BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Peneltian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran matematika berbasis multimedia flash dengan metode penemuan terbimbing pada materi dimensi tiga untuk siswa kelas X SMA. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah ADDIE yaitu Analysis (Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil penelitian untuk setiap tahap adalah sebagai berikut. 1. Tahap Analisis Tahap analisis pada penelitian pengembangan ini meliputi analisis materi, analisis siswa, dan analisis situasi. a. Analisis Kurikulum dan Materi Materi dimensi tiga terdapat pada semester 2 kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu pada Standar Kompetensi (SK) 6 dan terdiri dari 2 Kompetensi Dasar (KD) pada KTSP 2006. Kompetensi Dasar (KD) yang pertama adalah menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga. Pada
Kompetensi Dasar (KD) ini, dirumuskan indikator pembelajaran sebagai berikut: Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang. Kompetensi Dasar (KD) yang kedua adalah menentukan jarak dari titik ke garis dan titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga. Pada Kompetensi Dasar (KD) ini, dirumuskan indikator pembelajaran sebagai berikut: Menentukan proyeksi titik dan garis pada bidang. Menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang bersilangan. Dari analisis materi ini, peneliti merancang pembuatan media sesuai dengan materi dimensi tiga dengan batasan pada kedudukan titik, garis, dan bidang; proyeksi titik dan garis pada bidang; dan jarak titik ke titik, titik ke garis, titik ke bidang, dua garis sejajar dan dua garis bersilangan. b. Analisis Siswa Usia siswa pada tingkat SMA berkisar 15-18 tahun. Berdasarkan teori perkembangan Piaget, usia tersebut berada pada tahap kognitif operasional. Pada tahap ini siswa sudah memiliki kemampuan melakukan penalaran abstrak. Dengan penalaran abstrak, siswa dapat mengaitkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan
yang baru. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang dilakukan harus bisa mengembangkan proses berpikir siswa. Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru matematika kelas X SMAN 5 Yogyakarta untuk mengetahui karakter siswa kelas X di SMAN 5 Yogyakarta. Dari hasil wawancara, siswa sudah mampu mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri dengan dibantu oleh guru. Siswa juga aktif dalam pembelajaran. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi di kelas X pada saat pembelajaran untuk mengetahui karakteristik siswa secara lebih spesifik. Karakteristik siswa yang dianalisis adalah karakteristik siswa yang akan dijadikan subyek penelitian dalam pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia flash dengan metode penemuan terbimbing pada materi dimensi tiga yaitu kelas X H SMAN 5 Yogyakarta. Selama observasi, siswa sebagian besar memperhatikan guru dan aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Berdasarkan hasil analisis karakteristik siswa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X sudah mampu untuk mengkonstruksi dan mengaplikasikan pengetahuannya sendiri selama proses pembelajaran berlangsung. c. Analisis Situasi Pada analisis situasi, peneliti melakukan wawancara kepada guru matematika terkait pembelajaran di kelas. Wawancara itu digunakan untuk memperoleh gambaran tentang situasi di kelas saat
pembelajaran berlangsung. Peneliti juga melakukan observasi kelas yang akan dijadikan objek penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran matematika. Berdasarkan wawancara dan observasi, diketahui bahwa pembelajaran di kelas cenderung berpusat pada guru (teacher center). Guru menerangkan materi di depan kelas, dan siswa memperhatikan apa yang diberikan guru. Hal ini membuat siswa kurang aktif sehingga banyak siswa yang tidak memperhatikan apa yang guru sampaikan, bahkan tak jarang dijumpai siswa yang lebih asik mengobrol dengan temannya. Oleh karena itu sangat diperlukan kegiatan dalam pembelajaran di kelas. Ditunjang dengan fasilitas sekolah ternyata cukup memadai untuk melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan teknologi karena sudah memiliki komputer dan proyektor. Sebagian bersar siswa ternyata juga telah memiliki laptop. Berdasarkan hasil analisis situasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa SMAN 5 Yogayakarta sangat relevan menggunakan pembelajaran berbasis multimedia flash. 2. Tahap Desain (Perencanaan) a. Penyusunan Desain Media 1) Garis-garis besar isi media Hasil penyusunan beruba tabel yang berisi materi, sub materi, dan isi media pembelajaran yang dijelaskan secara singkat. Garisgaris besar media secara lengkap seperti pada Lampiran A.1.
2) Storyboard Penjabaran dari garis-garis besar isi media yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pengembangan media. Storyboard seperti pada Lampiran A.2. 3) Bagan Media Bagan Media adalah diagram alur kerja pembelajaran pada media pembelajaran yang dikembangkan. Bagan Media seperti pada Lampiran A.3. 4) Materi, latihan soal, dan evaluasi Materi diperoleh dari referensi berikut ini. a) B.K. Noormandiri, 2004. Matematika SMA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga b) Sartono Wirodikromo. 2006. Matematika Jilid 1 untuk kelas X. Jakarta: Jakarta Naskah latihan soal terdiri dari 1 soal untuk masing-masing subsub-materi. Naskah evaluasi terdiri dari 10 soal pilihan ganda. Naskah materi, latihan soal, dan evaluasi dapat dilihat pada Lampiran A.4, A.5, A.6 b. Penyusunan instrumen penelitian Instrumen yang disusun adalah instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data terkait dengan kevalidan, kepraktisan, dan keefektivan dari media yang dikembangkan. Selain itu disusun juga
RPP. Adapun hasil dari tahap penyusunan instrumen adalah sebagai berikut. 1) Lembar penilaian media Lembar penilaian disusun menjadi bentuk angket yang terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu Tidak Baik (TB), Kurang Baik (KB), Baik (B), dan Sangat Baik (SB) yang akan dikonversi ke dalam nilai 1, 2, 3, dan 4. Penyusunan butir penilaian media dilakukan dengan memperhatikan aspek kualitas isi dan tujuan, instruksional dan teknis. Lembar penilaian media dibagi menjadi dua jenis, yaitu lembar penilaian oleh ahli dan guru. Rincian aspek penilaian dan jumlah butir oleh ahli materi terdapat pada tabel 7. Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Penilaian Media oleh Ahli Materi No. Aspek Jumlah Butir 1. Kualitas Isi dan Tujuan 12 2. Kualitas Instruksional 8 Jumlah 20 Kisi-kisi lembar penilaian media oleh ahli materi seperti pada Lampiran B.1. Rincian aspek penilaian dan jumlah butir oleh ahli media terdapat pada tabel 9. Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Penilaian Media oleh Ahli Media No. Aspek Jumlah Butir 1. Kualitas Teknis 20 Jumlah 20
Kisi-kisi lembar penilaian media oleh ahli media dapat dilihat pada Lampiran B.2. Rincian aspek penilaian dan jumlah butir oleh ahli guru terdapat pada tabel 9. Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Penilaian Media oleh Guru No. Aspek Jumlah Butir 1. Kualitas Isi dan Tujuan 12 2. Kualitas Instruksional 8 3. Kualitas Teknis 20 Jumlah 40 Kisi-kisi lembar penilaian media oleh guru seperti pada Lampiran B.3. 2) Tes hasil belajar Tes hasil belajar peserta didik berupa post test di akhir penelitian. Post test disesuaikan dengan indikator yang mewakili keseluruhan materi yang dikembangkan dalam media. Soal yang telah disusun seperti pada Lampiran B.4. 3) Angket respon Angket respon disusun dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) yang akan dikonversi ke dalam nilai 1, 2, 3, dan 4. Angket respon tersebut akan diberikan kepada guru dan peserta didik pada akhir penelitian. Guru dan peserta didik diminta untuk memberikan check list ( ) penilaian terhadap setiap pernyataan serta memberikan masukan, saran, atau komentar
terhadap media yang dikembangkan. Saran dan masukan tersebut akan dijadikan patokan perbaikan media sesudah proses pembelajaran. Rincian aspek butir dan jumlah pernyataan dalam angket respon guru terdapat pada tabel 10. Tabel 4. Kisi-kisi Angket Respon Guru No. Aspek Jumlah Butir 1. Kemanfaatan 9 2. Kemudahan 2 Jumlah 11 Kisi-kisi lembar angket respon guru seperti pada Lampiran B.5. Rincian aspek butir dan jumlah pernyataan dalam angket respon siswa terdapat pada tabel 11. Tabel 5. Kisi-kisi Angket Respon Siswa No. Aspek Jumlah Butir 1. Kemanfaatan 8 2. Kemudahan 4 Jumlah 12 Kisi-kisi lembar angket respon siswa seperti pada Lampiran B.6. 4) Rencana pelaksanaan pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat sebagai panduan guru. RPP ini berisi langkah-langkah pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru sesuai dengan metode yang digunakan. RPP ini terdiri dari langkah-langkah pembelajaran selama empat kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan yaitu 3x45 menit dan 2 x 45 menit sesuai dengan silabus kurikulum 2006. RPP yang telah disusun seperti pada Lampiran A.7.
5) Validasi instrumen Instrumen-instrumen tersebut dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan divalidasi oleh dosen ahli agar didapatkan instrumen yang valid sehingga layak digunakan dalam penelitian. Adapun dosen validator instrumen yaitu Endang Listyani, MS selaku validator RPP dan tes hasil belajar dan Bambang Sumarno HM, M.Kom selaku validator media. Dari hasil validasi tidak ada perubahan terkait konten RPP dan tes hasil belajar, sedangkan untuk media perlu penambahan dibagian tampilan. 6) Lembar observasi penggunaan media Lembar observasi penggunaan media disesuaikan dengan aspekaspek pada angket respon siswa seperti pada Tabel 11. 3. Tahap Pengembangan (Development) Pengembangan media dilakukan berdasarkan rancangan pada tahap sebelumnya. Berikut ini merupakan penjelasan hasil kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan. a. Pengembangan media pembelajaran Materi media pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini peneliti menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Office Word 2007, dan software Macromedia Flash 8 Professional. Berikut merupakan penjelasan pengembangan untuk setiap bagian media pembelajaran. 1) Intro
Intro bertujuan untuk menampilkan pengenalan bentuk dalam materi dimensi tiga melalui teks dan gambar. Tombol mulai akan membawa pengguna untuk masuk ke dalam media pembelajaran. Gambar 2 merupakan tampilan intro media pembelajaran. Gambar 1. Tampilan Intro Media Pembelajaran 2) Menu Menu menampilkan tombol menu Standar, Materi, Evaluasi, Referensi, Profil, Tokoh, dan Petunjuk. Ikon tombol menggunakan ikon yang dibuat melalui aplikasi Microsoft Office PowerPoint 2007. Terdapat pula tombol keluar di sebelah kanan atas tampilan untuk keluar dari media pembelajaran. Sedangkan judul utama MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS X SMA MATERI DIMENSI TIGA (KUBUS) terdapat pada bagian bawah halaman. Gambar 3 merupakan tampilan menu media pembelajaran.
Gambar 2. Tampilan Menu Media Pembelajaran 3) Standar Standar berisi penjelasan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan yang disesuaikan dengan kurikulum 2006. Cara memindah ke halaman lain di dalam menu standar dengan menggunakan tombol SK & KD dan Indikator yang terdapat di kiri tampilan. Di halaman Standar juga ada tombol keluar yang terdapat di kanan atas tampilan. Sedangkan judul utama MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS X SMA MATERI DIMENSI TIGA (KUBUS) terdapat pada bagian bawah halaman. Gambar 4 merupakan tampilan SK dan KD media pembelajaran.
Gambar 3. Tampilan SK dan KD Media Pembelajaran 4) Materi Materi berisi peta konsep dari materi dimensi tiga dan materi yang akan dipelajari dalam media pembelajaran. Di sebelah kiri terdapat pilihan tombol: A. Kedudukan Titik terhadap Garis dan Titik terhadap Bidang. B. Kedudukan Garis terhadap Garis dan Garis terhadap Bidang C. Kedudukan Bidang terhadap Bidang Lain D. Jarak Titik ke Titik, Titik ke Garis, dan Titik ke Bidang E. Jarak Garis ke Garis, Garis ke Bidang, dan Bidang ke Bidang
Di bagian bawah sub-materi juga terdapat pilihan tombol: A.1. Titik Terletak pada Garis A.2. Titik di luar Garis A.3. Titik Terletak pada Bidang A.4. Titik di luar Bidang B.1. Dua Garis Berpotongan B.2. Dua Garis Sejajar B.3. Dua Garis Bersilangan B.4. Garis Terletak pada Bidang B.5. Garis Sejajar Bidang B.6. Garis Memotong Bidang C.1. Dua Bidang Berimpit C.2. Dua Bidang Sejajar C.3. Dua Bidang Berpotongan D.1. Jarak Titik ke Titik D.2. Jarak Titik ke Garis D.3. Jarak Titik ke Bidang E.1. Jarak Dua Garis Sejajar E.2. Jarak Dua Garis Bersilangan E.3. Jarak Garis dan Bidang Sejajar E.4. Jarak Dua Bidang Sejajar Di halaman Materi juga ada tombol keluar yang terdapat di kanan atas tampilan. Cara memindah ke halaman sebelum atau setelahnya dalam satu sub bab dengan menggunakan tombol next dan previous yang terdapat di bawah kanan tampilan. Dibagian kanan terdapat gambar atau video untuk mempermudah siswa dalam memahami penjelasan yang terdapat di sebelah kiri gambar atau video. Sedangkan judul utama MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS X SMA MATERI DIMENSI TIGA (KUBUS) terdapat pada bagian bawah halaman. Gambar 5a merupakan tampilan Peta Konsep.
Gambar 4a. Tampilan Peta Konsep pada Materi Gambar 5b merupakan tampilan Materi Belajar. Dalam Gambar 5b siswa diarahkan sesuai dengan langkah-langkah dalam metode penemuan terbimbing: 1. Media memberikan permasalahan yang dibutuhkan oleh siswa. 2. Media memberikan fasilitas kepada siswa untuk menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis permasalahan tersebut untuk menyelesaikan masalah. 3. Media memberikan fasilitas kepada siswa untuk kemudian mendapatkan kesimpulan dari permasalah yang mereka hadapi 1 2 3 Gambar 5b. Tampilan Materi Belajar pada Sub-Materi
Gambar 5c merupakan tampilan Latihan Soal. Dalam Gambar 5c siswa diarahkan sesuai dengan langkah-langkah dalam metode penemuan terbimbing: 1. Media memberikan permasalahan yang dibutuhkan oleh siswa. 2. Media memberikan fasilitas kepada siswa untuk menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis permasalahan tersebut untuk menyelesaikan masalah. Media memberikan fasilitas kepada siswa untuk mendapatkan kesimpulan dari permasalahan yang mereka hadapi. 1 2 3 Gambar 5c. Tampilan Latihan Soal pada Sub-Materi 5) Evaluasi Evaluasi terdiri dari 10 soal pilihan ganda dari 5 sub-sub-materi dimensi tiga yang terdapat di dalam media pembelajaran. Di halaman Evaluasi juga ada tombol keluar yang terdapat di kanan atas tampilan. Di bagian kiri terdapat tombol untuk memilih nomor soal yang diinginkan. Sedangkan judul utama MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS X SMA MATERI
DIMENSI TIGA (KUBUS) terdapat pada bagian bawah halaman. Evaluasi terdapat pada Gambar 6a dan Hasil Evaluasi terdapat pada Gambar 6b. Gambar 5a. Tampilan Evaluasi Media Pembelajaran Gambar 6b. Tampilan Hasil Evaluasi Media Pembelajaran 6) Referensi Referensi menampilkan sumber materi dimensi tiga yang dimasukkan ke dalam media pembelajaran, diantaranya buku matematika SMA kelas X karangan Noormandiri. B.K tahun 2004 dan buku Matematika Jilid 1 untuk kelas X karangan Sartono
Wirodikromo tahun 2006. Di halaman Referensi juga ada tombol keluar yang terdapat di kanan atas tampilan. Sedangkan judul utama MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS X SMA MATERI DIMENSI TIGA (KUBUS) terdapat pada bagian bawah halaman. Gambar 7 merupakan tampilan Profil media pembelajaran Gambar 6. Tampilan Referensi Media Pembelajaran 7) Petunjuk Petunjuk menampilkan tombol-tombol dan cara penggunaan media pembelajaran. Cara memindah ke halaman sebelum atau setelahnya dengan menggunakan tombol next dan previous yang terdapat di bawah kanan tampilan. Di halaman Petunjuk juga ada tombol keluar yang terdapat di kanan atas tampilan. Sedangkan judul utama MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS X SMA MATERI DIMENSI TIGA (KUBUS) terdapat pada bagian bawah halaman. Tombol-tombol media pembelajaran
terdapat pada Gambar 8a dan petunjuk pengisian terdapat pada Gambar 8b. Gambar 7a. Tampilan Tombol Media Pembelajaran Gambar 8b. Tampilan Petunjuk Pengisian 8) Profil Profil menampilkan biodata dan ucapan dari penyusun atas terbentuknya media pembelajaran. Cara memindah ke halaman dengan menggunakan tombol Biodata dan Ucapan yang terdapat di bawah kiri tampilan. Di halaman Profil juga ada tombol keluar yang terdapat di kanan atas tampilan. Sedangkan
judul utama MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS X SMA MATERI DIMENSI TIGA (KUBUS) terdapat pada bagian bawah halaman. Biodata Penyusun terdapat pada Gambar 9a dan Ucapan terdapat pada Gambar 9b. Gambar 8a. Tampilan Biodata Penyusun Gambar 9b. Tampilan Ucapan Penyusun 9) Tokoh Tokoh menampilkan tokoh inspiratif dalam bidang ilmu ukur dan matematika yaitu Euclid dan Khawarizmi. Cara memindah ke halaman dengan menggunakan tombol Euclid dan
Khawarizmi yang terdapat di bawah kiri tampilan. Di halaman Tokoh Inspiratif juga ada tombol keluar yang terdapat di kanan atas tampilan. Sedangkan judul utama MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS X SMA MATERI DIMENSI TIGA (KUBUS) terdapat pada bagian bawah halaman. Gambar 10 merupakan tampilan Tokoh Inspiratif media pembelajaran. Gambar 9. Tampilan Tokoh Inspiratif b. Analisis kevalidan Validasi yang dimaksudkan untuk memperoleh nilai, masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan media pembelajaran yang telah dikembangkan. Validator adalah dua dosen Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY sebagai dosen ahli materi dan dosen ahli media. Validator memberikan penilaian terhadap media yang dikembangkan pada angket evaluasi media pembelajaran yang disediakan oleh peneliti. Sesuai dengan penilaian diperoleh
kesimpulan bahwa produk yang dikembangkan layak diujicobakan dengan revisi. Penilaian oleh validator terdapat pada Lampiran C. Pada tahap ini dilakukan analisis kualitas media pembelajaran ditinjau dari segi kualitas isi dan tujuan, teknis, dan instruksional. Analisis kualitas media berdasarkan pada data hasil angket evaluasi oleh ahli materi, ahli media dan guru matematika. 1) Evaluasi media oleh ahli Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran untuk diimplementasikan kepada siswa SMA kelas X. Media pembelajaran yang dikembangkan dievaluasi oleh dua dosen ahli, yaitu dosen ahli materi dan dosen ahli media. Data angket evaluasi media pembelajaran oleh dosen ahli disajikan dalam Tabel 12. Hasil perhitungan angket evaluasi media oleh dosen ahli selengkapnya terdapat pada Lampiran D.1. Tabel 6. Hasil Perhitungan Angket Evaluasi oleh Dosen Ahli No. Aspek Jumlah Butir 1. Kualitas isi dan tujuan 44 2. Kualitas instruksional 24 3. Kualitas teknis 68 Jumlah 136 Berdasarkan Tabel 12 mengenai hasil perhitungan angket evaluasi oleh dosen ahli, maka dengan merujuk pada Tabel 3 tentang kriteria kelayakan media dengan skala likert untuk aspek kevalidan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran tergolong dalam kriteria Baik dengan nilai total 136.
Evaluasi media oleh guru matematika Tabel 13 merupakan hasil perhitungan angket evaluasi media pembelajaran oleh guru matematika SMAN 5 Yogyakarta. Hasil perhitungan angket evaluasi media oleh guru selengkapnya terdapat pada Lampiran D.2. Tabel 7. Hasil Perhitungan Angket Evaluasi oleh Guru No. Aspek Jumlah Butir 1. Kualitas isi dan tujuan 38 2. Kualitas instruksional 24 3. Kualitas teknis 63 Jumlah 125 Berdasarkan Tabel 13 mengenai hasil perhitungan angket evaluasi oleh guru, maka dengan merujuk pada Tabel 3 tentang kriteria kelayakan media dengan skala likert untuk aspek kevalidan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran tergolong dalam kriteria Baik dengan nilai total 125. 2) Analisis rata-rata nilai evaluasi Berdasarkan hasil evaluasi oleh dua dosen ahli dan guru matematika SMAN 5 Yogyakarta, maka perhitungan rata-rata nilai evaluasi media disajikan dalam Tabel 14. Tabel 8. Hasil Perhitungan Angket Evaluasi Keseluruhan No. Validator Nilai 1. Dosen Ahli 136 2. Guru matematika 125 Jumlah 261 Rata-rata nilai total keseluruhan 130,5 Berdasarkan data diatas maka dengan merujuk pada Tabel 3 tentang kriteria kelayakan media dengan skala likert untuk aspek
kevalidan dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan yang didapat adalah 130,5 dengan kriteria Baik. Karena memiliki kriteria Baik, maka media pembelajaran telah memenuhi aspek kevalidan. c. Revisi media Setelah dilakukan validasi produk diperoleh bahwa media pembelajaran layak diujicobakan di lapangan dengan revisi sesuai saran dari validator. Adapun hal-hal yang perlu direvisi diantaranya adalah tampilan intro dan pemberian petunjuk pada evaluasi. Revisi tampilan intro dengan menggunakan gambar yang menarik dan berhubungan dengan dimensi tiga. Permainan rubik dan dadu merupakan contoh yang sesuai dengan dimensi tiga karena rubik dan dadu berbentuk kubus. Gambar 11a dan 11b merupakan tampilan sebelum dan setelah perbaikan. Gambar 10a. Tampilan Intro Gambar11b. Tampilan Intro Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Revisi pada halaman evaluasi yang semula tidak terdapat petunjuk pengerjaan kemudian ditambahi petunjuk yang terdapat dibagian kiri halaman. Gambar 12a dan 12b merupakan tampilan sebelum dan setelah perbaikan.
Gambar 12a. Tampilan Evaluasi Sebelum Perbaikan Gambar 11b. Tampilan Evaluasi Setelah Perbaikan 4. Tahap Implementasi Pada tahap implementasi dilakukan beberapa kegiatan yaitu uji coba media, melaksanakan tes hasil belajar, dan melakukan penyebaran angket respon. Berikut ini merupakan penjelasan hasil kegiatan pada tahap implementasi. a. Uji coba media Uji coba dilaksanakan di SMAN 5 Yogyakarta. Uji coba dilakukan empat kali terhadap 32 siswa kelas XH. Selama proses uji coba, peneliti menggunakan media yang telah dikembangkan. Rencana awal pembelajaran dilaksanakan di laboratorium komputer namun karena laboratorium sudah terjadwalkan untuk mata pelajaran komputer sehingga pembelajaran dilakukan di dalam kelas dengan sistem kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dengan menggunakan satu laptop tiap kelompok. Selanjutnya setiap kelompok diberikan aplikasi media pembelajaran materi dimensi tiga untuk dibuka di laptop masing-masing. Observer memperhatikan dan mencatat kejadian tertentu yang dianggap penting untuk bahan perbaikan media yang
dikembangkan. Adapun hasil dokumentasi dan observasi seperti pada Lampiran F.1 dan C.7. Pembelajaran dilakukan dengan berdiskusi secara berkelompok. Selama proses pembelajaran terdapat beberapa siswa yang aktif bertanya pada guru/peneliti apabila terdapat hal-hal yang tidak dipahami. Setelah proses uji coba selesai dilanjutkan dengan post test. Tabel 9. Waktu Pelaksanaan Implementasi di SMAN 5 Yogyakarta Pertemuan ke- Waktu Penelitian 1 Selasa, 3 mei 2 Kamis, 5 mei 3 Selasa, 10 mei Sub Materi Sub materi A dan B Latihan soal sub materi A dan B Sub materi C dan D Latihan soal sub materi C dan D Sub materi C, D dan E Latihan soal sub materi C, D dan E Alokasi Waktu 3 x 45 menit 2 x 45 menit 3 x 45 menit 4 Kamis, 12 mei Post test 2 x 45 menit b. Observasi dan Tes hasil belajar (Post Test) Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dilaksanakan. Hasil perhitungan angket observasi terdapat pada Tabel 16. Hasil perhitungan angket observasi selengkapnya terdapat pada Lampiran D.7.
Tabel 10. Hasil Analisis Observasi No. Pertemuan Persentase Keterlaksanaan 1. Pertemuan ke-1 100% 2. Pertemuan ke-2 90,90% 3. Pertemuan ke-3 90,90% 4. Pertemuan ke-4 81,81% Rata-rata Keseluruhan 90,90% Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan multimedia flash dengan metode penemuan terbimbing memperoleh rata-rata persentase keterlaksanaan keseluruhan adalah 90,90% maka dengan merujuk pada Tabel 3 tentang kriteria kelayakan media dengan skala likert untuk aspek keefektifan dapat disimpulkan bahwa memenuhi klasifikasi sangat baik. Tes hasil belajar dilakukan diakhir pertemuan pada hari kamis, 12 mei 2016. Untuk post test diikuti oleh seluruh siswa kelas XH yang berjumlah 32 siswa. Hasil perhitungan tes hasil belajar terdapat pada Tabel 17. Hasil perhitungan tes hasil belajar selengkapnya terdapat pada Lampiran D.3. Tabel 11. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar Ketetangan Ketuntasan Jumlah Siswa yang tuntas 28 Siswa yang tidak tuntas 4 Persentase ketuntasan belajar 87,5 % dengan rata-rata 87 Klasifikasi ketuntasan Sangat Baik KKM = 80 Berdasarkan hasil tes belajar rata-rata persentase ketuntasan keseluruhan adalah 87,5% maka dengan merujuk pada Tabel 3 tentang kriteria kelayakan media dengan skala likert untuk aspek
keefektifan dapat disimpulkan bahwa memenuhi klasifikasi sangat baik. Tabel 12. Rata-rata Observasi dan Hasil Tes Belajar No. Kegiatan Persentase Keterlaksanaan 1. Observasi keterlaksanaan 90,90% 2. Tes hasil belajar 87,5% Rata-rata Keseluruhan 89,2% Berdasarkan data diatas dengan rata-rata persentase keseluruhan adalah 89,2% maka dengan merujuk pada Tabel 3 tentang kriteria kelayakan media dengan skala likert untuk aspek keefektifan dapat disimpulkan bahwa memenuhi klasifikasi sangat baik. c. Angket respon Pemberian angket respon guru dilakukan setelah guru melakukan uji coba media. Dari hasil angket tersebut didapatkan perhitungan yang disajikan pada Tabel 19. Hasil perhitungan angket respon guru secara lengkap pada Lampiran D.4 Tabel 13. Hasil Analisis Angket Respon Guru No. Aspek yang dinilai Rata-rata Nilai Klasifikasi Tiap Aspek Penilaian 1. Kemanfaatan 3,11 Baik 2. Kemudahan 2,5 Cukup Baik Rata-rata Keseluruhan 3 Baik Berdasarkan perhitungan angket respon guru diperoleh rata-rata 3 maka dengan merujuk pada Tabel 3 tentang kriteria kelayakan media dengan skala likert untuk aspek keefektifan dapat disimpulkan bahwa memenuhi klasifikasi Baik.
Pemberian angket respon siswa dilakukan setelah siswa telah selesai menggunakan media pembelajaran dan tes hasil belajar. Dari hasil angket tersebut didapatkan perhitungan yang disajikan pada Tabel 20 Hasil perhitungan angket respon guru secara lengkap pada Lampiran D.5. Tabel 14. Hasil Analisis Angket Respon Siswa No. Aspek yang dinilai Rata-rata Nilai Klasifikasi Tiap Aspek Penilaian 1. Kemanfaatan 2,86 Baik 2. Kemudahan 2,89 Baik Rata-rata Keseluruhan 2,87 Baik Berdasarkan perhitungan angket respon siswa diperoleh rata-rata 2,87 maka dengan merujuk pada Tabel 3 tentang kriteria kelayakan media dengan skala likert untuk aspek keefektifan dapat disimpulkan bahwa memenuhi klasifikasi Baik. Tabel 15. Hasil Analisis Angket Respon Keseluruhan No. Responden Rata-rata Nilai Klasifikasi Ketuntasan 1. Guru 3 Baik 2. Siswa 2,87 Baik Total 2,9 Baik Berdasarkan data diatas dengan rata-rata keseluruhan adalah 2,9 maka dengan merujuk pada Tabel 3 tentang kriteria kelayakan media dengan skala likert untuk aspek keefektifan dapat disimpulkan bahwa memenuhi klasifikasi Baik. 5. Tahap Evaluasi Pada tahap evaluasi dilakukan analisis kesalahan yang terjadi selama proses implementasi untuk digunakan sebagai acuan perbaikan.
Perbaikan pada tahap ini didasarkan pada masukan serta komentar guru dan siswa baik yang tercantum secara tertulis pada angket maupun secara lisan yang disampaikan pada setiap pertemuan. Adapun perbaikanperbaikan tersebut adalah sebagai berikut. Disetiap latihan soal maupun ulangan diberikan petunjuk mengerjakan soal, kejelasan jumlah soal dan waktu mengerjakan. Dilengkapi dengan pembahasan pada latihan soal Tampilan lebih dipercantik agar siswa lebih tertarik belajar dimensi tiga Soal latihan lebih bervariasi agar siswa lebih tertantang B. Pembahasan Pengembangan media yang dilakukan dengan model ADDIE telah menghasilkan media pembelajaran interaktif pada materi dimensi tiga untuk siswa SMA kelas X. Penerapan media menggunakan metode penemuan terbimbing yang diselipkan pada materi agar siswa dapat mempelajari materi dimensi tiga berdasarkan perintah pada materi. Media yang dikembangkan telah divalidasi oleh dosen ahli dan guru. Walker dan Hess (dalam Azhar Arsyad, 2003: 175) menyatakan media pembelajaran valid jika telah memenuhi aspek kualitas isi dan tujuan, instruksional dan teknis dengan klasifikasi baik. Hasil penilaian oleh dosen ahli memperoleh total nilai 136 dengan klasifikasi Baik, sedangkan hasil penilaian oleh guru memperoleh nilai 125 dengan klasifikasi Baik sehingga rata-rata nilai keseluruhan adalah 130,5 dengan klasifikasi Baik.
Berdasarkan hasil tersebut, media dikatakan valid karena telah memenuhi klasifikasi Baik ditinjau dari aspek kualitas isi dan tujuan, instruksional, teknis. Media diimplementasikan kepada 32 siswa kelas XH SMAN 5 Yogyakarta. Pembelajaran dilaksanakan menggunakan media yang telah dikembangkan. Implementasi dilakukan empat kali pertemuan. Alokasi waktu tiap pertemuan yaitu 3 x 45 menit dan 2 x 45 menit. Hal ini sesuai dengan alokasi waktu pada silabus kurikulum 2006. Rencana awal pembelajaran dilaksanakan di laboratorium komputer namun karena jadwal di laboratorium komputer sudah penuh sehingga pembelajaran dilaksanakan di kelas dengan sistem kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dengan menggunakan laptop. Setiap kelompok minimal memiliki satu laptop yang telah terinstal media pembelajaran. Observer memperhatikan dan mencatat kejadian tertentu yang dianggap penting untuk bahan perbaikan media yang dikembangkan. Di akhir proses implementasi dilaksanakan tes hasil belajar berupa post test. Dari hasil observasi terlihat siswa mengerjakan soal post test secara mandiri dan sesuai dengan alokasi waktu. Menurut Yuni Yamasari (2010: 3) indikator media pembelajaran dikatakan efektif adalah: (1) rata-rata nilai pengerjaan tes hasil belajar dari seluruh siswa yang mengikuti tes adalah tuntas, (2) lebih besar atau sama dengan 80% dari seluruh uji coba tuntas. Dari hasil analisis tes hasil belajar diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 87,5% dengan klasifikasi baik dan rata-rata nilai sebesar 87.
Berdasarkan hasil observasi dan tes hasil belajar maka media dikatakan efektif karena memenuhi klasifikasi ketuntasan klasikal Baik. Di akhir proses uji coba dibagikan angket respon kepada guru dan siswa. Berdasarkan hasil analisis data angket respon guru dan siswa menunjukkan nilai rata-rata keseluruhan yaitu 2,9 dengan klasifikasi Baik. Berdasarkan hasil observasi, siswa mampu menggunakan media baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, siswa aktif mencoba setiap bagian dari media dan mengerjakan soal-soal latihan. Hal ini menurut Nieveen (1999: 26) menunjukkan bahwa media yang dikembangkan dikatakan praktis ditinjau dari aspek kemudahan penggunaan oleh guru dan siswa serta kemanfaatan karena telah memenuhi aspek kepraktisan. Secara keseluruhan media yang dikembangkan memenuhi aspek kualitas yang Baik dilihat dari segi kevalidan, kepraktisan, dan keefektivan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan yang dilakukan menghasilkan media pembelajaran berbasis multimedia flash dengan metode penemuan terbimbing pada materi dimensi tiga untuk siswa kelas X SMA. C. Kendala Penelitian Dalam proses penelitian terdapat beberapa kendala, antara lain: 1. Penggunaan laboratorium untuk penelitian namun terkendala jadwal yang sudah penuh sehingga penelitian dilaksanakan di ruang kelas dengan 1 laptop untuk 4-5 siswa. 2. Dalam satu kelompok tidak semua siswa memperhatikan media pembelajaran.