BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

3 Metodologi Penelitian

Bab III Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. telah banyak dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa fenomena munculnya

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

4 Hasil dan Pembahasan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

ANALISIS VARIASI NUKLEOTIDA DAERAH D-LOOP DNA MITOKONDRIA PADA SATU INDIVIDU SUKU BALI NORMAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

III. Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

VARIASI MUTASI GEN ATPase 6 mtdna MANUSIA PADA POPULASI DATARAN RENDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

K. Ratnayani, Sagung Chandra Yowani, dan Liangky Syane S. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

Profil Genetik Daerah Hipervariabel I (HVI) DNA Mitokondria pada Populasi Dataran Tinggi. Gun Gun Gumilar, Ridha Indah Lestari, Heli Siti HM.

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi sel tersebut. Disebut sebagai penghasil energi bagi sel karena dalam

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik)

3. METODE PENELITIAN

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni yang dilakukan dengan

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

BAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tubuh manusia tersusun atas sel yang membentuk jaringan, organ, hingga

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

Pengujian DNA, Prinsip Umum

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

II. METODE PENELITIAN

molekul-molekul agarose. Proses elektroforesis diawali dengan pembuatan gel sebagai medianya yaitu agarose dilarutkan ke dalam TAE 10 X 50 ml yang

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE

III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

III. MATERI DAN METODE A.

II. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR; pendeteksian hasil PCR dengan elektroforesis gel agarosa; sekuensing terhadap hasil PCR yang menunjukkan hasil positif pada saat elektroforesis dengan gel agarosa; serta data mining menggunakan program SeqMan DNASTAR. 3.1. Bagan Alir Penelitian Berikut adalah bagan alir secara garis besar keseluruhan tahap penelitian yang dilakukan. Gambar 3.1. Bagan alir penelitian. 17

3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cotton bud, pinset, kertas label, kotak sampel, sarung tangan, pipet mikro, sprayer, plastik tempat obat (sebagai tempat sampel), water bath, gelas kimia, termometer, tabung eppendorf 200 µl dan 1,5 ml, microsentrifuge, set alat PCR, labu erlenmeyer, microwave, set alat elektroforesis, dan lampu UV. Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sel folikel akar rambut (sebagai sampel), etanol teknis, buffer lisis (500 mm Tris HCl ph 8,5 (Pharmacia Biotech), 10 mm EDTA ph 8 (J.T. Baker), dan 5% Tween 20 (Merck)), enzim proteinase K 10 mg/ml, ddh 2 O, primer M 1 (20 pmol/µl), primer M 2 (20 pmol/µl), buffer PCR 10 x (Amersham life science: 500 mm KCl, 100 mm Tris-HCl ph 9,0 pada suhu 25 C, 1,0% Triton X-100, 15 mm MgCl 2 ), enzim Taq DNA Polymerase (5 unit/µl, Amersham life science), campuran dntp 10 mm (Amersham life science), agarosa, buffer TAE 1 x, larutan EtBr 10 µg/ml (Merck), loading buffer (Merck: sukrosa 50%, EDTA 0,1 M ph 8,0, bromfenol biru 0,1% ph 8,0), dan marker puc19/hinfi. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Pengumpulan Sampel mtdna Manusia Pada tahap ini dilakukan pengumpulan sampel mtdna dari populasi Nusa Tenggara Barat. Sampel yang diambil berupa helaian rambut yang memiliki akar sehingga pada tahap berikutnya bisa dilakukan isolasi mtdna pada sel folikel akar rambut tersebut. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak dua kali. Pengambilan sampel pertama dilakukan pada akhir bulan Mei 2007 terhadap 18

24 individu, sedangkan pengambilan sampel kedua dilakukan pada hari Rabu, 21 Mei 2008 terhadap 12 individu yang juga telah diambil sampelnya pada pengambilan pertama. Selanjutnya, sampel dari tiap individu disimpan dalam plastik obat dan diberi kode mulai dari NB-001 sampai NB-024. Dari sampelsampel tersebut diambil dua sampel untuk dijadikan objek dalam penelitian ini yaitu NB-007 dan NB-008. 3.3.2. Lisis (Penyiapan Templat) Sampel rambut dipotong bagian akarnya (±1 cm) dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf ukuran 1500 µl. Kemudian ditambahkan 20 µl buffer lisis (500 mm Tris HCl ph 8,5 (Pharmacia Biotech), 10 mm EDTA ph 8 (J.T. Baker), dan 5% Tween 20 (Merck)), 10µL enzim proteinase K 10 mg/ml (USB Corporation). Selanjutnya ditambahkan ddh 2 O hingga volume total mencapai 200 µl. Kemudian tabung eppendorf yang berisi campuran reaksi dibungkus dengan parafilm dan diinkubasi selama satu jam pada waterbath dengan suhu 55 C. Setelah itu dilakukan proses deaktifasi enzim proteinase K pada suhu 95 C selama 10 menit. Setelah proses deaktifasi tersebut, campuran reaksi kemudian disentrifugasi selama tiga menit pada 14000 rpm kemudian supernatannya diambil sebanyak 150 µl dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang baru untuk selanjutnya digunakan sebagai templat untuk reaksi PCR. 19

3.3.3. Amplifikasi mtdna Manusia Secara in vitro dengan Teknik PCR Proses amplifikasi fragmen daerah HV1 mtdna manusia dilakukan menggunakan primer M 1 dan M 2. Campuran reaksi PCR disimpan dalam tabung eppendorf 200 µl, terdiri atas 5 µl templat mtdna hasil lisis, 0,5 µl primer M 1 (20 pmol/µl), 0,5 µl primer M 2 (20 pmol/µl), 2,5 µl buffer PCR 10 x (Amersham life science: 500 mm KCl, 100 mm Tris-HCl ph 9,0 pada suhu 25 C, 1,0% Triton X-100, 15 mm MgCl 2 ), 0,2 µl enzim Taq DNA Polymerase (5 unit/µl, Amersham life science), 0,5 µl campuran dntp 10 mm (Amersham life science), dan ditambah ddh 2 O steril hingga volumenya mencapai 25 µl. Adapun urutan rinci nukleotida primer M 1 dan M 2 dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 3.1. Urutan nukleotida primer M 1 dan M 2. Primer Urutan 5 ke 3 Ukuran M 1 (L15.997) -CACCATTAGCACCCAAAGCT- 20 nukleotida M 2 (H16.401) -TGATTTCACGGAGGATGGTG- 20 nukleotida Urutan nukleotida primer M 1 dan M 2 yang digunakan dalam amplifikasi fragmen D-loop mtdna manusia yang berukuran 0,4 kb dengan teknik PCR. L dan H masing-masing merujuk pada pita light dan heavy, dengan nomor posisi untuk masing-masing primer merujuk kepada nomor posisi nukleotida 3 (Anderson et al. dalam Siti, 2005). Proses PCR dilakukan dengan mesin GeneAmp PCR System 2700 sebanyak 30 siklus. Tahap awal dari proses PCR adalah tahap denaturasi awal yang dilakukan pada suhu 94 C selama lima menit, kemudian masuk ke program siklus PCR dengan masing-masing siklus terdiri dari tiga tahap yaitu tahap denaturasi yang dilakukan pada suhu 94 C selama satu menit, tahap annealing yang dilakukan pada suhu 50 C selama satu menit, dan tahap extention atau polimerisasi pada suhu 72 C selama satu setengah menit. Pada akhir semua siklus dilakukan tambahan proses polimerisasi pada suhu 72 C selama empat menit. 20

DNA hasil PCR kemudian disimpan pada suhu -20 C. Skema siklus yang dilakukan pada proses PCR ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Skema siklus PCR yang dilakukan. 3.3.4. Analisis Hasil PCR Hasil amplifikasi dari proses PCR yang telah dilakukan sebelumnya kemudian dianalisis dengan elektroforesis gel agarosa 1% (b/v). Proses ini dilakukan dengan menggunakan set alat elektroforesis yang ada di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Komposisi gel agarosa dibuat dengan melarutkan 0,3 g agarosa dalam 30 ml buffer TAE 1 x. Larutan tersebut kemudian dipanaskan hingga agarosanya larut semua, lalu didinginkan hingga suhu larutan mencapai 50-60 C. Sebelum dituangkan ke dalam cetakan gel yang memiliki sisir sebagai pembentuk sumur gel, ditambahkan larutan EtBr 10 µg/ml (Merck) sebanyak 2 µl. Pada masingmasing sumur gel dimasukkan 10 µl sampel hasil PCR yang telah dicampur dengan 3 µl loading buffer (Merck: sukrosa 50%, EDTA 0,1 M ph 8,0, bromfenol biru 0,1% ph 8,0) (Sambrook et al. dalam Siti dkk., 2007). 21

Proses elektroforesis dilakukan dalam buffer TAE 1x sebagai media penghantar arus pada tegangan 80 volt selama 40 menit. Marker atau penanda yang digunakan adalah puc19/hinfi. Hasil elektroforesis kemudian divisualisasi dengan lampu UV. Penentuan konsentrasi DNA dapat dilakukan dengan cara membandingkan intensitas pita yang dianalisis terhadap pita-pita dari marker yang konsentrasinya telah diketahui sebelumnya. 3.3.5. Sekuensing Sekuensing DNA merupakan tahapan akhir dalam menentukan urutan nukleotida fragmen hasil amplifikasi dengan PCR. Sekuensing dilakukan oleh Macrogen Inc. berdasarkan prinsip sekuensing metode Dideoksi Sanger menggunakan Automatic DNA Sequencer. Data yang diperoleh berupa elektroforegram dalam bentuk abi file. Selain itu juga diperoleh urutan nukleotida lengkap dalam bentuk arsip teks. 3.3.6. Pembacaan Elektroforegram Hasil Sekuensing Pembacaan hasil sekuensing dilakukan dengan melihat data dari elektroforegram. Pada elektroforegram tersebut, masing-masing basa memperlihatkan warna dan tinggi puncak yang berbeda. Basa adenine (A) berwarna hijau, basa guanine (G) berwarna hitam, basa cytosine (C) berwarna biru, dan basa Thymine (T) berwarna merah (Perkin Elmer dalam Siti dkk., 2007). 3.3.7. Analisis Urutan Nukleotida mtdna Hasil Sekuensing Analisis urutan nukleotida pada daerah HVI mtdna manusia hasil sekuensing dilakukan dengan menggunakan program SeqMan DNASTAR. Setiap 22

sampel dianalisis homologinya terhadap urutan nukleotida standar yang ada yaitu urutan Cambridge yang telah direvisi Andrew et al. pada tahun 1999 (rcrs). 23