PEACE International School. -Sekolah Bertaraf Internasional- BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2016 PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYRAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENERAPAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI INDONESIA. Oleh Judyanto Sirait (Fisika, PMIPA, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BALAI LATIHAN PENDIDIKAN TEKNIK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

SOLO INTERNATIONAL SCHOOL Dengan Tema Arsitektur Hijau

Universitas Sumatera Utara. 1 lebih ini, tidak pernah beroperasi sebagai pelabuhan pelelengan ikan, sehingga. 1 Dirjen Perikanan 2000

RELOKASI KAMPUS AKADEMI SENI DAN DESAIN INDONESIA DI SURAKARTA

SEKOLAH NASIONAL BERTARAF INTERNASIONAL DI MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Konsep perencanaan dan perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas kebijakan pembangunan pendidikan ( education development policy ) di

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

Universitas Sumatera Utara BAB 1

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai

Kegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya adalah:

Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan

KARANGTURI INTERNATIONAL SCHOOL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN

KAMPUS FKIP UHAMKA TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen dan sumberdaya manusia. Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan kandungan nilai tambah, memperluas keragaman produk, dan meningkatkan mutu produk. Keunggulan manajemen akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Keunggulan SDM merupakan kunci daya saing karena SDM yang akan menentukan siapa yang mampu menjaga kelangsungan hidup, perkembangan, dan kemenangan dalam persaingan. Penyelenggaraan SBI merupakan amanat undang-undang. Amanat tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 50 Ayat (3) undang-undang tersebut menyatakan, pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional di setiap kabupaten/kota. Selain undang-undang, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan juga menegaskan kembali perlunya sekolah bertaraf internasional. Pasal 61 Ayat (1) peraturan pemerintah tersebut menyatakan, pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Dengan demikian penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional dijamin oleh undang-undang. Di samping itu penyelenggaraan SBI didasari oleh filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitasi yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, kreatif, inovatif, bermakna, serta menumbuhkembangkan bakat, minat, dan kemamampuan peserta didik. Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara internasional. 1

Meskipun secara formal belum dinamakan SBI, sebenarnya di Indonesia telah ada sejumlah sekolah yang merintis ke arah sekolah bertaraf internasional, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas baik umum maupun kejuruan. Sekolahsekolah tersebut selain siswanya berasal dari dalam negeri, ada juga yang memiliki sejumlah siswa yang berasal dari negara-negara lain. Pada umumnya lulusan dari sekolah-sekolah tersebut dengan mudah diterima jika melanjutkan pendidikan atau bekerja di negara-negara maju. Keinginan melakukan penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional (SBI) dilatarbelakangi oleh tiga alasan yaitu: (1) kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di era global, (2) adanya dasar hukum yang kuat, dan (3) landasan filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme) (Depdiknas, 2006:1-2). 1.2 Maksud dan Tujuan Proyek Maksud dan tujuan dilaksanakan proyek ini adalah: Meningkatkan kualitas dan potensi sumber daya manusia di kota Medan agar mampu bersaing di era globalisasi yang sedang dihadapi, Merencanakan sarana-sarana pendidikan bertaraf internasional bagi anak-anak (WNI maupun WNA) dengan kualitas internasional di Medan, dan Merencanakan bangunan yang ekologis dengan menggunakan unsur dan potensi alam semaksimal mungkin, 1.3 Perumusan Masalah Permasalahan yang dititikberatkan ada 2, yaitu: Perencanaan ruang-ruang belajar bagi siswa tingkat menengah pertama dan tingkat menengah atas, serta dengan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya, dan Penerapan tema perancangan terhadap bangunan dengan memperhatikan aktifitas pemakai dan fungsi bangunan. Rumusan masalah untuk kasus proyek ini adalah: Bagaimana meningkatkan sarana fisik pendidikan yang bertaraf internasional yang nantinya dapat membantu proses belajar dan mengajar, Bagaimana mengolah tapak secara maksimal untuk menjaga kelestarian alam, 2

PEACE International School Bagaimana memanfaatkan kondisi tapak untuk menciptakan lingkungan binaan yang secara fungsional dapat mengakomodasi aktifitas sekolah, Bagaimana merancang ruang luar dan dalam bangunan agar menjadi tempat yang ideal untuk aktifitas sekolah, dan Bagaimana menanamkan dan menerapkan budaya Indonesia pada anak-anak melalui bangunan. 1.4 Metode Pendekatan Pendekatan yang dilakukan untuk proyek ini berupa: Studi Pustaka yang berkaitan dengan judul dan tema untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur Studi banding, Studi lapangan, dan Wawancara. 1.5 Batasan Proyek Perencanaan dan perancangan terbatas pada: Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah bangunan sekolah. Kajian terhadap tapak dengan keberadaan/eksisting, dan Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam penyelesaian kasus ini yaitu Arsitektur Hijau. 1.6 Asumsi Diasumsikan bahwa kondisi lahan dalam keadaan layak bangun, Diasumsikan kepemilikan oleh pihak swasta dengan penekanan bangunan sebagai bangunan jasa yang bersifat mendidik, dan Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini. 3

1.7 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN IDENTIFIKASI MASALAH Menganalisa dan membahas permasalahan dalam studi proyek RUMUSAN MASALAH Batasan-batasan masalah dan penanganannya dalam menyelesaikan masalah dalam kasus proyek KELAYAKAN STUDI PROYEK PENGUMPULAN DATA PROYEK: Survey lokasi Studi Literatur Survey dan studi banding proyek Studi Tema Proyek : Studi Literatur Studi banding tema ANALISA KONSEP PRA RANCANGAN DESAIN AKHIR Gambar 1.1 Diagram kerangka berpikir 4

1.8 Sistematika Laporan Adapun sistematika pembahasan pada laporan adalah sebagai berikut: PEACE International School BAB I Pendahuluan, berisi kajian tentang latar belakang pembangunan bangunan sekolah, maksud dan tujuan, perumusan masalah perancangan, metode pendekatan, batasan proyek, dan asumsi. BAB II Tinjauan Umum, menggambarkan keadaan wilayah tempat proyek berada dalam skala kota. Juga meninjau fungsi bangunan secara umum dan juga struktur bangunan secara menyeluruh. BAB III Tinjauan Khusus, memberikan informasi tentang potensi daerah, lokasi; kriteria pemilihan site, alternatif dan penilaian terhadap site, dan juga studi kelayakan proyek. BAB IV Elaborasi Tema, membahas tinjauan teoritis, pengertian tema, interpretasi tema, dan studi banding tema sejenis. BAB V Analisis, membahas dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan dan analisis mikro yang berkaitan dengan tapak dan bangunan, analisis fasilitas dan kebutuhan ruang, organisasi ruang dan penzoningan, dan menghasilkan program ruang. BAB VI Konsep Perancangan, membahas konsep dasar fisik tapak, konsep dasar fisik ruang, konsep dasar fisik bangunan dan teknologi struktur dan konstruksi bangunan yang akan dipakai. BAB VII Gambar Perancangan, memuat gambar-gambar hasil desain bangunan. 5