METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Setu Babakan-Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa-Kotamadya Jakarta Selatan (Gambar 6), dengan luas kawasan ± 165 ha, meliputi ekosistem daratan (terestrial ± 130 ha) dan ekosistem perairan (akuatik) ± 35 ha terdiri dari luas Setu Babakan 18 ha (± 9.20 %) dan luas danau Setu Mangga Bolong 17 ha (± 10.30 %). Penelitian ini dimulai dari survei lapang sampai dengan analisis dan penyusunan konsep berlangsung selama (tujuh) bulan, yang dimulai pada bulan Agustus 2003 sampai dengan bulan Oktober tahun 2004. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei pengumpulan data dengan cara pengamatan, wawancara dan pembagian kuisioner di lapangan. Data yang dikumpulkan meliputi data biofisik, data spasial, keadaan sosial-budaya masyarakat serta latar belakang sejarah masyarakat dan budaya Betawi pada kawasan. Selain itu juga dipergunakan data dari berbagai pustaka, peta rupa bumi, dan peta tata guna lahan sebagai data pendukung. Proses penelitian ini meliputi inventarisasi rona awal (existing condition) analisis data, sintesis data dan penyusunan rencana sistem pengelolaan Perkampungan Budaya Betawi (PBB) sebagai hasil akhir dari penelitian ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir penelitian ini yang disajikan pada Gambar 7. Metode Survei Survei bertujuan untuk inventarisasi data kondisi kawasan pada saat ini, baik secara primer maupun sekunder. Data yang diambil meliputi: 1) Aspek kesejarahan meliputi data sejarah kampung Setu Babakan dan data upaya pelestarian diperoleh melalui wawancara dan Dinas Lembaga Kebudayaan Betawi, Pemda, BAMUS serta sumber data lainnya.
19 DKI Jakarta Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan U Kampung Babakan, Kel. Srengseng Sawah Tanpa Skala Gambar 6 Lokasi Penelitian di Kampung Babakan Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
20 PERKAMPUNGAN BETAWI DI SETU BABAKAN-SRENGSENG SAWAH, KECAMATAN JAGAKARSA-JAKARTA SELATAN KESEJARAHAN & UPAYA PELESTARIAN -BIOFISK SOSIAL & PENDUDUK WISATA KEBIJAKAN RENCANA PENGEMBANGAN -SEJARAH MASYARAKAT BETAWI -UPAYA PELESTARIAN & PENGELOLAAN -SEJARAH PENETAPAN & ALASAN SEBAGAI PERKAMPUNGAN BETAWI -IKLIM -TOPOGRAFI -GEOLOGI -HIDROLOGI -VEGETASI -FAUNA -LANSKAP BETAWI -TATA RUANG -POLA PERMUKIMAN -ELEMEN PEKARANGAN -ARSITEKTUR -KARAKTER DEMOGRAFI -PEKERJAAN -PENDAPATAN -EKONOMI SOSIAL & -AKTIVITAS -KELEMBAGAAN -AKTIVITAS WISATA -KARAKTER PENGUNJUNG -SIRKULASI PENGUNJUNG -FASILITAS WISATA -PENGELOLAAN KAWASAN -PERSEPSI MASYARAKAT PADA KAWASAN WISATA -RENCANA TATA RUANG -PENGELOLAAN SAAT INI -RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN -KEBIJAKAN TERKAIT ANALISIS & SINTENSIS -KESESUAIAN TATA RUANG & SIRKULASI -KONDISI FISIK LANSKAP (POLA PERMUKIMAN, POLA PEKARANGAN) -POTENSI PENGEMBANGAN DAN KENDALA KEBERKELANJUTAN -AKTIVITAS & PENGELOLAAN -FASILITAS WISATA -PARTISIPASI MASYARAKAT -KONSERVASI -KONSERVASI EKOLOGIS -AKTIVITAS WISATA KONSEP RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP PERKAMPUNGAN BETAWI DI SETU BABAKAN- SRENGSENG SAWAH, KECAMATAN JAGAKARSA - JAKARTA SELATAN Gambar 7 Tahapan dan Kerangka Pikir Penelitian.
21 2) Aspek biofisik, diambil secara primer, meliputi yaitu data: (a) vegetasi dan satwa untuk mendapatkan jenis tanaman dan jenis fauna yang ada, (b) kondisi visual untuk mendapatkan nilai positif atau negatif terhadap kondisi visual lanskap kawasan, (c) pola ruang untuk mendapatkan pola permukiman dan pola pekarangan rumah, (d) aksesibilitas dan sirkulasi, (e) bangunan dan arsitektur untuk mendapatkan keadaan bangunan dan arsitektur, (f) data jaringan jalan dan jaringan drainase kawasan. Data yang diambil secara sekunder yaitu: (a) geografi untuk mendapatkan data batas administrasi dan letak kawasan, (b) iklim untuk mendapatkan data suhu udara (C ), kelembaban udara (%), penyinaran matahari (%), (c) kecepatan angin (knots) dan curah hujan rata-rata (mm/tahun), (d) topografi dan ketinggian kawasan dari muka laut (dpl), (e) geologi untuk mendapatkan jenis dan struktur tanah, (f) hidrologi untuk mendapatkan kondisi air tanah dan sistem pengairan pada kawasan diperoleh dari Dinas pengairan Pemda Jakarta Selatan, (g) Jaringan jalan dan jaringan drainase kawasan, (h) tata guna lahan. 3) Aspek sosial & ekonomi. Aspek sosial, data kependudukan yang diambil secara sekunder meliputi jumlah penduduk, kepadatan penduduk, struktur penduduk. Sedangkan aspek ekonomi data meliputi mata pencaharian masyarakat, rata-rata pendapatan penduduk perbulan dan pendidikan yang ada pada masyarakat kawasan diambil secara primer dan sekunder. 4) Aspek budaya untuk mendapatkan data kegiatan budaya yang berkaitan dengan adat istiadat dan tata cara hidup kesehariannya, kesenian serta acaraacara budaya yang masih atau sudah tidak dilakukan lagi diambil secara primer dan sekunder. 5) Aspek wisata dan persepsi masyarakat diambil secara primer untuk mendapatkan data potensi kawasan sebagai obyek wisata, berdasarkan karakter wisata dan aktivitas pengunjung serta fasilitas kawasan. 6) Aspek legal terdiri dari data kebijakan yang terkait diambil secara sekunder, terdiri dari UU dan Peraturan-peraturan yang ada dan berkaitan dengan kondisi kawasan. Data diperoleh dari Dinas Pariwisata, LKB, BAMUS, dan Pemda DKI.
22 Sedangkan data pengelolaan diperoleh dengan cara survei dan wawancara ke lapang serta data pustaka sebagai data untuk diperbandingkan. Beberapa nara sumber yang meliputi pemuka masyarakat dan para ahli budaya Betawi telah diwawancarai, untuk mendapatkan data khususnya data kesejarahan masyarakat etnis Betawi, kondisi dan status kawasan, tata cara hidup, kesenian yang ada maupun yang pernah ada. Nara sumber tersebut adalah: 1) Bapak Ridwan Saidi sebagai pemuka masyarakat Betawi, untuk mendapatkan data sejarah dan budaya Betawi. 2) Bapak Drs. H.Yoyoh Muchtar Kep. Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata di Jakarta Selatan dan sejarah kawasan serta sejarah kawasan Setu Babakan. 3) Ibu Drs. Isti sebagai Kasubag Suku Dinas Pariwisata Jakarta Selatan untuk mendapatkan data pengembangan kawasan wisata Jakarta Selatan. 4) Ir. Ishak Djohar, MSI dari Badan Perencanaan Kotamadya Jakarta Selatan, untuk mendapatkan proses perencanaan kawasan Setu Babakan. 5) Bapak Asmuni dan bapak Rachmat Mulyadi untuk mendapatkan data dan keadaan penduduk, ekonomi serta sosial budaya di kawasan. Data diperoleh dari Kecamatan Jagakarsa dan Kelurahan Srengseng Sawah. 6) Ir. Farida Pasaribu dan Ir Sri Hartati dari Dinas Pertanian dan Pertamanan Kecamatan Jagakarsa, untuk mendapatkan data tanaman di kawasan. 7) Bapak Drs. H. Sofyan Murtadho selaku Lurah Srengseng Sawah dan narasumber lainnya. 8) Bapak Rojali sebagai RW dan Bapak Samin Jabul pemilik lahan kawasan dan Bapak H. Rokib sebagai tokoh agama untuk mendapatkan data pola pekarangan dan status kawasan. 9) Bapak Indra Sutisna S. Kom sebagai pengelola kawasan untuk mendapatkan data pengelolaan. 10) Bapak Rudi sebagai perwakilan masyarakat di sekitar kawasan untuk mendapatkan persepsi masyarakat. Pembagian kuiseoner dilakukan untuk mendapatkan data persepsi masyarakat di dalam kawasan dan pengunjung kampung Setu Babakan. Pemilihan responden dipilih secara acak terhadap responden masyarakat, Kampung Setu Babakan tiap tiga rumah berselang, sedangkan untuk pengunjung dilakukan acak berselang
23 setiap 5 orang responden satu kuiseoner. Jumlah responden yang terpilih (secara acak) sebanyak 100 responden adalah masyarakat setempat dan 100 responden pengunjung yang datang ke lokasi Perkampungan Budaya Betawi. Secara rinci jenis, indikator pengamatan dan sumber data disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan Indikator Pengamatan dan Sumber Data. No Data Indikator Pengamatan Primer Jenis Data Skunder Sumber Data 1. Aspek Fisik Alami -Lokasi -Letak Geografi -Batas administrasi -Bappeda -Kecamatan -Iklim -Curah hujan (mm/thn) -Temperatur udara (ºC) -Kelembaban udara (%) -Kecepatan angin (knot), -Arah angin (%) -Topografi -Kemiringan (%) -Ketinggian (m dpl ) -Geologi (Jenis Tanah) -Hidrologi -Vegetasi & Satwa -Kondisi Visual -Tata Guna Lahan -Pola Ruang 2 -Aspek Fisik Non Alami -Bangunan & Arsitektur Aksesibilitas & Sirkulasi -Data Geologi -Jenis,tekstur, drainase -Kedalam tanah efektif (m) -Permeabilitas -Pola drainase dan pengendalian banjir -Sumber air -Jenis dan pola penyebaran -Jenis satwa -Good view dan Bad view -Pola Tata Guna Lahan Kawasan -Master plan Kawasan -Pola Permukiman -Pola Pekarangan -Rumah Penduduk -Detail & Elemen Arsitektur -Jaringan jalan -Jaringan drainase -Pencapaian -Sirkulasi kendaraan -Sirkulasi manusia -Kondisi fisik jalan -BMG DKI & BPS DKI JKT Selatan -DINATOP -BPN&JKT Selatan Dalam Angka -Peta tanah -BPN Bogor -Peta tanah -Peta tanah -Bappeda, DPU, DKI -Dinas Pengairan Bappeda DPU, DKI & Kecamatan -Dinas Pertamanan/Kect -Tata Kota DKI Jkt -Tata Kota DKI-Jkt -Pustaka -DPU DKI-JKT -DPU DKI-JKT -DPU DKI-JKT
24 Lanjutan Tabel 1 Jenis dan Indikator Pengamatan dan Sumber Data. 3. Aspek Sosial & Budaya -Sosial Ekonomi -Jenis Mata Pencaharian -Budaya -Data kependudukan -Jumlah penduduk -Kedatan penduduk -Struktur penduduk (tingkat penduduk, umur, jenis kelamin -Pendidikan -Kec/Kelurahan -Mata Pencaharian -Kec/Kelurahan -Petani, nelayan -Petani -Pegawai -Tingkat pendapatan -Tata cara hidup/ adat istiadat -Kesenian, acara budaya yang masih dan tidak melakukan -Filosofi 4. Aspek Sejarah -Sejarah Perkembangan Jakarta -Sejarah Kampung Setu Babakan -Upaya Pelestarian 5. Aspek Legal -Kebijakan Terkait 6. Aspek Wisata -Sistim Wisata -Persepsi -UU, Peraturan -Pengelolaan saat ini -Pengembangan kawasan -Kelembagaan -Karakter pengunjung -Aktivitas pengunjung -Atraksi -Sirkulasi wisata -Fasilitas wisata -Persepsi masyarakat Tentang Perkampungan Budaya Betawi -Keinginan Masyarakat -Persepsi Wisatawan -Kec/Kelurahan -Kec/Kelurahan -Kec/Kelurahan -Kelurahan $ -wawancara/pstk -Pustaka -Pustaka -Pustaka -Wawancara -Wawancara LKB/BAMUS. -Bappeda/Pemda Dinas Pariwisata -Pemda DKI-Jkt -Pemda, Wawancara -Wawancara & Kuiseoner -Wawancara -Wawancara Pendekatan Analisis dan Sintensis Analisis awal, memperoleh informasi mengenai potensi sumberdaya alam dilakukan untuk memperoleh potensi sumberdaya fisik dan non fisik kawasan serta permasalahan yang sedang dan akan timbul akibat pengembangan wilayah. Pada tahap berikutnya dilakukan evaluasi tata guma lahan berdasarkan sumberdaya alam yang tersedia dan master plan Perkampungan Budaya Betawi yang telah ditetapkan dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Jakarta Selatan. Evaluasi lahan dengan metode evaluasi penggunaan lahan dari Harjowigeno (1999) untuk rekreasi, dan permukiman (Harjowigeno,1999). Evaluasi lahan
25 bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pola permukiman serta pola pekarangan yang ada pada kawasan dengan memperbandingkan pola lanskap dengan pendapat Harun et. al (l983 kampung Condet dan kampung pesisir yang hasilnya akan menunjukkan pola permukiman Betawi kawasan Perkampungan Budaya Betawi. Proses analisis dilakukan dengan menggunakan peta dasar yaitu: Peta Tata Guna Lahan, Peta Topografi, Peta Hidrologi, Peta Sirkulasi dan Kondisi Jalan. Peta Penyebaran penduduk dan Master plan dengan memperbandingkan antara syarat penggunaan lahan dengan kualitas lahannya. Seluruh kajian peta-peta tersebut dilakukan interpretasi berdasarkan kriteria-kriteria yang merupakan penjabaran konsep kesesuaian lahan untuk permukiman, perkampungan Budaya dengan sarana dan prasananya dalam kawasan. Hasil analisis tersebut merupakan dasar dalam penyusunan konsep sistem pengelolaan kawasan Perkampungan Budaya Betawi untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dengan pertimbangan sumberdaya alam kawasan secara optimal, konservasi budaya, konservasi ekologis, pengembangan pariwisata sebagai wisata rekreatif kemudahan akses, estetika, kenyamanan, aspek sosial ekonomi, serta sistem wisata yang dikembangkan sebagai wisata rekreatif. Konsep wisata dengan pertimbangan kegiatan wisata dan sumberdaya alam di kawasan. Konsep pengelolaan dijabarkan dalam sistem zonasi ruang, dan hubungan antar ruang, organisasi pengelolaan, strategi pengelolaan yang diikuti dengan tindakan pengelolaan (menyusun struktur organisasi) dan program pengelolaan dengan pertimbangan pemberdayaan kawasan secara optimal, sebagai upaya pelestarian budaya Betawi dan perkembangan kawasan sebagai salah satu tujuan wisata.