Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun
Pembahasan Kondisi tata kelola hutan di Indonesia. Peran ICW dalam pengawasan Tata Kelola Kehutanan di Indonesia sebagai wujud partisipasi publik. Rekomendasi untuk aksi bersama.
Kondisi tata kelola hutan di Indonesia Catatan UNREDD per 2009, laju deforestasi di Indonesia mencapai 1,17 juta HA setiap tahun (data diakses 29 Juni 2016). Nota Kesepakatan Bersama (NKB) yang melibatkan 12 Kementerian dan Lembaga Negara, 11 Maret 2013. Yang kemudian berlanjut menjadi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam. Hasil kajian KPK tentang PNBP di sektor kehutanan, ratarata kerugian negara akibat PSDH dan DR tidak dipungut 5,24 Triliun sampai 7,24 Triliun pertahun. Penyebab utama potensi kerugian negara karena tidak jelasnya Tata Kelola Kawasan Hutan di Indonesia.
5 masalah di sektor kehutanan & perkebunan 1. Tumpang tindih peraturan yang mengakibatkan ketidakpastian hukum dan perencanaan kawasan hutan. 2. Rentannya perizinan di sektor Kehutanan dan Perkebunan terhadap praktek korupsi. 3. Belum maksimalnya alokasi hasil pengelolaan kehutanan kepada masyarakat. 4. Lemahnya pengawasan sehingga tidak optimalnya sektor penerimaan negara. 5. Masih berlangsungnya konflik agraria dan kehutanan.
Hasil Pemantauan GNPSDA di enam provinsi : Aceh, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur 1. Dari hasil pemantauan dan bobot penilaian pelaksanaan GNPSDA di enam provinsi, masing-masing provinsi baru melaksanakan sekitar lima puluh persen dari rencana aksi GNPSDA yang ada. 2. Dari enam provinsi yang dipantau terlihat bahwa provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Aceh merupakan provinsi dengan nilai pelaksanaan GNPSDA cukup baik. 3. Pelaksasnaan GNPSDA di daerah belum berjalan efektif. 4. Pemda tidak intensif dalam melakukan monitoring terhadap pelaku usaha SDA. 5. Pemda mendorong keterbukaan informasi dan partisipasi publik di masing-masing dinas. 6. Belum terbangunnya koordinasi yang baik dan tegas antara dinas di kabupaten kota dengan di tingkat Provinsi, sehingga saling lempar kebijakan.
Temuan dalam pemantauan GNPSDA di 6 provinsi 7. Pemerintah Daerah melakukan monitoring pelaksanaan kewajiban administrasi pelaku usaha, kecuali Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. 8. Pendataaan Pemda mengenai pelaporan kewajiban administrasi : Hanya dua pemda yang memiliki data perlindungan lingkungan hidup, yakni Kalbar dan Aceh 9. Penjatuhan sanksi administrasi : Provinsi Riau dan Sumatera Selatan belum pernah memberikan sanksi 10. Upaya Pemda melakukan monitoring lanjutan terhadap pelaku usaha yang menerima sanksi hanya dilakukan oleh Aceh dan Kalimantan Barat.
Temuan dalam pemantauan GNPSDA di 6 provinsi 11. Semua Pemda melakukan monitoring pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku usaha. 12. Tidak seluruh Pemda yang dipantau memiliki data pelaporan kewajiban keuangan (NPWP, Pajak, PNBP PSDH, PNBP Dana Reboisasi (DR), dan PNBP Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)). 13. Provinsi Riau, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan belum pernah memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pelaporan perkembangan usaha.
Temuan dalam pemantauan GNPSDA di 6 provinsi 14.Dari 6 daerah yang menjadi objek pemantauan, hanya 3 Pemda melalui dinas kehutanannya - yang melakukan penilaian usaha kehutanan minimal setahun sekali. 15.Semua Pemda menyusun Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) daerah (minimal 1 tahun sekali) Kecuali Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. 16.Hanya tiga provinsi yang menjadikan NSDH sebagai dasar perencanaan, yaitu Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, Dinas Kehutanan Provinsi Kalbar, dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel.
Hasil pemantauan GNPSDA 17. Dari 6 (enam) daerah, ada 3 (tiga) daerah yang menjadikan NSDH sebagai dasar untuk pengelolaan yaitu, Provinsi Sumbar, Kalbar, dan Sumsel. 18. Hanya ada 2 (dua) Dinas Kehutanan Provinsi yang menjadikan NSDH sebagai dasar pengawasan yaitu, Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar dan Dinas Kehutanan Provinsi Kalbar. 19. Pemanfaatan Kayu (IPK), IPPKH, Kewajiban administrasi pelaku usaha, Kewajiban keuangan pelaku usaha, aporan perkembangan usaha kehutanan, NSDH daerah) di Papan Pengumuman SKPD dan atau di Website Resmi Pemda? Hanya Dinas Kehutanan Provinsi Aceh dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel yang tidak melakukannya. 20. Belum semua pemerintahan daerah menerapkan pengelolaan informasi sebagai mana dimaksud dalam UU 14/2008 tentang keterbukaan informasi publik.
Peran dan partisipasi ICW 1. Peningkatan kapasitas jaringan, mitra maupun masyarakat umum dalam melakukan fungsi pengawasan. 2. Kampanye publik. 3. Penelitian. 4. Melakukan sengketa informasi 5. Melakukan gugatan (PTUN maupun perdata). 6. Investigasi dan pelaporan jika ditemukan adanya dugaan korupsi.
Rekomendasi 1. Pemerintah, penegak hukum, pelaku usaha dan masyarakat melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan GNPSDA. 2. Membuat rencana kerja GNPSDA yang terukur serta melaporkan perkembangan pelaksanaannya ke publik setiap periodik. 3. Melakukan capacity building terhadap masing-masing stakeholder. (memberikan pelayanan, memahami hak dan kewajiban). 4. Membangun komitmen bersama untuk patuh aturan dan menjaga pengelolaan sumberdaya alam dan bisnis yang berintegritas serta bebas korupsi.
Tama S. Langkun Koordinator Divisi Hukum & Monitoring Peradilan tama@antikorupsi.org 0811 993 7669 @TamaSLangkun