BBP4BKP Bubuk Kalsium dari Tulang Ikan Unit Eseln I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Satuan Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Penglahan Prduk dan Biteknlgi Kelautan dan Perikanan Alamat Jl. Petamburan VI, KS. Tubun, Slipi Jakarta Kategri Teknlgi Penglahan Sifat Teknlgi Invasi Masa Pembuatan 2010-2012 Kntak Persn Ir. Murniyati merniyati@gmail.cm Tim Penemu Ir. Murniyati Fera Rswita Dewi, SStPi, MSi Nurhayati, SSi Drs. Tazwir Prf.Dr. Rsmawaty Peranginangin Fera Rswita Dewi ferakca@gmail.cm 239
DESKRIPSI TEKNOLOGI Tujuan penerapan teknlgi ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah hasil perikanan khususnya tulang ikan yang selama ini belum termanfaatkan secara ptimal. Manfaat dari penerapan teknlgi ini adalah untuk memanfaatkan tulang ikan yang masih sering dianggap sebagai limbah, dengan demikian dapat mengurangi dampak lingkungan dari limbah hasil perikanan. Hal ini sangat mendukung knsep zer waste dan blue ecnmy, selain juga dapat menjadi peluang kerja baru bagi masyarakat kelautan dan perikanan Indnesia. Bubuk kalsium tulang ikan dapat ditambahkan pada prduk kering seperti kerupuk, mi, tik-tik ikan, biskuit dan berbagai prduk kering lainnya. Di samping itu dapat digunakan juga pada prduk basah seperti nuget, kaki naga, burger, baks, brwnis dan lainnya. Bubuk kalsium tulang ikan dapat juga dapat digunakan sebagai sumber kalsium pada pakan ternak dan pakan ikan. Pembuatan tepung tulang ikan sudah dilakukan secara tradisinal dengan menggiling tulang ikan yang sudah dikeringkan, tanpa melalui prses ekstraksi. Invasi dari teknlgi ini adalah dilakukannya prses ekstraksi menggunakan NaOH an HCl sehingga dapat diperleh bubuk kalsium tulang ikan yang lebih murni dengan ukuran yang lebih halus, bahkan dapat mencapai ukuran nan, sehingga mudah diserap leh tubuh bila diknsumsi. PENGERTIAN Kalsium: Lgam putih, menyerupai kristal; unsur dengan nmr atm 20, berlambang Ca, dan bbt atm 40,08 RINCIAN DAN APLIKASI TEKNIS Persyaratan Teknis Pembuatan bubuk kalsium dari tulang ikan memerlukan peralatan sebagai berikut : 1. Panci perebus 2. Kmpr 3. Waterbath (dapat dimdifikasi dari drum bekas, minimal mampu digunakan untuk merendam pada suhu 100 C) 4. Kertas saring Whatman ukuran 41 atau 42 dan kertas ph yang dapat diperleh di tk bahan kimia 240
5. Grinder, dishmill atau hammer mill untuk menggiling tulang menjadi partikel ukuran kecil/bubuk 6. Oven/alat pengering mekanis yang minimal mampu mencapai suhu 50 C 7. Saringan bertingkat dengan ukuran 100 mesh, 200 mesh, dan 500 mesh Di samping itu diperlukan bahan-bahan sebagai berikut: 1. Tulang ikan (dapat berasal dari semua jenis ikan, merupakan limbah dari penglahan fillet atau penglahan ikan lain) 2. NaOH (teknis) 3. HCl (teknis) Rincian teknlgi 1. Pembersihan tulang ikan dari ktran atau sisa daging yang melekat dilakukan dengan pencucian dan penyiangan. Tulang pada bagian kepala dan ekr ikan dibuang. 2. Tulang ikan kemudian direbus dalam wadah perebusan atau panci aluminium selama 30 menit pada suhu sekitar 1.000 C. Prses pemasakan atau perebusan dilakukan untuk mempermudah pembersihan tulang dari daging, lemak dan darah yang menempel ada tulang. Untuk mendapatkan tulang ikan yang bersih dan hasil akhir dengan nilai derajat putih yang tinggi, perebusan dapat dilakukan berulang-ulang. 3. Tulang ikan yang telah direbus ditiriskan di para-para atau tampah kemudian didinginkan. Untuk mempercepat prses pendinginan dapat digunakan kipas angin atau diangin-anginkan di udara luar. 4. Sisa daging yang masih menempel dibersihkan menggunakan sikat dan dicuci kembali hingga bersih. 5. Setelah bersih, tulang dikeringkan di bawah sinar matahari hingga kering (sekitar 1 hari) menggunakan para-para atau tampah sebagai wadah tulang ikan. 6. Tulang ikan yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan menggunakan alat penepung, dishmill atau hammer mill. 7. Tahapan selanjutnya adalah prses ekstraksi tepung tulang ikan yang dilakukan pada suhu 100 C dalam waterbath menggunakan larutan NaOH (knsentrasi 4%) selama 1 jam dengan perbandingan antara tepung dan larutan NaOH 1 : 2. 8. Untuk memisahkan filtrat dan residunya, dilakukan 2 kali penyaringan. Penyaringan pertama dilakukan menggunakan kain blacu dan penyaringan kedua dilakukan dengan menggunakan kertas saring whatman. Tujuan dari penyaringan 2 tahap ini adalah untuk mendapatkan residu yang lebih banyak sekaligus meminimalkan biaya. Jika menggunakan kertas saring whatman saja untuk penyaringan makan biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak dibanding penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain blacu, tetapi bila hanya menggunakan kain blacu saja, hasilnya tidak sebagus jika penyaringan dilakukan dengan menggunakan kertas saring whatman karena pri-pri kain blacu lebih besar dari pri-pri kertas saring whatman. 9. Pencucian ulang kemudian dilakukan dengan akuades agar residu mempunyai ph yang mendekati netral (ph 7). Pengecekan ph dapat menggunakan kertas ph. 241
10. Residu yang sudah netral kemudian dihidrlisis dengan cara merendamnya dalam HCl 3,6% dengan perbandingan 1 : 3 selama 24 jam, selanjutnya residu berikut HCl tersebut dimasukkan ke dalam waterbath untuk dipanaskan pada suhu 100 C selama 1 jam. 11. Setelah diekstraksi, dilakukan penyaringan dengan cara yang sama dengan penyaringan sebelum pencucian pada prses ekstraksi pertama. 12. Pencucian ulang hingga ph netral dilakukan menggunakan akudes seperti pada penetralan sebelumnya. 13. Pengeringan residu dilakukan menggunakan ven pada suhu 50 C selama 24 jam atau hingga kadar air residu maksimal 3%. 14. Residu yang telah kering digiling kembali untuk menyeragamkan ukuran. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan alat penepung/hammer mill/dishmill. 15. Tepung yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan saringan bertingkat 100 mesh, 200 mesh dan 500 mesh. Penyaringan bertingkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan bubuk kalsium dengan ukuran yang berbeda-beda. Pembedaan kelmpk ini berguna untuk menentukan segmen pasar karena setiap segmen mempunyai harga yang berbeda. Kalsium dengan ukuran yang lebih kecil dapat dijual untuk segmen pasar yang dengan nilai jual lebih tinggi dibandingkan kalsium dengan ukuran lebih besar. 16. Pengemasan dilakukan untuk mencegah kalsium ditumbuhi jamur akibat kelembaban (RH) yang tinggi di udara sekitar. Pengemasan dapat menggunakan plastik atau btl. Ukuran kemasan dan bbt kalsium pada kemasan ditentukan leh pengusaha berdasarkan segmen dan permintaan pasar. Pasar ptensial adalah industri makanan kecil dan pakan ternak/ikan. 17. Kalsium dapat digunakan pada makanan kecil/snack kering dengan takaran tidak lebih dari 2% dari ttal adnan. Penambahan kalsium dari tulang ikan ini dapat dilakukan pada prses pencapuran bahan makanan (pengadnan). KEUNGGULAN TEKNOLOGI Selain meningkatkan nilai tambah, teknlgi ini dapat mengurangi masalah pencemaran lingkungan leh limbah perikanan. Bubuk kalsium tulang ikan mengandung kalsium yang lebih murni dan ukuran bubuk yang lebih kecil dibandingkan tepung ikan yang dibuat secara tradisinal, karena menggunakan prses ekstraksi dengan NaOH dan HCl. Dengan demikian diharapkan kalsium akan dapat diserap dengan lebih baik leh tubuh. Mudah disubtitusikan pada prduk makanan lahan karena berbentuk tepung dan tidak berbau amis. Mempunyai pangsa pasar pada industri pakan sebagai sumber mineral dalam frmulasi pakan. WAKTU DAN LOKASI REKOMENDASI Penelitian dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Penglahan Prduk dan Biteknlgi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP) Jakarta pada tahun 2010 2012, diteruskan dengan kaji terap penggunaan bubuk kalsium tulang ikan pada berbagai jenis makanan misalnya tik-tik, kerupuk, kue, rti, brwnis dan lain-lain makanan camilan. Kaji terap dilakukan di 242
Tulungagung, Kupang (Nusa tenggara Timur), Tegal, Samarinda, Pemangkat dan Kayng Utara (Kalimantan Barat). Teknlgi ini direkmendasikan untuk daerah yang banyak terdapat unit penglah ikan baik skala UKM maupun industri yang pada prses prduksinya menghasilkan hasil samping tulang ikan. KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF Teknlgi ini tidak akan berdampak negatif pada lingkungan bila dilengkapi dengan instalasi penglahan limbah (IPAL), karena menggunakan bahan kimia pada prsesnya. TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI Kmpnen yang digunakan dalam teknlgi ini seluruhnya menggunakan material prduksi dalam negeri. N Uraian Satuan Jumlah 1 Tulang ikan (ekstraksi setiap 3 hari sekali) Harga satuan Jumlah Jumlah/ bulan Kg 50 1.000 50.000 500.000 2 NaOH (teknis) Kg 5 15.000 75.000 750.000 3 HCl (teknis) liter 2 15.000 30.000 300.000 4 Gas tabung 0,3 15.000 4.500 45.000 5 Pengemas Kg 10 15.000 150.000 1.500.000 JUMLAH 309.500 3.095.000 Biaya tetap 1 Tenaga Kerja Orang 4 25.000 100.000 2.500.000 2 Listrik Paket 1 150.000 150.000 150.000 3 Air Paket 1 100.000 100.000 100.000 JUMLAH 350.000 2.750.000 Mdal Usaha = Biaya Investasi + Biaya Opresinal + Biaya Tetap Biaya Investasi 96.530.000 Biaya Operasinal 3.095.000 Biaya Tetap 2.750.000 102.375.000 0 Tabel 1. Rincian Biaya perasinal Ekstraksi tulang ikan KELAYAKAN FINANSIAL DAN ANALISIS USAHA Diasumsikan bahwa mdal usaha Rp 50.000.000 merupakan pinjaman Bank yang diberikan melalui KUMK dengan Bunga 12% per tahun, maka pinjaman yang diajukan ke bank maka perhitungannya dapat dilihat pada tabel di halaman berikut: 243
(RP) Mdal 97.0 39.500 Pinjaman 50.000.000 Bunga Bank Pertahun 12 % Pinjaman 50.000.000 Bunga 12%/tahun 6.000.000 Bunga perbulan 500.000 Pengeluaran Penyusutan 583.83 Pertimbangan Usaha Pertimbangan usaha dihitung berdasarkan BEP = Biaya tetap/1-biaya tidak tetap/hasil penjualan Biaya tetap 2.750.000 Variable Cst 3.095.000 Hasil Penjualan 10.000.000 Biaya perasinal/hasil Penjualan 0, 309 Penyebut 0,691 BEP 3.982.621,29 Biaya perasinal 3.095.000 Biaya tetap 2.750.000 Bunga Bank 500.000 6.928.833 Pryeksi Laba Rugi Usaha Pendapatan Penjualan tepung tulang Rendemen (KG) satuan harga per kg (RP) Jumlah (RP) jumlah/bulan (RP) 40 kg 25.000 1.000.000 10.000.000 Ttal Pendapatan/bulan 10.000.000 Pengeluaran Biaya Prduksi 3.095.000 Penyusutan 583.833 Biaya Tetap 2.750.000 Bunga Bank Perbulan 500.000 Ttal Pengeluaran 6.928.8 33 Laba Setelah Pajak 3.071.167 244
Gambar 1. Tulang ikan setelah dibersihkan dari ktran, lemak dan daging yang melekat Gambar 2. Tulang ikan setelah pengeringan Gambar 3. Tulang ikan yang telah selesai prses perendaman dalam NaOH Gambar 4. Penepungan tulang ikan Gambar 5. Prduk tepung tulang ikan Spesifikasi Bubuk kalsium tulang ikan mempunyai kadar kalsium 22,6%, rasi kalsium dengan fsfr sebesar 1,87. Mempunyai kadar air 2,33%, kadar abu 92,74%, kadar prtein 0,61%, ukuran 145 nm - 2 µm dan derajat putih 93,72%. 245