BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Kewarganegaraan. dalam melaksanakan tugas pokok dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yang artinya sektor

SOSIALISASI RUU BHP : TELAAH SINGKAT RANCANGAN UNDANG-UNDANG BALAI HARTA PENINGGALAN (RUU BHP)

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mencegah permasalahan mengenai harta warisan tersebut, hukum

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BALAI HARTA PENINGGALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL DAN PERKEMBANGAN HUKUM BALAI HARTA PENINGGALAN.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara yang didasarkan kepada aturan hukum untuk menjamin. pemerintah Belanda pada masa penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

METODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut lalu lintas hukum. Misalnya kantor pertanahan dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Mewaris adalah menggantikan hak dan kewajiban seseorang yang

Dalam praktek hukum istilah ini acap kali digunakan, tetapi dalam berbagai konteks pengertian, sbb. : mengalami suasana kejiwaan tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Belanda, meskipun saat ini penggolongan penduduk telah dihapus semenjak adanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan

III. METODE PENELITIAN. mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

PERAN JASA NOTARIS DALAM PENYELESAIAN WARISAN. Oleh: H. Syahril Sofyan Direktur Sekolah Pascasarjana UNPAB

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

PENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu harta yang mempunyai sifat permanent dan dapat. dicadangkan untuk kehidupan pada masa datang.

BAB II PEMBAHASAN. a. PENGATURAN BALAI HARTA PENINGGALAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam perkembangan dunia yang semakin. pesat membutuhkan suatu hukum guna menjamin kepastian dan memberi

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. rasional dan matematis baik kondisi ekonomi, kelayakan pengetahuan

III. METODE PENELITIAN

(Reglement op het Notarisambt in Indonesie) Ordonansi tgl. 11 Januari 1860 Stb. 1860/3

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

METODE PENELITIAN. normatif empiris, yuridis normatif (library reseach) adalah pendekatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

B A B I P E N D A H U L U A N. Sebagaimana prinsip hukum perdata barat di dalam KUH Perdata tersebut, telah

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR ATAS JAMINAN SERTIFIKAT HAK GUNA BANGUNAN YANG BERDIRI DI ATAS HAK PENGELOLAAN

BAB III ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM JUAL BELI PASAL 1493 KUH PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

1. Perbedaan PIH dan PHI 2. Hukum dalam masyarakat 3. Pengetian dasar sistem hukum 4. Sumber Hukum 5. Klasifikasi/Pembedaan Hukum 6.

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

METODE PENELITIAN. dengan seksama dan lengkap, terhadap semua bukti-bukti yang dapat diperoleh

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB II PENGATURAN PENERBITAN AKTA KEMATIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN D. Pengertian Akta Kematian dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Dalam analisa penelitian ini, penulis memilih jenis penelitian normatif, 47 yaitu

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 73

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

D A F T A R R E F E R E N S I

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB IV PENUTUP. 1. Pendapat hakim Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu mengenai hubungan

B A B V P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hukum guna menjamin adanya penegakan hukum. Bantuan hukum itu bersifat

DAFTAR PUSTAKA. Budiarjo, Miiriam, Dasar dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, 2008, Jakarta, Gramedia

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. Analisa yuridis..., Yayan Hernayanto, FH UI, Universitas Indonesia

BAB V PENUTUP. dapat menyimpulkan jawaban dari permasalahan sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, Baharuddin, 2008, Hukum Perkawinan di Indonesia, Studi Historis Metodologi, Syari ah Press, Jambi.

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah adalah proses analisa yang meliputi metode-metode penelitian untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan melakukan barter, yaitu menukarkan barang yang. usaha dibagi menjadi 4 bentuk, yaitu : Perusahaan Perorangan (sole

METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah yuridis empiris. Yuridis empiris merupakan cara penelitian

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DANA BANTUAN HUKUM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

III. METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Yuridis Normatif (library Research)

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ekonomi tersebut. Modal yang dimiliki oleh para pengusaha

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 22

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia saat ini masih terdapat beraneka sistem hukum

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Pendapat Umum, yang dimaksud dengan Hukum adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasar, antara lain bersifat mengatur dan tidak ada unsur paksaan. Namun untuk

BAB I PENDAHULUAN. sayang keluarga, tukar pikiran dan tempat untuk memiliki harta kekayaan. 3 apa yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

METODE PENELITIAN. menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemerintah. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

Hukum Perdata. Rahmad Hendra

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif-empiris. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga yang diberi nama Westen Boedelkamer atau Balai Harta Peninggalan berdiri pada tanggal 1 Oktober 1624 yang berkedudukan di Jakarta. Lembaga Balai Harta Peninggalan (BHP) berdasarkan Ordonansi 1872 hanya berlaku terhadap golongan penduduk Eropah, Timur Asing China, Timur Asing Bukan China, dan lain-lain dan tidak diberlakukan terhadap golongan pribumi. Pada kenyataannya BHP tidak saja dipergunakan oleh golongan penduduk tertentu (Eropah, Timur Asing China, Timur Asing Bukan China, dan lain-lain), tetapi juga dipergunakan oleh warga negara secara umum (termasuk golongan pribumi). Lahirnya sejumlah perundang-undangan setelah Indonesia merdeka, antara lain: Undang-undang Perlindungan Anak, Undang-undang Kepailitan, Undang-undang Kewarganegaraan. dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BHP didukung oleh peraturan-peraturan yang ada serta kebijaksanaan pemerintah berupa Surat Keputusan Menteri, Instruksi Menteri dan Surat-surat Edaran yang ada dikeluarkan oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Tugas BHP sebenarnya masih diperuntukan bagi golongan eropa yang dipersamakan karena pendirian Balai Harta Peninggalan masih dilandasi dengan peraturan warisan kolonial seperti dilandasi pada peraturan instructie voor de weeskamers in Indonesie (ordonnatie van 5 october 1872, stb. 1872 No.166). hukum perdata di Indonesia pada dasarnya bersumber kepada Staatsblaad nomor 23 tahun 1847 tentang burgerlijk wetboek voor Indonesie atau biasa disebut KUH

2 Perdata atau BW. BW/KUH Perdata sebenarnya merupakan suatu aturan hukum yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda yang ditujukan bagi kaum golongan warganegara bukan asli yaitu dari Eropa, Thionghoa, dan juga timur asing. Namun demikian berdasarkan berdasarkan pada pasal 2 aturan peralihan Undang- Undang Dasar 1945, seluruh peraturan yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda berlaku bagi warga negara Indonesia sesuai dengan asas konkordansi. Pada Tahun 1980 terbitlah Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01.PR.07.0-80 tahun 1980 tentang organisasi dan tata kerja Balai Harta Peninggalan. Dalam peraturan ini Balai Harta Peninggalan mempunyai tugas untuk melakukan pengurusuan terhadap : 1. Golongan Eropa 2. Golongan Thionghoa 3. Orang Indonesia asli dan orang timur asing Dalam peraturan ini masih bersifat diskriminatif karena secara umum dasar hukum pelaksanaan tugas Balai Harta Peninggalan pada peraturan ini adalah sebagai berikut: - KUH Perdata; - Ordonansi Daftar Pusat Wasiat, L.N. 1920 No. 305 jo. 1921 No. 568; - Instruksi untuk balai, L.N. 1872 No.166; Balai Harta Peninggalan seharusnya tidak hanya berlaku kepada golongan eropa atau yang dipersamakan, golongan timur asing dan golongan timur asing

3 bukan china saja, tetapi juga diberlakukan kepada seluruh warga negara Indonesia. 1 Tugas dan fungsi Balai Harta Peninggalan dalam ketentuan lama lebih ditujukan bagi golongan Eropa dan Timur Asing, dapat dikatakan mempunyai peran dan cakupan yang cukup luas,namun eksistensinya dirasakan belum cukup kuat. Hal ini bisa terjadi karena perannya atau tugas dan fungsinya kurang disosialisasikan, dan landasan hukum pengaturan tugas dan fungsi Balai Harta Peninggalan sangat tertinggal dan kurang memadai. Peristiwa hukum yang terkait dengan tugas dan fungsi Balai harta Peninggalan dapat terjadi tidak hanya pada Warga Negara Indonesia keturunan Eropa atau Timur Asing,tetapi dapat terjadi bagi seluruh Warga Negara Indonesia, dan peristiwa-peristiwa hukum demikian akan tetap ada sepanjang aturan hukum masih berlaku. Dalam KUHPerdata misalnya pengaturan Dari ketentuan Pasal 463 KUHPerdata tersebut, mengenai peristiwa hukum tidak mengenal klasifikasi penggolongan warga negara, hal ini dapat dilihat pada ketentuan Pasal 463 KUHPerdata (BW) mengandung arti tidak adanya penggolongan warga negara, dan hal ini dapat berlaku untuk setiap atau seluruh warga negara Indonesia. Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut diatas, maka perlu dilakukan sosialisasi tugas pokok dan fungsi Balai Harta Peninggalan, serta melakukan pembaharuan landasan hukum pengaturan tugas dan fungsi Balai Harta Peninggalan untuk menuju ke arah unifikasi dan modernisasi hukum sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kesadaran hukum masyarakat, dengan membentuk suatu Undang-Undang Tentang Balai Harta Peninggalan. 1 Muklis Adlin, op, hal 8

4 Namun seiring dengan perkembangan jaman banyak peraturan-peraturan yang mengatur tentang tugas dan fungsi Balai Harta Peninggalan. Sejumlah peraturan ini antara lain yaitu: 1. Undang-Undang Pelindungan Anak 2. Undang-Undang kepailitan Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 Lembaga Balai Harta Peninggalan masih tetap dibutuhkan walaupun hanya sebagaian kecil warga negara Indonesia. Jika mengacu pada KUH Perdata tentang fungsi dan tugas Balai Harta Peninggalan baik perwalian, pengampuan, ketidakhadiran, harta peninggalan yang tidak ada kuasanya dan Undang-Undang kepailitan, fungsi dan tugas BHP bukan hanya untuk sebagaian kecil golongan warga negara. Selanjutnya saat ini Indonesia sedang menyusun Rancangan Undang-Undang Balai Harta Peninggalan sehingga perlu melihat konsep-konsep pengembangan Balai Harta Peninggalan dimasa depan yang kemudian dapat terpenuhinya layanan hukum sesuai kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu tidak berlebihan jika pemerintah membuat RUU BHP menjadi hukum nasional dan menyatakan bahwa ruang lingkup pemeberlakuan BHP itu kepada seluruh warga negara Indonesia tanpa membedakan golongan penduduk. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan antara lain sebagai berikut : 1. Apakah RUU Balai Harta Peninggalan diperlukan?

5 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan berbagai tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah masyarakat memerlukan Balai Harta Peninggalan dalam pelayan hukum yang diketahui mempunyai fungsi yang sangat minim. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang berjudul Perkembangan Lembaga Balai Harta Peninggalan, diharapkan akan memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis A. Memberikan sumbangan pemikiran pada ilmu pengetahuan hukum, yaitu dalam bidang hukum keperdataan. B. Sebagai salah satu bahan referensi bagi kalangan praktisi hukum sebagai bahan kajian dan perbandingan. 2. Manfaat praktis A. Secara prakteknya sangat bermanfaat untuk membantu bagi semua pihak yang melakukan pengurusan di Lembaga Balai Harta Peninggalan menjadi lebih efektif.

6 1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini merupakan Penelitian yuridis empiris, yaitu penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normatif secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat. 2 Penggunaan Penelitian yuridi empiris digunakan untuk menggambarkan relevansi perkembangan Lembaga Balai Harta Peninggalan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Socio-Legal research, yaitu penelitian hukum yang menitikberatkan perilaku individu atau masyarakat dalam kaitannya dengan hukum. 3 1.5.2 Metode Pengumpulan data A. Studi Pustaka Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. 4 B. Wawancara Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data primer. data primer adalah data yang diperoleh langsung dari 2 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hlm. 134 3 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, cetakan ke-9, Kencana, Jakarta, 2014, hlm. 128 4 M. Nazir, Metode Penelitian, cetakan ke-5, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hlm. 27

7 masyarakat atau instansi pemerintah terkait melalui observasi/pengamatan, interview/wawancara, questionere/angket. 5 Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari para responden dan narasumber tentang obyek yang akan diteliti melalui wawancara atau tanya jawab. Wawancara akan dilakukan pada: 1.5.3 Unit amatan 1. Kantor Lembaga Balai Harta Peninggalan Kota Semarang a. Rancangan Undang-Undang Balai Harta Peninggalan b. Undang-Undang perlindungan anak c. Undang-Undang kewarganegaraan d. Undang-Undang HAM 5 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hlm. 44