAI PROSES PENGOLAHAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

II. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain post test only

3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

PROSES PEMBUATAN PAKAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III. (HCl), 40 gram NaOH, asam fosfat, 1M NH 4 OH, 5% asam asetat (CH 3 COOH),

BAB I PENDAHULUAN. Kurangnya pemanfaatan kijing dikarenakan belum terdapatnya informasi dan

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April- Juli 2012 bertempat di Waduk Batutegi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana masing masing ulangan terdiri dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017.

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BBP4BKP Bubuk Kalsium dari Tulang Ikan Unit Eseln I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Satuan Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Penglahan Prduk dan Biteknlgi Kelautan dan Perikanan Alamat Jl. Petamburan VI, KS. Tubun, Slipi Jakarta Kategri Teknlgi Penglahan Sifat Teknlgi Invasi Masa Pembuatan 2010-2012 Kntak Persn Ir. Murniyati merniyati@gmail.cm Tim Penemu Ir. Murniyati Fera Rswita Dewi, SStPi, MSi Nurhayati, SSi Drs. Tazwir Prf.Dr. Rsmawaty Peranginangin Fera Rswita Dewi ferakca@gmail.cm 239

DESKRIPSI TEKNOLOGI Tujuan penerapan teknlgi ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah hasil perikanan khususnya tulang ikan yang selama ini belum termanfaatkan secara ptimal. Manfaat dari penerapan teknlgi ini adalah untuk memanfaatkan tulang ikan yang masih sering dianggap sebagai limbah, dengan demikian dapat mengurangi dampak lingkungan dari limbah hasil perikanan. Hal ini sangat mendukung knsep zer waste dan blue ecnmy, selain juga dapat menjadi peluang kerja baru bagi masyarakat kelautan dan perikanan Indnesia. Bubuk kalsium tulang ikan dapat ditambahkan pada prduk kering seperti kerupuk, mi, tik-tik ikan, biskuit dan berbagai prduk kering lainnya. Di samping itu dapat digunakan juga pada prduk basah seperti nuget, kaki naga, burger, baks, brwnis dan lainnya. Bubuk kalsium tulang ikan dapat juga dapat digunakan sebagai sumber kalsium pada pakan ternak dan pakan ikan. Pembuatan tepung tulang ikan sudah dilakukan secara tradisinal dengan menggiling tulang ikan yang sudah dikeringkan, tanpa melalui prses ekstraksi. Invasi dari teknlgi ini adalah dilakukannya prses ekstraksi menggunakan NaOH an HCl sehingga dapat diperleh bubuk kalsium tulang ikan yang lebih murni dengan ukuran yang lebih halus, bahkan dapat mencapai ukuran nan, sehingga mudah diserap leh tubuh bila diknsumsi. PENGERTIAN Kalsium: Lgam putih, menyerupai kristal; unsur dengan nmr atm 20, berlambang Ca, dan bbt atm 40,08 RINCIAN DAN APLIKASI TEKNIS Persyaratan Teknis Pembuatan bubuk kalsium dari tulang ikan memerlukan peralatan sebagai berikut : 1. Panci perebus 2. Kmpr 3. Waterbath (dapat dimdifikasi dari drum bekas, minimal mampu digunakan untuk merendam pada suhu 100 C) 4. Kertas saring Whatman ukuran 41 atau 42 dan kertas ph yang dapat diperleh di tk bahan kimia 240

5. Grinder, dishmill atau hammer mill untuk menggiling tulang menjadi partikel ukuran kecil/bubuk 6. Oven/alat pengering mekanis yang minimal mampu mencapai suhu 50 C 7. Saringan bertingkat dengan ukuran 100 mesh, 200 mesh, dan 500 mesh Di samping itu diperlukan bahan-bahan sebagai berikut: 1. Tulang ikan (dapat berasal dari semua jenis ikan, merupakan limbah dari penglahan fillet atau penglahan ikan lain) 2. NaOH (teknis) 3. HCl (teknis) Rincian teknlgi 1. Pembersihan tulang ikan dari ktran atau sisa daging yang melekat dilakukan dengan pencucian dan penyiangan. Tulang pada bagian kepala dan ekr ikan dibuang. 2. Tulang ikan kemudian direbus dalam wadah perebusan atau panci aluminium selama 30 menit pada suhu sekitar 1.000 C. Prses pemasakan atau perebusan dilakukan untuk mempermudah pembersihan tulang dari daging, lemak dan darah yang menempel ada tulang. Untuk mendapatkan tulang ikan yang bersih dan hasil akhir dengan nilai derajat putih yang tinggi, perebusan dapat dilakukan berulang-ulang. 3. Tulang ikan yang telah direbus ditiriskan di para-para atau tampah kemudian didinginkan. Untuk mempercepat prses pendinginan dapat digunakan kipas angin atau diangin-anginkan di udara luar. 4. Sisa daging yang masih menempel dibersihkan menggunakan sikat dan dicuci kembali hingga bersih. 5. Setelah bersih, tulang dikeringkan di bawah sinar matahari hingga kering (sekitar 1 hari) menggunakan para-para atau tampah sebagai wadah tulang ikan. 6. Tulang ikan yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan menggunakan alat penepung, dishmill atau hammer mill. 7. Tahapan selanjutnya adalah prses ekstraksi tepung tulang ikan yang dilakukan pada suhu 100 C dalam waterbath menggunakan larutan NaOH (knsentrasi 4%) selama 1 jam dengan perbandingan antara tepung dan larutan NaOH 1 : 2. 8. Untuk memisahkan filtrat dan residunya, dilakukan 2 kali penyaringan. Penyaringan pertama dilakukan menggunakan kain blacu dan penyaringan kedua dilakukan dengan menggunakan kertas saring whatman. Tujuan dari penyaringan 2 tahap ini adalah untuk mendapatkan residu yang lebih banyak sekaligus meminimalkan biaya. Jika menggunakan kertas saring whatman saja untuk penyaringan makan biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak dibanding penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain blacu, tetapi bila hanya menggunakan kain blacu saja, hasilnya tidak sebagus jika penyaringan dilakukan dengan menggunakan kertas saring whatman karena pri-pri kain blacu lebih besar dari pri-pri kertas saring whatman. 9. Pencucian ulang kemudian dilakukan dengan akuades agar residu mempunyai ph yang mendekati netral (ph 7). Pengecekan ph dapat menggunakan kertas ph. 241

10. Residu yang sudah netral kemudian dihidrlisis dengan cara merendamnya dalam HCl 3,6% dengan perbandingan 1 : 3 selama 24 jam, selanjutnya residu berikut HCl tersebut dimasukkan ke dalam waterbath untuk dipanaskan pada suhu 100 C selama 1 jam. 11. Setelah diekstraksi, dilakukan penyaringan dengan cara yang sama dengan penyaringan sebelum pencucian pada prses ekstraksi pertama. 12. Pencucian ulang hingga ph netral dilakukan menggunakan akudes seperti pada penetralan sebelumnya. 13. Pengeringan residu dilakukan menggunakan ven pada suhu 50 C selama 24 jam atau hingga kadar air residu maksimal 3%. 14. Residu yang telah kering digiling kembali untuk menyeragamkan ukuran. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan alat penepung/hammer mill/dishmill. 15. Tepung yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan saringan bertingkat 100 mesh, 200 mesh dan 500 mesh. Penyaringan bertingkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan bubuk kalsium dengan ukuran yang berbeda-beda. Pembedaan kelmpk ini berguna untuk menentukan segmen pasar karena setiap segmen mempunyai harga yang berbeda. Kalsium dengan ukuran yang lebih kecil dapat dijual untuk segmen pasar yang dengan nilai jual lebih tinggi dibandingkan kalsium dengan ukuran lebih besar. 16. Pengemasan dilakukan untuk mencegah kalsium ditumbuhi jamur akibat kelembaban (RH) yang tinggi di udara sekitar. Pengemasan dapat menggunakan plastik atau btl. Ukuran kemasan dan bbt kalsium pada kemasan ditentukan leh pengusaha berdasarkan segmen dan permintaan pasar. Pasar ptensial adalah industri makanan kecil dan pakan ternak/ikan. 17. Kalsium dapat digunakan pada makanan kecil/snack kering dengan takaran tidak lebih dari 2% dari ttal adnan. Penambahan kalsium dari tulang ikan ini dapat dilakukan pada prses pencapuran bahan makanan (pengadnan). KEUNGGULAN TEKNOLOGI Selain meningkatkan nilai tambah, teknlgi ini dapat mengurangi masalah pencemaran lingkungan leh limbah perikanan. Bubuk kalsium tulang ikan mengandung kalsium yang lebih murni dan ukuran bubuk yang lebih kecil dibandingkan tepung ikan yang dibuat secara tradisinal, karena menggunakan prses ekstraksi dengan NaOH dan HCl. Dengan demikian diharapkan kalsium akan dapat diserap dengan lebih baik leh tubuh. Mudah disubtitusikan pada prduk makanan lahan karena berbentuk tepung dan tidak berbau amis. Mempunyai pangsa pasar pada industri pakan sebagai sumber mineral dalam frmulasi pakan. WAKTU DAN LOKASI REKOMENDASI Penelitian dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Penglahan Prduk dan Biteknlgi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP) Jakarta pada tahun 2010 2012, diteruskan dengan kaji terap penggunaan bubuk kalsium tulang ikan pada berbagai jenis makanan misalnya tik-tik, kerupuk, kue, rti, brwnis dan lain-lain makanan camilan. Kaji terap dilakukan di 242

Tulungagung, Kupang (Nusa tenggara Timur), Tegal, Samarinda, Pemangkat dan Kayng Utara (Kalimantan Barat). Teknlgi ini direkmendasikan untuk daerah yang banyak terdapat unit penglah ikan baik skala UKM maupun industri yang pada prses prduksinya menghasilkan hasil samping tulang ikan. KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF Teknlgi ini tidak akan berdampak negatif pada lingkungan bila dilengkapi dengan instalasi penglahan limbah (IPAL), karena menggunakan bahan kimia pada prsesnya. TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI Kmpnen yang digunakan dalam teknlgi ini seluruhnya menggunakan material prduksi dalam negeri. N Uraian Satuan Jumlah 1 Tulang ikan (ekstraksi setiap 3 hari sekali) Harga satuan Jumlah Jumlah/ bulan Kg 50 1.000 50.000 500.000 2 NaOH (teknis) Kg 5 15.000 75.000 750.000 3 HCl (teknis) liter 2 15.000 30.000 300.000 4 Gas tabung 0,3 15.000 4.500 45.000 5 Pengemas Kg 10 15.000 150.000 1.500.000 JUMLAH 309.500 3.095.000 Biaya tetap 1 Tenaga Kerja Orang 4 25.000 100.000 2.500.000 2 Listrik Paket 1 150.000 150.000 150.000 3 Air Paket 1 100.000 100.000 100.000 JUMLAH 350.000 2.750.000 Mdal Usaha = Biaya Investasi + Biaya Opresinal + Biaya Tetap Biaya Investasi 96.530.000 Biaya Operasinal 3.095.000 Biaya Tetap 2.750.000 102.375.000 0 Tabel 1. Rincian Biaya perasinal Ekstraksi tulang ikan KELAYAKAN FINANSIAL DAN ANALISIS USAHA Diasumsikan bahwa mdal usaha Rp 50.000.000 merupakan pinjaman Bank yang diberikan melalui KUMK dengan Bunga 12% per tahun, maka pinjaman yang diajukan ke bank maka perhitungannya dapat dilihat pada tabel di halaman berikut: 243

(RP) Mdal 97.0 39.500 Pinjaman 50.000.000 Bunga Bank Pertahun 12 % Pinjaman 50.000.000 Bunga 12%/tahun 6.000.000 Bunga perbulan 500.000 Pengeluaran Penyusutan 583.83 Pertimbangan Usaha Pertimbangan usaha dihitung berdasarkan BEP = Biaya tetap/1-biaya tidak tetap/hasil penjualan Biaya tetap 2.750.000 Variable Cst 3.095.000 Hasil Penjualan 10.000.000 Biaya perasinal/hasil Penjualan 0, 309 Penyebut 0,691 BEP 3.982.621,29 Biaya perasinal 3.095.000 Biaya tetap 2.750.000 Bunga Bank 500.000 6.928.833 Pryeksi Laba Rugi Usaha Pendapatan Penjualan tepung tulang Rendemen (KG) satuan harga per kg (RP) Jumlah (RP) jumlah/bulan (RP) 40 kg 25.000 1.000.000 10.000.000 Ttal Pendapatan/bulan 10.000.000 Pengeluaran Biaya Prduksi 3.095.000 Penyusutan 583.833 Biaya Tetap 2.750.000 Bunga Bank Perbulan 500.000 Ttal Pengeluaran 6.928.8 33 Laba Setelah Pajak 3.071.167 244

Gambar 1. Tulang ikan setelah dibersihkan dari ktran, lemak dan daging yang melekat Gambar 2. Tulang ikan setelah pengeringan Gambar 3. Tulang ikan yang telah selesai prses perendaman dalam NaOH Gambar 4. Penepungan tulang ikan Gambar 5. Prduk tepung tulang ikan Spesifikasi Bubuk kalsium tulang ikan mempunyai kadar kalsium 22,6%, rasi kalsium dengan fsfr sebesar 1,87. Mempunyai kadar air 2,33%, kadar abu 92,74%, kadar prtein 0,61%, ukuran 145 nm - 2 µm dan derajat putih 93,72%. 245