repository.unisba.ac.id BAB I 1.1 Latar Belakang Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang dan mendapatkan laba, serta dapat memberikan kepuasan pada. konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah bagaimana memperkenalkan suatu produk atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Greenlight Clothing. : Jalan Soekarno Hatta no.723, Bandung Telepon :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketertinggalan dalam perkembangan produk-produk fashionnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai sudut jalan menyebabkan kemacetan yang cukup parah, selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK SELEBRITAS SEBAGAI MODEL IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi di televisi ataupun radio melainkan internet. Detik.com, vivanews.com,

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dengan baik maka dibutuhkan media yang tepat. Oleh karena itu, tidak

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cepat berkembang dan mendorong seleksi alamiah dimana suatu perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dan calon konsumen, dan mereka menonjolkan image bahwa merek mereka

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan semakin gencar dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. model bintang iklan untuk mengiklankan produknya. Celebrity Endorser adalah

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. Banyak upaya yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk. tuntutan dan persaingan dalam menghadapi perkembangan dunia semakin

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah sebuah kegiatan pokok yang harus dilakukan. perusahaan dalam siklus produk baik barang maupun jasa demi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat terutama dalam pemasaran produk.

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin kompetensi yang mereka miliki. Agar dapat memenangkan persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB I PENDAHULUAN. konsep yang canggih namun juga tidak terlepas dari dunia hiburan, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaaan perekonomian dunia yang sedang mengalami resesi sejak September

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.

BAB I PENDAHULUAN. dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi yang sangat cepat membuat konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang membaik memicu timbulnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. produk B dan produk-produk yang lain, dan penentuan keputusan sangat. stimulus-stimulus yang diberikan dalam bentuk iklan.

I. PENDAHULUAN. informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini, mendorong semakin

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya masing-masing (McCracken 1989). Penggunaan athlete endorser (atlet

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor nasional di 2012 dengan skenario optimistis naik 5% menjadi 8,7

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kunci penting bagi perusahaan untuk menawarkan

PENGARUH ATTRACTIVENESS DAN CREDIBILITY BRAND IMAGE FRESHCARE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Strategi merek pribadi telah menjadi kategori unggul keterampilan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi serta perkembangan teknologi di Indonesia. serta menjadi sarana berbelanja. Berbelanja secara online dinilai lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka terhadap aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran dan iklan mengalami perkembangan yang pesat. Era

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang dikenal sekaligus paling

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

BAB I PENDAHULUAN. mereka supaya hidup sehat. Salah satunya dengan cara mengatur asupan gizi

Transkripsi:

BAB I 1.1 Latar Belakang Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dibawah brand mereka sendiri. Dalam kata lain clothing merupakan kategori untuk brand/merk yang mengeluarkan produk pakaian jadi. Pakaian jadi ini sebagian besar adalah kaos kemudian sekarang berkembang sampai berbagai perlengkapan yang menunjang lifestyle seperti kacamata, dompet, ikat pinggang, jam tangan, mp3 player, dll. Istilah clothing lokal sendiri mulai dikenal pada tahun 1996. Kemudian istilah clothing semakin berkembang menjadi satu kategori tersendiri karena adanya soul serta karakter yang mampu membedakan mereka dengan yang lain. Di antaranya adalah adanya konsep yang jelas dari sisi desain, tidak sekedar menjiplak atau mengambil desain dari luar. Kemudian adanya ekslusivitas dari sisi produksi, di mana setiap desain untuk satu produk dirilis hanya dalam jumlah terbatas (biasanya antara 50-150 per desain). Hal inilah yang menjadi salah satu pembeda clothing dengan mass produk lain. Selain itu salah satu faktor pembeda lainnya adalah kentalnya hubungan antara clothing dan distro dengan komunitas lokal sebagai roots mereka. Keputusan pembelian bisa ditingkatkan dengan merancang atau melakukan kegiatan Endorser, karena menurut Royan yang mengutip pendapat Agrawal dan Kamakura dalam jurnal marketing yang berjudul The Economics Worth of Celebrity 1

Endorser an Event Study Analysis bahwa Konsumen lebih memilih barang atau jasa yang di endorse selebriti dibandingkan yang tidak menggunaan selebriti. dan juga seperti teori yang dikemukaan oleh pakar (Shimp, 2003:465) Selebriti memiliki daya tarik dalam berbagi cara yang menarik berbagai khalayak sasaran untuk melakukan keputusan pembelian. Daya tarik bukan hanya berarti daya tarik fisik, meskipun daya tarik bisa menjadi atribut yang sangat penting tetapi meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri pendukung, kecerdasan, sifat-sifat kepribadian, gaya hidup, dan keatletisan postur tubuh. Sebagai komunikator (spokesperson), daya tarik merupakan hal yang penting. Penampilan fisik yang menarik dari selebriti menjadi salah satu bagian dari daya tarik. Konsumen akan cenderung membentuk kesan positif dan lebih percaya pada yang disampaikan oleh selebriti dengan penampilan fisik yang menarik. Dengan digunakannya selebriti sebagai bintang iklan suatu produk, daya tarik yang dimiliki oleh selebriti tersebut telah menjadi suatu dimensi penting terhadap image suatu produk yang diwakili. Konsumen cenderung membentuk kesan positif, dan lebih percaya terhadap selebriti sebagai bintang iklan karena daya tarik yang dimiliki oleh selebriti tersebut, sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sedangkan fakta dilapangan adalah kebalikannya bahwa pada Insave Clothing kegiatan endorser belum mampu mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini diperkuatan dengan adanya laporan perbandingan pencapaian quantity pada Insave Clothing pada saat menggunakan endorser dan saat tidak menggunakan endorser. 2

Gambar 1.1 Volume Penjualan Insave Clothing periode Tahun 2012-2013 Dari keterangan data di atas menunjukan volume penjualan Insave clothing Bandung mengalami kenaikan pada tahun 2013 saat tidak menggunakan Endorser dengan penjualan sebanyak 30.909 pcs. Sedangkan pada tahun 2012 saat menggunakan Endorser volume penjualan Insave Clothing Bandung hanya mencapai 16.915 pcs. Dalam wawancara yang dilakukan penulis pada pihak Insave clothing Bandung, bahwa dari pihak Insave Clothing mengakui bahwa adanya kenaikan volume penjualan saat tidak menggunakan endorser. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mencari suatu permasalahan yang sedang dihadapi oleh pihak Insave Clothing dan mengangkat permasalahan di dalam penyusunan skripsi ini serta memilih topik skripsi mengenai kegiatan Endorser dengan judul : 3

Pengaruh Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Clothing (Survei Pelanggan Pada Insave Clothing Bandung) 1.2 Rumusan Masalah Sebagaimana latar belakang penelitian rumusan masalah dirumuskan berkaitan dengan Endorser dan Keputusan Pembelian rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan endorser di Insave Clothing? 2. Bagaimana tanggapan pelanggan tentang pelaksanaan endorser di Insave Clothing? 3. Bagaimana tingkat keputusan pembelian di Insave Clothing? 4. Seberapa besar pengaruh endorser terhadap keputusan pembelian di Insave? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud peneliti mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang akan dipergunakan dalam penyusunan sebagai salah satu syarat untuk skripsi S-1 dalam Program Studi Manajemen Universitas Islam Bandung. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kegiatan endorser yang ada di Insave Clothing. 2. Untuk mengetahui tanggapan pelanggan tentang endorser di Insave Clothing. 3. Untuk mengetahui tingkat keputusan pembelian di Insave Clothing. 4

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh endorser terhadap keputusan pembelian di Insave Clothing. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1.4.1 Kegunaan Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi yang akan berguna bagi perusahaan dalam meningkatkan pelaksanaan endorser dan sebagai informasi serta masukan bagi perusahaan dalam menjalankan dan mengevaluasi program endorser tersebut. 1.4.2 Kegunaan Teoritis Hasil hasil informasi dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan sumbangan pemikiran untuk lebih mengembangkan pengetahuan khususnya mengenai manajemen pemasaran serta sebagai bahan untuk mnegadakan penelitian lebih lanjut tentang topik yang saling berhubungan. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Alat yang digunakan pendukung dalam periklanan untuk tujuan pemasaran suatu produk disebut endorser, adapun Shimp (2007: 302) menjelaskan endorser selebriti merupakan bintang televisi, aktor film, atlet terkenal, hingga individu yang sudah meninggal, yang dapat mempengaruhi sikap serta perilaku konsumen pada produk yang diiklankannya. Selebriti yaitu pribadi (bintang film, penghibur, atau 5

atlet) yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat mendukung produk yang diiklankan. Selebriti memiliki kekuatan untuk menghentikan (stopping power). Mereka dapat menarik perhatian atas pesan iklan ditengah banyaknya iklan lain (Belch & Belch, 2004:12). Selebriti dapat digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik (Royan,2005:12). Endorser adalah icon atau sosok tertentu yang sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan pesan dan atau mempergerakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk (Suryadi, 2006:132: Belch & Belch, 2004:168) Begitu pula Sutisna (2003:272) menjelaskan bahwa menggunakan opinion leader bisanya cukup efektif dalam pemasaran bagi konsumen. Manusia cenderung meniru apa yang dilakukan oleh seseorang yang dianggap lebih dari dirinya. Penggunaan endorser yang tepat bagi pendukung sebuah iklan mampu mempengaruhi dan mendapatkan perhatian konsumen atas pesan yang disampaikan dalam iklan. Jenis endorser menurut Shimp yang dialih bahasakan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari (2000 : 459) dibagi menjadi tiga yaitu : 6

1. Orang Biasa Orang biasa merupakan orang-orang yang tidak berasal dari kalangan selebriti yang disebut sebagai nonselebriti yang menggunakan atau mendukung suatu produk. 2. Selebriti Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlit) yang dikenal masyarakat di dalam bidang-bidang yang berbeda. 3. Para Ahli Para ahli adalah orang-orang yang pendapatnya mengenai suatu produk tertentu dituruti oleh orang-orang yang kurang tahu tentang produk tersebut. Biasanya, mereka mempunyai peran yang penting dalalam komunikasi dari mulut ke mulut tentang suatu produk. Adapun 3 kunci atribut endorser seperti yang dikemukaan Kotler Keller (2012:485) adalah : 1. Expertise (Keahlian) Adalah memiliki pengetahuan khusus dalam proses komunikasi untuk mendukung produk yang akan diperkenalkan. 2. Trustworthiness (Kepercayaan) Adalah menggambarkan tentang seseorang yang dianggap sebagai sumber mengenai keobjektifan dan kejujuran. Dan orang orang yang tidak dibayar 7

untuk mendukung sebuah produk dipandang lebih dapat dipercaya daripada orang orang yang dibayar. 3. Likeability (Disukai) Adalah menggambarkan sumber daya dengan daya tarik. Seperti kualitas kejujuran, humor, dan kealamian membuat sumber lebih disukai. Adapun Indikator dari aspek Keahlian (Expertise) a. Keahlian selebritis endorser sebagai entertainer. b. Pengalaman selebritis endorser dalam dunia entertainment. c. Pengetahuan selebritis endorser mengenai bidangnya. d. Kualitas selebritis endorser dalam setiap penampilannya. Indikator dari aspek Kepercayaan (Truthworthiness) adalah : a. Tingkat kepercayaan terhadap selebritis endorser. b. Fanatisme terhadap selebritis endorser. c. Keterbukaan dari setiap pernyataan selebritis endorser yang apa adanya pada setiap penampilannya. d. Jaminan bahwa setiap pernyataan selebritis endorser daam setiap penampilannya dapat diandalkan. e. Ketulusan dari setiap pernyataan dan sikap selebritis endorser yang terlihat oleh publik. Adapun Indikator dari aspek Disukai (Likeability) adalah : a. Berpenampilan menarik b. Ekspresi wajah menarik 8

c. Memiliki selera humor d. Gaya bicara yang meyakinkan Keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2012:151) menyatakan bahwa consumer behavior is the study of how individuals, groups, and organizations select, buy, use, and dispose of goods, services, ideas, or experiences to satisfy their needs and wants. Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Menurut Kotler dan Keller (2012:166), konsumen sebelum memutuskan untuk membeli atau tidak suatu produk, konsumen melewati lima tahapan dalam proses pembelian. Dan tahapan-tahapan proses pembelian suatu produk bila digambarkan akan berbentuk sebagai berikut: 1. Pengenalan kebutuhan yaitu ketika konsumen mengenali adanya masalah dan kebutuhan. 2. Pencari informasi, yaitu tahap yang merangsang konsumen untuk mencari informasi. Jika dorongan konsumen kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut tersedia, konsumen kemungkinan besar akan membeli produk tersebut. Konsumen dapat memperoleh informasi dan sumber-sumber lainnya seperti: a. Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, dan kenalan) b. Sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan pajangan) 9

c. Sumber publik (media massa dan organisasi konsumen) d. Sumber pengalaman (pengalaman, pengkajian, dan pemakaian produk) 3. Evaluasi alternatif, yaitu tahap ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Pada tahap ini konsumen akan memperhatikan ciri-ciri atau sifat yang berkaitan langsung dengan kebutuhan mereka dan juga konsumen akan menggali kembali ingatannya pada suatu merek, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri mengenai citra merek tersebut. Persepsi yang positif dan kepercayaan terhadap suatu merek akan mempengaruhi keputusan pembelian. 4. Keputusan pembelian, yaitu tahap konsumen benar-benar membeli produk, berikut dimensi keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2012:161): a. Pemilihan Produk (Product Choice) Konsumen menentukan produk mana yang akan dibeli, konsumen akan membeli produk yang memiliki nilai baginya. Perusahaan harus mengetahui produk seperti apa yang diinginkan konsumen. b. Pemilihan Merek (Brand Choice) Konsumen harus menentukan merek mana yang akan dibeli, setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. 10

c. Pemilihan Saluran Pembelian (Dealer Choice) Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur, dapat dapat dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, dan keleluasaan tempat. d. Penentuan Waktu Pembelian (Purchase Timing) Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian dapat berbeda-beda. e. Jumlah Pembelian (Purchase Amount) Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. f. Penentuan Metode Pembayaran (Payment Method) Keputusan konsumen dalam menentukan jenis pembayaran, diantaranya adalah kartu kredit, voucer, dan kartu debit dll. Dengan demikian konsumen dapat melakukan pemilihan alternatif berdasarkan pertimbangan diatas untuk memperoleh keputusan yang terbaik bagi konsumen. 5. Perilaku Pasca Pembelian Perilaku pasca pembelian, yaitu tahap dimana konsumen telah membeli suatu produk. Konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau 11

ketidakpuasan tertentu. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian. Adapun indikator dari keputusan pembelian adalah : a. Pilihan produk b. Pilihan merek c. Pilihan salurun pembelian d. Jumlah pembelian e. Waktu pembelian Keterkaitan antara endorser dengan keputusan pembelian konsumen telah dinyatakan oleh (Shimp, 2003:465) Endorser selebriti memiliki daya tarik dalam berbagi cara, yang menarik berbagai khalayak sasaran untuk melakukan keputusan pembelian. Dalam bukunya Frans M Royan mengutip pendapat Agrawal dan Kamakuran dalam jurnal marketing tahun 1995 berjudul The Economics Worth of Celebritys Endorser an Event Study Analysis bahwa konsumen lebih memilih barang atau jasa yang di endorse oleh selebrity dibanding yang tidak memakai selebrity Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak cara perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Salah satunya dapat dilakukan dengan cara memakai Endorser yang dapat memberikan pengaruh keputusan pembelian. Dengan demikian dapat kita lihat hasil penelitian terdahulu dari kedua variabel adalah sebagai berikut : 12

1. Nama : Yusnita Judul : Pengaruh Kredibilitas Perusahaan dan Bintang Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario di Kota Medan Metode : Kuantitatif Hasil : Hasil penelitian menjelaskan bahwa daya tarik bintang iklan dan keahlian bintang iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 2. Nama : Enjang Koswara Judul : Pengaruh Celebrity Endorser Pasha Ungu Terhadap Keputusan Pembelian Pada Distro Black ID Bandung Hasil : Hasil penelitian menjelaskan bahwa pengaruh Celebrity Endorser terhadap keputusan pembelian konsumen pada distro Black ID Bandung memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor lain yang tidak diteliti peneliti Setelah mengkaji dari peneliti-penelitian terdahulu diatas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka terdapat perbedaan dan persamaan. Persamaan penelitian ini dilihat dari variable X memiliki persamaan yaitu meneliti tentang celebrity endorser dan variable Y yaitu keputusan pembelian. Sedangkan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada variable X juga terdapat perbedaan karena penelitian terdahulu lebih banyak membahas mengenai kredibilitas dari celebrity endorser tersebut sedangkan peneliti mencakup semua bahasan tentang 13

celebrity endorser. Berdasarkan penelusuran di atas diyakini penelitian ini memiliki orsinilitas karena mempunyai perbedaan yang spesifik dengan penelitian terdahulu. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dirumuskan paradigma penelitian mengenai pengaruh Endorser terhadap Keputusan Pembelian seperti pada gambar dibawah ini. Endorser (X) 1. Expertise (keahlian) 2. Trustworthiness (kepercayaan) 3. Likeability (disukai) 2 Hipotesis Keputusan Pembelian (Y) 1. Pilihan produk 2. Pilihan merek 3. Pilihan salurun pembelian 4. Jumlah pembelian 5. Waktu pembelian 1.5.2 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut Endorser berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pada Insave Clothing Bandung. 14