BAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI RPJMD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar Tahun

PENDAHULUAN Latar Belakang

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

1.1. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat 2008

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN Jakarta, 7 Desember 2016

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

BAB 5 RTRW KABUPATEN

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 19

KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

RENCANA TATA RUANG WI LAYAH KABUPATEN MAGELANG

DAFTAR ISI PENGANTAR

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

BAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan

Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (2010) Rp (juta) target. target

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

INDIKASI PROGRAM UTAMA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

1.1 TUJUAN PENULISAN LAPORAN

BAB III LINGKUP KEGIATAN, METODE DAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Transkripsi:

BAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI RPJMD 4.1.Perumusan Mitigasi, Adaptasi dan Alternatif 4.1.1. Program Program yang Dirumuskan Pada umumnya program-programpada RPJMD Provinsi Jawa Barat memiliki nilai manfaat yang besar dan akanmenghasilkan dampak positif. Namun demikian beberapa program selain akan berdampak positif juga akan berdampak negative, yang disebabkan oleh beberapa factor, yaitu: 1) Tekanan beban lingkungan yang sangat tinggi dan kurang terdistribusi secara geografis 2) Daya dukung lahan terbatas dan banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian 3) Daya dukung sumber daya air selama musim kemarau sangat rendah, sehingga status mutu air menurun karena beban pencemaran tinggi. 4) Bencana genangan banjir dan sedimentasi banyak terjadi akibat kerusakan lingkungan di hulu DAS dan menyusutnya daya dukung lahan retensi dan penyerap genangan banjir tersebut. 5) Sinkronisasi dan sinergitas antar beberapa program pembangunan masih perlu ditingkatkan Beberapa program pembangunan yang memerlukan mitigasi/adaptasi/ dan atau alternative adalah sebagai berikut: 1) Program Penataan Ruang 2) Program Pengelolaan Kawasan Lindung 3) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 4) Program Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut 5) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya; Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 1

6) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya 7) Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai 8) Program Pengembangan Panas Bumi dan Migas (Geothermal) 9) Program Pengembangan Lingkungan Sehat 10) Program Pengembangan Perumahan 11) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman 12) Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian 13) Program Peningkatan Produksi Pertanian 14) Program Pengembangan Budidaya Perikanan 15) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 16) Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 17) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 18) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan (Bandara dan Pelabuhan) 4.1.2. Pengendalian Dampak Kerusakan Lingkungan Kerusakan lahan terjadi karena penataan ruang yang kurang tepat, alih fungsi lahan dan pengelolaan lahan yang tidak ramah lingkungan. Pencegahan kerusakan lahan dapat dilaksanakan sejak tahap penataan ruang dan pada saat pelaksanaan program pembangunan. Beberapa program pada RPJMD Provinsi Jawa Barat memiliki nilai manfaat yang besar dan bila dievaluasi dengan issue sumber daya alam dan lingkungan hidup menghasilkan dampak positif. Namun demikian agar programprogram tersebut akan berhasil guna secara optimal dan tidak akan menimbulkan risiko kerusakan lingkungan, maka memerlukan pengendalian melalui sinkronisasi dan sinergitas antar program dan antar kelembagaan, serta antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. Keloimpok program tersebut adalah sebagai berikut: Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 2

A. Penataan Ruang Wilayah: Penetapan luas kawasan lindung pada RTRW tahun 2009-2029 yang diatur dalam Perda Provinsi Jawa Barat No.22 tahun 2009 memerlukan kordinasi agarterdapatsinkronisasi dengan RTRW kabupaten dan kota di Jawa Barat. Sinkronisasi Program PEMDA Provinsidengan PEMDA Kabupaten dan Kota diperlukan agar dapat ditinjau kembali target, lokasi dan implementasi program berikut: 1) Program Pengelolaan Kawasan Lindungdengan target peningkatan luas dan fungsi kawasan lindung 45% 2) Program Penataan Ruang dengan target antara lain ketersediaan RDTR Kabupaten dan Kota Penataan ruang yang kurang sesuai dengan daya dukung lingkungan akan berisiko kerusakan lingkungan sumber daya lahan dan sumber daya air. B. Kehutanan:Konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan berdampak positif terhadap lingkungan hidup. Namun program produksi hasil hutan pada hutan rakyat memerlukan penertiban, karena sebagian alih fungsi menjadi lahan holtikultur yang merusak lahan. Rehabilitasi hutan yang rusak diperlukan selain di daerah hulu dalam daerah aliran sungai, akan tetapi juga di daerah pesisir yang terpadat hutan mangrove. Program pada RPJMD mengidentifikasi kerusakan hutan mangrove hanya 15.000 Ha, dan yang akan direhabilitasi hanya 5000 Ha.Data terakhir menunjukkan yang rusak dan perlu direhabilitasi adalah 30.000 Ha., sehingga Program ini masih menyisakan kerusakan mangrove 25.000 Ha. 1) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan target rehabilitasi lahan kritis 2) Program Produksi Hasil Hutan pada hutan negara dan hutan rakyat 3) Program Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut dengan target 15.000 Ha hutan mangrove yang rusak C. Pertanian dan Pengairan:Pembukaan lahan pertanian 100.000 Ha memerlukan sinkronisasi dengan pembangunan waduk, situ dan saluran irigasi. Selain itu perlu ditetapkan lokasinya, apakah lahan pertanian tersebut Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 3

hasil peningkatan lahan pertanian dari sawah non irigasi menjadi sawah irigasi, ataukah pembukaan lahan baru. Bila pembukaan lahan baru perlu pengendalian agar tidak terjadi kerusakan lahan terutama di daerah lereng bukit atau pegunungan. Sinergitas diperlukan antar dinas sektoral agar dapat disusun kesepakatan prioritas, lokasi dan jadwal pelaksanaannya untuk program-program berikut: 1) Program Permberdayaan Sumber Daya Pertaniandengan target pembukaan luas lahan sawah baru 100.000Ha. 2) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya dengan target penanganan sumber air berupa260 situ dan waduk, 150 mata air dan 300 titik sungai 3) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya dengan target pembangunan 13 Waduk Strategis 4) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya dengan target terbangunnya Daerah Irigasi Strategis (DIS) 5) Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan target produksi hasil peternakan berupa daging, telur dan susu perlu dijabarkan dalam bentuk luas lahan peternakan rakyat dan lokasinya serta dukungan air baku peternakan. 4.1.3. Pengendalian Dampak Pencemaran Lingkungan A. Pengendalian Pencemaran Lingkungan: Pencapaian status mutu air cemar sedanguntuk air sungai dan waduk memerlukan prioritas upaya pengendalian pencemaran air dari sumber limbahnya, yaitu limbah penduduk, limbah industri, limbah peternakan dan limbah perikanan. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidupagar mencapai kualitas air cemar sedang memerlukan penguatan, yaitu : 1) Pembangunan IPAL perkotaan bagi air limbah penduduk Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 4

2) Persyaratan IPAL industri selain berdasarkan Baku Mutu Air Limbah (BMAL) juga berdasarkan daya tamping beban pencemaran air (DTBPA) 3) Penyediaan sarana IPAL peternakan, terutama pada lokasi-lokasi program pengembangan produk peternakan. B. Permukiman:Pengembangan permukiman yang sehat memerlukan juga pengembanganair baku dan sanitasi lingkungan.program permukiman memerlukan penyediaan air baku, yang sangat erat kaitannya dengan program pengairan.program pengembangan perumahanperludisertaidengan pembangunan sarana IPAL komunal, agar terjamin pengendalian pencemaran air limbah. Program persampahan memerlukan prioritas pembangunan TPA di setiap kabupaten kota dan TPS disetiap kecamatan. Pengembangan TPA dan TPA regional memerlukan IPAL leachate sampah agar tidak menyebabkan pencemaran air. 1) Program Pengembangan Lingkungan Sehat 2) Program Pengembangan Perumahan, memerlukan pembangunan septic tank komunal 3) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (air minum, drainase, persampahan dan persampahan regional): TPA sampah memerlukan pembangunan IPAL leachate sampah. C. Industri::Pengembangan indudtri baru dan pembukaan kawasan industri perlu memperhatikan keterbatasan daya dukung lingkungan dan keterbatasan lahan pertanian yang saat ini luasnya terus menyususut. Lahan yang ada lebih diprioritaskan untuk pengembangan industri kecil dan menengah. Namun berbagai jenis industri kecil dan menengak banyak menyebabkan pencemaran air. Oleh karena itu program ini perlu penguatan dengan pengelompokkan industri sejenis dan penyediaan sarana IPAL komunal industri UKM. 1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, memerlukan penambahan pembangunan sarana IPAL komunal Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 5

2) Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri perlu memprioritaskan industri yang menimbulkan beban pencemaran berat, antara lain industri pencelupan tekstil dan industri kertas. D. Pertanian, Peternakan dan Perikanan:Pengembangan budidaya pertanian dan peningkatan produktivitasnya perlu disertai pengendalian penggunaan pupuk dan pestisida agar tidak menyebabkan pencemaran air, mengingat sumber daya air banyak yang digunakan sebagai air baku penduduk. Pengembangan dan intensifikasi peternakan dan produk peternakan juga perludisertai dengan upaya pengendalian limbahnya. Lokasi peternakan di hulu sungai banyak menyebabkan pencemaran air sehingga tidak sesuai untuk air baku penduduk. Pengembangan budidaya perikanan pada badan air waduk perlu dikaji ulang, karenajumlah keramba jarring apung (KJA) yang ada di waduk-waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur pada saat ini jauh melebihi daya dukung waduk tersebut. Kondisi tersebut menyebabkan pencemaran air dan akumulasi limbah pakan ikan yang dapat menggangu fungsi sarana bendungan dan pembangkit listrik PLTA. 1) Program Peternakan perlu dilengkapi atau disempurnakan untuk mencegah pencemaran air, sehingga harus disertai dengan program pembuatan kompos dan biogas 2) Program Pengembangan Budidaya Perikanan.perlu dikaji ulang. Program ini lebih tepat dikembangkan untuk perikanan budidaya di kolam dan di tambak E. Perhubungan dan Transportasi:Program pembangunan jalan dan bandara udara menyebabkan alih fungsi lahan pefrtanian, sehingga memerlukan lahan pengganti non produktif untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif. Pembangunansarana transportasi jalan dan bandara memberikan dampak ekonomi positif, namun juga dampak negative mengurangi luas lahan pertanian. Selain itu pembukaan jalur transportasi akan menimbulkan peningkatan arus lalu lintas dan berdampak pada pencemaran udara dan juga Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 6

peningkatan emisi gas rumah kaca. Program ini perlu disertai dengan jalur hijau sepanjang kanan-kiri jalur jalan dan disekitar bandara.. 1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 2) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan yaitu bandara udara F. Energi :Program Pengembangan Energi Geothermal berdampak negative pada kawasan hutan sehingga memerlukanantisipasi pencegahan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu memerlukan kordinasi dengan Program Pengelolaan Kawasan Lindung danprogram Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Alih fungsi lahan hutan memerlukan penggantian areal hutan pada lokasi lain. Limbah panas juga perlu dikendalikan apabila akan dibuang ke lingkungan akuatik. Selain itu terdapat potensi kandungan merkuri dalam uap panas geothermal. Program ini perlu disertai pengendalian dampak lingkungan sesuai kondidi setempat. 4.1.4. Pengendalian Bencana Alam A. Pengendalian Bencana Banjir: Dampak kerusakan lingkungan yang berakibat terjadinya bencana banjir belum dapat diatasi secara maksimal. Perlu penguatan program-program yang terkait dengan masalah banjir. Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai hendaknya juga mencakup pengendalian genangan banjir pada lahan pertanian dan permukiman akibat terputusnya aliran air permukaan (surface run off) oleh pembangunan jalan sebagai sarana transportasi. Penyebabnya antara lain gorong-gorong yang dibangun tidak mencukupi debit aliran air. Oleh karena itu perencanaan dan pembangunan jalan memerlukan kordinasi dengan instansi-instansi yang terkait. B. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim: Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim sesuai untuk pengendalian pencemaran udara dan pengendalian dampah gas rumah kaca terhadap perubahan iklim.. Program ini memerlukan perencanaan yang l tepat guna, yaitu sasaran dan target Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 7

sumber pengendalian emisi pencemaran ke udara pada berbagai sektor, yaitu 1) Transportasi, industri dan PLTU yang menyebabkan emisi gas rumah kaca (GRK) dari hasi pembakaran bahan bakar MIGAS dan batu bara 2) Permukiman yang menyebabkan emisi GRK dari sampah organik 3) Pertanian yang menimbulkan GRK dari jerami sisa panen sawah 4) Peternakan. Yang menimbulkan GRK dari limbah padat dan cair. 4.2. Rekomendasi Bebarapa program memerlukan penguatan atau penajaman dan terdapat juga program yang memerlukan alternative. Program-program tersebut adalah sebagai berikut: 1) Program Penataan Ruang memerlukan kordinasi antar sektor dan antar pemerintah daerah agar penataan ruang memperhatikan daya dukung sumber daya lahan dan sumber daya air. Banyak terjadi dampak negative karena RTRW belum sepenuhnya memperhatikan daya dukung lingkungan. 2) Program Pengelolaan EkosistemPesisir dan Laut mengidentifikasikan kerusakan hutan mangrove 15.000 Ha, dan yang akan direhabilitasi hanya 5000 Ha. Data terakhir menunjukkan hutan mangrove dengan fungsi hutan lindung telah rusak dan beralih fungsi seluas 30.000 Ha., sehingga Program ini masih akan menyisakan kerusakan mangrove Oleh karena itu target program ini perlu ditingkatkan lagi. 25.000 Ha. 3) Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Program Pengembangan Perumahanperlu disertai dengan pembangunan sarana IPAL komunal, agar terjamin pengendalian pencemaran air limbah. Program persampahan memerlukan prioritas pembangunan TPA di setiap kabupaten kota dan TPS di setiap kecamatan. Pengembangan TPA dan TPA regional memerlukan IPAL leachate sampah agar tidak menyebabkan pencemaran air.. 4) Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian dan Program Peningkatan Produksi Pertanian memerlukan dukungan penyediaan air Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 8

irigasi, sehinggapada tahap perencanaan,pembangunandan pengoperasian memerlukan sinkronisasi dan sinergitas dengan. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi. Pembukaan lahan pertanian 100.000 Ha memerlukan sinkronisasi dengan pembangunan waduk, situ dan saluran irigasi. Selain itu perlu ditetapkan lokasinya, apakah lahan pertanian tersebut hasil peningkatan lahan pertanian dari sawah non irigasi menjadi sawah irigasi, ataukah pembukaan lahan baru. Bila pembukaan lahan baru perlu pengendalian agar tidak terjadi kerusakan lahan terutama di daerah lereng bukit atau pegunungan. 5) Program Peternakan perlu dilengkapi atau disempurnakan untuk mencegah pencemaran air. Perlu penyediaan lahan peternakan agar tidak berada dan tersebar di wilayah perumahan warga, yang berakibat merusak sanitasi lingkungan. Mengingat beban pencemaran limbah peternakan tergolong tinggi, maka harus disertai juga dengan pembangunan instalasi pembuatan kompos dan biogas. 6) Program Pengembangan Budidaya Perikananpada badan air waduk tidak dapat dikembangkan karena beban pencemarannya jauh melebihi daya tampung beban pencemaran waduk tersebut. Lokasi program dapat diarahhkan pada budi daya kolam dan budi daya tambak. 7) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dan Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industriharus menentukan lokasi industriatau kawasan industri yang sesuai dengan daya dukung lingkungan dan daya tampung beban pencemarannya. 8) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan dan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan (bandara dan pelabuhan) menyebabkan alih fungsi lahan pertanian dan lahan hutan mangrove, serta pada beberapa ruas jalan berpotensi menghambat aliran air yang menyebabkan genangan banjir. Program pembangunan jalan dan bandara perlu dilengkapi pembangunan jalur hijau untuk menyerap bahan pencemar, dan emisi gas rumah kaca yang berpotensi terhadap terjadinya perubahan iklim. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 9

9) Program Pengembangan Energi Geothermalumumnya berada pada kawasan hutan dan berpotensi membuang limbah panas dan zat pencemar yang dapat berdampak negative terhadap lingkungan. Program ini perlu diperkuat dengan upaya pengendalian dampak lingkungan. 10) Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim memerlukan perencanaan yang lebih tepat guna, yaitu sasaran dan target sumber pengendalian emisi pencemaran ke udara pada berbagai sektor, yaitu transportasi, industri, PLTU, permukiman, pertanian dan peternakan. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 10