KEMAHIRAN MENULIS PANTUN MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THE REAL THINGS SISWA KELAS VII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh FAKHRIYANSYAH 090388201094 PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017
ABSTRAK Fakhriyansyah. 2016. Kemahiran Menulis Pantun Melalui Penerapan Metode Pembelajaran The Real Things Siswa Kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017.Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : Drs. H. Said Barakbah Ali, MM. Pembimbing II : Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd. Masih rendahnya kemahiran siswa dalam menulis pantun menjadi hal yang harus diperhatikan, mengingat pantun adalah bagian dari budaya Melayu yang harus lestari seiring dengan era globalisasi. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimanakah dengan penerapan metode The Real Things untuk pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang dapat lebih efektif? Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan menggunakan teknik kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang sebanyak tujuh kelas yang berjumlah 234 siswa. Melihat banyak populasi, maka peneliti tidak mengambil seluruh populasi. Sampel pada penelitian ini adalah 20% dari jumlah populasi yaitu 234 dan sampel sebanyak 48 orang. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah pantun yang ditulis sebanyak tujuh kelas dan nilai yang diperoleh siswa disesuaikan dengan skala penilaian. Pantun dinilai masing-masing dua bait yang ditulis siswa. Simpulan yang peneliti peroleh adalah kemahiran menulis pantun berada pada tingkat kategori cukup baik. Perolehan nilai rata-rata sekolah dalam menulis pantun adalah 74. Hasil ini diperoleh dari jumlah skor keseluruhan yaitu data kelas VII A hingga VII G sebanyak 3550. Kemudian jumlah skor dibagi dengan jumlah sampel yaitu 48 sehingga memperoleh nilai 76. Berdasarkan skala penilaian, nilai 74 termasuk kualifikasi cukup baik. Kata Kunci : Kemahiran Menulis, Pantun, Metode Pembelajaran The Real Things
ABSTRACT Fakhriyansyah. 2016. Proficiency Writing Poem Through Learning Methods The Real Things in Junior High School 5 Tanjungpinang in the Academic Year 2016 / 2017.Skripsi. Department of Indonesian Language and Literature, the Faculty of Education, University Maritime Raja Ali Haji. Supervisor I: Drs. H. Said Barakbah Ali, MM. Supervisor II: Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd. The low proficiency students in writing the poem into something that must be considered, given the poem is part of Malay culture which must be sustainable in line with the era of globalization. Formulation of the problem in this research is the application of the method How The Real Things to learning to write rhymes in class VII Junior High School 5 Tanjungpinang can be more effective? This research uses descriptive method and using quantitative techniques. The population in this study were students of class VII Junior High School 5 Tanjungpinang were totaling 234 students. Because of the population, the researcher did not take up the entire population. Sample in this study is 20% of the total population, namely 234 and a sample of 48 people. The result of the research study is a poem written earn as much as seven classes and grades obtained by students adjusted to the scale. Pantun rated each of the two stanzas written by the students. The conclusions that researcher have obtained is proficiency writing rhymes at the level of the category of "good enough". Obtaining the average value of the school in writing a poem is 74. These results were obtained from the number of overall scores from class VIIA through VIIG as 3550 then the total score divided by the number of samples is 48 so as to obtain the value of 76. Based on the assessment scale, a score of 74 including qualifying was quite good. Keywords: Proficiency Writing, Poem, Learning Methods The Real Things
1. Pendahuluan Keterampilan menulis ini tidak semua orang mampu menulis, apalagi menyukai kegiatan menulis. Hal tersebut mengindikasikan rendahnya minat dan keinginan menulis pada masyarakat Indonesia. Rendahnya minat dan kemauan menulis pada masyarakat ini dipengaruhi oleh faktor tingkat kompleksitas keterampilan menulis dan proses pembelajaran menulis di setiap jenjang pendidikan yang belum optimal. Selain itu, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling akhir dikuasai oleh para pembelajar bahasa. Keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan yang paling sulit. Hal ini disebabkan oleh kemampuan menulis menghendaki penguasaan pelbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa, sehingga menghasilkan karangan yang runut dan padu. Kesulitan menulis seringkali disebabkan oleh kompleksnya permasalahan yang ada dalam pembelajaran menulis. Sastra adalah sebuah cerminan dari suatu kebudayaan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Salah satu upaya untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia dengan cara melestarikan karya sastra yang telah ada sejak lama, yaitu pantun, puisi dan pribahasa. Pantun merupakan sebuah karya sastra yang sudah ada sejak zaman nenek moyang kita dahulu. Pantun adalah puisi lama yang berasal dari asli Indonesia dan merupakan puisi tertua. Pantun merupakan sarana penyampaian pesan, nasehat, hiburan dan untuk menyampaikan isi hati seseorang. Akan tetapi pada zaman sekarang ini pantun kurang diminati oleh masyarakat karena dianggap sudah ketinggalan zaman, anggapan seperti inilah yang sekarang mangancam keberadaan asli Indonesia khususnya kebudayaan-kebudayaan seperti pantun yang memang sudah sejak lama telah kita kenal. Hal ini disebabkan sudah banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia, dan tidak dapat kita pungkiri sudah sangat banyak rakyat Indonesia yang menyerap budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia tersebut, untuk mengatasi hilangnya budaya asli Indonesia khususnya pantun, maka sangat perlu generasi penerus bangsa ini diperkenalkan dan diajarkan khususnya
dalam dunia pendidikan formal. Dengan demikian maka budaya kita akan tetap bisa kita lestarikan. Bedasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini diberi judul Kemahiran Menulis Pantun Melalui Penerapan Metode Pembelajaran The Real Things oleh Siswa Kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1. Bagaimanakah kemahiran menulis pantun dengan penerapan metode pembelajaran The Real Things dilihat dari aspek pengembangan kaidah siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang? 2. Bagaimanakah kemahiran menulis pantun dengan penerapan metode pembelajaran The Real Things dilihat dari aspek pemilihan kata siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan proses pembelajaran dengan penerapan metode The Real Things dalam pembelajaran kemahiran menulis pantun dilihat dari aspek pengembangan kaidah penulisan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang 2. Mendeskripsikan proses pembelajaran dengan penerapan metode The Real Things dalam pembelajaran kemahiran menulis pantun dilihat dari aspek pemilihan kata penulisan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang. 1.4 Manfaat Penelitian
praktik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun 1. Manfaat Teoretis Untuk memperkaya teori yang berkaitan dengan kegiatan menulis pantun, khususnya tentang objek benda (the real things). 2. Manfaat Praktis 1. Bagi pendidik untuk dijadikan masukan dalam proses pembelajaran menulis pantun. 2. Untuk memotivasi siswa dalam menulis pantun. 3. Agar siswa dapat mahir menulis pantun dengan cepat dan tepat 4. Agar siswa dapat mahir menulis pantun sesuai dengan objek yang telah ditentukan. 2. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, Sugiyono (2009:105-106) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif adalah proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai sesuatu yang ingin diketahui. Pada umumnya, penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan juga sebagai penelitian pemerian atau penelitian deskriptif. Metode eksperimen ini bertujuan untuk memperoleh data yang meyakinkan mengenai efek dari suatu variabel pada variabel yang lain, yaitu dengan cara memberikan perlakuan pembelajaran menulis pantun dengan Metode The Real Things kepada kelompok eksperimen kemudian mengadakan penilaian sesudah dikenai perlakuan. Penelitian ini juga untuk mengetahui apakah penggunaan metode The Real Things dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa berhasil baik. 3. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan nilai keseluruhan pada aspek-aspek pantun maka dapat disimpulkan bahwa kemahiran menulis pantun siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang berada pada tingkat kualifikasi Cukup. Aspek yang dinilai yaitu pengembangan kaidah penulisan pantun dan pemilihan kata (diksi). Aspek ini merupakan salah satu kriteria atau syarat-syarat pantun dengan nilai akhir 74 dari total keseluruhan 3550 kemudian dibagi 48 siswa yang dijadikan sampel. 4. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang disajikan pada BAB IV dan BAB V dapat diambil simpulan tes kemahiran menulis pantun berdasarkan pada aspek penulisan pantun pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari aspek pengembangan kaidah penulisan pantun diperoleh nilai 82 dengan kualifikasi baik sedangkan aspek pemilihan kata diperoleh nilai 66 dengan kualifikasi kurang baik. Jadi, nilai keseluruhan tentang kedua aspek pantun yang dinilai dapat disimpulkan bahwa kemahiran menulis pantun berada pada nilai 74 dengan tingkat kategori cukup. Dengan jumlah sampel 48 orang dari 234 siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang. Jumlah nilai akhir 74 dari jumlah nilai keseluruhan 3.550 kemudian dibagi 48 siswa yang dijadikan sampel. Kualifikasi sangat baik dengan jumlah siswa 3 siswa atau 6,3% dikualifikasi sangat baik, 21 siswa atau 43,8% dikualifikasikan baik, 22 siswa atau 45,8% dikualifikasi cukup baik dan 2 siswa atau 4,1% dikualifikasi
kurang baik dalam menulis pantun dengan menerapkan metode pembelajaran the real things. 4.2 Saran Saran yang dapat peneliti berikan kepada siswa berkaitan dengan penelitian ini adalah agar siswa lebih terbiasa menulis pantun dan membudayakan pantun dalam berbagai kesempatan dan aspek kehidupan sehari-hari. Siswa hendaknya lebih membiasakan menulis pantun karena apabila pantun ditulis akan mudah dibaca kembali sehingga siswa akan mudah mengingatnya. Penggunaaan kosa kata dalam menulis pantun juga harus ditingkatkan, lebih bervariatif dan menarik. Sedangkan saran peneliti kepada guru hendaknya sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan resmi hendaknya memberikan waktu lebih kepada siswa untuk memperdalam pantun. Terlebih di kegiatan ekstrakurikuler seni sastra lisan atau tulisan. Pantun ini berguna agar siswa mendapat wadah untuk menyalurkan bakat, minat dan ekspresinya melalui bidang sastra terutama pantun. Bisa saja di sekolah pada waktu tertentu mewajibkan siswa untuk berpantun, seperti pembukaan acara, bertanya kabar atau bahkan menggalakkan pantun sebagai salah satu pengantar bicara dalam setiap forum diskusi. Mengingat pembelajaran pantun di sekolah masih kurang banyak. Semua hal itu, dikarenakan pantun sebagai budaya melayu yang harus dijaga kelestariannya. Serta guru juga dapat melakukan ekspreimen dalam mengolah kemasan dalam proses pembelajaran agar peserta didik lebih tertarik dan dapat memahami teknik penulisan pantun yang mudah, baik, menarik dan mengesankan.
Minat dan kecintaan siswa terhadap budaya pantun harus ditanamkan sejak dini agar siswa mencintai pantun sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Hal ini diwujudkan dengan cara terus belajar dan berlatih menulis pantun.
DAFTAR PUSTAKA Akbar, Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang DEPDIKNAS. Akhdiah, Sabarti dkk. 1995. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Bandung: Erlangga. Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suaru Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta.. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jambi: Referensi Jakarta. Dananjaya. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. Depdiknas. 2004. Pengembangan Media Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Dewan Bahasa dan Pustaka. 2009. Kurik Kundi Merah Saga : Kumpulan Pantun Lisan Melayu, Edisi Ke-2. Kuala Lumpur: Dawama Sd. Bhd. Hajar, Encik Abdul. 2007. Rampai Pantun Bertuah. Pekanbaru : Pustaka Melayu. Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. Mardiani. 2013. Kemahiram Menulis Pantun Sesuai Dengan Syarat-Syarat Pantun Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Bintan. Tanjungpinang: Skripsi Moeliono, Anton. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Ngatmini, dkk. 2010. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press. Sadiman. 2008. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafimdo Persada. Santyasa. 2007. Stratetgi Belajar Mengajar. Bandung: Nusa Media. Semi, Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Soemarsono. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sudjana, Nana. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta Suriamihardja, Agus dkk. 2008. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud Suryani. 2013. Kemahiran Menulis Pantun dengan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Bintan. Tanjungpinang: Skripsi. Suseno, Tusiran. 2006. Mari Berpantun. Tanjungpinang: Basma Grafika.. 2010. Sepuluh Ribu Pantun Selaksan Santun, Warisan Budaya Melayu. Tanjungpinang: Yayasan Panggung Melayu. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Zakirin. 2014. Kemahiran Menulis Pantun Menggunakan Objek Benda Berdasarkan Tempat Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Tanjungpinang. Tanjungpinang: Skripsi