KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DALAM KETENAGAKERJAAN
KONDISI KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA Jenis Kegiatan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk Berumur 0+Tahun 128,638,707 127,361,600 256,000,307 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas 92,864,014 93,236,903 186,100,917 Angkatan Kerja 76,810,592 45,569,429 122,380,021 Bekerja 72,150,588 42,668,611 114,819,199 Pengangguran 4,660,004 2,900,818 7,560,822 Bukan Angkatan Kerja 16,053,422 47,667,474 63,720,896 Sekolah 8,367,903 8,367,060 16,734,963 Mengurus Rumah Tangga 2,030,154 36,173,547 38,203,701 Lainnya 5,655,365 3,126,867 8,782,232 TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) 82.71 48.87 65.76 TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) 6.07 6.37 6.18 Pekerja Tidak Penuh 17,082,691 17,230,207 34,312,898 Setengah Penganggur 6,083,019 3,656,178 9,739,197 Paruh Waktu 10,999,672 13,574,029 24,573,701 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2015
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Jenis Kelamin Tahun 2011 2015 8,86 7,48 6,65 6,73 6,13 6,40 6,26 6,37 6,17 5,94 6,18 Laki-laki Perempuan Total 5,76 6,02 5,75 6,07 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: BPS, Sakernas, Agustus 2011 2015
PERMASALAHAN DALAM KETENAGAKERJAAN Pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan pertumbuhan lapangan kerja. Peran dan partisipasi perempuan dalam ketenagakerjaan masih rendah Masih adanya diskriminasi dalam ketenagakerjaan, mulai dari penerimaan, saat kerja, dan purna kerja Lemahnya pengawasan dalam hubungan kerja. Masih sering terjadi pelanggaran terhadap hak pekerja, terutama perempuan. Minimnya ketersediaan data pelanggaran hak pekerja. Belum adanya perpu yang melindungi pekerja informal.
BERBAGAI UPAYA YANG DILAKUKAN 1. Melakukan sosialisasi tentang Kebijakan Perlindungan Hak Perempuan dalam Ketenagakerjaan ke daerah (termasuk di dalamnya ttg GP2SP. Tahun 2015 (Riau, Kaltim, Bali, Sumbar), tahun 2016 (Sumut, Malut, Sumsel, Kab. Berau) 2. Permen PP dan PA No.7 Tahun 2014 tentang Panduan Penilaian Perusahaan Pembina Terbaik Tenaga Kerja Perempuan 3. Permen PP No.5 Tahun 2015 tentang Penyediaan Sarana Kerja Yang Responsif Gender Dan Peduli Anak. 4. Nota Kesepahaman Bersama 4 menteri (Kemnakertrans, Kemdagri, KPP-PA, Bappenas) tentang Optimalisasi Penerapan Kesempatan dan Perlakuan yang Sama Tanpa Diskriminasi Dalam Pekerjaan, yang ditandatangani pada Bulan Agustus 2014
PERMEN PP DAN PA NO. 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN SARANA KERJA YANG RESPONSIF GENDER DAN PEDULI ANAK Latar Belakang Saat ini perempuan bekerja hampir di semua bidang pembangunan. Sesuai kodratnya, perempuan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui. Oleh sebab itu, perempuan pekerja memerlukan pemeliharaan dan perlindungan kesehatan yang baik, terutama terkait kesehatan reproduksinya, agar generasi penerus terjamin kesehatannya.
MENGAPA PERLU? Meningkatkan produktivitas kerja perempuan serta melindungi haknya. Pengasuhan dan perlindungan anak tidak hanya menjadi tugas dan tanggungjawab perempuan. Tetapi menjadi tugas dan tanggungjawab seluruh keluarga dan kepedulian dari setiap orang di lingkungannya, termasuk lingkungan kerja, karena sebagian besar waktu digunakan di tempat kerja. Mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan bagi perempuan dan anak
TUJUAN PERMEN PPPA NO.5 TAHUN 2015 Sebagai acuan bagi Instansi Pemerintah maupun swasta, dalam rangka penyediaan sarana kerja yang responsif gender dan peduli anak di tempat kerja. Apa yang harus disediakan? 1. Ruang ASI, termasuk pemberian waktu untuk memerah ASI atau memberikan ASI eksklusif 2. Ruang pengasuhan anak 3. Fasilitas pelayanan kesehatan 4. Sarana lain yang menunjang 5. Termasuk sumber daya manusia sebagai pengelolanya
APA YANG HARUS DILAKUKAN? Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Swasta wajib membuat kebijakan operasional dan kebijakan daerah yang mendukung keberhasilan peningkatan produktivitas kerja. Penyediaan sarana kerja yang responsif gender dan peduli anak harus didukung semua pihak terkait, baik pengusaha maupun pekerja sendiri.
REKOMENDASI Sosialisasi dan advokasi tentang pentingnya pemenuhan hak perempuan dalam ketenagakerjaan secara terus menerus dan berkesinambungan. Fasilitasi penyediaan sarana kerja yang responsif terhadap kebutuhan perempuan dan anak. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam kegiatan GP2SP mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasinya.
TERIMA KASIH